Anda di halaman 1dari 40

Tafsir Ibnu KatsirTafsir Surat Ar-Rum, ayat 1-7

‫س ِنينَ ِ هّلِلِ األ ْم ُر‬ ِ ‫ض ِع‬ ْ ‫) ِفي ِب‬3( َ‫س َي ْغ ِلبُون‬ َ ‫ض َو ُه ْم ِم ْن َب ْع ِد‬
َ ‫غلَ ِب ِه ْم‬ ْ ‫) فِي أ َ ْدنَى‬2( ‫الرو ُم‬
ِ ‫األر‬ ُّ ‫ت‬ ُ )1( ‫{الم‬
ِ ‫غ ِل َب‬
‫) َو ْع َد‬5( ‫الر ِحي ُم‬ ‫يز ه‬ ُ ‫ص ُر َم ْن يَشَا ُء َو ُه َو ا ْل َع ِز‬ ‫) ِبنَص ِْر ه‬4( َ‫ح ا ْل ُم ْؤ ِمنُون‬
ُ ‫َّللاِ يَ ْن‬ ُ ‫ِم ْن قَ ْب ُل َو ِم ْن بَ ْع ُد َويَ ْو َمئِ ٍذ يَ ْف َر‬
‫) يَ ْعلَ ُمونَ َظا ِه ًرا ِمنَ ا ْل َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َو ُه ْم ع َِن اآل ِخ َر ِة‬6( َ‫اس ََل يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫َّللاُ َو ْع َدهُ َولَ ِكنه أ َ ْكث َ َر النه‬ ‫ف ه‬ ُ ‫َّللاِ ََل يُ ْخ ِل‬
‫ه‬
} )7( َ‫غافِلُون‬ َ ‫ُه ْم‬
Alif Lam Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan
mereka sesudah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi). Bagi
Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di
hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang
beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-
Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang, (sebagai) janji
yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang
lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedangkan mereka
tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.
Ayat-ayat ini diturunkan ketika Sabur (Raja Persia) berhasil mengalahkan
tentara Romawi dan berhasil merebut negeri-negeri Syam serta bagian lainnya
yang termasuk ke dalam wilayah kerajaan Romawi dari tanah Jazirah Arabia,
juga sebagian besar wilayah kerajaan Romawi, sehingga Kaisar Romawi
Heraklius terpaksa mundur dan mengungsi ke kota Konstantinopel. Ia dikepung
oleh Raja Sabur dan bala tentaranya di kota Konstantinopel dalam waktu yang
cukup lama, tetapi pada akhirnya kawasan kerajaan Romawi berhasil direbut
kembali oleh Heraklius dari tangan orang-orang Persia, sebagaimana yang akan
dijelaskan berikutnya.
‫ ع َْن‬،َ‫ب ب ِْن أَبِي ع َْم َرة‬ ِ ‫ ع َْن َحبِي‬، َ‫س ْفيَان‬ ُ ‫ ع َْن‬،َ‫س َحاق‬ ْ ِ‫ َح هدثَنَا أَبُو إ‬،‫ َح هدثَنَا ُمعَا ِويَةُ ْبنُ ع َْم ٍرو‬:ُ‫اْل َما ُم أَحْ َمد‬ ِ ْ ‫قَا َل‬
}‫ض‬ ْ ‫ فِي أ َ ْدنَى‬.‫الرو ُم‬
ِ ‫األر‬ ُّ ‫ت‬ ِ َ‫غ ِلب‬ُ .‫ {الم‬:‫ فِي قَ ْو ِل ِه تَعَالَى‬،‫ع ْن ُه َما‬ َ ُ‫َّللا‬
‫ َر ِض َي ه‬،‫اس‬ ٍ ‫عب ه‬ َ ‫ ع َِن اب ِْن‬،‫س ِعي ِد ب ِْن ُجبَيْر‬ َ
َ‫ َوكَان‬،‫ان‬ ٍ َ ‫اب أ َ ْوث‬ ُ ‫ص َح‬ ْ َ ‫وم؛ ِألَنه ُه ْم أ‬ ُّ ‫علَى‬
ِ ‫الر‬ َ ‫س‬ ُ ‫ كَانَ ا ْل ُمش ِْركُونَ يُ ِحبُّونَ أ َ ْن ت َ ْظ َه َر فَ ِار‬:َ‫ قَال‬.‫غلَبت‬ َ ‫غلبت و‬ ُ :َ‫قَال‬
‫ فَذَك ََرهُ أَبُو بَك ٍْر‬،،‫ فذُكر ذَ ِلكَ ِأل َ ِبي بَك ٍْر‬،‫ب‬ ٍ ‫س؛ ِألَنه ُه ْم أ َ ْه ُل ِكتَا‬ َ ‫علَى فَ ِار‬ َ ‫الرو ُم‬ ُّ ‫س ِل ُمونَ يُ ِحبُّونَ أ َ ْن ت َ ْظ َه َر‬ ْ ‫ا ْل ُم‬
‫سيَ ْغ ِلبُونَ " فَذَك ََرهُ أَبُو‬ َ ‫ "أ َ َما إِنه ُه ْم‬:‫سله َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬‫سو ُل ه‬ ُ ‫ فَقَا َل َر‬،‫سله َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬‫سو ِل ه‬ ُ ‫ِل َر‬
.‫ َوإِ ْن َظ َه ْرت ُ ْم كَانَ لَ ُك ْم َكذَا َو َكذَا‬،‫ اجْ عَ ْل بَ ْينَنَا َوبَ ْينَكَ أ َ َج ًًل فَ ِإ ْن َظ َه ْرنَا كَانَ لَنَا َكذَا َو َكذَا‬:‫ فَقَالُوا‬،‫بَك ٍْر لَ ُه ْم‬
‫"أ َ ََل َجعَلَتْ َها‬:َ‫سله َم فَقَال‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ فَذَك ََر ذَ ِلكَ أَبُو بَك ٍْر ِللنهبِي‬،‫ فَلَ ْم يَ ْظ َه ُروا‬، َ‫سنِين‬ ِ ‫س‬ َ ‫فَ َجعَ َل أ َ َج ًًل َخ ْم‬
:َ‫ قَال‬،ُ‫الرو ُم بَ ْعد‬ ُّ ‫ت‬ ِ ‫ظ َه َر‬ َ ‫ ث ُ هم‬.‫ض ُع َما ُدونَ ا ْلعَش ِْر‬ ْ ِ‫ ا ْلب‬:‫س ِعي ُد ْبنُ ُجبَي ٍْر‬َ ‫ "قَا َل‬."‫ "ا ْلعَش ِْر‬:َ‫إِلَى دُون" أ َ َراهُ قَال‬
‫سنِينَ ِ هّلِلِ األ ْم ُر‬ ِ ‫ض ِع‬ ْ ‫ فِي ِب‬. َ‫سيَ ْغ ِلبُون‬ َ ‫ض َو ُه ْم ِم ْن بَ ْع ِد‬
َ ‫غلَ ِب ِه ْم‬ ْ ‫ فِي أ َ ْدنَى‬.‫الرو ُم‬
ِ ‫األر‬ ُّ ‫ت‬ ِ َ‫غ ِلب‬ ُ .‫ {الم‬:ُ‫فَذَ ِلكَ قَ ْولُه‬
}‫الر ِحي ُم‬ ‫يز ه‬ ُ ‫ص ُر َم ْن يَشَا ُء َو ُه َو ا ْلعَ ِز‬ ‫ح ا ْل ُم ْؤ ِمنُونَ ِبنَص ِْر ه‬
ُ ‫َّللاِ يَ ْن‬ ُ ‫ِم ْن قَ ْب ُل َو ِم ْن بَ ْع ُد َويَ ْو َمئِ ٍذ يَ ْف َر‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muawiyah ibnu
Amr, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq, dari Sufyan As-Sauri, dari
Habib ibnu Abu Umrah, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang telah
mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Alif Lam Mim. Telah
dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat. (Ar-Rum: 1-3) Yakni
dikalahkan dan dikalahkan. Ibnu Abbas menceritakan bahwa dahulu orang-
orang musyrik merasa suka bila orang-orang Persia beroleh kemenangan atas
orang-orang Romawi, karena orang-orang Persia adalah penyembah berhala
sama dengan mereka. Sedangkan kaum muslim merasa suka bila orang-orang
Romawi beroleh kemenangan atas orang-orang Persia, karena orang-orang
Romawi adalah Ahli Kitab sama dengan mereka. Kemudian Abu Bakar
menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah Saw. Maka beliau Saw.
bersabda: Ingatlah, sesungguhnya mereka (orang-orang Romawi) akan beroleh
kemenangan. Lalu Abu Bakar menceritakan hal tersebut kepada orang-orang
Musyrik. Maka mereka berkata, "Marilah kita menentukan batas waktunya
antara kami dan kamu. Jika tebakan kami tepat, maka kami mendapat anu dan
anu; dan jika tebakanmu tepat, kamu beroleh anu dan anu." Maka masa yang
ditentukan oleh Abu Bakar adalah lima tahun, dan ternyata pasukan Romawi
tidak mengalami kemenangan. Lalu Abu Bakar menceritakan hal itu kepada
Rasulullah Saw. Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Mengapa tidak engkau
jadikan masa itu di bawah sepuluh tahun (di atas lima tahun)?" Sa'id ibnu
Jubair mengatakan bahwa masa itu di bawah sepuluh tahun, kemudian barulah
orang-orang Romawi beroleh kemenangan. Sa'id ibnu Jubair mengatakan,
bahwa itulah yang dimaksud oleh firman-Nya: Alif Lam Mim. Telah dikalahkan
bangsa Romawi di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah dikalahkan itu
akan menang. (Ar-Rum: 1-3) sampai dengan firman-Nya: Dan Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (Ar-Rum: 5)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam Nasai yang
keduanya dari Al-Husain ibnul Hurayyis, dari Muawiyah ibnu Amr, dari Abu
Ishaq Al-Fazzari, dari Sufyan As-Sauri dengan sanad yang sama. Imam
Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib, sesungguhnya kami
mengenal hadis ini hanya melalui riwayat Sufyan, dari Habib. Ibnu Abu Hatim
meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Ishaq As-San'ani, dari Muawiyah ibnu
Amr dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir meriwayatkannya, bahwa telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Sa'id atau Sa'id As'-Sa'labi yang dikenal dengan sebutan Abu Sa'id, dari
kalangan ulama Tartus, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq Al-Fazzari,
lalu ia menyebutkan hadis yang semisal. Dan dalam riwayat mereka disebutkan
bahwa Sufyan As-Sauri mengatakan, telah sampai kepadanya berita yang
menyatakan bahwa orang-orang Romawi mengalami kemenangan sesudah
pecahnya Perang Badar.
Hadis lain, Sulaiman ibnu Marhan Al-A'masy telah meriwayatkan dari Muslim,
dari Masruq yang telah menceritakan bahwa Abdullah pernah berkata, "Ada
lima perkara yang telah berlalu, yaitu asap, azab, pembalasan, rembulan, dan
Romawi." Diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
‫ع َْن‬- ‫ش ْعبِ ُّي‬ ‫ ُه َو ال ه‬- ‫َام ٍر‬ ِ ‫ ع َْن ع‬،ٍ‫َاو َد ب ِْن أَبِي ِه ْند‬ ُ ‫ ع َْن د‬،‫ َح هدثَنَا ا ْل ُم َح ِاربِ ُّي‬،‫ َح هدثَنَا ا ْبنُ َو ِكيع‬:‫ير‬ ٍ ‫قَا َل ا ْبنُ َج ِر‬
‫ َوكَانَ ا ْل ُمش ِْركُونَ يُ ِحبُّونَ أ َ ْن‬،‫وم‬ ُّ ‫علَى‬
ِ ‫الر‬ َ ‫س َظا ِه ًرا‬ ُ ‫ كَانَ فَ ِار‬:َ‫قَال‬- ُ‫ع ْنه‬ ‫سعُو ٍد َر ِض َي ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ْ ‫ ُه َو ا ْبنُ َم‬- ِ‫َّللا‬
‫ع ْب ِد ه‬ َ
‫ب َو ُه ْم‬ ٍ ‫س؛ ِألَنه ُه ْم أ َ ْه ُل ِكتَا‬ َ ‫علَى فَ ِار‬ َ ‫الرو ُم‬ ُّ ‫س ِل ُمونَ يُ ِحبُّونَ أ َ ْن ت َ ْظ َه َر‬ ْ ‫ وك ان ا ْل ُم‬.‫علَى الروم‬ َ ‫س‬ ُ ‫ت َ ْظ َه َر فَ ِار‬
ِ‫ضع‬ ْ ِ‫ فِي ب‬. َ‫سيَ ْغ ِلبُون‬ َ ‫غلَبِ ِه ْم‬ َ ‫ض َو ُه ْم ِم ْن بَ ْع ِد‬ ْ ‫ فِي أ َ ْدنَى‬.‫الرو ُم‬
ِ ‫األر‬ ُّ ‫ت‬ ُ .‫ {الم‬: ْ‫ فَلَ هما نَ َزلَت‬،‫ب إِلَى دِينِ ِه ْم‬
ِ َ‫غ ِلب‬ ُ ‫أ َ ْق َر‬
. َ‫صدَق‬ َ :‫سنِينَ ؟! قَا َل‬ ِ ِ‫ضع‬ ْ ِ‫س فِي ب‬ َ ‫علَى فَ ِار‬ َ ‫الرو َم ت َ ْظ َه ُر‬
ُّ ‫ إِنه‬:‫احبَكَ يَقُو ُل‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ ِإنه‬،‫ يَا أَبَا بَك ٍْر‬:‫سنِينَ } قَالُوا‬ ِ
،‫س ْب ُع َولَ ْم يَك ُْن ش َْي ٌء‬ ‫ت ال ه‬ ِ ‫ض‬َ ‫ فَ َم‬، َ‫سنِين‬ ِ ‫سب ِْع‬ َ ‫ص إِلَى‬ َ ِ‫علَى أ َ ْربَ ِع قَ ًَلئ‬ َ ُ‫ فَبَايَعُوه‬، َ‫ام َرك‬ ِ َ‫ َه ْل لَكَ إِلَى أ َ ْن نُق‬:‫قَالُوا‬
‫ض ُع‬ ْ ‫ " َما ِب‬:َ‫سله َم فَقَال‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ فذُ ِكر ذَ ِلكَ ِللنه ِبي‬، َ‫س ِل ِمين‬ ْ ‫علَى ا ْل ُم‬ َ ‫ق‬ ‫ش ه‬َ ‫فَفَ ِر َح ا ْل ُمش ِْركُونَ ِبذَ ِلكَ َو‬
‫ت‬ ِ ‫ض‬ َ ‫ فَ َما َم‬:َ‫ قَال‬."‫سنَتَي ِْن فِي ْاأل َ َج ِل‬ َ ‫از َد ْد‬ ْ ‫ "ا ْذ َه ْب فَ َزا ِي ْد ُه ْم َو‬:َ‫ قَال‬.‫ ُدونَ ا ْلعَش ِْر‬:‫سنِينَ ِع ْن َد ُك ْم"؟ قَالُوا‬ ِ
‫ت‬ ُ .‫ {الم‬:ُ‫َّللا‬
ِ َ‫غ ِلب‬ ‫ َوأ َ ْن َز َل ه‬، َ‫ فَفَ ِر َح ا ْل ُم ْؤ ِمنُونَ بِذَ ِلك‬،‫س‬ َ ‫علَى فَ ِار‬ َ ‫وم‬ ِ ‫الر‬ُّ ‫ور‬ ِ ‫ظ ُه‬ ُ ِ‫الر ْكبَانُ ب‬
ُّ ‫ت‬ ِ ‫ان َحتهى َجا َء‬ ِ َ ‫سنَت‬
‫ال ه‬
}ُ‫َّللاُ َو ْع َده‬
‫ف ه‬ ُ ‫َّللاِ] ََل يُ ْخ ِل‬
‫[و ْع َد ه‬َ { :‫الرو ُم} إِلَى قَ ْو ِل ِه‬ ُّ
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Waki', telah
menceritakan kepada kami Al-Muharibi, dari Daud ibnu Abu Hindun, dari Amir
Asy-Sya'bi, dari Abdullah ibnu Mas'ud r.a. yang telah mengatakan bahwa
dahulu bangsa Persia beroleh kemenangan atas bangsa Romawi, dan orang-
orang musyrik merasa senang bila bangsa Persia menang atas bangsa Romawi.
Sedangkan kaum muslim merasa senang bila bangsa Romawi beroleh
kemenangan atas bangsa Persia, karena bangsa Romawi adalah Ahli Kitab yang
kaum muslim lebih dekat kepada mereka dalam hal agama daripada bangsa
Persia yang Wasani. Ketika ayat berikut diturunkan, yaitu firman-Nya: Alif Lam
Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun lagi. (Ar-Rum: 1-
4) Mereka (kaum musyrik) mengatakan, "Hai Abu Bakar, sesungguhnya
temanmu telah mengatakan bahwa bangsa Romawi akan beroleh kemenangan
atas bangsa Persia dalam masa beberapa tahun mendatang." Abu Bakar
menjawab, "Benar." Mereka berkata, "Maukah kamu bertaruh dengan kami?"
Maka mereka sepakat dengan Abu Bakar menjadikan taruhannya empat ekor
unta dengan jarak masa tujuh tahun. Ternyata setelah berlalu masa tujuh tahun
tidak terjadi sesuatu apa pun, maka orang-orang musyrik pun bergembira
dengan hal tersebut, sehingga kaum muslim merasa berat atas kekalahannya.
Kemudian hal tersebut diceritakan kepada Nabi Saw. Maka Nabi Saw.
bersabda: "Apakah pengertian beberapa tahun di kalangan kalian?” Mereka
menjawab, "Di bawah sepuluh tahun.” Nabi Saw. bersabda, "Pergilah dan
tantanglah mereka untuk bertaruh lagi dan tambahlah masanya dua tahun
lagi.” Abdullah ibnu Mas'ud melanjutkan kisahnya, bahwa belum lagi masa dua
tahun habis, datanglah kafilah yang membawa berita tentang kemenangan
bangsa Romawi atas bangsa Persia. Maka kaum mukmin bergembira dengan
berita tersebut, dan Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Alif Lam Mim. Telah
dikalahkan bangsa Romawi. (Ar-Rum: 1-2) sampai dengan firman-Nya:
(sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi
janji-Nya. (Ar-Rum: 6)
Hadis lain.
،َ‫س َرائِيل‬ ْ ِ‫ ع َْن إ‬،‫ َح هدثَنَا ُم َؤ همل‬،‫الو ِكيعي‬ َ ‫ع َم َر‬ ُ ُ‫ َح هدثَنَا أَحْ َم ُد ْبن‬،‫سي ِْن‬ َ ‫ َح هدثَنَا‬:‫قَا َل ا ْبنُ أَبِي َحاتِ ٍم‬
َ ‫ع ِل ُّي ْبنُ ا ْل ُح‬
َ ‫ض َو ُه ْم ِم ْن بَ ْع ِد‬
‫غلَ ِب ِه ْم‬ ْ ‫ فِي أ َ ْدنَى‬.‫الرو ُم‬
ِ ‫األر‬ ُّ ‫ت‬ ِ َ‫غ ِلب‬ُ .‫ {الم‬: ْ‫ لَ هما نَ َزلَت‬:َ‫اء قَال‬ ِ ‫ ع َِن ا ْلبَ َر‬،َ‫س َحاق‬ ْ ‫ع َْن أ َ ِبي ِإ‬
:َ‫ قَال‬.‫س‬ َ ‫ب فَ ِار‬ ُ ‫الرو َم ت َ ْغ ِل‬ ُّ ‫ع ُم أَنه‬ ُ ‫احبُكَ ؟ يَ ْز‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ أ َ ََل ت َ َرى إِلَى َما يَقُو ُل‬:‫ قَا َل ا ْل ُمش ِْركُونَ ِأل َ ِبي بَك ٍْر‬، } َ‫سيَ ْغ ِلبُون‬ َ
،‫فارس‬َ ‫ب الرو ُم‬ َ ‫اط َركَ ؟ فَ َجعَ َل بَ ْينَهُ َوبَ ْينَ ُه ْم أ َ َج ًًل فَ َح هل ْاأل َ َج ُل قَ ْب َل أ َ ْن ت َ ْغ ِل‬
ِ ‫ َه ْل لَكَ أ َ ْن نُ َخ‬:‫ قَالُوا‬.‫احبِي‬ ِ ‫ص‬ َ َ‫صدَق‬ َ
:َ‫ " َما َدعَاكَ إِلَى َهذَا؟ " قَال‬:‫ َوقَا َل ِألَبِي بَك ٍْر‬،ُ‫سا َءهُ ذَ ِلكَ َوك َِر َهه‬ َ َ‫سله َم ف‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫فَبَلَ َغ ذَ ِلكَ النهبِ هي‬
‫ فَأَتَا ُه ْم أَبُو بَك ٍْر فَقَا َل‬." َ‫سنِين‬ ِ ‫ض ِع‬ ْ ِ‫ "تَعَ هرض لَ ُه ْم َوأَع ِْظ ِم ال َخ َطر َواجْ عَ ْلهُ إِلَى ب‬:َ‫ فَقَال‬.‫سو ِل ِه‬ ُ ‫صدِيقًا ِ هّلِلِ َو ِل َر‬
ْ َ‫ت‬
‫الرو ُم‬ ُّ ‫ت‬ ِ َ‫غلَب‬ َ ‫سنُونَ َحتهى‬ ُّ ‫ض تِ ْلكَ ال‬ ِ ‫ [قَالَ] فَلَ ْم ت َ ْم‬.‫ نَ َع ْم‬:‫ فإن العود أحمد؟ قالوا‬،ِ‫ َه ْل لَ ُك ْم فِي ا ْل َع ْود‬:‫لَ ُه ْم‬
:َ‫سله َم فَقَال‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬ ‫صلهى ه‬ َ ِ ‫ فَ َجا َء ِب ِه أَبُو بَك ٍْر إِلَى النه ِبي‬،َ‫وميهة‬ ِ ‫الر‬ ُّ ‫ َوبَنَ ُوا‬،‫طوا ُخيُولَ ُه ْم ِبا ْل َمدَائِ ِن‬ ُ َ‫ َو َرب‬،‫فارس‬ َ
"‫صدهقْ بِ ِه‬ َ
َ َ ‫ " ت‬:َ‫ قال‬، ُ‫سحْ ت‬ ُّ ‫َهذَا ال‬
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain,
telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Umar Al-Waki'i, telah
menceritakan kepada kami Mu-min, dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Barra
yang telah menceritakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya: Alif Lam Mim.
Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka sesudah
dikalahkan itu akan menang. (Ar-Rum: 1-3) Orang-orang musyrik berkata
kepada Abu Bakar, "Tidakkah kamu lihat apa yang telah dikatakan oleh
temanmu (Nabi Saw.), dia menduga bahwa bangsa Romawi akan mengalahkan
bangsa Persia." Abu Bakar menjawab, "Benar apa yang dikatakan oleh temanku
itu." Mereka berkata, "Maukah kamu bertaruh dengan kami?" Maka Abu Bakar
menerima tantangan mereka dan menetapkan batas waktu yang dijadikan
pegangan antara Abu Bakar dan mereka. Setelah batas waktu itu berlalu,
ternyata bangsa Romawi masih belum beroleh kemenangan atas bangsa Persia.
Ketika berita itu sampai kepada Nabi Saw., maka beliau merasa sukacita dan
tidak senang mendengarnya, lalu beliau Saw. bersabda kepada Abu Bakar,
"Apakah yang mendorongmu berani berbuat demikian?" Abu Bakar menjawab,
"Sebagai bukti membenarkan Allah dan Rasul-Nya." Rasulullah Saw. bersabda
kepada Abu Bakar, "Tantanglah mereka lagi, besarkanlah taruhannya, dan
jadikanlah batas waktunya sampai beberapa tahun (lagi)." Orang-orang
musyrik kembali datang menemui Abu Bakar, maka Abu Bakar berkata,
"Maukah kalian kutantang lagi, karena mengulangi hal ini lebih baik?" Mereka
menjawab, "Baiklah." Ternyata belum lagi habis beberapa tahun yang
dimaksud, bangsa Romawi menang atas bangsa Persia sehingga orang-orang
Romawi menambatkan kuda-kuda mereka di kota-kota besar (negeri Syam), dan
mereka membangun kota Ar-Rumiyah. Lalu datanglah Abu Bakar kepada Nabi
Saw. Maka Nabi Saw. bersabda, "Itu adalah harta haram, maka sedekahkan
harta tersebut (yang dihasilkan dari taruhan itu)."
Hadis lain.
‫ أ َ ْخبَ َرنِي ا ْبنُ أَبِي‬،‫ْس‬ ٍ ‫س َما ِعي ُل ْبنُ أ َ ِبي أ ُ َوي‬ ْ ‫ َح هدثَنَا ِإ‬،َ‫س َما ِعيل‬ ْ ‫ َح هدثَنَا ُم َح هم ُد ْبنُ ِإ‬:‫ِي‬ ُّ ‫سى التِ ْر ِمذ‬ َ ‫قَا َل أَبُو ِعي‬
‫ فِي أ َ ْدنَى‬.‫الرو ُم‬ ُّ ‫ت‬ ُ .‫ {الم‬، ْ‫ لَ هما نَ َزلَت‬:َ‫سلَ ِمي ِ قَال‬
ِ َ‫غ ِلب‬ ْ َ ‫كرم ْاأل‬ َ ‫الزبَي ِْر ع َْن نيَار ب ِْن ُم‬ ُّ ‫ ع َْن ع ُْر َوةَ ب ِْن‬،‫الزنَاد‬ ِ
َ ُ َ
َ‫س يَ ْو َم نَ َزلتْ َه ِذ ِه ْاآليَة قا ِه ِرين‬ َ َ
ُ ‫ فكَانَتْ ف ِار‬، } َ‫سنِين‬ ِ ‫ض ِع‬ ْ ِ‫سيَ ْغ ِلبُونَ فِي ب‬ َ َ
َ ‫ض َو ُه ْم ِم ْن بَ ْع ِد غلبِ ِه ْم‬ ِ ‫األر‬ْ
‫ َوفِي ذَ ِلكَ قَ ْو ُل ه‬،‫ب‬
:ِ‫َّللا‬ ٍ ‫علَي ِْه ْم؛ ِألَنه ُه ْم َوإِيها ُه ْم أ َ ْه ُل ِكتَا‬ َ ‫وم‬ ِ ‫الر‬ ُّ ‫ور‬ َ ‫ظ ُه‬ ُ َ‫س ِل ُمونَ يُ ِحبُّون‬ ْ ‫ َوكَانَ ا ْل ُم‬،‫وم‬ ِ ‫لر‬ ُّ ‫ِل‬
‫ور‬ َ ‫ظ ُه‬ ُ ‫ب‬ ُّ ‫ْش ت ُ ِح‬ ٌ ‫ َوكَانَتْ قُ َري‬، }‫الر ِحي ُم‬ ‫يز ه‬ ُ ‫ص ُر َم ْن يَشَا ُء َو ُه َو ا ْلعَ ِز‬ ‫ح ا ْل ُم ْؤ ِمنُونَ بِنَص ِْر ه‬
ُ ‫َّللاِ يَ ْن‬ ُ ‫{ويَ ْو َمئِ ٍذ يَ ْف َر‬ َ
َ
‫َّللاُ َه ِذ ِه ْاآليَة َخ َر َج أَبُو بَك ٍْر يَ ِصي ُح فِي‬ ‫ فَلَ هما أ َ ْن َز َل ه‬،ٍ‫ان ِببَ ْعث‬ ٍ ‫ب َو ََل ِإي َم‬ ٍ ‫سوا ِبأ َ ْه ِل ِكتَا‬ ُ ‫س؛ ِألَنه ُه ْم َو ِإيها ُه ْم لَ ْي‬ َ ‫فَ ِار‬
‫ قَا َل‬، } َ‫سنِين‬ ِ ِ‫ضع‬ ْ ‫سيَ ْغ ِلبُونَ فِي ِب‬ َ ‫غلَ ِب ِه ْم‬ َ ‫ض َو ُه ْم ِم ْن بَ ْع ِد‬ ِ ‫األر‬ ْ ‫ فِي أ َ ْدنَى‬.‫الرو ُم‬ ُّ ‫ت‬ ُ .‫ {الم‬:َ‫احي َمكهة‬
ِ َ‫غ ِلب‬ ِ ‫نَ َو‬
‫ أَفَ ًَل‬، َ‫سنِين‬ ِ ‫ض ِع‬ ْ ِ‫س فِي ب‬ َ ‫ب فَ ِار‬ُ ‫ست َ ْغ ِل‬
َ ‫الرو َم‬ ُّ ‫صا ِحبُكَ أَنه‬ َ ‫ع َم‬ َ ‫ َز‬. َ‫ فَذَاكَ بَ ْينَنَا َوبَ ْينَك‬:‫ْش ِألَبِي بَك ٍْر‬ ٍ ‫اس ِم ْن قُ َري‬ ٌ َ‫ن‬
، َ‫الرهَان‬ ِ ‫ضعُوا‬ َ ‫ وتوا‬، َ‫ارت َ َهنَ أَبُو بَك ٍْر َوا ْل ُمش ِْركُون‬ ْ َ‫ف‬- ‫ان‬ ِ ‫الر َه‬ِ ‫يم‬ ِ ‫ َوذَ ِلكَ قَ ْب َل تَحْ ِر‬- ‫ بَلَى‬:َ‫علَى ذَ ِلكَ ؟ قَال‬ َ َ‫نُ َرا ِهنُك‬
:َ‫ قَال‬.‫طا نَ ْنت َ ِهي إِلَ ْي ِه‬ ً ‫س‬
َ ‫سم بَ ْينَنَا َوبَ ْينَكَ َو‬ ِ َ‫ ف‬، َ‫سنِين‬ ِ ِ‫سع‬ ْ ِ‫سنِينَ إِلَى ت‬ ِ ‫ث‬ َ ‫ ث َ ًَل‬:‫ض َع‬ ْ ِ‫ َك ْم تَجْ عَ ُل ا ْلب‬:‫َوقَالُوا ِألَبِي بَك ٍْر‬
‫ فَلَ هما‬،‫ فَأ َ َخذَ ا ْل ُمش ِْركُونَ َرهْنَ أَبِي بَك ٍْر‬،‫السنِينَ قَ ْب َل أ َ ْن يَ ْظ َه ُروا‬ ِ ُّ‫ فَ َمضَتْ سِت‬:َ‫ قَال‬. َ‫سنِين‬ ِ ‫س هم ْوا بَ ْينَ ُه ْم سِته‬ َ َ‫ف‬
:َ‫ قَال‬، َ‫سنِين‬ ِ ‫ت‬ ِ ‫س‬ ِ َ‫س ِميَة‬ ْ َ ‫علَى أ َ ِبي بَك ٍْر ت‬ َ َ‫س ِل ُمون‬ ْ ‫اب ا ْل ُم‬َ َ‫ فَع‬،‫س‬ َ ‫علَى فَ ِار‬ َ ‫الرو ُم‬ ُّ ‫ت‬ ِ ‫سا ِبعَةُ َظ َه َر‬ ‫سنَةُ ال ه‬ ‫ت ال ه‬ ِ َ‫َد َخل‬
ٌ ِ‫اس َكث‬
‫ير‬ ٌ َ‫سلَ َم ِع ْن َد ذَ ِلكَ ن‬ ْ َ ‫ فَأ‬:َ‫ قَال‬. } َ‫سنِين‬ ِ ‫ض ِع‬ ْ ِ‫ {فِي ب‬:َ‫َّللاَ قَال‬ ‫ِألَنه ه‬
Abu Isa At-Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad
ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Abu Uwais, telah
menceritakan kepadaku Ibnu Abuz Zanad, dari Urwah ibnu Zubair, dari Niyar
ibnu Makram Al-Aslami yang telah menceritakan bahwa ketika diturunkan
firman-Nya: Alif Lam Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang
terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa
tahun lagi. (Ar-Rum: 1-4) Saat ayat ini diturunkan bangsa Persia beroleh
kemenangan atas bangsa Romawi dan mengalahkan mereka. Dan kaum muslim
senang bila bangsa Romawi beroleh kemenangan atas bangsa Persia, karena
bangsa Romawi dan mereka sama-sama Ahli Kitabnya (yakni agama yang
mempunyai kitab suci). Sehubungan dengan peristiwa tersebut diturunkan
firman-Nya: Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah
orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha
Penyayang. (Ar-Rum: 4-5) Sedangkan orang-orang musyrik Quraisy suka bila
bangsa Persia beroleh kemenangan, karena mereka semua bukan Ahli Kitab,
juga sama-sama tidak beriman terhadap hari berbangkit. Setelah ayat-ayat
tersebut diturunkan, Abu Bakar keluar ke sekeliling penjuru kota Mekah seraya
membacakan firman-Nya dengan suara keras, yaitu: Alif Lam Mim. Telah
dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka sesudah
dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi). (Ar-Rum: 1-4) Maka
segolongan orang-orang musyrik Quraisy berkata kepada Abu Bakar, "Peristiwa
tersebut menyangkut antara kami dan kalian, teman kalian mengira bahwa
bangsa Romawi akan menang atas bangsa Persia dalam beberapa tahun
mendatang, maukah kamu bertaruh dengan kami untuk hal ini?" Abu Bakar
menjawab, "Ya, saya setuju." Demikian itu terjadi sebelum diharamkannya
taruhan. Maka Abu Bakar bertaruh dengan orang-orang musyrik dan mereka
saling menetapkan jumlah taruhan itu. Orang-orang Quraisy berkata kepada
Abu Bakar, "Kita sepakat menamakan beberapa tahun dimulai dari tiga tahun
sampai sembilan tahun. Bagaimana kalau kita tetapkan batas pertengahan di
antara kamu dan kami untuk kita jadikan pegangan?" Akhirnya mereka sepakat
menetapkan batas pengertian beberapa tahun itu dengan pengertian pertengahan
menjadi enam tahun. Setelah berlalu masa enam tahun, ternyata bangsa Romawi
masih belum beroleh kemenangan. Akhirnya orang-orang musyrik menarik
taruhan Abu Bakar, dan setelah masuk tahun yang ketujuh barulah bangsa
Romawi beroleh kemenangan atas bangsa Persia. Kaum muslim mencela sikap
Abu Bakar yang setuju dengan batas masa enam tahun, padahal Allah Swt. telah
berfirman dalam Kitab-Nya, "Beberapa tahun." Dengan terjadinya peristiwa
tersebut banyak orang yang masuk Islam.
Demikianlah menurut teks yang diketengahkan oleh Imam Turmuzi. Kemudian
Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih, kami tidak
mengenalnya melainkan melalui riwayat Abdur Rahman ibnu Abuz Zanad.
Hal yang semisal telah diriwayatkan secara mursal bersumber dari sejumlah
tabi'in, seperti Ikrimah, Asy-Sya'bi, Mujahid, Qatadah, As-Saddi, dan Az-Zuhri
serta lain-lainnya.
Di antara teks yang paling garib sehubungan dengan kisah ini adalah apa yang
telah diriwayatkan oleh Imam Sunaid ibnu Daud di dalam kitab tafsirnya.
Ia mengatakan: telah menceritakan kepadaku Hajjaj, dari Abu Bakar ibnu
Abdullah, dari Ikrimah yang menceritakan bahwa di negeri Persia terdapat
seorang wanita yang semua putranya adalah pendekar-pendekar dalam perang.
Maka Kisra (Raja Persia) mengundangnya dan mengatakan kepadanya,
"Sesungguhnya aku berniat akan mengirimkan sejumlah pasukan untuk
melawan bangsa Romawi, dan aku ingin agar yang memimpin pasukan itu
adalah seorang lelaki dari anak-anakmu. Maka kemukakanlah pendapatmu
kepadaku, siapakah yang pantas aku gunakan untuk tugas ini?" Wanita itu
menjawab, "Inilah si Fulan, dia lebih licik daripada musang dan lebih awas
daripada burung elang. Ini si Farkhan, dia lebih tajam daripada ujung tombak.
Dan ini si Syahriraz, dia lebih hati-hati daripada semuanya. Silahkan pilih, mana
di antara mereka yang engkau sukai." Raja Persia berkata, "Sesungguhnya aku
akan memakai orang yang paling hati-hati dari mereka." Maka Raja Persia
mengangkat Syahriraz sebagai panglima pasukannya. Syahriraz berangkat
membawa pasukan Persia menuju ke negeri Romawi, dan ternyata dia berhasil
memenangkan peperangan, banyak tentara Romawi yang gugur dalam perang
itu; Syahriraz merusak kota-kota besar negeri Romawi dan menebangi pohon-
pohon zaitunnya. Abu Bakar ibnu Abdullah (perawi) menceritakan kisah ini
kepada Ata Al-Khurrasani, maka Ata berkata, "Sudahkah kamu melihat negeri
Syam?" Aku (Abu Bakar ibnu Abdullah) menjawab, "Belum." Ata berkata,
"Ingatlah, bila kamu berkunjung ke negeri Syam, tentulah kamu akan
menyaksikan kota-kota besar yang telah dihancurkan dan pohon-pohon zaitun
yang telah ditebangi." Sesudah itu aku pergi berkunjung ke negeri Syam, dan
ternyata aku menyaksikan bekas-bekas tersebut. Ata Al-Khurrasani
mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Ya'mur, bahwa Kaisar
Romawi mengirimkan seorang panglima perang bernama Qatmah untuk
memimpin pasukan Romawi, sedangkan Kisra mengirimkan Syahriraz untuk
memimpin pasukan Persia. Kedua pasukan bertemu dalam medan perang di
antara azri'at dan Basra, kawasan negeri Syam yang paling dekat dengan kalian
(orang Arab). Akhirnya pasukan Romawi dikalahkan oleh pasukan Persia.
Mendengar berita tersebut orang-orang musyrik Quraisy merasa senang,
sedangkan kaum muslim tidak suka dengan berita itu. Orang-orang musyrik
menjumpai sahabat Nabi Saw. dan mengatakan, "Sesungguhnya kalian Ahli
Kitab dan orang Nasrani pun Ahli Kitab, sedangkan kami adalah orang-
orang ummi. Dan saudara-saudara kami bangsa Persia (yakni dalam hal akidah)
beroleh kemenangan atas saudara-saudara kalian Ahli Kitab. Dan sesungguhnya
jika kalian memerangi kami, pastilah kami pun akan beroleh kemenangan atas
kalian." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Alif Lam Mim, Telah
dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat. (Ar-Rum: 1-3) sampai
dengan firman-Nya: Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. (Ar-Rum: 5)
Maka keluarlah Abu Bakar menemui orang-orang kafir dan mengatakan kepada
mereka, "Apakah kalian merasa gembira dengan kemenangan saudara-saudara
kalian atas saudara-saudara kami, janganlah kalian bergembira dahulu, kelak
Allah pasti akan membuat hati kalian tidak senang. Demi Allah, sesungguhnya
Dia akan memenangkan bangsa Romawi atas bangsa Persia; hal ini telah
diberitakan kepada kami oleh Nabi kami." Maka bangkitlah Ubay Ibnu Khalaf,
lalu berkata, "Hai Abu Fudail (nama julukan lain Abu Bakar), kamu dusta." Abu
Bakar berkata kepadanya, "Engkau lebih dusta, hai musuh Allah." Ubay
berkata, "Aku berani bertaruh denganmu sepuluh ekor unta dariku dan sepuluh
ekor unta darimu. Jika bangsa Romawi menang atas bangsa Persia, maka aku
kalah. Dan jika bangsa Persia tetap menang, maka engkaulah yang kalah. Kita
tunggu sampai tiga tahun mendatang." Kemudian Abu Bakar datang menghadap
Nabi Saw. dan menceritakan hal tersebut kepadanya. Maka Nabi Saw.
bersabda, "Bukan demikian yang kumaksudkan, sesungguhnya pengertian
beberapa tahun itu adalah antara tiga sampai sembilan tahun. Sekarang
tambahlah taruhannya dan perpanjanglah masanya." Abu Bakar keluar, lalu
menjumpai Ubay. Ubay langsung berkata kepadanya, "Barangkali kamu
menyesal." Abu Bakar menjawab, "Tidak, sekarang aku akan menambah
taruhanku kepadamu dan memperpanjang masanya. Aku setuju bertaruh dengan
seratus ekor unta sampai dengan masa sembilan tahun." Ubay menjawab, "Saya
setuju." Dan ternyata belum lagi masa sembilan tahun habis, bangsa Romawi
beroleh kemenangan atas bangsa Persia, akhirnya kaum muslim berhasil
memenangkan taruhan itu. Ikrimah melanjutkan kisahnya, bahwa setelah bangsa
Persia beroleh kemenangan atas bangsa Romawi, Farkhan (saudara Syahriraz)
duduk sambil minum-minum, lalu berkata kepada teman-teman bawahannya,
"Sesungguhnya aku bermimpi seakan-akan diriku sedang duduk di atas
singgasana Kisra (Raja Persia)." Ternyata pembicaraannya itu disadap, lalu
sampai ke Kisra. Maka Kisra menulis surat perintah kepada Syahriraz yang
isinya mengatakan, "Jika engkau telah membaca suratku ini, kirimkanlah
kepadaku kepala Farkhan." Syahriraz menjawab surat Kisra dengan
mengatakan, "Wahai tuan raja, sesungguhnya engkau tidak akan dapat
menjumpai orang yang seperti Farkhan. Dia ahli dalam bersiasat perang dan
sangat disegani oleh lawan, jangan engkau lakukan hal tersebut." Maka Kisra
menjawab suratnya, "Sesungguhnya di kalangan pasukan Persia banyak
dijumpai orang yang mampu menggantikan kedudukannya. Sekarang
serahkanlah kepala Farkhan kepadaku." Syahriraz kembali menjawab surat
Kisra dan masih belum memenuhi perintahnya. Maka Kisra berkirim surat
kepada pasukan Persia yang isinya mengatakan, "Sesungguhnya aku telah
memecat Syahriraz sebagai panglima kalian, dan sebagai penggantinya aku
angkat Farkhan." Kemudian Kisra menulis surat rahasia kepada penyampai
suratnya seraya mengatakan kepadanya, "Jika Farkhan telah menjabat sebagai
panglima perang dan saudaranya (yaitu Syahriraz) tunduk kepadanya, maka
berikanlah surat rahasia ini kepadanya." Setelah Syahriraz membaca surat Kisra,
ia mengatakan, "Aku tunduk dan patuh kepada perintah Kisra," lalu ia turun dari
jabatannya dan kedudukannya diganti oleh Farkhan. Maka surat rahasia itu
disampaikan kepada Farkhan. Setelah ia membaca surat itu, berkatalah ia,
"Hadapkanlah kepadaku Syahriraz." Ketika Syahriraz telah dihadapkan
kepadanya, Farkhan bersiap-siap hendak memenggal kepalanya, tetapi
Syahriraz berkata, "Jangan terburu-buru, sebelum aku menulis surat wasiatku."
Farkhan menjawab, "Baiklah." Maka Syahriraz mengambil arsip dan
memberikan kepada Farkhan beberapa lembar surat seraya berkata, "Semua
surat ini membuktikan sanggahanku terhadap Kisra sehubungan dengan
hukuman mati atas dirimu, dan sekarang engkau hendak membunuhku hanya
dengan sebuah surat saja." Maka Farkhan menyerahkan kembali tampuk
kepemimpinan kepada saudaranya Syahriraz. Lalu Syahriraz berkirim surat
kepada Kaisar Romawi yang isinya mengatakan, "Sesungguhnya aku
mempunyai keperluan penting denganmu yang tidak dapat disampaikan melalui
juru kirim surat dan tidak dapat ditulis di dalam lembaran-lembaran kertas,
melainkan harus kusampaikan secara langsung kepadamu. Temuilah aku
dengan membawa lima puluh orang pasukan Romawi, aku pun akan
menemuimu hanya dengan membawa lima puluh orang pasukan Persia." Tetapi
Kaisar Romawi datang dengan membawa lima ratus ribu orang pasukan dan
memasang mata-matanya dijalan yang akan dilaluinya. Dia merasa khawatir
bila berita ini hanya semata-mata tipu muslihat dari pihak musuh yang hendak
menjebaknya. Kemudian datanglah mata-matanya melaporkan bahwa Syahriraz
datang hanya dengan membawa lima puluh orang personil pasukannya.
Kemudian raja (panglima pasukan) Romawi menyambut kedatangan panglima
pasukan Persia dan keduanya mengadakan pertemuan di dalam sebuah tenda
sutra yang khusus dibuat untuk pertemuan ini. Masing-masing pihak hanya
membawa sebuah belati, lalu masing-masing pihak memanggil juru
terjemahnya. Maka Syahriraz membuka pembicaraan, "Sesungguhnya orang-
orang yang merusak kota-kota besarmu adalah aku dan saudaraku dengan tipu
muslihat kami dan berkat keberanian kami. Dan sesungguhnya sekarang Kisra
(Raja Persia) merasa dengki terhadap kami. Dia ingin agar aku membunuh
saudaraku, tetapi aku menolaknya. Setelah itu Kisra memerintahkan kepada
saudaraku untuk membunuhku. Sekarang kami berdua telah dipecat dari jabatan
kami, dan berniat akan memeranginya bersama-sama denganmu." Panglima
pasukan Romawi berkata, "Kamu berdua benar." Kemudian salah satu pihak
berisyarat kepada pihak lain yang mengandung arti bahwa rahasia itu harus
dipegang oleh dua orang. Bila lebih dari itu, maka rahasia tersebut akan
terbongkar. Pihak yang lain memahami isyarat tersebut, lalu keduanya
membunuh juru terjemahnya masing-masing dengan pisau belati. Setelah
kejadian itu Allah membinasakan Kisra (yakni membuatnya kalah dalam
peperangan), dan beritanya sampai kepada Rasulullah Saw. pada hari Perjanjian
Hudaibiyah. Maka bergembiralah hati beliau bersama kaum muslim yang ada
bersamanya saat itu. Hadis ini berpredikat garib, begitu pula teksnya.
Berikutnya kita akan membahas tentang ayat-ayat yang mulia ini.
******************
Firman Allah Swt.:
}‫الرو ُم‬
ُّ ‫ت‬ ُ .‫{الم‬
ِ َ‫غ ِلب‬
Alif Lam Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi. (Ar-Rum: 1-2)
Dalam pembahasan terdahulu telah dijelaskan huruf-huruf hijaiyah yang
mengawali kebanyakan surat-surat Al-Qur'an di dalam tafsir surat Al-Baqarah.
Bangsa Romawi berasal dari keturunan Al-Isa ibnu Ishaq ibnu Ibrahim a.s.,
mereka adalah anak-anak paman Bani Israil, dan dikenal dengan nama "orang-
orang yang berkulit kuning (putih)." Mereka pada mulanya berpegang kepada
agama orang-orang Yunani. Bangsa Yunani berasal dari keturunan Yafis ibnu
Nuh, anak-anak paman nenek moyang bangsa Turki. Mereka menyembah
bintang-bintang yang beredar yang jumlahnya ada tujuh buah, dikenal pula
dengan sebutan “al-mutahayyirah." Salat mereka menghadap ke arah utara;
merekalah orang-orang yang membangun kota Dimasyq dan membangun kuil-
kuilnya, yang di dalamnya terdapat mihrab-mihrab yang menghadap ke arah
utara. Orang-orang Romawi pada mulanya memeluk agama mereka sampai
dengan masa diutus-Nya Al-Masih, yakni tiga ratus tahun kemudian.
Raja dari kalangan mereka yang berhasil menguasai seluruh kawasan negeri
Syam bersama Jazirah Arabia disebut dengan julukan kaisar. Raja pertama yang
memeluk agama Nasrani dari kalangan raja-raja Romawi adalah Konstantin
ibnu Qastus. Ibunya bernama Maryam Al-Hailaniyah Al-Gandaqiyah dari tanah
Haran. Pada mulanya dialah yang lebih dahulu masuk agama Nasrani, lalu
mengajak anaknya untuk memeluk agama Nasrani. Semula Kaisar Romawi
adalah seorang ahli filsafat, akhirnya ia mengikuti ajakan ibunya.
Menurut suatu pendapat, ia mau masuk Nasrani hanya semata-mata karena
alasan diplomatis, dan akhirnya orang-orang Nasrani tunduk patuh kepadanya
serta sepakat mendukungnya. Di masa pemerintahannya mereka berdebat
dengan Abdullah ibnu Arius, lalu mereka berselisih pendapat dengan
perselisihan yang banyak. Pendapat mereka bermacam-macam, dan berpecah
belahlah mereka menjadi banyak golongan dan aliran.
Hanya ada sebagian dari mereka yang terdiri dari 318 orang uskup bersatu dan
sepakat di antara sesama mereka. Selanjutnya mereka membuat-buat akidah
untuk diserahkan kepada Kaisar Konstantin. Hal ini mereka sebut dengan istilah
"Amanat yang besar," padahal sesungguhnya hal tersebut tiada lain merupakan
pengkhianatan yang rendah.
Mereka membuat undang-undang buat Konstantin berupa hukum-hukum yang
menyangkut masalah halal dan haram serta hal-hal lainnya yang diperlukan oleh
golongan mereka. Akhirnya mereka mengubah agama Al-Masih Isa a.s. dan
melakukan penambahan serta pengurangan padanya. Mereka salat menghadap
ke arah timur dan mengganti hari Sabtu dengan hari Ahad. Mereka menyembah
salib, menghalalkan babi, dan membuat-buat hari perayaan yang mereka ada-
adakan —seperti hari raya salib, hari raya kudus, dan lain sebagainya—yang
merupakan buat-buatan mereka sendiri.
Kemudian mereka mengangkat buat Konstantin seorang paulus yang merupakan
pemimpin agama mereka, lalu patrik, lalu kardinal, lalu uskup dan pendeta.
Mereka membuat-buat ruhbaniyah (kerahiban).
Sedangkan kaisar sendiri membangun untuk mereka gereja-gereja dan tempat-
tempat peribadatan, lalu membangun sebuah kota yang namanya dinisbatkan
kepada namanya sendiri, yaitu Konstantinopel. Menurut suatu pendapat, di
masa pemerintahannya dia membangun sepuluh ribu gereja dan membangun
Baitul Lahm dengan memiliki tiga mihrab, sedangkan ibunya membangun Al-
Qumamah.
Mereka yang telah disebutkan di atas menamakan dirinya dengan
sebutan Mulkiyah, yakni orang-orang yang sealiran dengan agama raja.
Setelah itu muncul sekte baru yang disebut dengan Ya'qubiyah, yaitu pengikut
Ya'qub seorang uskup, kemudian muncul pula sekte Nustur pengikut Nustur.
Mereka menjadi beberapa sekte dan golongan yang banyak jumlahnya,
sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah Saw.:
"ً‫س ْب ِعينَ فِ ْرقَة‬ َ ‫"إِنه ُه ُم ْافت َ َرقُوا‬
َ ‫علَى اثْنَتَي ِْن َو‬
Sesungguhnya mereka berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan.
Kesimpulannya ialah mereka tetap berpegang pada agama Nasrani. Setiap kali
Kaisar meninggal dunia, kedudukannya diganti oleh penggantinya hingga kaisar
yang terakhir bernama Heraklius. Dia adalah seorang cendekiawan, raja yang
berwibawa, paling luas wawasannya, serta paling jitu pendapatnya. Di bawah
kepemimpinannya kekaisaran Romawi mencapai masa keemasannya sehingga
sebanding dengan kerajaan Persia. .
Kisra (Raja Persia) menguasai banyak negeri yang luas, seperti Irak, Khurrasan,
Ray, dan negeri-negeri lainnya yang bukan bangsa Arab penduduknya. Nama
Raja Persia saat itu adalah Sabur yang dijuluki dengan nama Zul Aktaf.
Kerajaan Persia jauh lebih besar daripada kerajaan Romawi; tampuk
kepemimpinan orang-orang 'Ajam dan bangsa Persia berada di tangan
kekuasaannya, mereka adalah penyembah api.
Dalam riwayat yang bersumber dari Ikrimah telah disebutkan bahwa Kisra
mengirimkan para pembantunya dan pasukannya untuk memerangi Kaisar
Romawi. Tetapi menurut pendapat yang terkenal, Kisra sendirilah yang
memerangi Kaisar Romawi dan negerinya sehingga berhasil mengalahkan
kaisar dan memukul mundur pasukannya, dan kaisar terpaksa berlindung di
dalam benteng ibu kota negerinya, yaitu Konstantinopel.
Kisra mengepung kota Konstantinopel dalam waktu yang cukup lama sehingga
membosankannya. Orang-orang Nasrani sangat mengagungkan kota
Konstantinopel, sedangkan Kisra tidak mampu menaklukkan kota tersebut
karena bentengnya yang sangat kuat dan letaknya sangat strategis.
Demikian itu karena bagian muka benteng Konstantinopel menghadap ke
daratan, sedangkan bagian belakangnya menghadap ke laut. Semua perbekalan
dan bahan makanan datang ke Konstantinopel dari arah laut.
Setelah pengepungan itu berlangsung cukup lama, Kisra merencanakan tipu
muslihat yang telah ia pikirkan dengan masak-masak sebelumnya. Untuk itu ia
meminta kepada Kisra agar pergi dari negerinya dengan imbalan sejumlah harta
yang disetujui oleh Kisra dengan syarat bahwa pihak kaisar diperbolehkan
mengajukan persyaratan menurut apa yang disukainya. Permintaan kaisar
disetujui oleh Kisra, lalu Kisra meminta harta yang banyak sekali jumlahnya
kepada kaisar sehingga tiada seorang raja pun di dunia ini yang mampu
memenuhinya. Harta tersebut berupa emas, perhiasan, pakaian, pelayan-pelayan
wanita dan pria, serta berbagai macam permintaan lainnya. Semuanya itu
disetujui oleh kaisar, dan kaisar memberikan jaminan dengan pura-pura bahwa
semua yang diminta oleh Kisra itu dimilikinya. Sedangkan kenyataannya ketika
Kisra mengajukan apa yang dia minta itu, dalam benak kaisar terbayangkan
bahwa seandainya dia dan Kisra mengumpulkan semua harta kekayaannya,
tentulah tidak akan mencapai sepersepuluh dari apa yang diminta oleh Kisra.
Kaisar meminta kepada Kisra untuk memberinya kesempatan keluar dari
benteng menuju negeri Syam dan kawasan-kawasan kerajaan Romawi lainnya
dengan alasan akan menghimpun dana tersebut dari harta simpanannya yang
terdapat di daerah-daerah tersebut.
Kisra memberinya izin untuk keluar dari benteng. Ketika kaisar telah siap untuk
keluar dari benteng Konstantinopel, terlebih dahulu ia mengumpulkan semua
orang yang seagama dengannya, lalu berkata, "Sesungguhnya aku akan keluar
untuk melakukan apa yang telah kurencanakan sebelumnya dengan membawa
sejumlah pasukan yang telah terlatih. Jika aku dapat kembali kepada kalian
sebelum masa satu tahun, berarti aku masih tetap menjadi raja kalian. Tetapi
jika aku tidak kembali kepada kalian sesudahnya, maka kalian boleh memilih:
Jika kalian suka, boleh tetap menjadikanku sebagai raja kalian; dan jika kalian
lebih suka memilih selainku, aku persilakan." Maka mereka menjawab bahwa
mereka tetap berbaiat kepada Konstantin sebagai raja mereka seumur hidup,
sekalipun ia pergi meninggalkan mereka selama sepuluh tahun.
Ketika Kaisar Konstantin keluar dari bentengnya, ia diiringi oleh sejumlah
pasukannya. Sedangkan Kisra saat itu berkemah di Konstantinopel bersama
pasukannya menunggu kedatangan kaisar kembali ke Konstantinopel.
Setelah mendapat kesempatan itu kaisar segera membawa pasukannya bergerak
cepat menuju negeri Persia. Sesampainya di negeri Persia, ia dan pasukannya
membuat kerusakan padanya dan membunuhi para penduduknya yang laki-laki
dan bala tentara Persia yang tertinggal. Dia terus melakukan pembunuhan
sepanjang jalan yang dilaluinya hingga sampailah di ibu kota kerajaan Persia.
Lalu ia membunuh semua orang yang ada padanya, merampas semua
penghasilan serta harta bendanya, dan menahan kaum wanitanya, bahkan juga
permaisuri Kisra. Kemudian kaisar mencukur gundul anak Kisra dan
menaikkannya di atas keledai, lalu mengirimkannya bersama sejumlah tawanan
lainnya dalam keadaan sangat hina dan direndahkan ke Kisra dengan membawa
pesan darinya, "Inilah yang kamu minta, silakan ambil."
Ketika berita tersebut sampai kepada Kisra, tiada yang dapat menggambarkan
kesedihannya selain hanya Allah Swt., dan amarahnya makin bertambah meluap
terhadap ibu kota kerajaan Romawi. Lalu ia melancarkan serangannya dengan
semua kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya, tetapi usahanya itu kandas
dan sia-sia.
Setelah tidak mampu menjatuhkan benteng Konstantinopel, maka ia berangkat
bersama pasukannya untuk mencegat kaisar dan pasukannya di celah Jaihun
yang merupakan satu-satunya jalan bagi kaisar untuk mencapai Konstantinopel.
Kaisar mengetahui siasat itu, maka ia membuat tipu muslihat yang sangat hebat,
belum pernah siasat itu dilakukan oleh seorang panglima perang pun. Untuk itu
ia menempatkan pasukannya dan semua perbekalan yang berhasil mereka
peroleh dari rampasan perang di mulut celah Jaihun. Kemudian ia
memerintahkan kepada sebagian pasukannya untuk membawa makanan hewan
kendaraan, kotoran serta isi perut hewan ternak. Kemudian ia membawa
pasukannya itu melalui jalan atas yang mendaki hingga sampai di tempat yang
dekat dengan celah Jaihun kurang lebih jarak perjalanan satu hari. Sesampainya
di atas, ia memerintahkan kepada pasukannya untuk melemparkan semua beban
yang mereka bawa ke dalam sungai (yang melalui celah Jaihun).
Ketika kotoran dan makanan ternak itu terbawa hanyut oleh arus Sungai Sam
sampai di tempat Kisra, maka Kisra menduga bahwa pasukan yang dibawa
kaisar melalui jalan atas. Maka dengan segera ia memerintahkan seluruh
pasukannya bergerak mengejar mereka sehingga celah Jaihun kosong, tidak
dijaga oleh pasukan Persia.
Kaisar kembali kepada induk pasukannya, lalu memerintahkan mereka untuk
bergerak dan memasuki celah Jaihun dengan langkah yang cepat. Akhirnya
selamatlah kaisar dari kejaran Kisra dan pasukannya, lalu sampai di benteng
Konstantinopel dengan selamat.
Kemudian hari itu dijadikan oleh orang-orang Nasrani sebagai hari raya.
Sedangkan Kisra dan pasukannya kebingungan, mereka tidak tahu apa yang
harus mereka lakukan. Negeri-negeri kaisar tidak dapat mereka taklukkan,
sementara negeri mereka sendiri telah dihancur-berantakkan oleh pasukan
Romawi; semua kekayaan mereka telah diboyong ke kerajaan Romawi dan
anak-anak mereka serta kaum wanita mereka telah dijadikan tawanan.
Demikianlah kisah kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia, dan
peristiwa ini terjadi setelah berlalu masa sembilan tahun sejak kemenangan
bangsa Persia atas bangsa Romawi.
Perang besar antara pasukan Romawi dan pasukan Persia —di mana pasukan
Romawi mengalami kekalahan— terjadi di antara Azri'at dan Basra.
Demikianlah menurut apa yang disebutkan oleh Ibnu Abbas dan Ikrimah serta
selain keduanya. Tempat tersebut merupakan pinggiran negeri Syam yang
berdekatan letaknya dengan negeri Hijaz.
Mujahid mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi di Jazirah, yaitu bagian
kerajaan Romawi yang letaknya paling berdekatan dengan perbatasan negeri
Persia. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia terjadi setelah sembilan tahun
dari kekalahannya. Hal ini diungkapkan oleh Al-Qur'an dengan kata-kata
"beberapa tahun," yang menurut bahasa Arab pengertiannya menunjukkan
antara tiga sampai sembilan.
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Ibnu Jarir
serta selain keduanya melalui riwayat Abdullah ibnu Abdur Rahman Al-Jumahi,
dari Az-Zuhri, dari Ubaidillah ibnu Abdullah Muhammad ibnu Abbas
disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda kepada Abu Bakar sehubungan
dengan makna firman-Nya: Alif Lam Mim. Telah dikalahkan bangsa
Romawi. (Ar-Rum: 1-2), hingga beberapa ayat berikutnya.
ْ ِ‫ث إِلَى ت‬
" ‫سعٍ؟‬ ْ ِ‫ فَ ِإنه ا ْلب‬،‫يأ َ ََل احْ ت َ ْطتَ يَا أَبَا بَك ٍْر‬
ٍ ‫ض َع َما بَ ْينَ ث َ ًَل‬
"Hai Abu Bakar, mengapa engkau tidak hati-hati dalam mengambil keputusan?
Sesungguhnya pengertian beberapa tahun itu antara tiga sampai sembilan
tahun."
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib bila ditinjau
dari segi jalurnya. Ibnu Jarir telah meriwayatkan hal yang semisal melalui
Abdullah ibnu Amr, kemudian ia mengatakan hal yang semisal dengan apa yang
dikatakan oleh Imam Turmuzi. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
*************
Firman Allah Swt.:
}ُ‫األم ُر ِم ْن قَ ْب ُل َو ِم ْن بَ ْعد‬ْ ِ‫{ّلِل‬ ‫ِه‬
Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). (Ar-Rum: 4)
Maksudnya, sebelum dan sesudah peristiwa kemenangan itu; hal ini
diungkapkan dengan mabnidam karena diputuskan dari idafah-nya.
‫ح ا ْل ُم ْؤ ِمنُونَ بِنَص ِْر ه‬
}ِ‫َّللا‬ ُ ‫{ويَ ْو َمئِ ٍذ يَ ْف َر‬
َ
Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang
yang beriman, karena pertolongan Allah. (Ar-Rum: 4-5)
Yakni ditolong-Nya orang-orang Romawi pasukan kaisar raja negeri Syam atas
pasukan Persia pendukung Kisra yang Majusi. Kemenangan pasukan Romawi
atas pasukan Persia bertepatan dengan terjadinya Perang Badar, menurut
pendapat sebagian besar ulama, seperti Ibnu Abbas, As-Sauri, As-Saddi, dan
lain-lainnya.
Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Turmuzi, Ibnu Jarir, Abu
Hatim, dan Al-Bazzar melalui hadis Al-A'masy, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id
yang telah menceritakan bahwa ketika Perang Badar terjadi, bertepatan dengan
itu bangsa Romawi beroleh kemenangan atas bangsa Persia. Maka kaum
mukmin gembira mendengar berita tersebut, dan Allah menurunkan firman-
Nya: Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-
orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Ar-
Rum: 4-5)
Ulama lainnya mengatakan bahwa kemenangan bangsa Romawi atas bangsa
Persia justru terjadi di tahun ditandatanganinya Perjanjian Hudaibiyah.
Demikianlah menurut pendapat Ikrimah, Az-Zuhri, dan Qatadah serta yang
lainnya yang bukan hanya seorang. Sebagian dari mereka yang berpendapat
demikian mengemukakan alasannya untuk mendukung pendapatnya ini, bahwa
kaisar telah bernazar bahwa bila Allah memberikan kemenangan kepadanya atas
Kisra, dia benar-benar akan berjalan kaki dari Himsa ke Yerussalem —yaitu
berziarah ke Baitul Maqdis— sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada Allah
Swt. dan nazarnya itu benar-benar ia kerjakan.
Setelah berada di Baitul Maqdis dan belum lagi ia meninggalkannya, datanglah
surat Rasulullah Saw. yang beliau kirimkan melalui Dihyah ibnu Khalifah.
Dihyah menyerahkan surat itu kepada gubernur Basrah, lalu gubernur Basrah
menyerahkannya kepada kaisar.
Setelah kaisar membaca surat Rasulullah Saw., ia meminta agar dapat berbicara
dengan orang-orang Arab Hijaz yang sedang ada di negeri Syam. Saat itu Abu
Sufyan alias Sakhr ibnu Harb Al-Umawi sedang berada di Gazzah bersama
sejumlah orang Quraisy dalam misi dagangnya. Maka mereka dipanggil
menghadap kaisar dan duduk di hadapannya.
Lalu kaisar bertanya, "Siapakah di antara kalian yang paling dekat hubungan
nasabnya dengan lelaki ini (maksudnya Nabi Saw.) yang mengakui dirinya
sebagai seorang nabi?" Abu Sufyan menjawab, "Saya."
Kaisar berkata kepada pembantu-pembantunya, "Persilakanlah mereka untuk
duduk di belakang orang ini, karena sesungguhnya aku akan menanyainya
tentang lelaki itu. Jika dia dusta, tentu mereka akan memprotesnya." Abu
Sufyan berkata (dalam hatinya), "Demi Allah, seandainya mereka tidak
menekanku agar jangan berdusta, tentulah aku akan berdusta."
Kemudian Heraklius Kaisar Romawi menanyai Abu Sufyan tentang nasab lelaki
itu dan sifatnya. Pertanyaannya antara lain, "Apakah dia pernah ingkar janji?"
Abu Sufyan menjawab, "Tidak pernah. Kami sekarang berada dalam ikatan
perjanjian dengannya, dan kami tidak mengetahui apakah yang akan dia
lakukan terhadap perjanjian tersebut." Yang dimaksud Abu Sufyan adalah
Perjanjian Hudaibiyah yang telah ditandatangani oleh Rasulullah Saw. dan
orang-orang kafir Quraisy untuk gencatan senjata selama sepuluh tahun.
Berdasarkan kisah ini mereka menyimpulkan bahwa kemenangan bangsa
Romawi atas bangsa Persia terjadi di tahun Perjanjian Hudaibiyah, sebab kaisar
baru memenuhi nazarnya setelah Perjanjian Hudaibiyah. Hanya Allah-lah Yang
Maha Mengetahui.
Akan tetapi, bagi orang-orang yang berpendapat seperti pendapat pertama dapat
mengemukakan alasannya, bahwa saat usai perang tentu saja negeri kaisar
dalam keadaan rusak dan berantakan sehingga ia belum sempat memenuhi
nazarnya sebelum memperbaiki apa yang telah rusak dari negerinya, ia sibuk
memeriksa semua kawasan negerinya dan membangunnya kembali seperti
semula. Setelah berlalu masa empat tahun seusai kemenangannya itu, barulah ia
memenuhi nazarnya. Hanya Allah jualah Yang Maha Mengetahui.
Masalah ini tidaklah sulit. Yang jelas ketika bangsa Persia beroleh kemenangan
atas bangsa Romawi orang-orang mukmin merasa sedih dengan berita tersebut.
Dan ketika bangsa Romawi beroleh kemenangan atas bangsa Persia, orang-
orang mukmin gembira dengan berita tersebut. Karena bangsa Romawi secara
garis besarnya adalah Ahli kitab, dan mereka lebih dekat dengan orang-orang
mukmin dibandingkan dengan orang-orang yang beragama Majusi,
sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
َ‫َاوةً ِلله ِذينَ آ َمنُوا ا ْليَ ُهو َد َواله ِذينَ أَش َْركُوا َولَت َ ِجدَنه أ َ ْق َربَ ُه ْم َم َو هدةً ِلله ِذينَ آ َمنُوا اله ِذين‬ َ ‫عد‬َ ‫اس‬ ِ ‫ش هد النه‬َ َ ‫{لَت َ ِجدَنه أ‬
‫سو ِل‬ ‫س ِمعُوا َما أُنز َل ِإلَى ه‬
ُ ‫الر‬ َ ‫ َو ِإذَا‬. َ‫ست َ ْك ِب ُرون‬ ْ ‫سينَ َو ُر ْه َبانًا َوأَنه ُه ْم ََل َي‬ِ ‫ارى ذَ ِلكَ ِبأَنه ِم ْن ُه ْم ِقسِي‬ َ ‫ص‬َ َ‫قَالُوا ِإنها ن‬
} َ‫ق يَقُولُونَ َربهنَا آ َمنها فَا ْكت ُ ْبنَا َم َع الشها ِه ِدين‬ ِ ‫يض ِمنَ ال هد ْم ِع ِم هما ع ََرفُوا ِمنَ ا ْل َح‬ ُ ‫ت َ َرى أ َ ْعيُنَ ُه ْم ت َ ِف‬
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya
terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-
orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat
persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang
berkata, "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” (Al-Maidah: 82) sampai
dengan firman-Nya: Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami
bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Qur'an dan
kenabian Muhammad Saw.). (Al-Maidah: 83)
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
}‫الر ِحي ُم‬
‫يز ه‬ ُ ‫ص ُر َم ْن يَشَا ُء َو ُه َو ا ْل َع ِز‬ ‫ح ا ْل ُم ْؤ ِمنُونَ ِبنَص ِْر ه‬
ُ ‫َّللاِ يَ ْن‬ ُ ‫{ويَ ْو َمئِ ٍذ يَ ْف َر‬
َ
Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang
yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Ar-
Rum: 4-5)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah
menceritakan kepada kami Safwan, telah menceritakan kepada kami Al-Walid,
telah menceritakan kepadaku Usaid Al-Kilabi yang menceritakan bahwa ia
pernah mendengar Al-Ala ibnuz Zubair Al-Kilabi menceritakan dari ayahnya
yang mengatakan bahwa ia menyaksikan kemenangan bangsa Persia atas
bangsa Romawi, kemudian menyaksikan pula kemenangan bangsa Romawi atas
bangsa Persia. Lalu ia menyaksikan pula kemenangan kaum muslim atas bangsa
Persia dan bangsa Romawi; semuanya itu terjadi dalam kurun waktu yang
lamanya lima belas tahun.
*****
Firman Allah Swt.:
ُ ‫{و ُه َو ا ْلعَ ِز‬
}‫يز‬ َ
Dialah Yang Mahaperkasa. (Ar-Rum: 5)
dalam pertolongan dan pembalasan-Nya terhadap musuh-musuh-Nya.
}‫{الر ِحي ُم‬‫ه‬
lagi Maha Penyayang. (Ar-Rum: 5)
terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman.
Firman Allah Swt.:
}ُ‫َّللاُ َو ْع َده‬
‫ف ه‬ ُ ‫َّللاِ ََل يُ ْخ ِل‬
‫{و ْع َد ه‬ َ
(sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi
janji-Nya. (Ar-Rum: 6)
Yakni apa yang Kami beritakan kepadamu, Muhammad, bahwa aku akan
menolong bangsa Romawi atas bangsa Persia merupakan janji dari-Ku yang
sebenar-benarnya dan berita yang benar yang tidak akan diingkari kejadian dan
peristiwanya. Karena sudah merupakan sunnatullah bila Allah menolong
golongan yang lebih dekat kepada kebenaran di antara kedua golongan yang
berperang itu, kemudian menjadikan kesudahan yang baik bagi golongan
tersebut.
} َ‫اس ََل يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ‫{ولَ ِكنه أ َ ْكث َ َر النه‬َ
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Ar-Rum: 6)
tentang hukum Allah (keputusan-Nya), bahwa semua yang dilakukan oleh-Nya
adalah sesuai dengan norma-norma keadilan.
*****
Firman Allah Swt.:
ِ ‫{يَ ْعلَ ُمونَ َظا ِه ًرا ِمنَ ا ْل َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َو ُه ْم ع َِن‬
َ ‫اآلخ َر ِة ُه ْم‬
} َ‫غافِلُون‬
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedangkan
mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (Ar-Rum: 7)
Artinya, kebanyakan manusia tidak memiliki ilmu melainkan hanya yang
menyangkut masalah dunia, mata pencahariannya, dan semua urusannya.
Mereka benar-benar cerdik dan pandai dalam meraih dan menciptakan berbagai
macam pekerjaannya. Sedangkan terhadap perkara-perkara agama dan hal-hal
yang bermanfaat bagi mereka di negeri akhirat nanti, mereka lalai. Seakan-akan
seseorang dari mereka kosong pengetahuannya tentang ilmu akhirat, hatinya
tidak tergerak terhadapnya, dan pikirannya kosong darinya.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan, "Demi Allah, kecintaan seseorang dari mereka
kepada dunianya benar-benar mencapai batas yang tak terperikan, sehingga
ketika dia sedang membolak-balikkan mata uang dirham di atas kukunya, ia
dapat menceritakan kepadamu tentang berat kandungan logamnya, padahal dia
masih belum dapat melakukan salat dengan baik."
Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka
hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka
tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (Ar-Rum: 7) Yakni orang-orang kafir
itu hanya mengetahui cara meramaikan dunia, sedang mengenai urusan agama
mereka bodoh sama sekali.
Al-Anfal, ayat 5-8
By Fathur Rohman 00.20 No comments

ِ ‫) يُ َجا ِدلُو َنكَ ِفي ا ْل َح‬5( َ‫ق َو ِإنه َف ِريقًا ِمنَ ا ْل ُم ْؤ ِمنِينَ َلك َِارهُون‬
َ‫ق َب ْع َد َما ت َ َبيهن‬ ِ ‫{ َك َما أ َ ْخ َر َجكَ َربُّكَ ِم ْن َب ْي ِتكَ ِبا ْل َح‬
‫ت‬ ِ ‫غي َْر ذَا‬ َ ‫طائِفَتَي ِْن أَنه َها لَ ُك ْم َوت َ َودُّونَ أَنه‬ ‫) َوإِ ْذ يَ ِع ُد ُك ُم ه‬6( َ‫ظ ُرون‬
‫َّللاُ إِحْ دَى ال ه‬ ُ ‫ت َو ُه ْم يَ ْن‬ِ ‫ساقُونَ إِلَى ا ْل َم ْو‬ َ ُ‫َكأَنه َما ي‬
‫اط َل‬ ِ َ‫ق َويُب ِْط َل ا ْلب‬ ‫ق ا ْل َح ه‬
‫) ِليُ ِح ه‬7( َ‫ق بِ َك ِل َماتِ ِه َويَ ْق َط َع دَابِ َر ا ْلكَافِ ِرين‬ ‫َّللاُ أ َ ْن يُ ِح ه‬
‫ق ا ْل َح ه‬ ‫الش ْهو َك ِة تَكُونُ لَ ُك ْم َويُ ِري ُد ه‬
} )8( َ‫َولَ ْو ك َِر َه ا ْل ُمجْ ِر ُمون‬

Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran,


dan sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman tidak
menyukainya, mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah
nyata (kebenaran itu), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedangkan
mereka melihat (sebab-sebabnya). Dan (ingatlah) ketika Allah menjanjikan
kepada kalian bahwa salah satu dari dua golongan (yang kalian hadapi) adalah
untuk kalian, sedangkan kalian menginginkan bahwa yang tidak mempunyai
kekuatan senjatalah untuk kalian, dan Allah menghendaki untuk membenarkan
yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir, agar
Allah menetapkan yang hak dan membatalkan yang batil walaupun orang-
orang (musyrik) yang berdosa tidak menyukainya
Imam Abu Ja'far At-Tabari mengatakan bahwa ulama tafsir berbeda pendapat
tentang penyebab yang mendatangkan kebenaran huruf kaf dalam firman-Nya:

} َ‫{ َك َما أ َ ْخ َر َجكَ َربُّك‬

Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi. (Al-Anfal: 5)


Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa keadaan orang-orang mukmin
saat itu diserupakan dengan keadaan orang-orang mukmin di saat Allah
menyuruh mereka pergi dari rumah mereka demi kemaslahatan mereka sendiri,
yaitu untuk menguji ketaatan mereka kepada Tuhannya dan untuk memperbaiki
hubungan di antara sesama mereka serta ketaatan mereka kepada Allah dan
Rasul-Nya. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ikrimah.
Makna yang dimaksud ialah, Allah Swt. berfirman kepada mereka bahwasanya
sebagaimana kalian di saat berselisih pendapat tentang ganimah dan kalian
saling ngotot mengenainya, maka Allah mencabutnya dari tangan kalian, dan
menyerahkannya sebagai bagian dari milik Allah dan Rasul-Nya. Kemudian
Rasulullah Saw. membagi-bagikannya di antara mereka dengan adil dan sama
rata. Dan ternyata hal tersebut merupakan hal yang terbaik bagi kalian.
Yakni demikian pula ketika kalian dipaksa keluar untuk menemui musuh-
musuh kalian guna berperang melawan golongan yang bersenjata. Mereka
adalah pasukan kaum muslim yang berangkat untuk membela agamanya dan
merebut kafilah dagang orang-orang musyrik. Dan ternyata akibat dari
ketidaksukaan kalian untuk berperang, Allah membuat kalian mampu
melakukannya dan mempertemukan kalian dengan musuh-musuh kalian, tanpa
ada penentuan waktu sebelumnya; hal tersebut dimaksudkan sebagai
bimbingan, petunjuk, pertolongan, dan kemenangan dari Allah buat kalian.
Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya yang lain:

َ ‫سى أ َ ْن ت ُ ِحبُّوا‬
‫ش ْيئ ًا َو ُه َو شَر‬ َ ‫ع‬ َ ‫سى أ َ ْن تَك َْر ُهوا‬
َ ‫ش ْيئ ًا َو ُه َو َخي ٌْر لَ ُك ْم َو‬ َ ‫علَ ْي ُك ُم ا ْل ِقتَا ُل َو ُه َو ك ُْرهٌ لَ ُك ْم َو‬
َ ‫ع‬ َ ‫ب‬ َ ِ‫{ ُكت‬
َ
} َ‫َّللاُ يَ ْعلَ ُم َوأ ْنت ُ ْم ََل ت َ ْعلَ ُمون‬
‫لَ ُك ْم َو ه‬
Diwajibkan atas kalian berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kalian benci. Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi
kalian; dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi
kalian; Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui. (Al-Baqarah:
216)
ibnu Jarir mengatakan bahwa ulama lainnya telah mengatakan sehubungan
dengan makna firman-Nya: Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari
rumahmu dengan kebenaran. (Al-Anfal: 5) Bahwa sekalipun sebagian orang
mukmin tidak menyukainya, demikian pula keadaan mereka ketika disuruh
berperang, mereka membantahmu dalam strategi tersebut, padahal perkaranya
sudah jelas bagi mereka.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan hal yang semisal dari Mujahid, bahwa
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-
Nya: Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi. (Al-Anfal: 5) Demikian pula
mereka membantah kamu dalam perkara yang hak.
As-Saddi mengatakan bahwa sehubungan dengan keberangkatan kaum muslim
menuju medan Perang Badar serta bantahan mereka kepada Nabi Saw. dalam
hal ini, maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Sebagaimana Tuhanmu
menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran dan sesungguhnya
sebagian dari orang-orang yang beriman tidak menyukainya. (Al-Anfal: 5)
Mereka berangkat untuk mencari orang-orang musyrik. Mereka membantahmu
tentang kebenaran sesudah nyata (kebenaran itu). (Al-Anfal: 6)
Sebagian ulama tafsir ada yang mengatakan bahwa mereka menanyakan tentang
pembagian harta rampasan perang kepadamu (Muhammad), sebagaimana
mereka membantahmu dalam peristiwa Perang Badar, mereka mengatakan,
"Engkau memberangkatkan kami untuk menghadang iringan kafilah, mengapa
engkau tidak memberi tahu kami sejak semula bahwa kita akan menghadapi
peperangan, sehingga kami dapat membuat persiapan terlebih dahulu untuk
menghadapinya?"
Menurut kami, sesungguhnya Rasulullah. Saw. berangkat dari Madinah
bersama pasukan kaum muslim pada awal mulanya hanyalah untuk
menghadang iringan kafilah dagang Abu Sufyan yang beritanya telah
diketahuinya, bahwa kafilah tersebut pulang dari negeri Syam dengan
membawa harta yang berlimpah milik orang-orang kafir Quratsy. Maka
Rasulullah Saw. membangkitkan semangat kaum muslim yang mempunyai
kemampuan untuk berangkat. Kemudian beliau Saw. berangkat bersama tiga
ratus orang lebih beberapa belas.
Rasulullah Saw. memakai jalan yang menuju ke pantai dengan memakai jalan
yang melewati Badar. Sedangkan Abu Sufyan mengetahui Keberangkatan
Rasulullah Saw. untuk menghadangnya. Maka Abu Sufyan mengirimkan
Damdam ibnu Amr untuk menyampaikan peringatan kepada penduduk Mekah
akan bahaya yang sedang dihadapinya. Maka bangkitlah dari kalangan
penduduk Mekah suatu pasukan besar yang terdiri atas seribu personel dengan
senjata yang lengkap, jumlah mereka antara sembilan ratus sampai seribu orang.
Selanjutnya Abu Sufyan sendiri mengambil jalan kanan bersama kafilah
dagangnya, yaitu meniti jalan tepi pantai, sehingga selamat dari hadangan
pasukan kaum muslim. Lalu tibalah pasukan kaum musyrikin, kemudian
mereka sampat di sumur Badar. Lalu Allah mempertemukan pasukan kaum
muslim dan pasukan orang-orang kafir, tanpa ada penentuan waktu terlebih
dahulu. Hal ini dimaksudkan oleh Allah untuk meninggikan kalimat kaum
muslim dan menolong mereka dalam menghadapi musuh-musuhnya, serta
untuk membedakan antara perkara yang hak dengan perkara yang batil, seperti
yang akan dijelaskan kemudian.
Kaitan yang dimaksud ialah, ketika Rasulullah Saw. menerima berita tentang
keberangkatan pasukan kaum musyrik Mekah, maka Allah menurunkan wahyu-
Nya kepada Nabi Saw. untuk memilih salah satu di antara kedua golongan
tersebut, yaitu antara kafilah atau pasukan kaum musyrik. Sedangkan
kebanyakan kaum muslim memilih untuk menghadang kafilah, mengingat
hasilnya sudah pasti dan tanpa melalui peperangan. Hal ini diungkapkan oleh
Allah Swt. dalam firman-Nya:

} َ‫ق بِ َك ِل َماتِ ِه َويَ ْق َط َع دَابِ َر ا ْلكَافِ ِرين‬ ‫َّللاُ أ َ ْن يُ ِح ه‬


‫ق ا ْل َح ه‬ ‫ت الش ْهو َك ِة تَكُونُ لَ ُك ْم َويُ ِري ُد ه‬ َ ‫{وت َ َودُّونَ أَنه‬
ِ ‫غي َْر ذَا‬ َ
sedangkan kalian menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan
senjatalah yang untuk kalian, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang
benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir. (Al-Anfal:
7)

