Profil Perempuan Pembudidaya Rumput Laut Di Desa Tanamanang Kecamatan Pahunga Lodu
Profil Perempuan Pembudidaya Rumput Laut Di Desa Tanamanang Kecamatan Pahunga Lodu
OLEH :
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Tenaga Kerja adalah Penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh
penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan
terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. 1
bahwa,”Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat”.
Dalam dunia kerja, tidak hanya melibatkan laki laki, namun perempuan pun terlibat
dalam dunia kerja, baik dalam pemerintahan maupun lembaga lembaga swasta.Adanya
keterlibatan pekerja perempuan maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
Pekerja Perempuan adalah pekerja atau tenaga kerja perempuan dalam usia kerja yang
melakukan aktivitas berdasarkan suatu bentuk perjanjian dalam jangka waktu tertentu dengan
adanya imbalan atau upah dari aktivitas yang dilakukannya. Adanya keterlibatan perempuan
dalam dunia kerja menunjukkan adanya perubahan pola pikir mengenai peran perempuan
dalam meningkatakan ekonomi keluarga. Konsep pemikiran selama ini yang beranggapan
bahwa perempuan hanya bertanggung jawab seputar urusan domestik, mengalami pergeseran
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pekerja perempuan dalam berbagai sektor yang
Di Kabupaten Sumba Timur jumlah pekerja perempuan cukup banyak, dengan jenis
lapangan usaha yang juga beragam. Pada tahun 2013 jumlah pekerja perempuan dalam sektor
1
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,2002),hal71
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan berjumlah 23.947. Ini
merupakan jumlah yang paling tinggi berdasarkan jenis lapangan usaha. Disusul dengan
lapangan usaha industri pengolahan, dengan jumlah pekerja perempuan 7.404 orang. 2
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis
2
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur (BPS), diakses dari
https://sumbatimurkab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14, diakses pada tanggal 20/02/2017, pukul 11.13
Pada tahun 2015 terjadi perubahan pada beberapa lapangan usaha, dimana
berkurangnya tenaga kerja perempuan pada beberapa sektor namun ada juga penambahan
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis
Jumlah tenaga kerja perempuan di kabupaten Sumba Timur dengan angka yang cukup
signifikan menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam dunia kerja. Salah
satu lapangan usaha yang diminati adalah pembudi daya rumput laut. Sebagai salah satu
komoditi unggulan di kabupaten Sumba timur, budidaya rumput laut memiliki jumlah tenaga
3
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur (BPS), Sumba Timur dalam Angka 2015, hal 129
kerja yang cukup banyak, dengan jumlah keterlibatan perempuan yang juga banyak. Salah
satunya adalah di kecamatan Pahunga Lodu desa Tanamanang. Dengan adanya kelompok
kelompok usaha budidaya rumput laut di desa Tanamanang memberikan kesempatan kepada
Proses budidaya rumput laut tidak mudah, karena harus melalui berbagai tahapan dan
proses yang juga membutuhkan waktu, tenaga berkaitan dengan pengalaman dan
pengetahuan. Adapun beberapa proses yang dilakukan dalam budidaya rumput laut yaitu
peletakan bibit, mengikat, perawatan, pembersihan, menjemur, mengganti tali, dan berbagai
jenis pekerjaan lainnya. Dengan adanya pembagian tugas pada kelompok budidaya rumput
laut yang didasarkan pada keahlian dan kemampuan masing masing pekerja diharapkan hasil
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal tentunya didasarkan pada individu atau pada
masing masing pekerja, karena ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi hasil sebuah
pekerjaan, yaitu dapat dilihat dari segi fisik, usia, pendidikan,keahlian bahkan kondisi psikis
pekerja. Begitupun dengan tenaga kerja perempuan, perlu dilihat berbagai aspek pada pekerja
perempuan sehingga akan memaksimalkan peran perempuan dalam budidaya rumput laut.
Berdasarkan hal inilah maka akan dilakukan penelitian dengan judul : Profil Perempuan
1. 4. MANFAAT PENELITIAN
a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dibidang
a. Bagi Penulis
b. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Tenaga Kerja
ayat 2 berbunyi : “ Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.4 Ini berarti tenaga kerja tidak hanya soal individu dan lembaga tempat ia bekerja
namun berkaitan juga dengan bagaimana menghasilkan jasa/barang yang mempunyai standar
yang baik sehingga menjawab kebutuhan masyarakat. Tentunya untuk memenuhi kriteria
tersebut ada tuntutan yang menjadi tanggung jawab para pekerja. Untuk memenuhi tuntutan
atau target tersebut dibutuhkan kinerja yang baik dari seorang pekerja. Ada indikator yang
dipakai untuk menjadi tolak ukur dalam menilai produktifitas kerja seseorang. Ini berarti
dalam tanggung jawab sebagai seorang tenaga kerja, ada kompetensi yang harus dipenuhi.
Berkaitan dengan kompetensi, dalam Undang undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003
mengatakan bahwa Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Aspek aspek ini menjadi penting dalam menghasilkan pekerja pekerja yang
Di dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan tenaga kerja manusia (atau labor)
segala kegiatan fisik lainnya. Hal yang dimaksudkan di sini adalah sumber daya manusia
(human resources). Sumber daya manusia berarti berkaitan dengan seluruh kemampuan
manusia, bukan hanya fisik, tetapi juga mental dan non fisiknya, tenaga terdidik dan tidak
4
Subijanto, Peran Negara Dalam Hubungan Tenaga Kerja Indonesia , Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan (vol
17 no 6, 2011), hal 708
terdidik, terampil dan tidak terampil, atau semua atribut atau kemampuan manusia yang dapat
Data Bada Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur tahun 2014 menunjukkan bahwa
jumlah keseluruhan pekerja perempuan di kabupaten sumba timur berjumlah 38510 orang
dengan jumlah pekerja tertinggi 22374 orang pada sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,
Perburuan dan Perikanan.6 Angka ini menunjukkan bahwa ada peluang kerja dan juga minat
perempuan terhadap pekerjaan selain pekerjaan dalam rumah tangga. Dalam hal ini sektor
perikanan juga menjadi salah satu jenis lapangan usaha yang diminati perempuan, khususnya
Rumput laut atau seaweeds sangat populer dalam dunia perdagangan, dalam ilmu
pengetahuan dikenal sebagai alga/algae. Alga atau ganggang terdiri atas empat kelas yaitu
Keunggulan budidaya rumput laut antara lain adalah banyak menyerap tenaga kerja.
Penyerapan tenaga kerja usaha budidaya rumput laut juga tidak memandang perbedaan
gender dan umur. Urutan dan beban pekerjaan yang berkaitan dengan budidaya rumput laut
dilakukan secara merata oleh kaum pria dan wanita. Hal yang mendasari distribusi pekerjaan
yang merata adalah ketersediaan tenaga kerja yang memadai, pekerjaan mudah dilakukan
oleh siapa saja, tidak adanya pandangan yang membedakan peran perempuan dan laki-laki.
yang bekerja sebagai pembudidaya rumput laut. Sebagai salah satu potensi yang ada di
5
Suherman R, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro & Makro, (Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada, 2005), hal 56
6
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur (BPS), Sumba Timur dalam Angka 2015, hal 129
kecamatan Pahunga Lodu, perempuan pun banyak dilibatkan dalam pekerjaan ini. Biasanya
pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan yaitu peletakan bibit, mengikat, perawatan,
pembersihan, menjemur, mengganti tali, dan berbagai jenis pekerjaan lainnya. Selain bekerja
sebagai pembudidaya rumput laut, tentu perempuan juga tidak lepas dari tanggung jawabnya
sebagai seorang ibu di dalam urusan rumah tangga, apa lagi dengan tidak adanya pembagian
peran yang jelas dalam rumah tangga, maka seorang perempuan yang bekerja di luar rumah
tetap bertanggung jawab terhadap urusan rumah tangga, seperti memasak, mencuci,
mengurus anak, dan lain sebagainya. Tentu ini akan membutuhkan tenaga yang lebih besar
dan juga waktu agar perempuan atau sebagai ibu rumah tangga dapat melakukan tugasnya
dengan maksimal.
(RTP)budidaya rumput laut maupun dalam pengelolaan usaha rumput laut. Dalam
pengelolaan usaha rumput laut, peran perempuan dapat dikelompokkan dalam kegiatan
usaha budidaya rumput laut. Dengan adanya pengelompokan tersebut tentunya dibutuhkan
keahlian dan kemampuan masing masing pekerja. Kualitas dan kemampuan seseorang dapat
ditentukan oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi, etos kerja, mental dan kemampuan fisik
memiliki pembagian kerjanya masing masing. Setiap pekerja harus bertanggung jawab
7
Dra. Arfida BR,M.S, Ekonomi Sumber Daya Manusia , (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005), hal 37
2.3 Budidaya Rumput Laut
yang sedang digalakkan pemerintah adalah pengembangan budidaya rumput laut. Melalui
program ini diharapkan dapat merangsang terjadinya pertumbuhan ekonomi wilayah akibat
Indonesia dirintis sejak tahun 1980-an dalam upaya merubah kebiasaan penduduk pesisir dari
pengambilan sumberdaya alam ke arah budidaya rumput laut yang ramah lingkungan dan
usaha budidaya ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pembudidaya juga dapat
budidaya rumput laut merupakan salah satu alternatif pemberdayaan masyarakat pesisir yang
mempunyai keunggulan dalam hal : (1) produk yang dihasilkan mempunyai kegunaan yang
beragam, (2) tersedianya lahan untuk budidaya yang cukup luas serta (3) mudahnya teknologi
Secara umum di Indonesia, budidaya rumput laut dilakukan dalam tiga metode
penanaman berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan. Ketiga budidaya tersebut
1) Metode Dasar (bottom method) Penanaman dengan methode ini dilakukan dengan
mengikat bibit tanaman yang telah dipotong pada karang atau balok semen kemudian disebar
pada dasar 10 perairan. Metode dasar merupakan metode pembudidayaan rumput laut dengan
2) Metode Lepas Dasar (off-bottom method) Metode ini dapat dilakukan pada dasar
perairan yang terdiri dari pasir, sehingga mudah untuk menancapkan patok/pancang. Metode
ini sulit dilakukan pada dasar perairan yang berkarang. Bibit diikat dengan tali rafia yang
kemudian diikatkan pada tali plastik yang direntangkan pada pokok kayu atau bambu. Jarak
antara dasar perairan dengan bibit yang akan dilakukan berkisar antara 20-30 cm. Bibit yang
akan ditanam berukuran 100-150 gram, dengan jarak tanam 20-25 cm. Penanaman dapat pula
dilakukan dengan jaring yang berukuran yang berukuran 2,5x5 m2 dengan lebar mata 25-30
cm dan direntangkan pada patok kemudian bibit rumput laut diikatkan pada simpul-
simpulnya.
3) Metode Apung (floating method)/ Longline Metode ini cocok untuk perairan
dengan dasar perairan yang berkarang dan pergerakan airnya di dominasi oleh ombak.
Penanaman menggunakan rakitrakit dari bambu sedang dengan ukuran tiap rakit bervariasi
pemeliharaan. Pada dasarnya metode ini sama dengan metode lepas dasar hanya posisi
agar rakit tidak hanyut digunakan pemberat dari batu atau jangkar. Untuk menghemat area,
beberapa rakit dapat dijadikan menjadi satu dan tiap rakit diberi jarak 1 meter untuk
memudahkan dalam pemeliharaan. Bibit diikatkan pada tali plastik dan atau pada masing-
masing simpul jaring yang telah direntangkan pada rakit tersebut dengan ukuran berkisar
Potensi lahan budidaya Rumput Laut di Kabupaten Sumba Timur sangat luas yakni
mencapai 15.000 Ha. Selain itu, cuaca di daerah ini sangat mendukung kegiatan budidaya
Rumput Laut. Sehingga hal ini membuka peluang untuk dikembangkan sebagai komoditas
ungulan daera. Selain itu, budidaya rumput laut tidak memerlukan pakan, obat-obatan atau
vitamin seperti saat kita membudidayakan ikan atau udang. Rumput laut bahkan mampu
menjaga kesegaran dan kealamian kondisi lingkungan perairan sehingga dipastikan kegiatan
Kabupaten Sumba Timur telah menerapkan sistem klaster yang berbasis industri
rumput laut yang terdiri atas 3 Zona, yaitu Zona I: Pembibit dan pembudidaya, Zona II:
Kelembagaan ekonomi, Zona III: Pabrik rumpul laut). Ketiga zona ini bersinergi dan dengan
koordinasi yang baik akan menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan jumlah
maksimal. Pada tahun 2010 produksi rumput laut basah di Kecamatan Pahunga Lodu sebagai
kawasan utama Minapolitan hanya mencapai kurang lebih 700 ton. Tahun 2012 sebanyak
kurang lebih 1.300 ton Kemudian meningkat menjadi kurang lebih menjadi 2000 ton di tahun
2014. Oleh karena itu Sumba Timur berhasil meraih kategori atau peringkat A karena telah
berhasil mengintegrasikan sistem usaha dari hulu sampai hilir yang meliputi sistem produksi,
pengolahan dan pemasaran dengan didukung sarana prasarana yang memadai seperti
Kecamatan Pahunga Lodu ini telah menggerakkan perekonomian daerah dan meningkatkan
kesejahteraan pelaku utamanya. Ada harapan besar bahwa akan muncul sentra kawasan
2.4 Karakteristik
Salah satu sumber daya yang penting baik dalam sebuah organisasi, lingkungan
maupun dunia kerja adalah sumber daya manusia. Eksistensi sebuah organisasi ataupun
lembaga berkaitan dengan individu yang ada di dalamnya, ada begitu banyak kontribusi yang
dapat diberikan oleh individu yang ada dalam sebuah organisasi atau lembaga. Setiap
individu di dalamnya tentu memiliki berbagai karakter yang pastinya berbeda beda.
