Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KEGIATAN

PENGUKURAN KEBUGARAN HAJI


BULAN MARET TAHUN 2019

DISUSUN OLEH : SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN, KESJA, DAN OR

TANGGAL : MARET 2019

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya serta memberi petunjuk, sehingga kami dapat menyusun Laporan
Pelaksanaan Kegiatan Pengukuran Kebugaran di Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat
Tahun Anggaran 2019. Laporan ini dibuat sebagai wujud pertanggungjawaban tertulis Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung Barat kepada pemberi wewenang dan mandat.
Laporan ini juga sebagai bukti bahwa telah terselenggaranya Pertemuan Evaluasi
Program Kesehatan Olahraga Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019 agar
pelayanan Kesling Kesjaor tercipta secara baik, efektif dan efisien. Mengingat terbatasnya
kemampuan, kami menyadari bahwa Laporan yang disusun ini masih terdapat kekurangan,
oleh karena itu segala koreksi dan saran dalam rangka penyempurnaan sangat kami harapkan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan hidayah Nya kepada
kita semua.Amin.

Mengetahui
Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja, Olahraga

dr. Tonni Daniel S.


NIP. 19630718 199703 1 001
LAPORAN KEGIATAN
PENGUKURAN KEBUGARAN HAJI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
BULAN MARET TAHUN 2019

A. LATAR BELAKANG
Menurut American Academy of Sport Pediatri Komite Sekolah Kedokteran dan Kesehatan,
kebugaran didefinisikan sebagai: kekuatan otot, fleksibilitas, komposisi tubuh (derajat
kegemukan) dan daya tahan kardiorespirasi. Kebugaran merupakan salah satu di antara berbagai
faktor yang menentukan derajat kesehatan. Kebugaran tidak semata-mata dinilai secara fisik tetapi
meliputi seluruh tubuh, pikiran dan emosi
Kebugaran fisik dapat mencegah atau mengobati banyak hal yang bersifat kemunduran
kondisi kesehatan yang dihasilkan oleh gaya hidup tidak sehat atau penuaan. Selanjutnya
kebugaran fisik sangat penting untuk membantu meminimalkan masalah kesehatan seperti
gangguan jantung dan obesitas yang semuanya dapat mempengaruhi kehidupan dan fungsi
pekerjaan sehari hari. Salah satu tes kemampuan itu adalah tes kebugaran dengan metode tes jalan
Rockport. Tes jalan Rockport merupakan salah satu metode yang biasa dipakai untuk menilai
kesanggupan kardiovaskuler saat beraktivitas fisik dengan mengestimasi kapasitas aerobik.
Dalam rangka perlindungan terhadap jemaah Haji agar dapat melaksanakan ibadahnya sesuai
dengan ketentuan Syariat Islam, perlu dilakukan pembinaan dan pelayanan kesehatan calon
jemaah haji sejak dini. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan istithaah (kemampuan) kesehatan
jemaah haji. Kegiatan ini dilakukan karena kesehatan merupakan satu dari tiga syarat istitaah
dalam melaksanakan ibadah haji, yaitu pengetahuan, ekonomi, dan kesehatan.
Indonesia termasuk negara dengan jumlah jemaah haji yang sangat besar. Kondisi ini
menyebabkan antrian untuk menunaikan ibadah haji menjadi lama karena adanya keterbatasan
kuota jemaah yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi. Akibatnya jumlah calon jemaah haji yang
berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan makin banyak. Sementara itu dalam melaksanakan
Ibadah Haji, sebagian besar dibutuhkan kesehatan fisik. Untuk itu, jemaah yang berangkat harus
memenuhi syarat istithaah dari aspek kesehatan meliputi kesehatan fisik dan mental yang terukur
dengan pemeriksaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian Jemaah Haji dapat
menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam.
Untuk itu dalam menjamin keselamatan dalam menjalankan ibadah, calon jemaah haji
mendapatkan pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya 3 bulan sebelum berangkat ke Tanah
Suci. Apabila ada yang menderita sakit kronis dan akut maka akan dirujuk ke rumah sakit
sekunder untuk pemeriksaan lebih lanjut.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pembinaan kebugaran jasmani bagi Jamaah
Calon Haji di Puskesmas sehingga tercapai Jemaah Haji Indonesia yang sehat dan bugar
2. Tujun Khusus
 Mempertahankan tingkat kebugaran jama`ah calon haji
 Meningkatnya wawasan dan pengetahuan Jama`Ah Calon Haji tentang pentingnya
upaya kebugaran sebelum dan saat pelaksanaan ritual haji serta upaya penerapan di
rumah setelah kembali ke Tanah Air
 Menjelaskan pencatatan dan pelaporan kesehatan kerja di Puskesmas

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu
Tanggal :
Pukul :
Tempat
2. SASARAN
Calon Jemaah Haji Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019
3. METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam pertemuan ini adalah Tes lari 1,6 KM
4. PEMBIAYAAN
Biaya penyelenggaraan pengukuran tes kebugaran haji 2019 didapat dari biaya
APBD tahun anggaran 2018.

