Anda di halaman 1dari 1

Gejala :

1. Hidung tersumbat
2. Nyeri atau rasa tekan pada muka
3. Ingus purulen, yang sering kali turun ke tenggorok (post nasal drip)
4. Gejala sistemik ; demam dan lesu,
5. Sakit kepala
6. Hiposmia/anosmia

Diagnosis :

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
- Rhinoskopi anterior
- Rhinoskopi posterior
- Naso-endoskopi

Pemeriksaan penunjang ; foto polos/ CT Scan.

Foto polos posisi waters, Pa dan lateral, umumnya hanya mampu menilai kondisi sinus-sinus besar
seperti sinus maksila dan frontal.

CT scan sinus merupakan gold standard diagnosis sinusitis karena mampu menilai anatomi hidung
dan sinus, adanya penyakit dalam hidung dan sinus secara keseluruhan dan perluasan-nya.

Pemeriksaan transiluminasi sinus yang sakit akan menjadi suram dan gelap.

Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi dilakukan dengan mengambil sekret dari meatus
medius/superior, mendapat anti-biotik yang tepat guna.

Sinuskopi pungsi menembus dinding medial sinus maksila melalui meatus inferior, dengan alat
endoskop bisa dilihat kodisi sinus maksila yang sebenarnya, selanjutnya dapat dilakukan irigasi sinus
untuk terapi.

Terapi

(tujuan)

1. Memeprcepat penyembuhan
2. Mencegah komplikasi
3. Mencegah perubahan menjadi kronik

Antibiotik dan dekongestan

Antibiotik yang dipilih adalah golongan penisilin seperti amoksisilin

Sinusitis kronik diberikan antibiotik yang sesuai untuk kuman negatif gram dan anaerob.

Selain dekongestan oral dan topikal, terapi lain dapat diberikan jika diperlukan, seperti analgetik
mukolitik, steroid oral/topikal, pencucian rongga hidung dengan NaCl atau pemanasan (diatermi)

Irigasi sinus maksila atau Proetz displacement therapy juga merupakan terapi tambahan yang dapat
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai