preterm berkaitan dengan infeksi. Prokalsitonin adalah protein yang terdiri dari
116 asam amino dengan berat molekul 13kDa, yang disandi oleh gen Calc-I yang
terletak pada kromosom 11 dan diproduksi pada sel C kelenjar tiroid sebagai
prohormon dari kalsitonin, yang merupakan reaksi awal dari respon humoral
infeksi.
bersalin RSUP Sanglah dari januari 2012 sampai dengan juli 2013. Diperoleh 67
procalsitonin rendah, yang diikuti selama 12 jam setelah terjadinya pecah ketuban,
preterm pada kelompok dengan kadar procalcitonin tinggi, dan enam kelahiran
preterm pada kelompok procalcitonin rendah. Dari hasil analisis didapatkan kadar
kehamilan normal.
Dengan demikian disimpulkan bahwa procalcitonin serum ibu yang tinggi pada
Simpulan: Kadar prokalsitonin serum yang tinggi pada pecah ketuban dini,
meningkatkan risiko terjadinya persalinan preterm.
Kata kunci: prokalsitonin, ketuban pecah dini, persalinan preterm
ABSTRACT
Background: Preterm birth reach 9,6 % of total birth, and 75% cause of
perinatal mortality and morbidity. Premature rupture of the membrane gives 25%
of total preterm birth which correlated with infection. Procalcitonin is infection
marker which stimulated by endotoxin, exotoxin and cytokines release is early
reaction from humoral response.
Objective: Measure serum procalcitonin level in preterm rupture of the membrane
with preterm birth.
Method: research design is prospective cohort done at Sanglah Hospital delivery
room with 67 preterm pregnancy samples with premature rupture of the
membrane, divided into two groups in which high procalcitonin level and low
procalcitonin level Serum procalcitonin level was checked in Prodia Laboratory
Denpasar using Luminometer LIA-MAT system 300 method. Samples were
followed by 12 hours since rupture of the membrane, watched the effect such as
labor sign. The result was collected and statistically calculated using SPSS
program for windows. Analytic test using t-independence sample test with degree
of value α<0.05
Result: 22 cases of preterm birth with high procalcitonin level, and 6 cases of
preterm birth in low procalcitonin level. With Relative risk 2,97 (IK 95%=1,38-
6,38, p=0.001)
Conclusion: High serum procalcitonin level in preterm rupture of the membrane,
increasing risk for preterm birth.
Keywords: procalcitonin, preterm rupture of the membrane, preterm birth
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan preterm sampai saat ini merupakan salah satu masalah penting
di dunia yang belum terpecahkan dan merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas perinatal. Dan persalinan preterm juga membawa beban tersendiri baik
secara medis, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga dan bagi ahli kebidanan.
minggu sampai kurang dari 37 minggu atau 259 hari gestasi, dihitung dari hari
tahun terakhir. Dimana terjadi peningkatan yang bermakna pada negara industri
seperti USA , yaitu 5-9% pada tahun 1981 menjadi 7-12% pada tahun 2005.
kematian neonatus dan lebih dari setengah kecacatan jangka panjang ( Robert,
2008).
Pada tahun 2005, sebanyak 12,5 juta kelahiran atau 9,6% dari semua
preterm berada di Afrika dan Amerika Utara (11,9% dan 10,6% dari semua
juta kelahiran, dan angka kematian neonatal sebanyak 20% dari seluruh persalinan
Insidensi Ketuban Pecah Dini (KPD) berkisar dari sekitar 5% sampai 10%
dari semua kelahiran dan KPD Preterm terjadi pada sekitar 2-5% dari seluruh
kehamilan. Sekitar 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan aterm, tetapi di pusat-
pusat rujukan, Lebih dari 50% kasus dapat terjadi pada kehamilan preterm.