D. PEMBAHASAN
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebagai dasar pelaksanaan
Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji dilaksanakan dalam 3 tahap antara lain:
1. Tahap Pertama
Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan di
Puskesmas pada saat Jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk
mendapatkan nomor porsi. Pada tahap ini dilakukan identifikasi Risiko
kesehatan untuk diatasi termasuk dengan pengobatannya dan perawatan.
2. Tahap Kedua
Pemeriksaan Kesehatan dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan
Haji Kabupaten/Kota di Puskesmas dan/atau RS pada saat pemerintah telah
menentukan kepastian keberangkatan Jemaah Haji pada tahun berjalan.
3. Tahap Ketiga
Pemeriksaan Kesehatan dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang
Kesehatan di Embarkasi pada saat Jemaah Haji menjelang
pemberangkatan. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang merupakan
PPIH Bidang Kekarantinaan Kesehatan di Embarkasi bertugas memberikan
kepastian kesehatan pada jemaah haji dan untuk pencegahan penyakit
menular terhadap jemaah haji yang lebih besar yang berasal dari berbagai
negara di dunia. Selain Itu juga melakukan penilaian jemaah haji laik
terbang sesuai dengan peraturan penerbangan internasional.
Kegiatan Pengukuran Kebugaran Calon Jemaah Haji Kabupaten
Bandung Barat 2019 Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat
dilakukan pada Maret 2019 yang bertempat
Dari 165 jumlah calon jemaah haji yang akan diberangkatkan, yang
mengikuti tes pengukuran kebugaran jasmani adalah sebanyak 119 orang,
dengan rincian hasil penilaian sebagai berikut :
Baik =
Cukup =
Kurang =
Gagal =

Kegiatan kebugaran yang dilakukan diantaranya :

1. Pendaftaran pengukuran kebugaran calon jemaah haji


2. Pemeriksaan tekanan darah, berat badan & tinggi badan
3. Pengukuran kebugaran dengan Metode Rockport

Dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

1. Peserta

a. Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus benar-
benar dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes.
b. Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 jam sebelum melakukan tes.

c. Disarankan memakai pakaian olahraga dan bersepatu olahraga.

d. Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes.

e. Diharapkan melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum


melakukan tes.

2. Petugas

a. Harap memberikan pemanasan lebih dahulu

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakangerakan

c. Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir tes


berikutnya secepat mungkin.

d. Harap memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat oleh
petugas.

e. Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes/lebih diberi nilai 0
(nol).

f. Untuk mencatat hasil tes dapat mempergunakan formulir tes perorangan


atau gabungan.

3. Alat dan fasilitas

 Lintasan lurus, data, rata, tidak licin, berjarak 1,8 KM Bendera start
 Peluit
 Tiang pancang
 Stopwatch
 Serbuk kapur
 Alat tulis
 Megaphone
 Tensimeter
 Bendera start
 Atk
E. PENUTUP

Upaya kesehatan olah raga adalah salah satu upaya kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik dan atau olah
raga. Dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat serta Visi
Departemen Kesehatan RI yaitu mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat yaitu
kemandirian dapat dicapai melalui berbagai upaya antara lain penggunaan alat, metode dan
teknologi kesehatan yang tepat guna, sarana pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat dan biaya kesehatan yang terjangkau. Hal tersebut membutuhkan model
pembinaan kesehatan yang terbukti efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
termasuk jemaah haji. Pembinaan kesehatan merupakan upaya pembinaan holistik yang
dilakukan kepada perorangan atau kelompok calon jemaah haji secara paripurna pada semua
tahap penyelenggaraan ibadah haji sejak calon jemaah haji mendaftar sampai kembali ke
Tanah Air. Pembinaan kesehatan jemaah haji di Tanah Air berawal dari tingkat Puskesmas
setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan I baik bagi jemaah haji yang sehat maupun jemaah
haji risti setelah dilakukan pemeriksaan rujukan. Pembinaan kebugaran jasmani merupakan
salah satu bagian dari sistem pembinaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas, untuk itu
dibutuhkan petugas kesehatan yang mampu menganalisis faktor risiko penyakit dan
merencanakan serta melakukan pelaksanaan pembinaan kebugaran jasmani. Dalam
melaksanakan pembinaan kebugaran jemaah haji tentunya perlu memperhatikan adanya
pemberdayaan keluarga dan masyarakat, kemitraan dengan UKBM, Lintas Sektor terkait dan
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji serta Kelompok Olahraga masyarakat. Melalui pembinaan
kebugaran jasmani jemaah haji secara terintegrasi dan berkesinambungan diharapkan
dapat.tercapai jemaah haji Indonesia yang sehat dan bugar untuk dapat melaksanakan
kegiatan ibadah haji secara optimal.
LAMPIRAN
LAPORAN KEGIATAN
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai