KOLESISTITIS
Oleh:
Pembimbing:
dr. Ruchanihadi, Sp.PD
KOLESISTITIS
Disetujui oleh
Pembimbing referat
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi..................................................................................................2
2.2. Epidemiologi.........................................................................................3
2.3. Klasifikasi................................................................................................
2.4. Etiologic .................................................................................................
2.5. Patofisiologi............................................................................................
2.6. Gejala Klinis............................................................................................
2.7. Diagnosis.................................................................................................
2.8. Diagnosis Banding..................................................................................
2.9. Tatalaksana..............................................................................................
2.10. Komplikasi..............................................................................................
2.11. Prognosis.................................................................................................
BAB III KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan..............................................................................................
3.2. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................22
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Infeksi kantung empedu (kolesistitis) adalah reaksi inflamasi akut dinding
kandung empedu yang disertai dengan nyeri perut kanan atas,nyeri tekan, dan
demam.4
2.2. Epidemiologi
Walaupun belum ada data epidemiologis penduduk, insidens kolesistitis
dan batu empedu (kolelitiasis) di negara kita relatif lebih rendah dibandingkan
negara-negara barat.4
Diperkirakan 10% -20% orang Amerika memiliki batu empedu, dan
sebanyak sepertiga dari orang-orang ini mengalami kolesistitis akut.
Kolesistektomi untuk kolik bilier berulang atau kolesistitis akut adalah prosedur
bedah utama yang paling umum dilakukan oleh ahli bedah umum, yang
menghasilkan sekitar 500.000 operasi setiap tahun.5
Distribusi usia untuk kolesistitis
Insiden kolesistitis meningkat dengan bertambahnya usia. Penjelasan
fisiologis untuk peningkatan insiden penyakit batu empedu pada populasi lansia
tidak jelas. Peningkatan kejadian pada pria lanjut usia telah dikaitkan dengan
perubahan terkait usia dalam rasio androgen-terhadap-estrogen.5
Distribusi jenis kelamin untuk kolesistitis
Batu empedu 2-3 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria,
menghasilkan insiden kolesistitis kalkulus yang lebih tinggi pada wanita.
Peningkatan kadar progesteron selama kehamilan dapat menyebabkan stasis
empedu, yang berakibat pada tingginya tingkat penyakit kandung empedu pada
wanita hamil. Kolesistitis akalkulus lebih sering ditemukan pada pria lanjut
usia.5
Prevalensi kolesistitis berdasarkan ras dan etnis
Cholelithiasis, faktor risiko utama untuk kolesistitis, memiliki
peningkatan prevalensi pada orang-orang keturunan Skandinavia, India Pima,
dan populasi Hispanik, sedangkan cholelithiasis kurang umum di antara
individu dari Afrika sub-Sahara dan Asia. Di Amerika Serikat, orang kulit putih
memiliki prevalensi lebih tinggi daripada orang kulit hitam.5
2.3. Klasifikasi
Berdasarkan etiologinya, kolesistitis dapat dibagi menjadi:
1) Kolesistitis kalkulus, yaitu kolesistitis yang disebabkan batu
kandung empedu yang berada di duktus sistikus.
2) Kolesistitis akalkulus, yaitu kolesistits tanpa adanya batu empedu.
Berdasarkan onsetnya, kolesistitis dibagi menjadi kolesistitis akut dan
kolesistitis kronik. Pembagian ini juga berhubungan dengan gejala yang
timbul pada kolesistitis akut dan kronik. Pada kolesistitis akut, terjadi inflamasi
akut pada kandung empedu dengan gejala yang lebih nyata seperti nyeri perut
kanan atas, nyeri tekan dan demam. Sedangkan, kolesistitis kronik merupakan
inflamasi pada kandung empedu yang timbul secara perlahan-lahan dan sangat
erat hubugannya dengan litiasis dan gejala yang ditimbulkan sangat minimal
dan tidak menonjol.4
2.4. Etiologi
Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis antara lain
adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman, dan iskemia dinding kantung
empedu. Penyebab utama dari kolesistitis akut adalah batu kandung empedu
(90%) yang terletak di duktus sistitikus yang menyebabkan stasis cairan
