Anda di halaman 1dari 20

Abstrak

Lambung merupakan organ yang berfungsi untuk mencerna dan mencampur


makanan. Pada lambung sering terasa rasa penuh atau kembung dikarenakan terjadinya
penumpukan lemak akibat konsumsi lemak yang berlebih. Lemak dicerna dan diserap di
duodenum, dimana proses pencernaan lemak lebih lambat dibandingkan dengan protein atau
karbohidrat. Ketika mengkonsumsi lemak berlebihan, lemak akan masuk ke lumen duodenum
dan menumpuk karena pencernaannya bekerja lambat. Terjadinya kembung juga bisa
dikarenakan terjadinya gangguan pada enzim pencernaan lemak.
Kata kunci : lambung, enzim pencernaan, sistem pencernaan.

Abstract
Stomach is an organ that functions to digest and mix food. On the flap often feel full
or bloated feeling due to fat accumulation occurs due to excessive consumption of fat. Fats
are digested and absorbed in the duodenum, where digestion of fat more slowly than
protein or carbohydrates. When consuming excess fat, the fat will go into the lumen of the
duodenum and accumulate because the digestive system work slowly. Bloating can also be
due to the occurrence of disturbances occurred in the enzyme digestion of fats.
Keywords: stomach, digestive enzymes, digestive system.

Pendahuluan
Sistem pencernaan pada manusia merupakan sistem dimana manusia melakukan
pencernaan terhadap makanan yang dicerna oleh mulut manusia sehari-hari. Fungsi dari
sistem lingkungan internal tubuh. Makanan yang dicerna oleh manusia sangat dibutuhkan
untuk menghasilkan ATP agar manusia dapat beraktivitas dengan lancar. Jalur sistem
pencernaan dimulai dari mulut, faring, oesophagus, gaster, duodenum, jejunum, ileum,
saecum, colon, rectus, dan terakhir adalah anus.
Oleh karena itu, untuk memahami lebih lanjut tentang sistem pencernaan manusia
dan mekanisme kerjanya, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai struktur makroskopis dan

1
mikroskopis dari organ-organ yang terkait, fungsi mekanisme sistem pencernaan, jalur
pencernaan dan prosesnya serta enzim-enzim yang bersangkutan dalam proses pencernaan.

Pembahasan
Skenario Masalah
Seorang laki-laki berusia 40 tahun mengeluh bila menkonsumsi makanan berlemak agak
banyak perutnya terasa tidak enak (kembung dan rasa penuh). Oleh dokter diberi obat yang
mengandung enzim pencernaan dan dianjurkan mengurangi konsumsi berlemak.
Rumusan Masalah
Seroang laki laki berusia 40 tahun merasa penuh dan kembung pada perutnya karena
terlalu banyak mengkosumsi makanan berlemak.
Analisis Masalah
Mind Map

Struktur Struktur
Makroskopis Mikroskopis

Seroang laki laki berusia 40 tahun


merasa penuh dan kembung Enzim
GIT Pencernaan
pada perutnya karena terlalu (Gaster – Colon)
banyak mengkosumsi makanan
berlemak
Lemak
Mekanisme
Pencernaan dan Karbohidrat
Penyerapan

Protein

Hipotesis
Seroang laki laki berusia 40 tahun merasa penuh dan kembung pada perutnya karena
terlalu banyak mengkosumsi makanan berlemak.
Sasaran Pembelajaran
1. Mengetahui struktur makroskopis dari organ-organ pencernaan.
2. Mengetahui struktur mikroskopis dari organ-organ pencernaan.
3. Mengetahui sistem vaskularisasi pada organ-organ pencernaan.
4. Mengetahui innervasi pada pusat pada organ-organ pencernaan.

2
5. Mengetahui mekanisme terjadinya pencernaan dan penyerapan pada organ-organ
pencernaan.
6. Mengetahui enzim apa saja yang dapat bekerja pada sistem pencernaan.

Pembahasan Masalah
Struktur Makroskopis
Gaster / Ventriculi
Gaster atau lambung atau stomach merupakan saluran pencernaan yang mencerna
makanan pertama yang terdapat di daerah abdomen, gaster memiliki bentuk seperti huruf
"J".3 Gaster memiliki dua curvatura yaitu curvatura major dan curvatura minor, dua curvatura
ini memiliki dua bentuk yang berbeda yaitu cekung dan cembung dimana curvatura cekung
merupakan curvatura yang minor sedangkan yang cembung merupakan curvatua minor. 1
Curvatura major merupakan tempat melekatnya ligamentum gastroepiploicum atau
gastrolienale dan omentum majus, sedangkan curvatura minor merupakan lekung yang
sebagai tempat perlekatan untuk omentum minus.3 Di bagian gaster terdapat dua incissura
atau takik tajam yaitu incsissura cardiaca dan incsissura angularis, inscissura cardiaca
merupakan tempat lekuk pertama di daerah superior pada saat esophagus memasuki gaster,
sedangkaan incisura angularis merupakan takik kedua yang terdapat di daerah inferior. 1,2
Pada bagian dalam gaster atau pada saat gaster atau lambung dibuka dapat dibagi
menjadi empat bagian besar yaitu bagian cardiaca, fundus, corpus, dan pylorus.1,2 Bagian dari
cardiaca pada lambung merupakan bagian dimana esophagus bermuara ke dalam gaster,
fundus merupakan bagian cranial yang melebar dan berbatas pada kubah diaphragma kiri
atau bisa dikatakan fundus merupakan area di atas ostium cardiacum.1,2 Corpus merupakan
daerah terluas dari gaster, corpus merupakan bagaian dari gaster yang terdapat di antara
fundus dan antrum pylorus.1,2 Pylorus merupakan bagian gaster yang berdekatan dengan
duodenum, bagian dari pylorus ini terbagi menjadi dua yaitu antrum pyloricum dan canalis
pyloricum(ujung distal dari gaster).1,2 Pada bagian akhir dari pylorus daerah sfingter yang
menebal di sebelah distal membentuk sphincter pylori yang berguna untuk mengatur jumlah
makanan yang telah dicerna dilambung untuk dialirkan ke usus halus.1,2
Vaskularisasi pada gaster yaitu: arteri gastrica sinistra, arteri gastrica dextra, arteri
gastroepiploica dectra, arteri gastro omentalis sinistra, dan arteri gastricae breves.1 Arteri
gastrica sinistra merupakan arteri yang bercabang langsung dari trunchus coeliacus atau

3
disebut dengan tripus helleri, arteri gastrica dekstra merupakan cabang dari arteri hepatica
propria dipercabangkan oleh arteri gastroduodenalis, arteri gastrica breves merupakan arteri
yang dipercabangi oleh arteri lienalis dan memperdarahi daerah di bagian fundus.1,2
Sistem saraf pada lambung ada dua yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Saraf
simpatis dari bagian gaster melalui plexus coeliacus sedangakan persarafan parasimpatis dari
gaster dipersarafi oleh trunchus vagalis bagian anterior dan posterior.1

Hepar dan Vesica Fellea


Hepar merupakan organ yang menempati cavum abdomen kanan atas. Berat rata-
ratanya pada orang dewasa adalah 1,5 kg. Konsistensinya kenyal seperti jeli. Hepar dilapisi
peritoneum kecuali pada bagian belakang yang langsung melekat diaphragma. Hepar
memiliki facies diaphragmatica yang menghadap ke diaphragma dan bagian yang menghadap
ke cavum abdomen yang disebut sebagai facies visceralis/inferior.2
Pada facies inferior terdapat alur bentuk H yang terdiri dari alur melintang sesuai pintu
masuk pembuluh darah dan saluran empedu ke dalam hepar yang disebut dengan porta
hepatis. Di sebelah kanan ada alur membujur yang disebut fossa sagitalis dextra yang
ditempati oleh v. cava inferior di atas dan vesica fellea di bawah. Di sebelah kiri ada fossa
sagitalis sinistra yang ditempati oleh ligamentum venosum Arantii di sebelah posterior dan
ligamentum teres hepatis di sebelah anterior.2
Lobus sinister hepar berbatasan dengan oesophagus dan gaster sedangkan lobus
dexternya berbatasan dengan duodenum, pylorus gaster, colon, serta renal yang
menimbulkan jejasnya masing-masing. Hepar didarahi oleh a. hepatica comunis yang
memberi cabang a. hepatica propria dan memberi cabang lagi a. hepatica dextra dan sinistra.
Sedangkan sistem pembuluh balik melalui v. porta.2
Vesica fellea merupakan organ penampung empedu yang diliputi oleh peritonium
kecuali pada bagian yang melekat langsung ke hepar. Vesika fellea terdiri atas fundus, corpus,
dan collum dan memiliki saluran empedu yang disebut dengan ductus cysticus. Vesica fellea
diperdarahi oleh a. cystica yang merupakan cabang dari a. hepatica dextra.2
Duodenum
Duodenum adalah bagian yang terpendek dari usus halus, duodenum bila dilihat
secara makroskopis berbentuk seperti huruf C yang panjangnya kurang lebih dua puluh
sampai dua puluh lima sentimeter dan daerahnya berada di atas umbilikal.1,2

4
Duodenum terbentang dari awal keluar dari bagian pylorus gaster sampai dengan
peralihan ke jejenum yang disebut dengan flexura duodenojejunalis.1 Bagian dari duodenum
dibagi menjadi empat bagian yaitu pars superior, pars descendent, pars horizontal atau
inferior, dan pars ascendent. Bagian dari duodenum yang dekat dengan pylorus gaster disebut
dengan pars superior duodenii.1,2 Setelah melewati bagian pars superior bagian berikutnya
ada pars descendent dari duodenum, pada pars descendent dari duodenum terdapat papilla
duodeni major (papila vateri pachioni), selain dari papilla duodeni major terdapat papilla
duodeni minor yang merupakan tempat masuk untuk ductus pancreaticus accesorius. 2 Pars
ketiga dari duodenum adalah pars horizontalis, pars ini merupakan bagian yang panjangnya
enam sampai delapan sentimeter dan melintas ventral terhadap vertebra lumbalis ke tiga dan
pars yang terakhir dari duodenum adalah pars pendek hanya lima sentimeter yaitu pars
ascendent .1
Perdarahan dari duodenum dibagi menjadi dua yaitu darah yang berasal dari bagian
trunchus coeliacus dan darah yang berasal dari arteri mesentrica superior. Pembuluh darah
yang berasal dari trunchus choliacus atau disebut juga dengan tripus helleri akan melalui
arteri gastroduodenale superior dan arteri gastroduodenale superior akan mempercabangi
arteri pancreaticoduodenalis superior anterior posterior sedangkan bagian arteri mesentrika
superior akan mempercabangi arteri pancreaticoduodenalis inferior anterior posterior yang
juga memperdarahi duodenum.1 Fiksasi duodenum atau disebut juga sebagai jaringan yang
mempertahankan posisi duodenum pada tempatnya yaitu ligamentum suspensorius duodeni
atau disebut sebagai ligamentum treitz.1 Persarafan duodenum berasal dari nervus cranial ke
sepuluh yaitu nervus vagus dan saraf simpatis melalui pleksus sekitar arteria
pancreaticoduodenalis.1

Jejunum dan Ileum


Selain duodenum atau usus duabelas jari usus halus atau intestinum tenue dibentuk
oleh dua usush halus lagi yaitu jejunum dan ileum. Jejunum merupakan lanjutan dari
duodenum yang berawal pada flexura duodenojejunalis, sedangkan ileum berakhir pada
perbatasan ileum dengan colon yang disebut sebagai ileo caecal junction.1 Panjang total
jejunum dan ileum adalah enam sampai tujuh meter tetapi dua per lima bagian dari panjang
total jejunum dan ileum adalah jejunum sedangkan bagian sisanya adalah ileum. 1 Jejunum
dan ileum tidak memiliki batas yang jelas tetapi jejunum sebagian besar bertempat pada regio

5
umbilicalis sedangkan ileum terdapat di daerah suprapubik dan regio inguinal kanan.1
Jejunum diperdarahi oleh arteri jejunalis yang merupakan cabang dari arteri mesenterika
superior sedangkan ileum diperdarahi oleh dua buah pembuluh yaitu arteri iliales dan arteria
ileocolica yang keduanya merupakan cabang dari arteri mesenterika superior. 2
Jejunum dan Ileum dapat dibedakan melalui warna, diameter, dinding, jumlah
pembuluh darah, vasa recta, lengkung-lengkung arterial. lemak dalam mesenterium, plica
circulares, dan plak-plak limfoid atau plaqeu peyeri.1 Dari segi warna jejunum mempunyai
warna yang lebih tua dari ileum dimana warna dari ileum adalah merah tua sedangkan ileum
merah tua.1 Diameter dan dinding akan saling mempengaruhi dimana dinding jejunum lenih
tebal dan berat yang mengakibatkan diameter menjadi lebih besar yaitu dua sampai dengan
empat sentimeter sedangkan ileum dua sampai tiga sentimeter.1 Jumlah pembuluh darah di
jejunum lebih banyak dibandingkan dengan ileum dan vasa recta atau dikenal dengan
lengkung-lengkung arterial lebih panjang bila dibandingkan dengan ileum.1 Dalam jejenum
lemak dalam mesenterium lebih sedikit dari pada di ileum.1 Plaque peyeri dalam jejenum juga
lebih sedikit dibandingkan dengan ileum.1
Caecum dan Appendix Vermiformis
Caecum merupakan bagian awal dari intestinum crausum (usus besar), caecum
terletak di ostium ileocaecale.1,2 Di dalam caecum terdapat daerah dimana ileum memasuki
daerah caecum secara miring sehingga membentuk sebuah tonjolan yang disebut sebagai
valva ilecaecalis. 3
Appendix vermiformis (umbai cacing) biasa juga disebut dengan usus buntu. Appendix
vermiformis merupakan pipa atau saluran buntu yang berhubungan dengan caecum di
sebelah caudal. Untuk menentukan letak dari appendix bisa dengan cara menetukan titik Mc.
Burney yang merupakan garis yang ditarik dari spina iliaca anterior superior dextra sampai
pada pusat umbilikalis. Appendix diperdarahi oleh Aa. Appendiculare.3
Colon
Colon dibagi menjadi 4 bagian antara lain colon ascenden, colon transversum, colon
descenden, dan colon sigmoid. Colon ascenden merupakan colon yang berjalan ke arah
cranial yang merupakan terusan dari caecum.1 Sedangkan colon descenden merupakan colon
yang berjalan ke arah distal yang merupakan terusan dari colon transversum. Colon ascenden
dan colon descenden terletak di bagian retroperitoneal dextra dan sinistra. Colon
transversum dan colon sigmoid merupakan colon yang berada di bagian intraperitoneal hanya

6
saja letaknya yang membedakan colon transversum terdapat di bagian intraperitoneal
superior sedangkan colon sigmoid terdapat di bagian intraperitoneal inferior. Colon
transversum merupakan bagian dari intestinum crassum terbesar yang berawal di flexura coli
dekstra sampai ke flexsura coli sinistra.1
Colon ascenden sampai dengan 2/3 colon transversum dextra diperdarahi oleh arteri
colica dekstra cabang dari arteri mesenterica superior, sedangkan 1/3 colon transversum
diperdarahi oleh arteri colica sinistra cabang dari arteri mesenterica inferior, dan yang
terakhir terdapat colon sigmoidea diperdarahi oleh arteri sigmoidea yang merupakan
percabangan dari arteri mesenterica inferior.

Struktur Mikroskopis
1. Lambung
 Tunica mukosa, Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali
pada daerah cardia dan pylorus agak pucat. Tampak pada permukaan lipatan-
lipatan yang disebut rugae karena longgarnya tunica submucosa di bawahnya.
Terdapat gambaran yang lebih menetap yaitu tonjolan-tonjolan yang
membentuk bulat dipisahkan oleh alur-alur disekitarnya yang dinamakan
areola gastrica. Sebagian besar tunica mucosa terisi oleh kelenjar lambung
yaitu : glandula cardiaca, glandula fundica, dan glandula pylorica.4
 Tunika submukosa merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel
lemak, mast cells, sel limfoid. 4

 Tunika muscularis terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar yaitu:
a. Stratum oblique, terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah
fundus dan corpus ventriculi.
b. Stratum circulare merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian
ventriculus, di pylorus membentuk muskulus sphincter pylori.
c. Stratum longitudinal, banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura
major.
 Tunika serosa, merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi
oleh mesotil sebagai lanjutan dari peritoneum viscerale yang meneruskan

7
sebagai omentum majus. Pada perlekatan sepanjang curvatura minor dan
major tidak dilapisi oleh mesotil.4
2. Usus Halus
Usus halus merupakan bagian tractus digestivus di antara ventriculus dan
intestinum crassum, seluruhnya ada sekitar 6 meter panjangnya. Intestinum
tenue atau usus halus ini dibedakan dalam 3 segmen berturut-turut yaitu:
 Duodenum
Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum
parietale di sebelah ventralnya.
a. Tunika mukosa diliputi epitel selapis torak yang mempunya mikrovili (brush
borders). Di antara sel epitel ada sel goblet yang jumlahnya disini belum begitu
banyak. Tunika mukosa membentuk vili intenstinalis yang gemuk-gemuk.
Lamina propria terdapat dibawah epitel vili intenstinalis maupun disekitar
kriptus Lieberkhun. Di dasar kriptus dapat ditemukan dapat ditemukan sel
Paneth, suatu sel berbentuk kerucut dengan puncaknya menghadap lumen. Di
dalam sitoplasmanya terdapat granula kasar berwarna merah.4
b. Tunika submukosa dipenuhi oleh kelenjar Brunner. Tunika mukosa dan
submukosa bersama-sama membentuk plika sirkularis Kerckringi. Plika ini
berfungsi untuk memperluas permukaan usus. Terdapat 800 lipatan melingkar
sabagai cincin yang tidak sempurna di sepanjang intestinum. Pleksus
submukosus Meissneri juga dapat ditemukan disini.4

c. Tunika muscularis, terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :


 Stratum circulare di sebelah dalam.
 Stratum longitudinal di sebelah luar.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus Aurbach. 4
d. Tunika serosa, merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan
peritoneum visceral. 4
 Jejunum

8
a. Tunika mukosa jejunum gambarannya mirip duodenum tetapi vili
intenstinalisnya lebih langsing dan sel gobletnya lebih banyak. Sel paneth lebih
mudah dikenali.4
b. Tunika submukosa disini tidak mengandung kelenjar. Hanya terdiri atas
jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalamnya. Lapisan ini juga
membentuk plika sirkularis Kerckringi. 4
c. Tunika muskularis susunannya sama seperti pada duodenum. 4
d. Tunika serosa berupa jaringan ikat jarang. 4
 Ileum
a. Tunika mukosa mirip dengan jejunum, tetapi sel goblet jauh lebih banyak. Di
lamina propria terdapat kelompokan nodulus limfatikus yang membentuk
bangunan khusus disebut plaque payeri. Kelompokan nodulus ini sering
terlihat meluas ke dalam tunika submukosa sehingga sering menjadikan tunika
muskularis mukosa terpenggal-penggal. 4
b. Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri
di dalamnya. Disini juga tidak terdapat kelenjar. Plika sirkularis Kerckringi
tampak lebih pendek dibanding yang terdapat di duodenum dan jejunum. 4
c. Tunika muskularis, gambarannya sama seperti duodenum dan jejunum. 4
d. Tunika serosa juga terdiri atas jaringan ikat jarang.4

3. Usus Besar
a. Tunica mukosa, tidak mempunyai villi intestinalis, epitel berbentuk silindris
selapis dengan sel piala. Banyak ditemukan sel argentafin dan kadang-kadang
sel paneth. Lamina propria hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid
dengan adanya pula nodulus Lymphaticus yang tersusun berderet-deret
sekeliling lumen. Diantaranya terdapat crypta lieberkuhn. Lamina muskularis
mukosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid dan kadang-kadang
terputus-putus. 4
b. Tunica submucosa tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi
limfosit yang merata. Di dalam jaringan tunica submucosa terdapat anyaman
pembuluh darah dan saraf. 4

9
c. Tunica muskularis walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan
dua lapisan. 4
d. Tunica serosa mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang terdapat
pada intestinum tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti
pula mesoappendix yang merupakan alat penggantung sebagai lanjutan
peritoneum viscerale. 4
4. Hepar
Hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk prisma polygonal yang disebut lobulus,
terdiri atas parenchyma hepar dengan diameter 0,7—2 mm. Pada potongan
terlihat bahwa lobulus berbentuk sebagai segi enam dengan pembuluh darah
yang terdapat di tengah,yang disebut vena sentralis.
Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh jaringan
pengikat. Pada sudut pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat
bangunan jaringan pengikat berbentuk segi tiga berisi saluran-saluran yang
disebut Canalis Portalis yang terdiri dari pembuluh darah, pembuluh limfe, saluran
empedu dan serabut saraf. Bangunan segitiga ini disebut Trigonum
Kiernanni.Parenchyma hepar terdiri atas masa sel yang saling berhubungan dan
ditempati oleh suatu anyaman sinusoid. Sinusoid ini membagi rangkaian sel-sel
parenchyma hepar menjadi lembaran atau lempeng-lempeng setebal satu sel.
Sel-sel hepar disebut pula hepatosit yang berbentuk polyhedral. Sepanjang
permukaan terdapat anyaman canaliculi biliferi di seluruh lobuli hepatic yang
pada sediaan biasa tidak dapat dilihat dengan mikroskop karena canaliculi
tersebut sangat halus. Semua canaliculi akan bermuara di cabang Duktus Biliferus
di perifer lobulus hepatis.5

5. Vesica Fellea
a. Tunica Mukosa dilapisi epitel selapis torak yang biasanya tidak mempunyai sel
goblet. Epitel bersama lamina propria membentuk lipatan mirip vili
intenstinalis. Di dalam lamina propria terdapat sejumlah bangunan bulat atau
lonjong yang dilapisi epitel yang sama dengan epitel mukosa. Ini adalah

10
potongan lipatan mukosa dan disebut sinus Rokitansky-Aschoff. Dinding vesica
fellea tidak mempunyai tunika muskularis mukosa. 4
b. Tunica Muscularis, terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang
berjalan sirkuler, longitudinal dan menyerong dengan disertai serabut-serabut
elastis. 4
c. Tunica Perimuscularis, merupakan jaringan pengikat agak padat yang
membungkus seluruh vesica fellea dan melanjutkan diri kedalam jaringn
interlobular hepar. Di dalamnya banyak mengandung serabut-serabut elastis
dengan beberapa fibroblast, sel lemak, sel limfoid, pembuluh darah, pembuluh
limfe dan serabut-serabut saraf. 4
d. Tunica Serosa adalah jaringan ikat longgar yang menutupi vesica fellea yaitu
bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar. Jaringan ini
kemudian akan melanjutkan diri membungkus hepar. Vesica fellea pada
collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada permukaan
dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister yang
disebabkan karena penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya. 4

Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar pencernaan yang mempunyai dua sifat yaitu eksokrin
dan endokrin. Dalam hal pencernaan ini peran eksokrin dari pankreas lebih dominan dari pada
bagian endokrinnya.6 Bagian eksokrin pankreas menghasilkan getah yang bersifat enzimatik,
enzim-enzim yang dikeluarkan oleh pankreas dan masuk ke intenstinum tenue tepatnya di
duodenum merupakan enzim yang bersifat proteolitik(mencerna protein), amilase yang
berperan dalam pencernaan karbohidrat, dan lipase yang berfungsi satu-satunya dalam
mencerna lemak.6
Enzim proteolitik pankreas, terdapat tiga enzim proteolitik yang berperan dalam
mencerna protein yaitu: tripsinogen, kemotripsinogen, dan prokarboksipeptidase. 6
Komponen-komponen enzim ini merupakan zimogen atau proenzim(belum aktif).6
Tripsinogen diaktifkan oleh enterokinase yang dihasilkan oleh usus halus yang kemudian aktif
menjadi tripsin, bila tripsin sudah aktif maka tripsin dapat mengaktifkan kedua enzim lainya
yaitu: kemotripsinogen menjadi kemotripsin dan prokarboksipeptidase menjadi
karboksipeptidase. 6

11
Selain dari tripsin enzim yang dikeluarkan oleh pankreas adalah amilase yang
berfungsi dalam mencerna karbohidrat yang mengubah polisakarida menjadi disakarida,
amilase dikeluarkan langsung dalam bentuk aktif. 6 Untuk menceran lemak pankreas
mensekresikan enzim lipase yang berfungsi untuk menghidrolisis trigliserida menjadi
monogliserida atau asam lemak dan gliserol. 6
Sekresi pankreas yang berfungsi dalam sistem penceranaan adalah sekeresi alkali
dalam bentuk natrium bikarbonat(NaHCO3). 6 Alkali ini berfungsi untuk menetralkan kimus
yang bersifat asam setelah keluar dari gaster.6

Hepar
Hepar atau hati merupakan kelenjar penceranaan terbesar, hati atau hepar
merupakan organ yang mengalirakan sekret ke duodenum selain pankreas. 6 Hati akan
menghasilkan garam-garam empedu yang berfungsi sebagai: penolahan metabolik kategori
nutrien utama(karbohidrat, protein,lemak), detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan
hormon serta obat dan senyawa asing lainnya, sintesis berbagai protein plasma, tempat
penyimpanan(glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin), pengaktifan vitamin D,
pengeluaran batkeri dan sel darah merah, dan ekskresi kolesterol dan bilirubin. 6 Empedu
yang dikeluarkan oleh hati atau disekresikan oleh hati akan dialirkan ke kantung empedu
sewaktu makan dan setelah itu dialirkan ke duodenum melalui sfingter oddi. 6 Empedu yang
disimpan dalam kantung empedu atau vesica vellea akan dipekatkan. 6 Garam empedu
bekerja dalam memecah lemak besar menjadi butir-butir lemak kecil yang disebut degan
misel, dalam pembetukannya misel tidak hanya empedu saja tetapi dibantu oleh lesitin. 6
Misel merupakan butir-butir lemak yang sudah tidak dapat bergabung lagi menjadi lemak
besar dikarenakan bagian luar dari misel semua bermuatan negatif. 6

Mekanisme Pencernaan dan Penyerapan 7


Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien,
air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh.
Dimana dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses
besar dasar yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan absorbsi.
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan, otot polos pada dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi

12
dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk
mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan dapat untuk
mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami
peregangan.
Dalam proses motilitas terjadi 2 gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan
mencampur. Gerakan propulsif atau biasa kita kenal dengan sebutan gerak peristaltik yaitu
gerakan dengan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga berpindah
tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat
kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencenaan, contohnya dari gerakan
propulsif dapat menggerakkan makanan melalui oesophagus berjalan cepat tetapi
sebalikanya pada usus halus merupakan tempat utama pencernaan dan penyerapan,
makanan bergerak sangat lambat karena adanya proses pencernaan. Sedangkan gerakan
mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah
pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.
Sekresi dimana sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran
pencernaan oleh kelenjar eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan
konstituen organik spesifik seperti enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi ini
memerlukan ATP, baik untuk transport aktif bahan-bahan ke dalam sel maupun untuk
sintesis produk sekretorik oleh Retikulum Endoplasma. Sekresi tersebut dikeluarkan ke
lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf atau hormon yang sesuai.
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
didalam sistem pencernaan. Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik.
Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan memutuskan
ikatan-ikatan yang menyatukan subunit-subunit. Karbohidrat atau polisakarida menjadi
monosakarida, lemak yang pada umumnya adalah trigliserida dipecah menjadi
monogliserida dan asam lemak, sedangkan protein diubah menajdi asam-asam amino.
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat
diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke
dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.

Pada Lambung 7

13
Terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang terletak di atas
lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung bagian bawah
yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai sawar
antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum.
Motilistas dilambung dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:
a. Pengosongan lambung
Kontraksi pada lambung menuju bagian distal dari saluran pencernaan. Diperlukan
waktu 90 menit untuk mencapai usus besar. Berfungsi sebagai housekeeping , menyapu
sisa-sisa makanan dan bakteri keluar dari traktus GI ke usus besar
b. Pengisian Lambung
Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga
kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan volume ini
dapat menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan meningkatkan tekanan
intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor plastisitas otot polos
lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.
c. Pencampuran Lambung
Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung akan meingkat. Ketika
Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan
sekresi lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan menghasilkan kimus. Setiap
gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Apabila
kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter pilorus dan
terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus
dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus menyebabkan
sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam
duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke
duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke
dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang
peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi,
menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum. Motilitas gastric dibawah kontrol
saraf dan ini distimulasi oleh distensi lambung.
d. Pengosongan Lambung

14
Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran lambung juga
menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang masuk
ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup
tergantung pada kekuatan peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat bervariasi
tergantung dari pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum.
Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar
Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi
asam hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik terutama
menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar pilorik
juga menyekresi hormon gastrin.
Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung,
hal ini menyebabkan pH lumen turun sampai 2. Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang
disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma
dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami
penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi untuk
mengaktifkan kembali pepsinogen (proses otokatalitik) dan sintesa protein dengan
memecah ikatan asam amino menjadi peptida.Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar
protektif dari cedera terhadap mukosa lambung karena sifat lubrikalis dan alkalisnya
dengan menetralisasi HCl yang terdapat di dekat mukosa lambung. Hormon gastrin
disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang terletak di daerah kelenjar pilorus lambung,
gastrin merangsang peningkatan sekresi getah lambung yang bersifat asam, dan
mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus halus, sehingga keduanya dapat
mempertahankan kemampuan sekresi mereka.

Pada Usus Halus 7


Pada usus halus ini terjadi sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Motilitas
pada usus halus adalah segmentasi, metode motilitas utama usus halus yaitu proses
mencampur dan mendorong secara perlahan kimus dengan cara kontraksi bentuk cincin
otot polos sirkuler di sepanjang usus halus, diantara segmen yang berkontraksi terdapat
daerah yang berisi kimus. Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah jeda singkat, melemas

15
dan kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di daerah yang semula melemas.
Perjalanan isi usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melintasi seluruh panjang
usus halus, sehingga tersedia cukup waktu untuk berlangsungnya proses pencernaan dan
penyerapan.
Sekresi usus halus, kelenjar brunner di duodenum mensekresikan mukus alkalis
kental yang membantu melindungi mukosa duodenum dari asam lambung. Rangsang vagus
meningkatkan sekresi kelenjar brunner tetapi mungkin tidak menimbulkan efek pada
kelenjar usus. Selain itu, juga terdapat sekresi HCO3- dalam jumlah yang cukup banyak yang
independen terhadap kelenjar brunner. Setiap hari kelenjar eksokrin yang terletak di
mukosa usus halus mengeluarkan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair.
Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan
sekresi empedu. Enzim pankreas menyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan
monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragme
peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan
beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak selesai dalam lumen
usus halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum.
Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti
rambut yang disebut Brush Border, yang mengandung tiga kategori enzim, yaitu :
Enterikinase, mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen; disakaridase (sukrose, maltase dan
laktase), yang menyelesaikan pencernaan karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida
yang tersisa menjadi monosakarida penyusunnya; aminopeptidase, yang menghidrolisis
peptida menjadi komponen asam aminonya, sehingga pencernaan protein selesai.

a) Penyerapan Garam dan Air


Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui
osmosis. Jumlah air yang diserap per harinya dari makanan adalah 2000 ml dan dari getah-
getah pencernaan sebanyak 7000 ml/ harinya. 95%nya diabsorpsi dan hanya 100-200 ml air
per hari yang dikeluarkan bersama feses. Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam
sel epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraseluler.

16
Sebagian Na diabsorpsi bersama dengan ion klorida, dimana ion klorida bermuatan negatif
secara pasif ditarik oleh muatan listrik positif ion natrium.
b) Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa.
Disakaridase yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida
yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap
oleh transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi 4
c) Penyerapan Protein
Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino
diserap menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui
bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh
aminopeptidase di brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler
yang ada di dalam vilus.
Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem
transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi
serta kotransportasi Na.
d) Penyerapan Lemak
Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya
akan larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam
kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan
mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili
yang bergerak. Dari sini keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam
sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya
akan melakukan fungsinya berkali-kali membantu absorpsi monogliserida dan asam lemak.

Pada Usus besar 7


Usus besar terdiri dari colon, saecum, appendix, dan rektum. Rata-rata colon
menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus per harinya, isi usus yang disalurkan ke colon
terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna (misalnya selulosa, zat pada sayuran),
komponen empedu yang tidak diserap dan sisa cairan, bahan-bahan tersebut menjadi feses.