Perbedaan ini merupakan ciri-ciri yang membedakan antara individu yang satu dengan
perbedaan ini akan dibawa oleh individu kedalam dunia kerja sehingga kinerja setiap individu
dalam bekerja akan bervariasi. Variabel di tingkat individu meliputi karakteristik biografis,
usia, jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya tanggungan dan masa kerja karyawan
dalam suatu organisasi,sedangkan yang termasuk kemampuan adalah kemampuan fisik dan
mental. Karakteristik individu menurut Nimran dalam Sopiah (2008:99) dapat digambarkan
melalui ciri-ciri yang dimiliki yang melekat pada seseorang atau individu, seperti: ciri
METODE PENELITIAN
Metode penelitian kuantitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa
interaksi manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif sendiri. Tipe penelitian deskriptif
kualitatif yang bertujuan menggambarkan keadaan objek yang akan diteliti dalam hal ini
Pahunga Lodu. Karakteristik perempuan pembudidaya rumput laut dalam penelitian ini
meliputi: data biografis, motivasi kerja, jenis jenis tugas, lama bekerja, permodalan,
pemasaran.
penelitian ini akan dilakukan di Desa Tanamanang, Kecamatan Pahunga Lodu, waktu yang
mengungkapkan kebudayaan yang dimilikinya secara lisan dan dengan bahasa yang
dimilikinya dan merupakan sumber informasi yang penting bagi peneliti. Penentuan
responden dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Sampel Jenuh, yaitu semua populasi
dijadikan sampel. Jumlah responden sebanyak 49 orang pekerja perempuan yang terbagi
dalam 4 kelompok perempuan pembudidaya rumput laut, yaitu kelompok imanuel, kelompok
yang dibutuhkan yaitu data primer dan sekunder. Kedua klasifikasi ini ditempuh dengan
teknik pengumpulan data yang berbeda. Berikut uraian teknik pengumpulan data masing-
1. Data Primer
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat kondisi dan realitas secara
langsung di lapangan. Dengan teknik ini, peneliti dapat memperoleh gambaran tentang
gejala-gejala (tindakan, benda dan peristiwa) serta kaitan antara satu gejala dengan gejala lain
yang bermakna bagi masyarakat yang diteliti. Dalam hal ini, observasi dilakukan oleh peneliti
secara langsung mengamati berbagai aspek kehidupan perempuan pembudidaya rumput laut
dan lingkungannya di antaranya kondisi lokasi penelitian secara umum, kondisi tempat
tinggal, kondisi dan tindakan, serta berbagai peristiwa yang terjadi berkaitan dengan
permasalahan.
1.2. Kuesioner
2. Data Sekunder
Studi kepustakaan adalah suatu teknik pengumpulan data melalui bantuan media
kepustakaan berupa buku-buku, artikel, majalah, koran, jurnal, maupun referensi lain yang
terkait dengan masalah yang akan diteliti. Selain menggunakan teknik studi kepustakaan
dalam pengumpulan data skunder, peneliti juga menggunakan media dokumentasi berupa
foto-foto, arsip-arsip kegiatan, serta berkas lainnya yang mengabadikan moment yang terkait
pengumpulan data yakni dengan mencari artikel dan materi-materi yang terkait dengan
masalah yang sedang di teliti dengan menggunakan media internet. Teknik ini dilakukan
yang digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, beberapa teori yang digunakan oleh
peneliti dapat difahami dengan menganalisis artikel yang didapatkan dari sumber internet
tersebut dengan mengunjungi berbagai situs ataupun website dan link yang terkait dengan
Berdasarkan jenis data yang telah diperoleh pada kuantitatif maka teknik
pengelolahan data atau analisis data yang dipergunakan adalah data kuantitatif, yaitu dengan
mengelolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk mempersentasekan hasil perolehan
data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif dan presentase.
Dalam melakukan analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik
deskriptif. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, dan tanpa uji
signifikansi.
3.5 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Bulan
1 Penyusunan proposal
2 Pengambilan data
awal penelitian
3 Penyusunan, seminar
proposal dan
persiapan penelitian
4 Pengumpulan,
pengolahan dan
analisis data
5 Penyusunan dan
seminar hasil
penelitian
BAB IV
Desa Tanamanang adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Pahunga Lodu.
