DISENTRI
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba
(disentri amoeba).
belum ada, akan tetapi untuk disentri basiler dilaporkan 5% dari 3848 orang
Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian terjadi akibat
sanitasi lingkungan dan kondisi sosial ekonomi serta kultural yang menunjang.
Penyakit ini biasanya menyerang anak dengan usia lebih dari 5 tahun.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh
1.3 Manfaat
dan penangananannya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang
menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang
disebut sebagai sindroma disentri, yakni: 1) sakit di perut yang sering disertai
2.2 Etiologi
Etiologi dari disentri ada 2, yaitu :Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,sp.
Shigella adalah basil non motil, gram negatif, family enterobacteriaceae. Ada 4
tunggal. Karena kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotype spesifik, maka
seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang berbeda. Genus ini
dalam jumlah 102-103 organisme. Penyakit ini kadang-kadang bersifat ringan dan
adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus.
menjadi patogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan menembus
dinding usus sehingga menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba ada 2 bentuk,
berubah menjadi patogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan
menembus dinding usus sehingga menimbulkan ulserasi. Siklus hidup amoeba ada
2 bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista. Bentuk
trofozoit ada 2 macam, yaitu trofozoit komensal (berukuran < 10 mm) dan
lumen usus tanpa menyebabkan gejala penyakit. Bila pasien mengalami diare,
maka trofozoit akan keluar bersama tinja. Sementara trofozoit patogen yang dapat
dari trofozoit komensal (dapat sampai 50 mm) dan mengandung beberapa eritrosit
terjadinya gejala penyakit namun cepat mati apabila berada diluar tubuh manusia.
2.3 Patofisiologi
a.Disentri basiler
Semua strain kuman Shigella menyebabkan disentri, yaitu suatu keadaan yang
ditandai dengan diare, dengan konsistensi tinja biasanya lunak, disertai eksudat
inflamasi yang mengandung leukosit polymorfonuclear (PMN) dan darah.
dapat melewati barrier asam lambung. Ditularkan secara oral melalui air,
makanan, dan lalat yang tercemar oleh ekskreta pasien. Setelah melewati lambung
dan usus halus, kuman ini menginvasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang
biak didalamnya.
sigmoid, sedang pada ilium hanya hiperemik saja. Pada keadaan akut dan fatal
ditemukan mukosa usus hiperemik, lebam dan tebal, nekrosis superfisial, tapi
biasanya tanpa ulkus. Pada keadaan subakut terbentuk ulkus pada daerah folikel
limfoid, dan pada selaput lendir lipatan transversum didapatkan ulkus yang
dangkal dan kecil, tepi ulkus menebal dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus
bergaung.
ShET1, ShET2, dan toksin Shiga, yang mempunyai sifat enterotoksik, sitotoksik,
sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel eptitel mukosa kolon dan
menyebabkan kelainan pada selaput lendir yang mempunyai warna hijau yang
khas. Pada infeksi yang menahun akan terbentuk selaput yang tebalnya sampai 1,5
cm sehingga dinding usus menjadi kaku, tidak rata dan lumen usus mengecil.
menimbulkan ulkus. Akan tetapi faktor yang menyebabkan perubahan ini sampai
saat ini belum diketahui secara pasti. Diduga baik faktor kerentanan tubuh pasien,
a.Disentri Basiler
Masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari. Lama gejala rerata 7 hari
sampai 4 minggu. Pada fase awal pasien mengeluh nyeri perut bawah, diare
disertai demam yang mencapai 400C. Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja
masih mengandung darah dan lendir, tenesmus, dan nafsu makan menurun.
b.DisentriAmuba
Carrier (CystPasser) Pasien ini tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali.
Hal ini disebabkan karena amoeba yang berada dalam lumen usus besar tidak
2.6 Diagnosis
Disentri basiler
Perlu dicurigai adanya Shigellosis pada pasien yang datang dengan keluhan
adanya eritrosit dan leukosit PMN. Untuk memastikan diagnosis dilakukan kultur
dari bahan tinja segar atau hapus rektal. Pada fase akut infeksi Shigella, tes
serologi tidak bermanfaat. Pada disentri subakut gejala klinisnya serupa dengan
colitis ulserosa. Perbedaan utama adalah kultur Shigella yang positif dan
perbaikan klinis yang bermakna setelah pengobatan dengan antibiotik
yang adequat
Disentri amuba
karena amebiasis dapat terjadi bersamaan dengan penyakit lain. Oleh karena itu,
apabila penderita amebiasis yang telah menjalani pengobatan spesifik masih tetap
mengeluh nyeri perut, perlu dilakukan pemeriksaan lain, misalnya endoskopi, foto
kolon dengan barium enema atau biakan tinja. Abses hati ameba sukar dibedakan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja
penting. Biasanya tinja berbau busuk, bercampur darah dan lendir. Untuk
(pasien tidak diare), perlu dicari bentuk kista karena bentuk trofozoit tidak akan
dapat ditemukan. Dengan sediaan langsung tampak kista berbentuk bulat dan
berkilau seperti mutiara. Didalamnya terdapat badan-badan kromatoid yang
berbentuk batang dengan ujung tumpul, sedangkan inti tidak tampak. Untuk dapat
disentri, terutama apabila pada pemeriksaan tinja tidak ditemukan amoeba. Akan
tetapi pemeriksaan ini tidak berguna untuk carrier. Pada pemeriksaan ini akan
didapatkan ulkus yang khas dengan tepi menonjol, tertutup eksudat kekuningan,
tidak tampak. Kadang pada kasus amoebiasis kronis, foto rontgen kolon dengan
barium enema tampak ulkus disertai spasme otot. Pada ameboma nampak
Oleh karena itu uji ini akan positif pada pasien abses hati dan disentri amoeba dan
negatif pada carrier. Hasil uji serologis positif belum tentu menderita amebiasis
2.7 Tatalaksana
Disentri Basiler
ampisilin, namun apabila ternyata dalam uji resistensi kumann terhadap ampisilin
masih peka, maka masih dapat digunakan dengan dosis 4 x 500 mg/hari selama 5
960 mg/hari selama 3-5 hari. Amoksisilin tidak dianjurkan dalam pengobatan
Disentri amuba
perhari selama 20 hari. Amebiasis intestinal ringan atau sedang : tetrasiklin 500
Metronidazol 750 mg tiga kali sehari selama 5-10 hari, tetrasiklin 500 mg empat
tiga kali sehari selama 5-10 hari, kloroquin fosfat 1 gram perhari
2.8 Prognosis
dini yang tepat serta kepekaan ameba terhadap obat yang diberikan. Pada
umumnya prognosis amebiasis adalah baik terutama pada kasus tanpa komplikasi.
Prognosis yang kurang baik adalah abses otak ameba. Pada bentuk yang berat,
angka kematian tinggi kecuali bila mendapatkan pengobatan dini. Tetapi pada
bentuk yang sedang, biasanya angka kematian rendah; bentuk dysentriae biasanya
berat dan masa penyembuhan lama meskipun dalam bentuk yang ringan. Bentuk
KESIMPULAN
Disentri merupaka peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit
perut dan buang air besar encer yang bercampur lendir dan darah. Etiologi dari
disentri ada 2, yaitu disenstri basiler yang disebabkan oleh Shigella,sp. Dan
Manifestasi klinis disentri basiler berupa diare berlendir, alkalis, tinja kecil-
kecil dan banyak, darah dan tenesmus serta bila tinja berbentuk dilapisi lendir.
Manifestasi klinis disentri amuba berupa tinja biasanya besar, asam, berdarah dan
med/topic116.htm.
med/topic2112.htm.
Sya’roni A., Hoesadha Y., 2006. Disentri Basiler. Buku Ajar Penyakit Dalam.
FKUI:Jakarta.
.Oesman, Nizam. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III. Fakultas
kedokteranUI.:Jakarta.