Bayi preterm terutama yang lahir dengan usia kehamilan < 32 minggu,
mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang
lahir cukup bulan karena imaturitas sistem organ tubuhnya. Komplikasi yang
Masalah lain yang dapat timbul adalah kecacatan jangka panjang berupa
Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia di masa
yang akan datang. Selain itu,perawatan bayi preterm juga membutuhkan teknologi
dalam cairan amnion terjadi 12,8% pada persalinan preterm dengan selaput
ketuban utuh dan 32% pada selaput ketuban pecah dini preterm, dan 51% terjadi
infeksi intra uterin pada wanita hamil yang bisa diperiksa dari cairan amnion,
lendir serviks atau vagina dan dari serum ibu, namun belum ada yang memiliki
sensitivitas dan spesifitas yang baik untuk digunakan klinisi dalam praktek sehari-
hari(Masset, 2003).
kalsitonin, yang merupakan reaksi awal dari respon humoral terhadap rangsangan
serum prokalsitonin pada pasien dengan infeksi bakteri . Peningkatan kadar serum
Prokalsitonin terjadi lebih awal daripada CRP ( C-Reactive Protein), yaitu 2-3 jam
pada Prokalsitonin sedangkan CRP akan mengalami peningkatan lebih dari batas
interleukin-2 (IL-2) dan interleukin-6 (IL-6), yang kadarnya diukur pada serum
preterm belum banyak dikerjakan. Maka dari itu penelitian ini perlu dikerjakan
persalinan.
Apabila hasilnya sesuai dengan hipotesis maka pada wanita hamil yang
minggu sampai kurang dari 37 minggu atau 259 hari gestasi, dihitung dari haid
persalinan pada usia gestasi 20 – 36 minggu, dengan kontraksi uterus empat kali
setiap 20 menit atau delapan kali setiap 60 menit selama enam hari, dan diikuti
oleh satu dari beberapa hal berikut: ketuban pecah dini (premature rupture of
membrane/ PROM), dilatasi serviks ≥ 2 cm, penipisan serviks > 50%, atau
perubahan dalam hal dilatasi dan penipisan serviks pada pemeriksaan secara
dengan intensitas dan frekuensi yang cukup untuk menyebabkan penipisan dan
dilatasi serviks sebelum memasuki usia gestasi yang matang, antara 20 sampai 37
terjadi antara usia kehamilan diatas 28 minggu sampai dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu,dihitung dari hari pertama haid terakhir dengan siklus 28
adalah kontraksi uterus dengan frekuensi paling sedikit 4 kali setiap 20 menit
dengan lama setiap kontraksi 30 detik atau lebih, disertai perubahan serviks yang
Afrika 11,9%, Asia 9,1%, Australia 6,4% dan Eropa 6,2%. Pengetahuan tentang
faktor risiko dan mekanisme persalinan preterm terus dipelajari, namun angka
(Udiarta,2004).
pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum menunjukkan tanda-
tanda persalinan/inpartu, bila diikuti satu jam kemudian tidak timbul tanda-tanda
awal persalinan.
Bila pecahnya selaput ketuban terjadi sebelum umur kehamilan 37 minggu
(PPROM).
korioamnionitis terjadi samnpai 30% dari kasus ketuban pecah dini. Komplikasi
pada janin berhubungan dengan kejadian prematuritas dimana 80% kasus ketuban
pecah dini preterm akan bersalin kurang dari 7 hari. Dan tidak jarang akan
produksi sitokin, MMP, dan prostaglandin oleh netrofil PMN dan makrofag
diproduksi oleh monosit akan meningkatkan aktivitas MMP-1 dan MMP-3 pada
sel korion.
pecah dini preterm karena menyebabkan iritabilitas uterus dan degradasi kolagen
kolagen pada selaput ketuban dan meningkatkan aktivitas dari MMP-1 dan MMP-
3.
mempercepat terjadinya kematian sel. Kematian sel yang terprogram ini terjadi
yang terjadi spontan tidak mempunyai faktor risiko yang jelas (Goldenberg,2005).
1) Pielonefritis
2) Bakteriuria asimptomatis
3) Pneumonia
4) Periodontitis
c. Infeksi Genital
1) Bakterial vaginosis
2) Chlamydia trachomatis
b. Status perkawinan
e. Status gizi
f. Perilaku ibu
g. Stres
3. Faktor ibu
kehamilan)
b. Inkompetensi serviks
c. Kelainan uterus
polihidramnion)
bakteri dapat menyebar ke uterus dan cairan amnion sehingga memicu terjadinya
inflamasi dan mengakibatkan persalinan preterm dan ketuban pecah dini. Terdapat
infeksi virus pada jaringan plasenta. Menurut beberapa penelitian, infeksi Human
Papilloma Virus (HPV) dan Cytomegalovirus (CMV) dapat merangsang kematian
sel trofoblas ekstravilli dan mengurangi invasi plasenta pada dinding uterus
sampai mulai terjadi persalinan atau pecah selaput ketuban. Selama proses
menunjukkan gejala selain kontraksi preterm, tidak ada demam, nyeri perut atau
leukositosis pada darah tepi dan biasanya tidak didapatkan takikardia janin.
