Oleh:
Faiz Chalidzar 1510312001
Preseptor:
1
Studi Analitik Pola Klinis Herpes Zoster pada Era Saat Ini
Abstrak
2
Pendahuluan
Herpes zoster atau shingles, terjadi karena adanya reaktivasi dari virus
varicella zoster.1 Zoster berasal dari kata Yunani, Zostrix yang berarti ikat
pinggang, Shingles berasal dari kata Latin, Cingulus yang berarti ikat pinggang.
Orang dewasa di atas 50 tahun beresiko lebih tinggi terserang penyakit herpes
zoster, karena seiring bertambahnya usia berhubungan dengan imunosenescence,
namun penyakit tersebut juga dapat mempengaruhi seseorang pada semua usia,
terutama pasien dengan penurunan imunitas seluler akibat penyakit apapun atau
akibat obat-obatan.2,3 Komplikasi yang paling umum terjadi adalah post hepetic
neuralgia, namun komplikasi lain yang dilaporkan termasuk pada komplikasi yang
berhubungan dengan ophthalmic, splanchnic, cerebral, dan saraf motorik.4 Semakin
meluasnya pemakaian vaksinasi varisela, terjadi penurunan prevalensi dari varisela,
sehingga menurunkan kesempatan paparan berulang secara periodik terhadap
varisela. Pada akhirnya dapat menurunkan imunitas alamiah dan dapat
meningkatkan insidensi herpes zoster.5,6 Usia paling banyak terserang penyakit ini
adalah di atas 50 tahun. Puncak insidensi HZ yaitu pada kelompok usia 60-69
tahun.7 Postherpetic neuralgia, infeksi bakteri, keterlibatan mata, saraf dan
perluasan herpes zoster didokumentasikan sebagai manifestasi umum pada rawat
inap.
Metode
Studi analitik pada 120 kasus pasien herpes zoster yang mendatangi
Dermatology OPD di Chengalpattu Medical College Hospital, Tamil Nadu, India
mulai dari April 2018 hingga Maret 2019. Riwayat penyakit yang mendetail
didapatkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan anamnesis relevan yang telah
dilakukan. Analisis statistik menggunakan program SPSS.
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
3
Hasil
60
48
40 34
30
22
20
7 9
0
20-30 30-40 40-50 50-60 >60
Age No.of Patients
40
40
26
20 15
10 3
Precipitating Factors
4
2
Post-Herpetic
Neuralgia
Secondary bacterial
48 50
Infection
Lumbosacral 2
Oticus 12
Opthalmicus 26
Cervical 8
Thoracic 72
0 20 40 60 80
DermatomalDistrib utio
n
5
Gambar 6. Herpes Zoster pada Distribusi Saraf Lumbalis (L2, L3)
6
Gambar 9. Herpes Zoster yang berkaitan dengan HIV
7
Gambaran Klinis
Zoster umumnya merupakan penyakit dermatomal. Gambaran klinis
biasanya mempunyai 3 fase:
1. Fase prodromal
Pada infeksi herpes zoster gejala prodromal muncul mendahului munculnya
ruam, seperti adanya rasa sakit, diikuti demam, malaise, sakit kepala, rasa
gatal, dan paresthesia diikuti oleh munculnya ruam dalam beberapa jam
sampai beberapa hari pada kebanyakan pasien. Dalam beberapa kasus, rasa
gatal atau rasa sakit bisa muncul dan berkembang bahkan sebelum
munculnya ruam, hal ini disebut zoster sine herpete, dan memungkinkan
keterlambatan diagnosis.
2. Fase Aktif
Fase aktif dimulai setelah fase prodromal. Dalam fase ini terdapat
karakteristik lesi kulit seperti papula atau makula dengan dasar erimatosa
yang berkembang membentuk vesikel dalam waktu 12-24 jam dan akan
lanjut berkembang menjadi pustule dalam 1-7 hari.15 Biasanya lesi baru
akan berlanjut muncul selama 2-3 hari. Sebagian muncul diluar daerah
dermatom. Keterlibatan dari 3 dermatom dianggap normal. Keterlibatan
lebih dari 20 lesi atau beberapa lesi selain lesi dermatom dianggap sebagai
penyebaran namun waktu perjalanan penyakitnya juga harus
dipertimbangkan. Garis tengah selalu tidak dilintasi, tetapi lesi dapat
muncul di atas lesi yang mengindikasikan adanya cabang-cabang saraf
kecil.
3. Fase Resolusi
Terjadi proses kerak pada lesi dalam kurun waktu 14-21 hari.
4. Fase Kronik
Fase kronik zoster berhubungan dengan perkembangan post-herpetic
neuralgia, yaitu keterlibatan dari saraf kranial / saraf motoric dan saraf
organ viseral.
8
Varian klinis termasuk oftamik zoster, oral zoster, kranial zoster, otic zoster,
dan zoster dalam kehamilan
Komplikasi
Kesimpulan
Herpes zoster yang muncul sering ringan pada individu muda yang sehat,
pada kelompuk individu yang tua resiko merasakan rasa nyeri dan komplikasi
seperti post-herpetic neuralgia, penyakit okular, neuropati motoric, dan penyakit
SPP menjadi lebih tinggi. Pada sebagian besar kasus diagnosis dapat dibuat dari
hasil pemeriksaan klinis. Terapi menggunakan antivirus sangat bermanfaat untuk
individu yang memiliki komplikasi dari herpes zoster atau individu yang memiliki
resiko untuk mendapatkan komplikasi seperti orang tua dan individu yang
9
immunocompromised harus sesegara mungkin untuk diinisiasi, umumnya dalam
waktu 72 jam semenjak ruam pertama kali muncul. Valacyclovir atau famciclovir
lebih cenderung digunakan ketimbang asiklovir karena mengurangi frekuensi
pemberian obat dan memiliki antivirus yang lebih tinggi.
Pasien harus menerima terapi antivirus, obat untuk anti nyeri (contohnya
opioid, dengan penambahan gabapentin jika dibutuhkan) dan rujukan ke dokter
mata. Pasien juga harus disarankan untuk menghindari kontak dengan orang yang
belum pernah menderita varisela atau orang yang belum menerima vaksin varisela
sampai lesinya benar-benar menghilang / sembuh.
10
DAFTAR PUSTAKA
11