‫ َح هدثَنَا‬،‫س ْه ٍل‬ َ ُ‫ َح هدثَنَا بَك ُْر ْبن‬،‫طبَ َرانِ ُّي‬ ‫سلَ ْي َمانُ ْبنُ أَحْ َم َد ال ه‬ ُ ‫ َح هدثَنَا‬:ِ‫ِيره‬ ِ ‫ظ أَبُو بَك ِْر ْبنُ َم ْردُويه فِي ت َ ْفس‬ ُ ِ‫قَا َل ا ْل َحاف‬
‫س ِم َع أ َ َبا‬َ ُ‫سلَ َم أ َ ِبي ِع ْم َرانَ َح هدثَهُ أَنهه‬ ْ َ ‫ ع َْن أ‬،‫ب‬ ٍ ‫ ع َْن َي ِزي َد ب ِْن أ َ ِبي َح ِبي‬،‫ َح هدثَنَا ا ْبنُ لَ ِهيعة‬،‫ف‬ َ ‫س‬ُ ‫َّللاِ ْبنُ يُو‬ ‫ع ْب ُد ه‬ َ
‫ير أَبِي‬ ِ ‫ إِنِي أ ُ ْخ ِب ْرتُ ع َْن ِع‬:‫سله َم َونَحْ نُ ِبا ْل َمدِينَ ِة‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫َّللا‬ ‫صلهى ه‬ َ ِ‫َّللا‬‫سو ُل ه‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ي يَقُو ُل‬ ‫ص ِار ه‬َ ‫وب ْاأل َ ْن‬َ ُّ‫أَي‬
‫ فَلَ هما‬،‫ فَ َخ َر َج َو َخ َرجْ نَا‬،‫ نَعَ ْم‬:‫َّللاَ يُ ْغنمنا َها؟ " فَقُ ْلنَا‬ ‫ير لَعَ هل ه‬ ِ ‫س ْفيَانَ أَنه َها ُم ْقبِلَةٌ فَ َه ْل لَ ُك ْم أَ ْن نَ ْخ ُر َج قَ ْب َل َه ِذ ِه ا ْل ِع‬ ُ
‫َّللاِ َما‬‫ ََل َو ه‬:‫ " َما ت َ َر ْونَ فِي قِتَا ِل ا ْلقَ ْو ِم؛ فَ ِإنه ُه ْم قَ ْد أ ُ ْخ ِب ُروا ِب َم ْخ َر ِج ُك ْم؟ " فَقُ ْلنَا‬:‫س ْرنا يَ ْو ًما أ َ ْو يَ ْو َمي ِْن قَا َل لَنَا‬ ِ
‫ " َما ت َ َر ْونَ فِي قِتَا ِل ا ْلقَ ْو ِم؟ " فَقُ ْلنَا ِمثْ َل ذَ ِلكَ فَقَا َل ا ْل ِم ْقدَا ُد‬:َ‫ ث ُ هم قَال‬،‫ير‬ َ ‫ َولَ ِكنها أ َ َر ْدنَا ا ْل ِع‬،‫لَنَا َطاقَةٌ بِ ِقتَا ِل ا ْلعَد ُِو‬
‫ {فَا ْذ َه ْب أ َ ْنتَ َو َربُّكَ فَقَاتًِل إِنها َها ُهنَا‬:‫سى‬ َ ‫سى ِل ُمو‬ َ ‫َّللاِ َك َما قَا َل قَ ْو ُم ُمو‬ ‫سو َل ه‬ ُ ‫ إذًا ََل نَقُو ُل لَكَ يَا َر‬:‫ْبنُ ع َْم ٍرو‬
َ‫ب ِإلَ ْينَا ِم ْن أ َ ْن يَكُون‬ ُّ ‫أ َ ْن لَ ْو قُ ْلنَا َك َما قَا َل ا ْل ِم ْقدَا ُد أَ َح‬-‫ص ِار‬ َ ‫ َم ْعش ََر ْاأل َ ْن‬- ‫ فَت َ َمنه ْينَا‬:َ‫] قَال‬24 :‫قَا ِع ُدونَ } [ا ْل َمائِ َد ِة‬
‫ق َوإِنه‬ ِ ‫ { َك َما أ َ ْخ َر َجكَ َربُّكَ ِم ْن بَ ْيتِكَ بِا ْل َح‬:‫سله َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫سو ِل ِه‬ ُ ‫علَى َر‬ َ ُ‫َّللا‬‫ فَأ َ ْن َز َل ه‬:َ‫ قَال‬،‫لَنَا َما ٌل ع َِظي ٌم‬
‫ث‬ِ ‫فَ ِريقًا ِمنَ ا ْل ُم ْؤ ِمنِينَ لَك َِارهُونَ } َوذَك ََر ت َ َما َم ا ْل َحدِي‬
Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan di dalam kitab Tafsir-
nya, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Ahmad At-Tabrani, telah
menceritakan kepada kami Bakr ibnu Sahi, telah menceritakan kepada kami
Abdullah ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Ibnu Luhai'ah, dari
Yazid ibnu Abu Habib, dari Aslam Abu Imran, bahwa ia pernah mendengar
Abu Ayyub Al-Ansari menceritakan hadis berikut: Rasulullah Saw. bersabda
ketika kami (para sahabat) berada di Madinah, "Sesungguhnya aku mendapat
berita bahwa iringan kafilah Abu Sufyan telah kembali, maka maukah kalian
berangkat untuk menghadang kafilah ini? Mudah-mudahan Allah
menjadikannya sebagai ganimah buat kita." Maka kami (para sahabat)
menjawab, "Ya." Lalu Nabi berangkat dan kami ikut bersamanya. Ketika
perjalanan satu atau dua hari telah kami lampaui, Nabi Saw. bersabda kepada
kami, "Bagaimanakah pendapat kalian dengan memerangi kaum itu, karena
sesungguhnya mereka telah mendengar keberangkatan kalian (sehingga mereka
meminta bala bantuan)?" Kami menjawab, "Tidak, demi Allah, kami tidak
mempunyai kekuatan yang memadai untuk berperang melawan musuh, tetapi
kami hanya menginginkan iringan kafilah itu." Nabi Saw.
bersabda, "Bagaimanakah pendapat kalian tentang memerangi kaum itu?"
Kami menjawab dengan jawaban yang sama. Maka Al-Miqdad ibnu Amr
mengatakan, "Kalau demikian, kami tidak akan mengatakan kepada engkau,
wahai Rasulullah, seperti apa yang dikatakan oleh kaum Musa kepada Musa,"
yang disebutkan di dalam firman-Nya: pergilah kamu bersama Tuhanmu. dan
berperanglah kamu berdua. sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini
saja. (Al-Maidah: 24) Abu Ayyub Al-Ansari mengatakan, "Setelah itu kami —
semua golongan Ansar— berharap seandainya saja kami mengatakan seperti
apa yang tadi dikatakan oleh Al-Miqdad. Hal itu lebih kami sukai daripada
memiliki harta yang besar." Selanjutnya ia mengatakan, "Lalu Allah Swt.
menurunkan firman kepada Rasul-Nya." yaitu: Sebagaimana Tuhanmu
menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya
sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya. (Al-Anfal: 5)
Kemudian Ibnu Murdawaih melanjutkan hadis ini hingga selesai. Ibnu Abu
Hatim meriwayatkannya melalui hadis Ibnu Luhai'ah dengan lafaz yang
semisal.
Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan pula melalui hadis Muhammad ibnu Amr
ibnu Alqamah ibnu Abu Waqqas Al-Laisi, dari ayahnya, dari kakeknya yang
menceritakan bahwa Rasulullah Saw. berangkat menuju medan Badar. Ketika
sampai di Rauha, beliau berkhotbah kepada semua orang, "Bagaimanakah
pendapat kalian?" Maka Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, telah sampai
suatu berita kepada kami bahwa mereka (pasukan kaum musyrik) telah berada
di tempat anu dan anu." Nabi Saw. berkhotbah lagi dan
mengatakan, "Bagaimanakah pendapat kalian?" Maka berkatalah Umar seperti
yang dikatakan oleh Abu Bakar. Rasulullah Saw. berkhotbah lagi dan
mengatakan, "Bagaimanakah pendapat kalian?" Sa'd ibnu Mu'az berkata,
"Wahai Rasulullah, apakah kami yang engkau maksudkan? Demi Tuhan yang
telah memuliakanmu dan telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu,
saya hanya mengikuti jalanmu saja dan saya tidak tahu menahu. Seandainya
engkau berjalan sampai ke Barkil Gimad bagian yang jauh dari negeri Yaman,
niscaya saya akan berjalan bersamamu. Dan kami tidak akan seperti orang-
orang yang mengatakan kepada Musa: pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan
berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini
saja. (Al-Maidah: 24) Tetapi kami akan mengatakan, 'Pergilah engkau bersama
Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami akan berperang
menyertaimu.' Barangkali engkau berangkat karena suatu perintah, lalu Allah
memerintahkan lagi kepadamu hal yang lainnya, maka tunggulah apa yang
bakal diputuskan oleh Allah kepadamu, kemudian berangkatlah
menunaikannya. Hubungkanlah tali orang yang engkau kehendaki, dan
putuskanlah tali orang yang engkau kehendaki. Perangilah orang yang engkau
kehendaki, dan berdamailah dengan orang yang engkau kehendaki. Ambillah
dari harta kami sebanyak apa yang engkau kehendaki." Sehubungan dengan
perkataan Sa'd itu, Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Sebagaimana Tuhanmu
menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya
sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya (Al-Anfal: 5),
hingga beberapa ayat berikutnya.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Nabi Saw.
bermusyawarah sehubungan dengan menghadapi musuh, lalu Sa'd ibnu Ubadah
mengatakan apa yang telah dikatakannya; hal tersebut terjadi sebelum Perang
Badar. Nabi Saw. memerintahkan kepada kaum muslim untuk bersiap-siap
menghadapi peperangan, dan memerintahkan untuk menghadapi golongan
kaum musyrik yang bersenjata. Lalu orang-orang yang beriman tidak menyukai
hal tersebut, maka Allah Swt. Menurunkan Firman-Nya: Sebagaimana
Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal
sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,
mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti
menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedangkan mereka
melihat (sebab-sebab kematian itu). (Al-Anfal: 5-6)
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka
membantahmu tentang kebenaran. (Al-Anfal: 6) Menurutnya, yang dimaksud
dengan 'kebenaran' dalam ayat ini ialah peperangan melawan orang-orang
musyrik.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan sehubungan dengan makna firman-
Nya: Mereka membantahmu tentang kebenaran. (Al-Anfal: 6) Yakni karena
terdorong oleh rasa tidak suka menghadapi orang-orang musyrik, serta
ketidakpercayaan mereka perihal keberangkatan pasukan kaum Quraisy saat
mereka mendapat berita bahwa kafilahnya terancam.
As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Mereka
membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata. (Al-Anfal: 6) Yaitu sesudah
nyata bagi mereka bahwa Nabi Saw. tidak sekali-kali berbuat melainkan
berdasarkan apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadanya.
Ibnu Jarir mengatakan, ulama tafsir lainnya menakwilkan bahwa yang dimaksud
dengan mereka yang melakukan bantahan adalah orang-orang musyrik. Telah
menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb,
bahwa Ibnu Zaid pernah mengatakan sehubungan dengan makna firman-
Nya: Mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata, seolah-olah
mereka dihalau kepada kematian, sedangkan mereka melihat (sebab-sebab
kematian itu). (Al-Anfal: 6) Mereka adalah orang-orang musyrik yang
membantah kebenaran yang disampaikan oleh Nabi Saw., seakan-akan mereka
digiring ke arah kematian ketika mereka diseru untuk masuk Islam, sedangkan
mereka melihat penyebab kematian itu. Apa yang disebutkan di dalam ayat ini
bukan merupakan kelanjutan dari sifat orang-orang mukmin, kata Ibnu Zaid,
melainkan merupakan kalimat baru yang menggambarkan tentang sifat orang-
orang kafir.
Kemudian Ibnu Jarir memberikan komentarnya, bahwa apa yang dikatakan oleh
Ibnu Zaid tidak dimengerti, mengingat kalimat sebelumnya
menyebutkan: mereka membantahmu tentang kebenaran.(Al-Anfal: 6) Hal ini
menceritakan perihal orang-orang yang beriman, sedangkan yang dimaksudkan
oleh Ibnu Zaid ialah berita tentang orang-orang kafir.
Pendapat yang benar ialah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Ishaq,
bahwa kisah dalam ayat ini menceritakan perihal orang-orang mukmin.
Pendapat yang didukung oleh Ibnu Jarir ini adalah pendapat yang benar, karena
bersesuaian dengan konteks ayat.

‫ ع َْن‬،‫س َمال‬ ِ ‫ ع َْن‬،‫س َرائِي ُل‬ ْ ِ‫اق قَ َاَل َح هدثَنَا إ‬ ِ ‫الر هز‬
‫ع ْب ُد ه‬ َ ‫ َح هدث َ َنا يَحْ يَى ْبنُ أ َ ِبي بُ َكي ٍْر َو‬:ُ‫َّللا‬
‫ َر ِح َمهُ ه‬،ُ‫اْل َما ُم أَحْ َمد‬
ِ ْ ‫قَا َل‬
َ ‫ير لَي‬
‫ْس‬ ِ ‫علَ ْيكَ بِا ْل ِع‬
َ :‫غ ِم ْن بَد ٍْر‬َ ‫سله َم ِحينَ فَ َر‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬‫سو ِل ه‬ ُ ‫ قِي َل ِل َر‬:َ‫اس قَال‬ ٍ ‫عب ه‬َ ‫ ع َِن اب ِْن‬،َ‫ِعك ِْر َمة‬
‫ ِإنههُ ََل‬:‫ث ُ هم اتهفَقَا‬- ‫ير فِي ِوثَاقِ ِه‬ ٌ ‫س‬ ِ َ ‫ َو ُه َو أ‬:‫اق‬ ِ ‫الر هز‬
‫ع ْب ُد ه‬َ ‫قَا َل‬- ‫ب‬ ‫ع ْب ِد ا ْل ُم ه‬
ِ ‫ط ِل‬ َ ُ‫اس ْبن‬ ُ ‫دُونَ َها ش َْي ٌء فَنَادَا ُه ا ْل َعبه‬
َ ‫ َوقَ ْد أ َ ْع َطاكَ َما َو‬،‫طائِفَتَي ِْن‬
َ‫عدَك‬ ‫عدَكَ إِحْ دَى ال ه‬ َ ‫َّللاَ ع هَز َو َج هل إِنه َما َو‬‫ ِألَنه ه‬:َ‫ َو ِل َم؟ قَال‬:َ‫ قَال‬، َ‫صلُ ُح لَك‬ ْ َ‫ي‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Bukair
dan Abdur Razzaq, keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada
kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan
bahwa telah menceritakan kepada kami Israil, dari Sammak, dari Ikrimah, dari
Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa pernah dikatakan kepada Rasulullah Saw.
ketika beliau selesai Perang Badar, "Sebaiknya engkau kejar iringan kafilah itu,
kafilah itu tidak ada yang melindunginya." Kemudian Al-Abbas ibnu Abdul
Muttalib menyeru Nabi Saw. Menurut Abdur Razzaq, saat itu Al-Abbas dalam
keadaan terikat sebagai tawanan perang. Al-Abbas berseru, "Sesungguhnya
iringan kafilah itu tidak baik bagimu." Nabi Saw. bertanya, "Mengapa?" Al-
Abbas ibnu Abdul Muttalib menjawab, "Karena sesungguhnya Allah Swt.
hanya menjanjikan kepadamu salah satu di antara dua golongan. Dan
sesungguhnya sekarang Allah telah memberimu apa yang telah Dia janjikan
kepadamu."
Sanad hadis ini Jayyid, tetapi Imam Ahmad sendiri tidak mengetengahkannya.

*******************

Firman Allah Swt.:


}‫ت الش ْهو َك ِة تَكُونُ لَ ُك ْم‬ َ ‫{وت َ َودُّونَ أَنه‬
ِ ‫غي َْر ذَا‬ َ
sedangkan kalian menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan
senjatalah yang untuk kalian.(Al-Anfal: 7)
Maksudnya, mereka lebih suka memilih golongan yang tidak bersenjata, tidak
terlindungi, dan tidak ada peperangan; kemudian kafilah berhasil mereka
kuasai.

}‫ق بِ َك ِل َماتِ ِه‬ ‫َّللاُ أ َ ْن يُ ِح ه‬


‫ق ا ْل َح ه‬ ‫{ويُ ِري ُد ه‬
َ
dan Allah Menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-
Nya. (Al-Anfal: 7)
Yakni Allah menghendaki agar kalian bersua dengan golongan yang bersenjata,
lalu terjadilah peperangan, agar Dia memenangkan kalian atas mereka dan
menolong kalian dalam menghadapi mereka. Dengan demikian, maka
menanglah agama-Nya dan tinggilah kalimat Islam, Dia akan menjadikannya
berada di atas agama lainnya. Dia Maha Mengetahui tentang semua akibat
segala urusan. Dialah Yang Mengatur kalian dengan aturan yang baik, sekalipun
hamba-hamba-Nya menghendaki yang selain dari itu, mengingat pandangan
mereka terbatas dan yang tampak hanyalah luarnya saja. Perihalnya sama
dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain, yaitu:

َ ‫سى أ َ ْن ت ُ ِحبُّوا‬
‫ش ْيئ ًا َو ُه َو شَر‬ َ ‫ع‬ َ ‫سى أ َ ْن تَك َْر ُهوا‬
َ ‫ش ْيئ ًا َو ُه َو َخي ٌْر لَ ُك ْم َو‬ َ ‫علَ ْي ُك ُم ا ْل ِقتَا ُل َو ُه َو ك ُْرهٌ لَ ُك ْم َو‬
َ ‫ع‬ َ ِ‫{ ُكت‬
َ ‫ب‬
} ]216 :‫لَ ُك ْم [ا ْلبَقَ َر ِة‬

Diwajibkan atas kalian berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kalian benci Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi
kalian; dan boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagi kalian. (Al-Baqarah: 216)
Muhammad Ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad
ibnu Muslim Az-Zuhri dan Asim ibnu Umar ibnu Qatadah serta Abdullah ibnu
Abu Bakar dan Yazid ibnu Ruman, dari Urwah ibnuz Zubair dan lain-lainnya
dari kalangan ulama kami, dari Abdullah ibnu Abbas. Masing-masing dari
mereka telah menceritakan kepadaku sebagian dari hadis ini sehingga
terhimpunlah hadis mereka menurut apa yang saya rangkaikan mengenai Perang
Badar. Mereka mengatakan.”Ketika Rasulullah Saw. mendengar berita tentang
Abu Sufyan yang dalam perjalanan pulangnya dari negeri Syam (dengan
membawa banyak harta), maka Rasulullah Saw. menyeru kaum muslim untuk
mencegat mereka." Nabi Saw. bersabda kepada mereka, "Kafilah dagang
orang-orang Quraisy sekarang sedang dalam perjalanannya, padanya terdapat
harta mereka. Karena itu, berangkatlah kalian untuk mencegatnya, mudah-
mudahan Allah menjadikannya sebagai harta rampasan perang bagi
kalian.” Maka orang-orang (kaum muslim) pun bersiaga, sebagian di antara
mereka ada yang ringan menyambut seruan itu, sedangkan sebagian lainnya ada
yang keberatan. Demikian itu karena mereka tidak menduga bahwa Rasulullah
Saw. akan menjumpai peperangan. Dan tersebutlah bahwa Abu Sufyan
sesampainya di perbatasan tanah Hijaz selalu bertindak waspada dan mencari-
cari informasi, serta selalu menanyakan kepada kafilah yang dijumpainya,
karena merasa khawatir terhadap kaum muslim. Pada akhirnya ia menerima
berita dari salah satu kafilah yang menyampaikan bahwa Muhammad telah
mempersiapkan pasukan dari kalangan sahabat-sahabatnya untuk mencegat
kafilahnya. Setelah Abu Sufyan menerima berita itu, maka dengan sigap ia
menyewa Damdam ibnu Amr Al-Gifari untuk pergi ke Mekah dan
memberitahukan kepada penduduk Mekah akan keadaannya. Abu Sufyan dalam
pesannya memerintahkan kepada kaum Quraisy agar membentuk pasukan besar
untuk melindungi harta mereka. Ia pun memberitahukan bahwa Muhammad
beserta para sahabatnya akan mencegat mereka. Maka Damdam ibnu Amr
memacu kendaraannya dengan kecepatan maksimal menuju Mekah (untuk
menyampaikan berita tersebut). Rasulullah Saw. berangkat bersama para
sahabatnya hingga sampai di suatu lembah yang dikenal dengan nama Lembah
Zafran, lalu beliau Saw. keluar dari lembah itu. Ketika beliau sampai di
pertengahan perjalanannya, beliau turun istirahat, dan saat itulah beliau
mendapat berita perihal keberangkatan pasukan kaum Quraisy untuk
melindungi harta mereka yang ada dalam kafilahnya. Rasulullah Saw.
bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menyampaikan perihal pasukan
kaum Quraisy. Maka berdirilah Abu Bakar r.a. dan mengatakan, "Itu lebih
baik." Umar berdiri pula, lalu mengatakan, "Itu lebih baik." Kemudian- Al-
Miqdad ibnu Amr berdiri dan mengatakan, "Hai Rasulullah, teruskanlah apa
yang diperintahkan oleh Allah kepadamu, dan kami akan selalu bersamamu.
Demi Allah, kami tidak akan mengatakan kepadamu seperti apa yang dikatakan
oleh Bani Israil kepada Musa," yaitu: Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan
berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini
saja. (Al-Maidah: 24) Tetapi kami katakan, "Pergilah engkau bersama Tuhanmu
dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami ikut berperang bersamamu.
Demi Tuhan Yang telah mengutusmu dengan kebenaran, seandainya engkau
membawa kami ke Barkil Gimad yakni nama sebuah kota di negeri Habsyah—,
niscaya kami akan tetap teguh bersamamu menuju ke tempat tujuan hingga
engkau sampai kepadanya." Maka Rasulullah Saw. mengatakan hal yang baik
bagi Al-Miqdad dan mendoakan kebaikan buatnya. Kemudian Rasulullah Saw.
bersabda, "Hai orang-orang, berilah saya saran!" Sesungguhnya yang
dimaksud oleh Nabi Saw. adalah orang-orang Ansar. Demikian itu karena
mereka adalah mayoritas hadirin yang ada saat itu. Ketika mereka berbai'at
(mengucapkan janji setia) kepada Rasul Saw. di 'Aqabah, mereka mengatakan,
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami berlepas diri dari melindungimu kecuali
bila engkau telah sampai di kampung halaman kami. Apabila engkau telah
sampai di kampung halaman kami, maka engkau berada dalam lindungan kami.
Kami akan membelamu sebagaimana kami membela anak-anak dan kaum
wanita kami." Saat itu Rasulullah Saw. merasa khawatir bila orang-orang Ansar
tidak menolongnya melainkan hanya dari serangan musuh di saat beliau berada
di Madinah saja, dan beliau khawatir pula bila mereka mempunyai perasaan
bahwa diri mereka tidak diharuskan berangkat bersama Nabi Saw. untuk
menghadapi musuh di luar negeri mereka. Ketika Rasulullah Saw. telah
mengucapkan sabdanya itu, maka Sa'd ibnu Mu'az berkata, "Demi Allah,
seakan-akan kamilah yang engkau maksudkan, wahai Rasulullah." Rasulullah
Saw. menjawab, "Memang benar." Sa'd ibnu Mu'az berkata, "Sesungguhnya
kami telah beriman kepadamu dan membenarkanmu serta bersaksi bahwa apa
yang engkau sampaikan adalah hak (benar). Kami pun telah memberikan janji
dan ikrar kami kepadamu atas hal tersebut, bahwa kami bersedia tunduk dan
patuh. Maka berangkatlah,-wahai Rasulullah, untuk menunaikan apa yang
diperintahkan oleh Allah kepadamu. Demi Tuhan yang telah mengutusmu
dengan hak, seandainya engkau memperlihatkan kepada kami laut ini, lalu
engkau mengarunginya, niscaya kami akan ikut mengarunginya bersamamu,
tiada seorang pun dari kami yang ketinggalan. Dan kami sama sekali tidak benci
bila kami harus menghadapi musuh kami besok. Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang teguh dalam peperangan dan pantang mundur dalam
menghadapi musuh. Mudah-mudahan Allah akan memperlihatkan kepadamu
sikap dan sepak terjang kami yang dapat menyejukkan hatimu. Maka bawalah
kami bersamamu, semoga mendapat berkah dari Allah." Mendengar perkataan
Sa'd dan semangatnya, hati Rasulullah Saw. amat gembira. Kemudian beliau
Saw. bersabda:

‫ع‬
ِ ‫ص ِار‬ ُ ‫َّللاِ لَ َكأَنِي ْاآلنَ أ َ ْن‬
َ ‫ظ ُر إِلَى َم‬ ‫ فَ ِإنه ه‬،‫َّللاِ َوأ َ ْبش ُِروا‬
َ ‫َّللاَ قَ ْد َو‬
‫ َو ه‬،‫ع َدنِي إِحْ دَى ال هطائِفَتَي ِْن‬ ‫علَى بَ َر َك ِة ه‬
َ ‫يروا‬
ُ ‫س‬ ِ "
"‫ا ْلقَ ْو ِم‬
Berangkatlah kalian, semoga Allah melimpahkan berkah-Nya; dan
bergembiralah, karena sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadaku salah
satu di antara dua golongan. Demi Allah, seakan-akan aku sekarang melihat
tempat-tempat kematian kaum (kafir itu).
Al-Aufi telah meriwayatkan hal yang semisal dari Ibnu Abbas. Hal yang sama
telah dikatakan pula oleh As-Saddi, Qatadah, Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu
Aslam, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf
dan Khalaf. Kami tidak mengutarakan riwayat-riwayat dari mereka karena
merasa cukup dengan konteks yang telah diketengahkan oleh Muhammad ibnu
Ishaq ini.
Tafsir Ibnu Katsir
Terjemah Al Qur'an, Tafsir Al Qur'an, Ilmu Al Qur'an, Software Al Qur'an,
Ebook Al Qur'an, Tilawah Al Qur'an, Murattal Al Qur'an
Tafsir Surat An-Nur, ayat 55
‫ف اله ِذينَ ِم ْن قَ ْب ِل ِه ْم‬
َ ‫ست َ ْخ َل‬
ْ ‫ض َك َما ا‬ ْ ‫ست َ ْخ ِل َفنه ُه ْم فِي‬
ِ ‫األر‬ ْ ‫ت َل َي‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ ‫َّللاُ اله ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوع َِملُوا ال ه‬ ‫ع َد ه‬ َ ‫{و‬َ
‫ش ْيئ ًا َو َم ْن‬ َ ‫ارتَضَى لَ ُه ْم َولَيُبَ ِدلَنه ُه ْم ِم ْن بَ ْع ِد َخ ْوفِ ِه ْم أ َ ْمنًا يَ ْعبُدُونَنِي ََل يُش ِْركُونَ ِبي‬
ْ ‫َولَيُ َم ِكنَنه لَ ُه ْم دِينَ ُه ُم الهذِي‬
} )55( َ‫سقُون‬ ِ ‫َكفَ َر بَ ْع َد ذَ ِلكَ فَأُولَئِكَ ُه ُم ا ْلفَا‬

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian
dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia
menukar (keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

Ini merupakan janji dari Allah Swt. kepada Rasul-Nya Saw., bahwa Dia akan
menjadikan umatnya sebagai orang-orang yang berkuasa di bumi, yakni
menjadi para pemimpin manusia dan penguasa mereka. Dengan mereka negeri
akan menjadi baik dan semua hamba Allah akan tunduk kepada mereka. Dan
Allah akan menukar keadaan mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi
aman sentosa dan menjadi penguasa atas manusia. Janji itu telah diberikan oleh
Allah Swt. kepada mereka; segala puji bagi Allah, begitu juga karunianya.
Kerena sesungguhnya sebelum Nabi Saw. wafat, Allah telah menaklukkan
baginya Mekah, Khaibar, Bahrain, dan semua kawasan Jazirah Arabia serta
negeri Yaman seluruhnya. Beliau Saw. sempat memungut jizyah dari orang-
orang Majusi Hajar dan juga dari para penduduk yang ada di pinggiran negeri
Syam (yang berada di dekat negeri Arab).

Berbagai macam hadiah berdatangan kepada beliau Saw. dari Heraklius (Kaisar
Romawi), penguasa negeri Mesir dan Iskandariah (yaitu raja Muqauqis), raja-
raja negeri Amman (oman), dan Raja Negus (raja negeri Abesinia yang bertahta
sesudah As-hamah rahimahullah).

Kemudian setelah Rasulullah Saw. wafat dan Allah telah memilihnya untuk
menempati kemuliaan yang ada di sisi-Nya, maka urusannya dipegang oleh
khalifah yang sesudahnya, yaitu Abu Bakar As-Siddiq. Maka dirapikannya
kembali semua kesemrawutan sepeninggal Rasulullah Saw., dan seluruh Jazirah
Arabia berhasil disatukan kembali. Lalu ia mengirimkan sejumlah pasukan
kaum muslim ke negeri Persia di bawah pimpinan Khalid ibnul Walid r.a.
Akhirnya mereka berhasil menaklukkan sebagian dari negeri Persia, dan banyak
korban yang berjatuhkan dari kalangan penduduknya.

Ia mengirimkan pasukan lainnya di bawah pimpinan Abu Ubaidah r.a. dan para
amir yang mengikutinya menuju ke negeri Syam. Pasukan yang ketiga
dikirimkannyalah menuju ke negeri Mesir di bawah pimpinan Amr ibnul 'As.

Di masa pemerintahannya, pasukan yang dikirim ke negeri Syam berhasil


menaklukkan Kota Busra, Dimasyq, dan daerah lainnya yang ada di
belakangnya dari kawasan negeri Hauran dan negeri lainnya yang berdekatan.
Kemudian Allah mewafatkan Khalifah Abu Bakar dan memilihnya untuk
menduduki kehormatan di sisi-Nya.

Allah memberikan karunia-Nya kepada kaum muslim dengan memberikan


ilham kepada Abu Bakar sebelum wafatnya untuk memilih Umar Al-Faruq
sebagai khalifah penggantinya.

Umar Al-Faruq memegang tampuk kekhalifahan sesudah Abu Bakar, lalu ia


menjalankannya dengan sempurna sehingga belum pernah tercatat oleh sejarah
tentang kecemerlangan yang semisal dengannya sesudah para nabi dalam hal
kekuatan sirah dan kesempurnaan keadilannya. Dalam masa pemerintahannya
telah berhasil ditaklukkan seluruh negeri Syam dan negeri Mesir serta sebagian
besar dari kawasan Persia. Dia telah mematahkan Kisra (Raja Persi) dan
mengalahkannya dengan kekalahan yang fatal yang memaksa Raja Persi
mundur sampai ke bagian pedalaman negerinya. Kaisar romawi terpukul
mundur dan merebut negeri Syam dari tangan kekuasaannya, lalu terus maju
sampai Konstantinopel, dan menginfakkan harta benda keduanya di jalan Allah,
seperti yang telah diberitakan sebelumnya oleh Rasulullah Saw. yang telah
mendapat janji dari Allah Swt. akan hal tersebut.

Kemudian di masa kekuasaan dinasti Usmanyiah, kerajaan Islam makin meluas


sampai kebelahan timur dan barat yang paling dalam. Di taklukkanlah negeri-
negeri Magrib sampai ke bagian yang paling dalam yang ada di baliknya,
seperti Andalusia dan Cyprus, juga kota Qairuwan dan Sabtah yang ada di tepi
Laut Tengah, sedangkan di belahan timur penaklukkannya sampai ke bagian
pedalaman negeri Cina.

Kisra terbunuh dan semua kerajaannya hancur sama sekali. Kota-kota negeri
Irak, Khurrasan, dan Al-Ahwaz dapat ditaklukkan dan terjadilah pertempuran
besar-besaran antara pasukan kaum muslim dengan bangsa Turki, dan Allah
menaklukkan raja mereka yang besar (yaitu Khaqan).

Kharraj dipungut dari belahan timur dan barat, lalu didatangkan ke hadapan
Amirul Mu’minin Usman ibnu Affan r.a. Yang demikian itu dapat tercapai
berkat kerajinannya dalam membaca Al-Qur'an, mempelajarinya, dan
menghimpunkan umat serta menggerakkan mereka untuk menghafal Al-Qur'an.
Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda:

"‫سيَ ْبلُ ُغ ُم ْلكُ أ ُ همتِي َما ُزوي ِل َي ِم ْن َها‬ َ ‫َّللاَ َز َوى ِل َي ْاأل َ ْر‬
َ ‫ َو‬،‫ فَ َرأَيْتُ َمش َِارقَ َها َو َمغَ ِاربَ َها‬،‫ض‬ ‫"إِنه ه‬
Sesungguhnya Allah melipat bumi untukku sehingga aku dapat melihat belahan
timur dan baratnya, dan kelak kerajaan umatku akan mencapai batas apa yang
dilipatkan untukku itu.

Sekarang kita hidup mondar-mandir di dalam kawasan yang telah dijanjikan


kepada kita oleh Allah dan Rasul-Nya. Mahabenar Allah dan Rasul-Nya. Kami
memohon kepada Allah agar dikaruniai iman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya,
dan berbuat untuk mensyukuri nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita
sesuai dengan apa yang diridai oleh-Nya.

‫ ع َْن َجا ِب ِر ب ِْن‬،‫ع َمي ٍْر‬ُ ‫ع ْب ِد ا ْل َم ِل ِك ب ِْن‬ ُ ‫ َح هدثَنَا‬،‫ع َم َر‬


َ ‫ ع َْن‬، ُ‫س ْفيَان‬ ُ ‫ َح هدث َ َنا ا ْبنُ أَبِي‬:ِ‫س ِل ُم ْبنُ ا ْل َح هجاج‬ ْ ‫اْل َما ُم ُم‬ ِ ْ ‫قَا َل‬
‫عش ََر‬َ ‫اضيًا َما َو ِليَ ُه ُم اثْنَا‬ِ ‫اس َم‬ ِ ‫"َل يَ َزا ُل أ َ ْم ُر النه‬
َ :‫سله َم يَقُو ُل‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ‫ سمعتُ رسو َل ه‬:َ‫س ُم َرة قَال‬
َ ِ‫َّللا‬ َ
‫صلهى ه‬
ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫سو ُل ه‬ ُ ‫ َماذَا قَا َل َر‬:‫سأ َ ْلتُ أَبِي‬ َ َ‫سله َم بِ َك ِل َم ٍة َخ ِفيَتْ عَنِي ف‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ ث ُ هم ت َ َكله َم النهبِ ُّي‬."‫َر ُج ًًل‬
."‫ْش‬ ٍ ‫ " ُكلُّ ُه ْم ِم ْن قُ َري‬:َ‫سله َم؟ فَقَال‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ

Imam Muslim ibnul Hajjaj telah mengatakan di dalam kitab sahihnya, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar, telah menceritakan kepada kami
Sufyan, dari Abdul Malik ibnu Umair, dari Jubir ibnu Samurah yang
mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Urusan
manusia masih tetap berjalan lancar selagi mereka diperintah oleh dua belas
orang laki-laki (pemimpin). Kemudian Nabi Saw. mengucapkan kata-kata yang
tidak dapat kudengar dengan jelas, lalu aku bertanya kepada ayahku tentang apa
yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. itu. Ayahku menjawab: Semuanya dari
kalangan Quraisy.

Imam Bukhari meriwayatkannya melalui hadis Syu'bah, dari Abdul Malik ibnu
Umair dengan sanad yang sama. Di dalam riwayat Imam Muslim disebutkan
bahwa Nabi Saw. mengucapkan sabdanya itu di petang hari sesudah
menghukum rajam Ma'iz ibnu Malik. Selain dari itu Nabi Saw. mengemukakan
hadis-hadis lainnya. Di dalam hadis ini terkandung dalil yang menunjukkan
bahwa sudah dipastikan keberadaan dua belas orang Khalifah yang adil-adil.
Tetapi mereka bukanlah para imam golongan Syi'ah yang dua belas orang itu,
karena sesungguhnya kebanyakan dari mereka tidak mempunyai suatu peran
penting pun.

Adapun mereka yang dua belas orang yang disebutkan dalam hadis ini
seluruhnya berasal dari keturunan Quraisy. Mereka berkuasa dan berlaku adil.
Berita gembira tentang kedatangan mereka itu telah disebutkan pula di dalam
kitab-kitab terdahulu.

Kemudian tidak disyaratkan keberadaan mereka berturut-turut di kalangan


umat, bahkan keberadaan mereka ada yang berturut-turut dan ada yang terpisah-
pisah. Di antara mereka yang keberadaannya berturut-turut yaitu sebanyak
empat orang; mereka adalah Abu Bakar, Umar, Usman, kemudian Ali.
Selanjutnya sesudah mereka selang beberapa masa muncul pula sebagian dari
mereka menurut apa yang dikehendaki oleh Allah Swt. Kemudian masih ada
sebagian orang dari mereka yang masih menunggu waktu pemunculannya yang
hanya diketahui oleh Allah Swt. Di antara mereka adalah Al-Mahdi, yang
namanya sesuai dengan nama Rasulullah Saw. dan kunyah-nya sama
dengan kunyah beliau Saw. Dia akan memenuhi dunia ini dengan keadilan,
sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi oleh kelaliman.

Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai telah
meriwayatkan melalui hadis Sa'id ibnu Jamhan, dari Safinah maula Rasulullah
Saw., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

َ ‫ ثم يَكُونُ ُم ْلكًا‬،‫ا ْل ِخ ًَلفَةُ بَ ْعدِي ث َ ًَلثُونَ سنة‬


"‫عضُوضا‬

Kekhalifahan sesudahku berlangsung sampai tiga puluh tahun, kemudian


muncullah raja yang diktator.
Ar-Rabi' ibnu Anas telah meriwayatkan dari Abul Aliyah sehubungan dengan
makna firman-Nya; Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia
akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka,
dan Dia benar-benar akan menukar(keadaan) mereka, sesudah mereka berada
dalam ketakutan menjadi aman sentosa. (An-Nur: 55), hingga akhir ayat.

Dahulu Nabi Saw. dan para sahabatnya di Mekah tinggal selama dua puluh
tahun, menyeru manusia kepada Allah semata dan menyembahNya semata,
tiada sekutu bagi-Nya, yang hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.
Mereka dicekam oleh rasa takut dan tidak diperintah untuk berperang, hingga
mereka diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah sebagai pendahuluannya.

Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka untuk berperang, dahulu


mereka tinggal di Mekah dalam keadaan takut memegang senjata, tetapi setelah
di Madinah mereka baru dapat memegang senjata. Mereka dengan penuh
kesabaran tinggal dalam keadaan seperti itu (berperang) selama masa yang
dikehendaki oleh Allah Swt. Kemudian ada seorang lelaki dari kalangan sahabat
bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita akan selalu dalam keadaan ketakutan
selamanya seperti ini? Tidakkah akan datang suatu masa bagi kita yang di masa
itu kita hidup dalam keadaan aman dan meletakkan senjata kita?" Maka
Rasulullah Saw. menjawab:

."ٌ‫يه ْم َحدِي َدة‬


ِ ِ‫ستْ ف‬ ِ ‫َل ا ْلعَ ِظ‬
َ ‫يم ُمحْ تَبِيًا لَ ْي‬ ِ َ ‫الر ُج ُل ِم ْن ُك ْم فِي ا ْل َم‬
‫س ه‬ ً ‫" لَ ْن ت َ ْغبروا إِ هَل يَس‬
َ ‫ِيرا َحتهى يَجْ ِل‬
Kalian hanya memerlukan kesabaran sebentar lagi, karena akan datang
masanya seseorang di antara kalian duduk bersila di antara sekumpulan orang
yang banyak, tanpa ada senjata tajam pun (padanya).

Allah menurunkan ayat ini dan menjadikan Nabi-Nya berkuasa atas seluruh
Jazirah Arabia, para penduduknya beriman dan meletakkan senjata (menyerah
kepadanya).