Jalur ketiga melibatkan janin itu sendiri. Pada janin yang terinfeksi, terjadi
persalinan dalam waktu 48-72 jam kemudian. Perbedaan waktu antara terjadinya
(Gillian D,2000)
Inflamasi kronis dan sama halnya dengan infeksi yang akut yang timbul
pada uterus dapat menyebabkan produksi hormon, baik hormon autokrin ataupun
parakrin dan juga sitokin. Hal ini selanjutnya akan menyebabkan persalinan
preterm ataupun pecahnya selaput ketuban yang dini. Mekanisme ini terjadi oleh
karena infeksi bakteri ascendens dari saluran genitalia bagian bawah ke lapisan
korio-desidua dan selanjutnya menuju rongga amnion dan janin, yang dijelaskan
serviks
b. Bakteri juga menghasilkan fosfolipase yang berperan dalam pembentukan
pembukaan servik.
uterus.
Gambar 2.2 Lokasi Potensial Infeksi bakteri (Goldenberg , 2000)
2.6 Prokalsitonin
Prokalsitonin adalah protein yang terdiri dari 116 asam amino dengan
berat molekul 13kDa, yang disandi oleh gen Calc-I yang terletak pada kromosom
11 dan diproduksi pada sel C kelenjar tiroid sebagai prohormon dari kalsitonin,
yang merupakan reaksi awal dari respon humoral terhadap rangsangan inflamasi,
meningkat bila terjadi bakteremia atau fungimia yang timbul sesuai dengan berat
infeksi.
Pada kondisi sehat, serum Prokalsitonin tidak terdeteksi namun akan
pada orang sehat yaitu < 0,05 ng/ml, tetapi dapat mencapai 1000 ng/mL saat
sepsis berat dan syok sepsis. Pada keadaan infeksi, Prokalsitonin berasal dari
infeksi meningkat oleh karena sensitivitas, spesifisitas, respon cepat, dan waktu
infeksi sistemik. Sedangkan infeksi yang disebabkan protozoa, virus, dan penyakit
sampai 72 jam. Pada keadaan inflamasi akibat bakteri kadar Prokalsitonin > 0,05
Pada kasus akibat infeksi virus kadar Procalcitonin > 0,05 ng/ml tetapi
dimana 2-3 jam pada Prokalsitonin sedangkan CRP meningkat lebih dari batas
lebih akurat dibandingkan dengan CRP. Ten Chin dkk (2006) ,mengemukakan
bahwa kadar Prokalsitonin bayi lebih tinggi pada ibu dengan korioamnionitis
24,19%.
dan koefisien variasinya 5 sampai 10 % dengan rentang 0,05 sampai 1000 ng/mL.
Pemeriksaan juga tidak dipengaruhi antibiotika, sedatif, dan agen vasoaktif yang
Local Inflamation
Systemic Inflamation
Gambar 2.3. Skema Kejadian dan Faktor Humoral Dalam Respon Inflamasi
(Sumber : Becker, 2004)
1. Prokalsitonin dapat membedakan antara infeksi dan non infeksi pada SIRS
berbeda
sangat rendah
Kadar prokalsitonin tinggi telah banyak di laporkan baik pada pasien
infeksi bakteri intra uterin. Infeksi tersebut akan menghasilkan mediator inflamasi
seperti interleukin, sitokin, MMP, dan prostaglandin oleh netrofil PMN dan
Prokalsitonin adalah protein yang terdiri dari 116 asam amino dengan
berat molekul 13kDa, yang disandi oleh gen Calc-I yang terletak pada kromosom
11 dan diproduksi pada sel C kelenjar tiroid sebagai prohormon dari kalsitonin,
yang merupakan reaksi awal dari respon humoral terhadap rangsangan inflamasi,
digunakan sebagai penanda terjadinya infeksi pada ketuban pecah dini preterm.
Peningkatan kadar serum Prokalsitonin terjadi lebih awal daripada CRP, dimana
2-3 jam pada Prokalsitonin sedangkan CRP meningkat lebih dari batas normal
Selain proses tersebut ada juga beberapa faktor perancu yang juga
dianggap dapat menyebabkan persalinan preterm yaitu : umur ibu, usia kehamilan,
perslalinan preterm.
