Anda di halaman 1dari 4

DISENTRI AMOEBA

Disentri Amoeba adalah infeksi atau peradangan usus yang disebabkan oleh adanya
bakteri Entamoeba histolytica yang dapat menyebabkan diare semakin parah.
Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah
terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan
serangga yang hidup di tempat kotor dan bau, sehingga bakteri dengan mudah
menempel di tubuhnya dan menyebar di setiap tempat yang dihinggapi. Bakteri
tersebut bila terus hidup dan berkembangbiak dalam usus akan merusak dinding
usus besar dan menyebabkan usus menjadi luka, infeksi dan mengalami pendarahan
ulsserasi. Inilah yang menyebabkan kotoran penderita sering kali tercampur nanah
dan darah.

Bakteri Entamoeba histolytica ini cukup berbahaya, karena dapat membelah diri
dan menyebarkan virus melalui aliran darah untuk menginfeksi organ pencernaan
dan organ tubuh penting lainnya, seperti hati, paru-paru, dan otak.

Disentri yang banyak dialami oleh anak-anak terutama para balita. Di Indonesia
diperkirakan disentri amoeba ini cukup tinggi dilihat dari cara penularannya yang
cepat melalui pencemaran air, pupuk kotoran hewan atau manusia.

A. Penyebab Penyakit Disentri Amoeba


B. Vektor
C. Reservoir
Manusia merupakan host dan reservoir utama dari Disentri amoeba. Adapun
daur hidup dari Entamoeba histolytica adalah setelah tertelan, kista akan
mengalami eksistasi di ileum bagian bawah menjadi trofozoit kembali.
Trofozoit kemudian memperbanyak diri dengan cara belah pasang.
Trofozoit kerap mengalami enkista (merubah diri menjadi bentuk kista).
Kista akan dikeluarkan bersama tinja. Bentuk trofozoit dan kista dapat
dijumpai di dalam tinja, namun trofozoit biasanya dijumpai pada tinja yang
cair. Entamoeba histolytica bersifat invasif, sehingga trofozoit dapat
menembus dinding usus dan kemudian beredar di dalam sirkulasi darah
(hematogen).
D. Distribusi Penyakit
E. Gejala atau Tanda-tanda Penyakit
Meliputi :
1. Diare berair yang dapat bercampur dengan darah, lendir, dan nanah
2. Mual dan muntah
3. Nyeri perut disertai dengan tenesmus
4. Demam dan menggigil
5. Perih di anus akibat terlalu sering buang air
F. Mekanisme Penularan
G. Masa Inkubasi
Masa inkubasi dan klinis
Masa akut penderita yang diserang Entamoeba histolytica terjadi pada masa
inkubasi antara 1-4 minggu, yang ditandai dengan disentri berat, feses
sedikit berdarah, nyeri dan demam, dehidrasi, toksemia, kelemahan badan
nyata, pemeriksaan jumlah leukosit berkisar antara 7.000 – 20.000/ mm3
dan ditemukannya bentuk tropozoit pada feses encer penderita.
Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan.
Amebiasis dapat berlangsung tanpa gejala (asimtomatis). Penderita kronis
mungkin memiliki toleransi terhadap penyakit lagis. Dari hal ini
berkembang istilah symptomless carrier. Gejala yang khas adalah sindroma
disentri, yakni kumpulan gejala gangguan pencernaan yang meliputi diare
berlendir dan berdarah disertai tenesmus.
Masa laten dan periode infeksi
Periode amoebiasis yang akut mempunyai masa tunas 1 – 14 minggu.
Dengan adanya sindro disentri berupa diare yang berdarah dengan mukus
atau lendir yang disertai perasaan sakit perut dan tenemusani yang juga
sering disertai dengan adanya demam. Amoebiasis yang menahun dengan
serangan disenri berulang terdapat nyeri tekan setempat pada abdomen dan
terkadang disertai pembesaran hati. Penyakit menahun yang melemahkan
ini mengakibatkan menurunnya berat badan. Amoebiasis ekstra intestinalis
memberikan gejala sangat tergantung kepada lokasi absesnya. Yang paling
sering dijumpai adalah amoebiasis hati disebabkan metastasis dari mukosa
usus melalui aliran sistem portal. Sering dijumpai pada orang-orang dewasa
muda dan lebih sering pada pria daripada wanita dengan gejala berupa
demam berulang, kadang-kadang disertai menggigil, icterus ringan, bagian
kanan diafragma sedikit meninggi, sering ada rasa skit sekali pada bahu
kanan dan hepatomegali. Abses ini dapat meluas pada paru-paru disertai
batuk dan nyeri tekan intercostal, pleural effusion dengan demam disertai
dengan menggigil. Amoebasis ekstra intestinalis ini dapat juga dijumpai di
penis, vulva, perineum, kulit disetentang hati, atau kulit setentang colon,
atau ditempat lain dengan tanda-tanda suatu ulkus dengan pinggirnya yang
tegas, sangat sakit dan mudah berdarah.
H. Cara Pengendalian Vektor
I. Upaya Pencegahan/ Pemberantasan Penyakit
Pencegahan penyakit amoebiasis seperti :
1. Mencuci tangan dengan bersih setelah mencuci anus dan sebelum
makan (personal hygiene)
2. Memasak air minum
3. Mencuci sayuran sampai bersih, atau memasaknya sebelum dimakan
4. Buang air besar di jamban
5. Tidak menggunakan tinja manusia untuk pupuk
6. Menutup dengan baik makanan yang dihidangkan untuk menghindari
kontaminasi oleh lalat dan lipas
7. Membuang sampah ditempat sampah yang ditutup untuk menghindari
lalat

Untuk menurunkan angka sakit, maka perlu diadakan usaha jangka panjang
berupa pendidikan kesehatan dan perbaikan sanitasi lingkungan dan usaha
jangka pendek berupa penyuluhan kesehatan dan pembersihan kampung
halaman secara serentak (gotong royong) dan juga dengan pengobatan
massal ataupun individual.

Banyak cara dalam penularan parasit ini, dan banyak pula cara untuk
menanggulanginya.

1. Setiap penderita harus di obati, termasuk symptomless carrier


2. Karena media air sangat penting peranannya dalam penularan, maka
perlu diperhatikan kebersihan suplai air minum. Hal ini akan
berhubungan dengan jarak jamban dari sumur
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
4. Menghindari penggunaan pupuk tinja untuk tanaman

Disentri.org/disentri-amoeba/ (08-04-18/ 15.23)

http://epidemiologiunsri.blogspot.com./2011/11/disentri.html (08-04-18/ 21.15)

Anda mungkin juga menyukai