empedu, sedangkan sebagian kecil kasus timbul tanpa adanya batu empedu
(kolesistitis akut akalkulus).4
Kolesistitis akut akalkulus dapat timbul pada pasien yang dirawat
cukup lama dan mendapat nutrisi parenteral, pada sumbatan karena keganasan
kandung empedu, batu di saluran empedu atau merupakan salah satu
komplikasi penyakit lain seperti demam tifoid dan diabetes mellitus.1
2.5. Patofisiologi
Hingga kini, pathogenesis penyakit yang sering dijumpai ini masih belum
jelas. Bagaimana stasus di duktus sistikus dapat menyebabkan kolesistitis akut,
masih belum jelas. Diperkirakan banyak faktor yang berpengaruh seperti
kepekatan cairan empedu,kolesterol, lisolesitin, dan prostaglandin yang
merusak lapisan dinding mukosa kandung empedu diikuti reaksi inflamasi dan
supurasi. Kolesistitis akut akalkulus dapat timbul pada pasien yang dirawat
cukup lama dan mendapat nutrisi secara parenteral, pada sumbatan karena
keganasan kandung empedu, batu di saluran empedu atau merupakan salah satu
komplikasi penyakit lain seperti demam tifoid dan diabetes mellitus.1
Sekitar 90% kasus kolesistitis akut disebabkan oleh obstruksi dari duktus
cysticus oleh batu empedu atau endapan empedu yang menyumbat leher
gallbladder. Obstruksi duktus cysticus menyebabkan peningkatan tekanan
intraluminal dalam gall bladder dan bersama dengan kolesterol jenuh empedu
memicu respons inflamasi akut. Trauma yang disebabkan oleh batu empedu
menstimulasi sintesis prostaglandin I2 dan E2 yang memediasi respon
inflamasi. Infeksi bakteri sekunder dengan organisme enteric (paling umum
E.coli, Klebsiella, dan Streptococcus faecalis) terjadi pada 20% kasus.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kolesistitis adalah radang dinding kandung empedu yang disertai keluhan
nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam. Berdasarkan penyebabnya,
kolesistitis terbagi menjadi kolesititis kalkulus dan akalkulus. Berdasarkan
onsetnya, terbagi menjadi kolesistitis akut dan kronik. Diagnosis kriteria untuk
kolesititis dapat digunakan berdasarkan Tokyo guidelines. Terapi kolesistitis
meliputi istirahat saluran cerna, diet rendah lemak, pemberian analgesik,
pemberian antibiotik profilaksis, dan terapi pembedahan berupa kolesistektomi.
Pemberian terapi lebih awal dan adekuat berperan dalam mencegah terjadinya
komplikasi kolesistitis seperti gangren, empiema, emfisema, perforasi kandung
empedu, abses hati, peritonitis, dan sepsis.
3.2. Saran
1. Perlunya pengenalan dan pemahaman tanda dan gejala kolesistitis yang
lebih baik sehingga diagnosis kolesistitis dapat ditegakkan lebih cepat dan
tepat.
2. Perlunya pemberian terapi yang adekuat dan tepat sesuai dengan kondisi
pasien sehingga dapat meningkatkan keberhasilan terapi dan mencegah
terjadinya komplikasi kolesistitis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pridady FX. Kolesistitis di dalam Ilmu Penyakit Dalam edisi VI. Jakarta:
Interna Publishing. 2014.
2. Lambou SG, Heller SJ. Lithogenesis and Bile Metabolism in: Surgical Clinics
of North American. Elsevier Saunders. 2008.
3. Steel PAD, Sharma R, Brenner BE, Meim SM. Cholecystitis and Biliary Colic
in Emergency Medicine. [Diakses pada: 17 September 2019]. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1950020-overview.
4. Buku Ajar Penyakit Dalam FK UI Jilid II Edisi VI. 2014
5. Bloom AA, Amin Z, Anand BS. Cholecystitis. (diakses pada 17 September
2019). Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/171886-
overview
6. Indar AA, Beckingham IJ. Acute Cholecystitis. BMJ. 2002 Sep 21;
325(7365):639-43. doi: 10.1136/bmj.325.7365.639.
7. Greenberger, Norton J, Gustav Paumgartner. Disease of the Gallbladder and
Bile Ducts: Acute Cholesystitis. Harrison’s Principles of Internal Medicine,
19th Edition. USA: The McGrawHill Companies, Inc. 2016.
8. Miura F, Takada T, Kawarada Y, Nimura Y, Wada K, Hirota M, et al.
Diagnostic criteria and severity grading of acute cholecystitis: Tokyo
Guidelinex. J Hepatobiliary Pancreat Surgery 14; 2018.
9. Lesmana LA. Buku ajar ilmu penyakit dalam : penyakit batu empedu. Edisi
ke-8. Jakarta : Erlangga; 2007.
10. Nurma A. Buku ajar ilmu penyakit dalam: pankreatitis akut. Edisi ke-8.
Jakarta: Erlangga; 2007.
11. Sulaiman HA, Akbar HN, Lesmana LA, Noer HMS. Buku ajar ilmu penyakit
hati. Edisi pertama. Jakarta: Jayabadi; 2007.
12. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed ke 6. Jakarta: Interna Publishing; 2014.
13. Longo DL, Fauci AS. Harrison’s Gastroenterology and Hepatology. 2 nd ed.
New York: McGraw-Hill Education; 2013.
14. Yu Y. Acute Cholescystitis: Pathogenesis and clinical findings. 2019. Diakses
dari : www.thecalgaryguide.com