3.2 Konsep Penelitian
Ketuban Pecah
Dini Preterm
Umur ibu
Paritas
Umur kehamilan Prokalsitonin
Anemia
Hipertensi dalam kehamilan
Uterus Overdistensi
Riwayat persalinan preterm
Persalinan
Preterm
Kadar prokalsitonin dalam serum yang tinggi pada ketuban pecah dini
METODE PENELITIAN
pecah dini preterm sebagai subyek penelitian yang selanjutnya diperiksa kadar
prokalsitonin serum . Kemudian subyek diikuti selama 12 jam untuk melihat efek
Prokalsitonin
rendah
Persalinan Preterm (-)
RSUP Sanglah dari bulan Januari 2012 sampai bulan juli 2013.
Semua ibu hamil yang datang ke kamar bersalin RSUP Sanglah Denpasar
Semua ibu hamil yang datang ke kamar bersalin RSUP Sanglah Denpasar
dengan diagnosis kehamilan preterm yang mengalami ketuban pecah dini dan
2. Janin hidup
2. Kelainan kongenital
3. Penyakit sistemik yang menyertai ibu hamil (kelainan jantung,
dll)
sebagai berikut :
67 sampel .
4.4.4 Cara pengambilan sampel
preterm yang dirawat karena ketuban pecah dini diruang bersalin RSUP Sanglah
Persalinan preterm
serviks ≥ 50%, keluar lendir campur darah pada umur kehamilan dari 28
spontan pada saat belum inpartu, bila dalam satu jam kemudian tidak
d. Umur ibu adalah jumlah tahun komplit yang dihitung dari tanggal lahir
f. Umur kehamilan adalah jumlah minggu komplit yang dihitung dari HPHT
g. Anemia adalah kadar hemoglobin ibu < 11g/dl yang diukur dengan alat
sampai kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir < 2500 gram. Dan
Inform consent
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Consecutive Sampling
Kohort
Prospektif
inpartu Tidak inpartu
Analisa data
dilakukan dengan cara pemeriksaan pada ibu hamil preterm yang mengalami
ketuban pecah dini yang datang ke kamar bersalin RSUP Sanglah Denpasar.
informed consent. Setelah itu pasien diambil sampel serum darah . Sampel darah
dikirim ke laboratorium klinik Prodia untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan
kadar prokalsitonin. Pasien kemudian diikuti untuk melihat efek berupa keadaan
f. Kuisioner penelitian
penelitian tersebut dikelola sesuai dengan pedoman terapi bagian / SMF Obstetri
dilakukan adalah:
a. Anamnesa meliputi : nama , umur, paritas, HPHT
tekanan darah.
c. Sampel darah akan diambil oleh petugas laboratorium klinik Prodia untuk
ng/ml.
f. Pasien kemudian diikuti selama 12 jam dari waktu pecah ketuban dan
Windows.
4.8 Pengumpulan dan Analisis Data
penelitian.
HASIL PENELITIAN
RSUP Sanglah dari bulan Januari 2012 sampai dengan Juli 2013.
Data karakteristik subjek pada kedua kelompok disajikan pada Tabel 5.1.
Table 5.1
Karakteristik Subjek Penelitian pada Kelompok Procalsitonin Tinggi dan
Kelompok Procalsitonin Rendah
Kelompok
Variabel P
Prokalsitonin tinggi Prokalsitonin rendah
Umur (th) 26,22±5,79 23,97±5,30 0,381
didapatkan nilai p > 0,05 pada ketiga variabel, hal ini berarti bahwa tidak ada
terjadinya persalinan preterm digunakan uji Chi-Square. Hasil analisis disaji pada
Tabel 5.2.
Tabel 5.2
Kadar Procalsitonin Tinggi Meningkatkan Risiko Terjadinya Persalinan
Preterm
Kelompok Persalinan
Preterm
RR IK 95% p
(+) (-)
Tinggi 22 15
Procalsitonin 2,97 1,38-6,38 0,001
Rendah 6 24
PEMBAHASAN
minggu sampai kurang dari 37 minggu atau 259 hari gestasi, dihitung dari haid
yang lahir dengan usia kehamilan < 32 minggu, mempunyai risiko kematian 70
kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan karena
persalinan preterm terjadi 10% dari sekitar 4 juta kelahiran, dan angka kematian
Udiarta,2004).