Kemudian Allah mewafatkan Nabi-Nya dan kaum muslim masih dalam


keadaan aman seperti sebelumnya di masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar,
Umar dan Usman. Lalu terjadilah peristiwa yang menyebabkan mereka
bercerai-berai, sehingga ketakutan kembali menimpa mereka dan mulailah
mereka mengambil (mengangkat) para pengawal pribadi dan para penjaga.
Mereka mengubah tatanan kebijakan dan akhirnya mereka berada dalam
keadaan yang berbeda dengan masa sebelumnya.

Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar
merupakan perkara yang hak yang termaktub di dalam Kitabullah, lalu ia
membaca ayat ini.

Al-Barra ibnu Azib mengatakan bahwa ayat ini diturunkan ketika kami (para
sahabat) berada dalam ketakutan yang sangat. Ayat ini semakna dengan firman-
Nya yang mengatakan:

}‫ض‬ ْ ‫ضعَفُونَ فِي‬


ِ ‫األر‬ ْ ‫{وا ْذك ُُروا ِإ ْذ أ َ ْنت ُ ْم قَ ِلي ٌل ُم‬
ْ َ ‫ست‬ َ
Dan ingatlah (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit lagi
tertindas di muka bumi (Al-Anfal: 26)

sampai dengan firman-Nya:

ْ َ ‫لَعَله ُك ْم ت‬
َ‫شك ُُرون‬

agar kalian bersyukur. (Al-Anfal: 26)

*******************

Adapun firman Allah Swt.:

}‫ف اله ِذينَ ِم ْن قَ ْب ِل ِه ْم‬


َ َ‫ست َ ْخل‬
ْ ‫{ َك َما ا‬

sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka


berkuasa. (An-Nur: 55), hingga akhir ayat.

Sama seperti apa yang difirmankan oleh Allah Swt. mengenai perkataan Musa
kepada kaumnya:

}‫ض‬ ْ ‫ست َ ْخ ِلفَ ُك ْم فِي‬


ِ ‫األر‬ َ َ‫سى َربُّ ُك ْم أ َ ْن يُ ْه ِلك‬
ْ َ‫عد هُو ُك ْم َوي‬ َ ‫ع‬
َ {

Mudah-mudahan Allah membinasakan musuh kalian dan menjadikan kalian


khalifah di bumi-(Nya). (Al-A'raf: 129), hingga akhir Ayat.

Dan firman-Nya:

}‫ض‬ ْ ‫ض ِعفُوا فِي‬


ِ ‫األر‬ ْ ُ ‫ست‬ َ ‫{ونُ ِري ُد أ َ ْن نَ ُمنه‬
ْ ‫علَى اله ِذينَ ا‬ َ
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di
bumi (Mesir). (Al-Qashash: 5), hingga akhir ayat berikutnya.

*******************

Firman Allah Swt.:

}‫ارتَضَى لَ ُه ْم‬
ْ ‫{ولَيُ َم ِكنَنه لَ ُه ْم دِينَ ُه ُم الهذِي‬
َ
dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya
untuk mereka. (An-Nur: 55), hingga akhir ayat.

Sama pula dengan sabda Rasulullah Saw. kepada Addi ibnu Hatim ketika
menjadi utusan kaumnya menghadap kepada beliau,

‫َّللاُ َهذَا‬‫ ليُتمن ه‬،ِ‫ "فَ َوالهذِي نَ ْفسِي بِيَ ِده‬:َ‫ قَال‬.‫س ِمعْتُ بِ َها‬ َ ‫ َولَ ِك ْن قَ ْد‬،‫ لَ ْم أَع ِْر ْف َها‬: ‫يرةَ؟ " قَا َل‬ َ ‫ف ا ْل ِح‬ُ ‫"أَت َ ْع ِر‬
‫س َرى ب ِْن‬ ْ ‫وز ِك‬ َ ُ‫ َولَت َ ْفت َ ُحنه ُكن‬،ٍ‫غي ِْر ِج َو ِار أ َ َحد‬
َ ‫ت فِي‬ ِ ‫وف بِا ْلبَ ْي‬ َ ‫ط‬ ُ َ ‫يرة حتى ت‬ ِ َ‫ظ ِعينَةُ ِمن‬
َ ‫الح‬ ‫ْاأل َ ْم َر َحتهى ت َ ْخ ُر َج ال ه‬
‫ قَا َل‬."ٌ‫ وليُبذَلَن الما ُل َحتهى ََل يَ ْقبَلَهُ أ َ َحد‬،‫س َرى ْبنُ ُه ْر ُم َز‬ ْ ‫ ِك‬،‫ "نَ َع ْم‬:َ‫س َرى ْبنُ ُه ْر ُم َز؟ قَال‬ ْ ‫ ِك‬: ُ‫ قُ ْلت‬."‫ُه ْر ُم َز‬
‫ َولَقَ ْد ُك ْنتُ فِي َم ِن ْافتَت َ َح‬،ٍ‫غي ِْر ِج َو ِار أ َ َحد‬ َ ‫ت فِي‬ ِ ‫وف ِبا ْلبَ ْي‬ُ ‫ط‬ ُ َ ‫ير ِة فَت‬
َ ‫ج ِم ْن ا ْل ِح‬ُ ‫ظ ِعينَةُ ت َ ْخ ُر‬
‫ فَ َه ِذ ِه ال ه‬:‫ِي ْبنُ َحاتِ ٍم‬
ُّ ‫عد‬ َ
‫سله َم قَ ْد قَالَ َها‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫سو َل ه‬ ُ ‫ لَتَكُونَنه الثها ِلثَةَ؛ ِألَنه َر‬،ِ‫ َوالهذِي نَ ْفسِي ِبيَ ِده‬،‫س َرى ب ِْن ُه ْر ُم َز‬ ْ ‫وز ِك‬ َ ُ‫ُكن‬

"Tahukah kamu Hirah?" Addi ibnu Hatim menjawab, "Belum, tetapi saya
pernah mendengarnya." Rasulullah Saw. bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku
berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sungguh Allah benar-benar akan
menyempurnakan urusan (Islam) ini hingga wanita pengendara unta berangkat
dari Hirah, lalu melakukan tawaf di Baitullah tanpa ada seorang lelaki pun
yang menemaninya (keadaannya aman sekali). Dan sungguh Allah akan
membuka perbendaharaan Kisra ibnu Hurmuz. Aku bertanya, "Benarkah dia
adalah Kisra ibnu Hurmuz?" Nabi Saw. bersabda: Ya, Kisra ibnu Hurmuz. Dan
sungguh harta benda akan dibelanjakan tanpa ada seorang pun yang mau
menerimanya (karena semuanya sudah berkecukupan).

Addi ibnu Hatim mengatakan, "Wanita pengendara unta ini berangkat dari
Hirah, lalu melakukan tawaf di Baitullah tanpa ada seorang laki-lakipun yang
mengawalnya, dan sesungguhnya aku termasuk orang yang menaklukkan
perbendaharaan Kisra ibnu Hurmuz. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam
genggaman kekuasaan-Nya, sungguh akan ada peristiwa yang ketiga, karena
Rasulullah Saw. telah mengatakannya."
‫ ع َْن أَبِي‬،‫الر ِبيعِ ب ِْن أ َ َن ٍس‬ ‫ ع َِن ه‬،‫س َل َم َة‬ َ ‫ ع َْن أ َ ِبي‬، ُ‫س ْف َيان‬ ُ ‫ أ َ ْخبَ َر َنا‬،‫اق‬
ِ ‫الر هز‬
‫ع ْب ُد ه‬َ ‫ َح هدث َ َنا‬:ُ‫اْل َما ُم أَحْ َمد‬
ِ ْ ‫َقا َل‬
،‫الر ْف َع ِة‬
ِ ‫سناء َو‬ ‫ "بَش ِْر َه ِذ ِه ْاأل ُ همةَ بال ه‬:‫سله َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫سو ُل ه‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ب قَال‬ ٍ ‫ ع َْن أُبَي ِ ب ِْن َك ْع‬،‫ا ْل َعا ِليَ ِة‬
"‫يب‬ َ ‫ فَ ِم ْن ع َِم َل ِم ْن ُه ْم‬،‫ض‬
ٌ ‫ لَ ْم يَك ُْن َلهُ فِي ْاآل ِخ َر ِة نَ ِص‬،‫ع َم َل ْاآل ِخ َر ِة ِلل ُّد ْنيَا‬ ِ ‫ين فِي ْاأل َ ْر‬
ِ ‫ِين َوالنهص ِْر َوالت ه ْم ِك‬ِ ‫َوالد‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq,
telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Salamah, dari Ar-Rabi' ibnu
Anas, dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda: Umat ini akan mendapat berita gembira
memperoleh ketenaran, kedudukan yang tinggi, agama, kemenangan, dan
kekuasaan yang mapan di muka bumi. Maka barang siapa di antara mereka
yang mengerjakan amal akhirat untuk dunia(nya), maka tiada bagian baginya
kelak di akhirat.

*******************

Firman Allah Swt.:

َ ‫{يَ ْعبُدُونَنِي ََل يُش ِْركُونَ بِي‬


}‫ش ْيئ ًا‬

Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun


dengan Aku. (An-Nur: 55 )

‫ بَ ْينَا أ َ َنا‬:َ‫ أَنه ُم َعاذَ ْبنَ َجبَ ٍل َح هدثَهُ َقال‬،‫ َح هدثَنَا قَتَا َدةُ ع َْن أَنَ ٍس‬،‫ َح هدثَنَا ُه َما ٌم‬، ُ‫عفهان‬ َ ‫ َح هدثَنَا‬:ُ‫اْل َما ُم أَحْ َمد‬ ِ ْ ‫َقا َل‬
‫ لَبه ْيكَ يَا‬: ُ‫ قُ ْلت‬،"ُ‫ "يَا ُمعَاذ‬:َ‫ قَال‬،‫الرحْ ل‬ ‫آخ َرةَ ه‬ َ ‫سله َم لَي‬
ِ ‫ْس بَ ْينِي َوبَ ْينَهُ إِ هَل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫سو ُل ه‬ ُ ‫ِيف َر‬ ُ ‫َرد‬
. َ‫س ْع َد ْيك‬َ ‫َّللاِ َو‬
‫سو َل ه‬ ُ ‫ لَبه ْيكَ يَا َر‬: ُ‫ قُ ْلت‬،" ‫ "يَا ُمعَاذُ ْبنَ َجبَ ٍل‬:َ‫ ث ُ هم قَال‬،ً‫ساعَة‬ َ ‫ار‬ َ ‫س‬ َ ‫ ث ُ هم‬:َ‫ قَال‬.‫س ْعديك‬ َ ‫َّللاِ و‬‫سو َل ه‬ ُ ‫َر‬
‫ " َه ْل تَد ِْري َما‬:َ‫ قَال‬.]" َ‫س ْع َد ْيك‬ َ ‫َّللاِ َو‬
‫سو َل ه‬ ُ ‫ لَبه ْيكَ يَا َر‬: ُ‫ قُ ْلت‬،"‫ "يَا ُمعَاذُ ْبنَ َجبَ ٍل‬:َ‫ ث ُ هم قَال‬،ً‫ساعَة‬ َ ‫ار‬ َ ‫س‬ َ ‫[ث ُ هم‬
‫علَى ا ْل ِعبَا ِد أ َ ْن يَ ْعبُدُوهُ َو ََل يُش ِْركُوا‬ َ ِ‫َّللا‬
‫ق ه‬ ‫ " [فَ ِإنه ] َح ه‬:َ‫ قَال‬.‫سولُهُ أ َ ْعلَ ُم‬ ‫ ه‬: ُ‫علَى ا ْل ِعبَادِ"؟ قُ ْلت‬
ُ ‫َّللاُ َو َر‬ َ ِ‫َّللا‬
‫ق ه‬ ُّ ‫َح‬
:َ‫ قَال‬. َ‫س ْع َد ْيك‬ َ ‫َّللاِ َو‬
‫سو َل ه‬ ُ ‫ لَبه ْيكَ يَا َر‬: ُ‫ قُ ْلت‬،"‫ "يَا ُم َعاذُ ْبنَ َجبَ ٍل‬:َ‫ ث ُ هم قَال‬.‫ساعَة‬ ً َ ‫ار‬ َ ‫س‬ َ ‫ ث ُ هم‬:َ‫ قَال‬."‫ش ْيئ ًا‬ َ ‫ِب ِه‬
‫ق ا ْل ِعبَا ِد‬ ‫ "فَ ِإنه َح ه‬:َ‫ قَال‬.‫سولُهُ أ َ ْعلَ ُم‬ ‫ ه‬: ُ‫ قُ ْلت‬:َ‫ قَال‬،‫َّللاِ إِذَا فَعَلُوا ذَ ِلكَ "؟‬
ُ ‫َّللاُ َو َر‬ ‫علَى ه‬ ُّ ‫"فَ َه ْل تَد ِْري َما َح‬
َ ‫ق ا ْل ِعبَا ِد‬
."‫َّللاِ أ َ ْن ََل يُعَ ِذبَ ُه ْم‬
‫علَى ه‬ َ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah


menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qatadah,
dari Anas, bahwa Mu'az ibnu Jabal pernah menceritakan kepadanya, "Ketika
kami sedang membonceng Nabi Saw. di atas keledainya, tanpa ada jarak antara
aku dan dia selain bagian belakang pelananya. Nabi Saw. bersabda, 'Hai Mu'az!'
Aku menjawab, 'Labbaika, ya Rasulullah, kupenuhi seruanmu dengan penuh
kebahagian.'Kemudian Rasulullah Saw. melanjutkan perjalanannya sesaat, lalu
bersabda, 'Hai Mu'az!' Aku menjawab,? 'Labbaika, ya Rasulullah, kupenuhi
semanmu dengan penuh kebahagian.' Beliau Saw. melanjutkan perjalanannya
sesaat, lalu bersabda lagi, 'Hai Mu'az!' Aku menjawab, 'Labbaika, ya
Rasulullah, kupenuhi seruanmu dengan penuh kebahagian.' Rasulullah Saw.
bersabda: 'Tahukah kamu, apakah hak Allah atas hamba-hamba-(Nya.)? ' Aku
menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.? Rasulullah Saw.
bersabda; 'Hak Allah atas hamba-hamba-Nya ialah hendaknya mereka
menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Nya.' Kemudian
Rasulullah Saw. berjalan sesaat dan bersabda, 'Hai Mu'az!' Aku
menjawab, Labbaika, ya Rasulullah, kupenuhi panggilanmu dengan penuh
kebahagiaan.' Rasulullah Saw. bersabda: 'Tahukah kamu, apakah hak hamba-
hamba Allah atas Allah bila mereka mengerjakan hal tersebut?' Aku
menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. ' Rasulullah Saw. bersabda,
'Sesungguhnya hak hamba-hamba atas Allah Swt. ialah Dia tidak mengazab
mereka'.”

Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkan hadis ini di dalam
kitab sahihnya masing-masing melalui hadis Qatadah.

*******************

Firman Allah Swt.:

ِ ‫{و َم ْن َكفَ َر بَ ْع َد ذَ ِلكَ فَأُولَ ِئكَ ُه ُم ا ْلفَا‬


} َ‫سقُون‬ َ
Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik. (An-Nur: 55)

Yakni barang siapa yang keluar dari ketaatan terhadap-Ku sesudah itu, maka
sesungguhnya dia telah keluar dari perintah Tuhannya, dan itu sudah cukup
merupakan dosa yang besar baginya.

Para sahabat radiyallahu anhum adalah orang yang paling menegakkan


perintah-perintah Allah dan paling taat kepada-Nya sesudah Nabi Saw. Maka
pertolongan Allah kepada mereka sesuai dengan keikhlasan mereka. Mereka
berhasil memenangkan kalimah Allah di belahan timur dan barat, dan Allah
mendukung mereka dengan dukungan yang besar serta menjadikan mereka
berkuasa atas semua hamba Allah dan semua negeri. Akan tetapi, setelah kaum
muslim sesudah generasi mereka melalaikan sebagian dari perintah-perintah
Allah, maka kemenangan mereka berkurang sesuai dengan keikhlasan mereka.
Akan tetapi, telah ditetapkan di dalam kitab Sahihain melalui berbagai jalur dari
Rasulullah Saw., bahwa beliau Saw. pernah bersabda:

"‫ ََل يَض ُُّر ُه ْم َم ْن َخذَلَ ُه ْم َو ََل َم ْن خالفهم إلى اليوم ا ْل ِقيَا َم ِة‬،‫ق‬ َ َ‫"َل ت َ َزا ُل َطائِفَةٌ ِم ْن أ ُ همتِي َظا ِه ِرين‬
ِ ‫علَى ا ْل َح‬ َ

Masih tetap akan ada segolongan umatku yang memperjuangkan perkara hak,
tiada membahayakan mereka orang-orang yang menghina mereka dan tiada
pula orang-orang yang menentang mereka sampai hari kiamat.

Menurut riwayat yang lain disebutkan:

‫" َحتهى يَأْتِ َي أ َ ْم ُر ه‬


" َ‫ َو ُه ْم َكذَ ِلك‬،ِ‫َّللا‬

sampai datang perintah Allah (hari kiamat), sedangkan mereka tetap dalam
keadaan seperti itu (memperjuangkan perkara hak).

Di dalam riwayat lainnya disebutkan:

"َ‫" َحتهى يُقَاتِلُوا ال هد هجال‬

sampai mereka memerangi Dajjal.

Di dalam riwayat lainnya lagi disebutkan:

َ ‫" َحتهى يَ ْن ِز َل ِعي‬


"‫سى ا ْبنُ َم ْريَ َم وهم ظاهرون‬

sampai Isa putra Maryam turun, sedangkan mereka masih tetap berjuang.

Semua riwayat ini berpredikat sahih, tiada pertentangan di antaranya.

Anda mungkin juga menyukai