Management
Avilla Ane Lukito
Pembimbing : dr. Guntur Muhammad Taqwin, SpAn, Msc
Pendahuluan
2
Difficult Airway Management
• Difficult airway didefinisikan sebagai situasi klinis dimana amesthesiologists
terlatih secara konvensional mendapatkan kesulitan dengan ventilasi
sungkup muka (facemask) pada jalan nafas atas, kesulitan dengan intubasi
trakeal, ataupun keduanya
• ASA menyebutkan bahwa cedera yang paling sering adalah cedera laring
sebanyak 33% , cedera faring sebanyak 19% dan cedera esophagus
sebanyak 18%.
Efek cedera
saluran nafas
Ketika ventilasi yang tidak adekuat tidak bisa Jika anestesi terlatih melakukan 3 kali atau
diperbaiki dengan ventilasi sungkup muka lebih percobaan dengan menggunakan
atau saturasi oksigen tidak dapat laringoskop konvensional atau dibutuhkan
dipertahankan di atas 90% waktu 10 menit untuk melakukan intubasi
trakeal
Insidens
Kelas I: Seluruh lengkung palatum, termasuk pilar faucial bilateral, yang dapat dilihat
sampai ke dasar.
Kelas II: Bagian atas dari pilar faucial dan hampir seluruh uvula dapat terlihat.
Kelas III: Hanya palatum yang lunak dan keras yang dapat terlihat.
Kelas IV: Hanya palatum yang keras yang dapat terlihat.
• darah,
• muntah,
• gigi,
• epiglottis,
Obstruksi • gigi palsu,
• tumor,
• benda asing yang menutupi jalan nafas.
Intubasi Retrogard
Algoritma
Algoritma