17
Selulosa dan bahan makanan lain yang tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses
dan membantu pengeluaran kotoran secara teratur.
Gerakan pada usus besar umumnya lambat dan tidak terdapat gerak peristaltik,
karena sesuai dengan fungsinya sebagai tempat absorpsi dan penyimpanan. Motilitas yang
terjadi pada colon adalah kontraksi haustra yaitu gerakan mengaduk isi kolon dengan
gerakan maju mundur secara perlahan yang menyebabkan isi kolon terpajan ke mukosa
absortif. Peningkatan motilitas terjadi setiap 3-4 kali sehari setelah makan yaitu terjadi
kontraksi stimulan segmen-segmen besar di colon ascenden dan transversum sehingga feses
terdorong sepertiga sampai seperempat dari panjang kolon, gerakan ini disebut gerakan
massa yang mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar sebagai tempat defekasi.
Sewaktu gerakan massa di kolon mendororng isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan
rektum dan merangsang reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks defekasi.
Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama
disebabkan oleh reflek gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon. Refleks ini sering
ditemukan setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks
gastroileum memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan reflek
gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi.
Feses di rektum menyebabkan peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di
rektum terbentuklah suatu impuls yang menunju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini
menimbulkan gelombang pada kolon desenden dan sigmoid. Apabila sfingter anus
eksternus (otot rangka) juga melemas, terjadi defekasi. Sekresi Usus Besar
Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang fungsinya adalah melindungi
mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga menghasilkan pelumasan untuk
memudahkan feses lewat.
Dalam keadaan normal kolon menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat
yang paling aktif diabsorpsi dan, Klorida diabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan
gradien listrik, dan air diabsorpsi secara osmosis.
Kerja Bakteri Pembusuk pada Tubuh Manusia.
Pada tubuh manusia terdapat 500-1000 spesies bakteri yang berkembang khususnya
pada kolon manusia, bakteri bakteri ini setidaknya berat 1000g (1kg). Bakteri-bakteri ini
banyak berkembang di kolon karena kolon mempunyai gerakan yang lambat maka bakteri
memiliki waktu untuk tumbuhdan menumpuk di dalam kolon. Sebaliknya di usus halus

18
manusia, usus halus memiliki motilitas yang sangat cepat sehingga bakteri tidak dapat
tumbuh, selain itu mulut, lambung dan usus halus mengeluarkan bahan-bahan antibakteri,
tetapi kolon tidak. Namun tidak semua bakteri yang tertelan dapat dihancurkan oleh lisozim
dan HCL, bakteri yang dapat bertahan hidup akan terus berkembang di kolon, perkiraan
jumlah bakteri dikolon manusia adalah 10 kali lebih banyak dari sel tubuh manusia. 8
Mikroorgannisme kolon ini biasanya tidak saja membahayakan tetapi juga dapat
bermanfaat. Sebagai contoh: 1. Bakteri dapat meningkatkan imunitas usus dengan
berkompetisi memperebutkan nutrient dan ruangan dengan mikroba yang berpotensi
sebagai pathogen 2. Mendorongmotilitas kolon 3. Membantu memelihara integritas mukosa
kolon dan memberikan kontribusi nutrisi, contohnya ada bakteru tang mensitesis vitamin K
yang dapat diserap dan dapat meningkatkan keasaman kolon sehingga mempermudahkan
penyerapan kalsium magnesium dan seng. 8

Penutup
Pada sistem pencernaan terdapat perbedaan lama waktu dalam pencernaan dan
penyerapan, yang dimana pencernaan dan penyerapan lemak berlangsung lebih lama
dibandingkan protein dan karbohidrat. Ketika seorang laki-laki dalam kasus mengkonsumsi
banyak lemak maka akan terjadi penumpukan pada lumen usus halus sehingga laki-laki
tersebut merasa penuh atau kembung. Kembung juga bisa disebabkan karena gangguan
pada sistem pencernaan dimana jumlah enzim yang dihasilkan sedikit sehingga tidak dapat
memecah lemak yang tertumpuk dalam lumen usus halus.

Daftar Pustaka
1. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta:Hipokrates;2013. h.99-111.
2. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray dasar-dasar anatomi. Elsevier Churchill
Livingstone.h.134-63.

19
3. Netter FH. Atlas of human anatomy. 6th Edition. Philadelphia:Saunder;2014. p.244-
75.
4. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.h.499-624.
5. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2006.h.207-50.
6. Sherwood, L.Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Penerbit Buku
Kedokteran EGC:2012.h.563-88.
7. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi-12. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2011.h.855-9.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011. h. 641-
95.

20

Anda mungkin juga menyukai