Penyebab dari persalinan preterm sering kali tidak diketahui secara pasti.
kelainan endokrin dan suatu immune response yang tidak normal dari ibu maupun
preterm tersebut dengan proses keradangan yang terjadi pada jaringan desidua,
persalinan preterm. Prokalsitonin adalah protein yang terdiri dari 116 asam amino
dengan berat molekul 13kDa, yang disandi oleh gen Calc-I yang terletak pada
kromosom 11 dan diproduksi pada sel C kelenjar tiroid sebagai prohormon dari
kalsitonin, yang merupakan reaksi awal dari respon humoral terhadap rangsangan
inflamasi, khususnya pada infeksi bakteri (Bekker, 2004). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui peranan prokalsitonin pada ketuban pecah dini
dan 30 sampel dengan kadar prokalsitonin rendah. Variable yang dinilai dari
karakteristik sampel penelitian ini adalah umur ibu, umur kehamilan dan paritas.
pecah dini dengan kadar prokalsitonin tinggi memiliki rerata umur 26,22 ± 5,79
tahun. Sedangkan umur ibu yang mengalami ketuban pecah dini dengan kadar
tinggi memiliki rerata 33,05 ± 2,25 minggu. Sedangkan distribusi umur kehamilan
pada kelompok dengan kadar prokalsitonin rendah memiliki rerata 33,83 ±1,17
minggu .
Berdasarkan hasil analisis faktor paritas pada subjek penelitian didapatkan
bahwa ibu hamil dengan kadar prokalsitonin tinggi didapatkan rerata 0,70±0,81.
Sedangkan ibu hamil dengan kadar prokalsitonin rendah didapatkan rerata 0,50
±0,73.
karakteristik subjek pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p.0,05). pada
penelitian ini menunjukkan bahwa umur, usia kehamilan dan paritas bukan
persalian preterm pada populasi (wanita hamil) berkaitan dengan infeksi intra
uteri. Dikemukaan oleh Goldenberg (2000), invasi bakteri pada koriodesidua yang
membran janin untuk menghasilkan berbagai sitokin yaitu TNF-α, IL-1α, IL-1β,
pelepasan prokalsitonin.
dari 34 minggu, diteliti kadar prokalsitonin dengan cut off >0,01 ng/ml ,
didapatkan peningkatan 40% kadar prokalsitonin pada pasien dengan gejala klinis
prokalsitonin pada 231 wanita yang melahirkan pada usia kehamilan kurang dari
kadar prokalsitonin pada sekret vagina wanita dengan ketuban pecah dini pada
selaput ketuban utuh, didapatkan kadar prokalsitonin plasma lebih tinggi secara
(1,66:1.06ng/ml, p<0,05).
terjadi pada kelompok dengan kadar prokalsitonin rendah. Dari hasil analisis
dengan menggunakan uji chi-square didapatkan Relative Risk sebesar 2,97 (IK
sebesar 3 kali.
BAB VII
7.1 Simpulan
yang tinggi pada ketuban pecah dini meningkatkan terjadinya persalinan preterm
sebanyak 3 kali.
7.2 Saran
2. Diperlukan penelitian lanjutan yang tidak berbatas waktu, dan dengan jumlah
sampel yang lebih banyak serta dengan metode penelitian yang berbeda,
Carroll. et al. 1996. Lower genital tract swabs in the prediction of intrauterine
infection in PPROM. Br J Obstet Gynaecol ; 103 : 54-59.
Cunningham, F.G.et al. Preterm delivery in Williams Obstetric, 22nd Ed, The
McGraw Hill Comp, New York,p 763-808.
Dandona. P. et al. 1994. Procalcitonin increase after endotoxin injection in normal
subjects. J Clin Endocrinol Metab ; 79 : 1605-1608.
Procalsitoni
n1 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Umur Tinggi 37 26.22 5.789 .952
Rendah 30 23.97 5.301 .968
Paritas Tinggi 37 .70 .812 .133
Rendah 30 .50 .731 .133
Umur_kehamilan Tinggi 37 33.05 2.248 .370
Rendah 30 33.83 1.117 .204
Count
Inpartu
Chi-Square Tests
Risk Estimate