Nama Desa Tanamanang menurut bahasa setempat diartikan “ Labbat (Tombak) yang
memiliki makna sebagai simbol perang. Seorang raja yang bernama Umbu Ndamayilu
berperang melawa musuh menggunakan tombak (Labbat). Desa Tanamanang terdiri dari 4
Dusun, yaitu Dusun 1, Dusun 2, Dusun 3 dan Dusun 4 dengan jumlah masyarakat 2.033
orang.
Tabel 4. 1
NO DUSUN L P TOTAL KK
Desa Tanamanang memiliki luas wilayah 110 km (110.000 Ha) dengan permukaan
tanahnya rata memiliki potensi perkebunan yang baik karena dapat ditanami segala jenis
tanaman perkebunan serta tanaman pangan lainnya tergantung pada cuaca dan curah hujan.
Jarak tempuh Desa Tanamanang ke ibukota kecamatan sekitar 500m dengan jarak tempuh 10
menit, sedangkan jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten sekitar 110 Km dengan jarak tempuh
3 jam. Sebelah utara Desa Tanamanang berbatasan dengan Desa Lambakara, sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Kaliuda, sebelah timur berbatasan denga Laut dan sebelah barat
a. Usia
adalah aspek usia, dalam hal ini yang menjadi responden adalah perempuan pekerja
pembudidaya rumput laut yang terdapat dalam 4 kelompok pembudidaya, yaitu kelompok
Imanuel berjumlah 11 orang, Bintang Pesisir 15 orang, Ruba Deo 11 orang dan Fajar indah
21-30 24 49
31-40 14 28,6
41-50 8 16,3
51-60 1 2
60+ 2 4,1
49 100%
Para pekerja pembudidaya rumput laut di Desa Tanamanang didominasi oleh pekerja
dengan usia antara 21 – 30 tahun yaitu berjumlah 24 orang dan diurutan kedua pekerja
dengan usia berkisar antara 31-40 tahun. Namun ada juga pekerja yang berusia diatas 61
tahun yang masih bekerja, yaitu berjumlah 2 orang. Sedangkan yang jumlahnya paling sedikit
adalah usia 51-60 tahun yang berjumlah 1 orang. Usia merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produktifitas dalam bekerja. Usia yang relatif muda dan ditunjang dengan
fisik yang kuat akan mempengaruhi bagaimana seseorang akan bekerja dengan maksimal.
rumput laut adalah pekerja dengan usia produktif sebanyak 46 orang atau sebesar 94 %.
b. Status Pernikahan
menikah/berkeluarga. 75, 5 % pekerja telah menikah, dan 14,3 % pekerja belum menikah dan
jumlah yang paling kecil, adalah 10,2 % yaitu berstatus janda. Tabel di bawah ini
Menikah 37 75,5
Janda 5 10,2
49 100%
c. Jumlah Anak
pembudidaya rumput laut juga memiliki tanggung jawab dalam keluarga. Selain sebagai
seorang isteri para pekerja ini memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan merawat serta
mendampingi anak anak dalam proses pertumbuhan. Para pekerja memiliki jumlah anak yang
beragam, dimulai dari yang belum memiliki anak sampai yang memilki 9 orang anak.
Persentase yang paling tinggi adalah 1 orang anak sebanyak 20.4% dilanjutkan dengan 3
orang anak sebanyak 16,3 % sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah 8 orang anak yaitu
sebanyak 2 %.
- 3 6,1
1 10 20,4
2 7 14,3
3 8 16,3
4 4 8,2
5 5 10,2
6 4 8,2
7 5 10,2
8 1 2,0
9 2 4,1
Jumlah 49 100%
d. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan tertinggi dari perempuan pekerja pembudidaya rumput laut adalah
SMA dan yang terendah adalah tidak sekolah. Jumlah pekerja perempuan yang tidak/belum
tamat Sekolah Dasar adalah yang paling tinggi yaitu sebanyak 44,9 %, sedangkan yang tidak
sekolah sebanyak 4,08 %, yang menamatkan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 34,7% dan yang
tamat SMP sebanyak 12,24%, dan yang tamat SMA sebanyak 4,08%. Berikut adalah tabel
Pendidikan (Orang)
Tidak/Belum 2 4,08
Pernah Sekolah
Tidak/Belum 22 44,9
Tamat SD
SD 17 34,7
SMP 6 12,24
e. Proses Produksi
Para perempuan pekerja pembudidaya rumput laut memiliki waktu bekerja yang
beragam, ada yang memulai kegiatannya dari bulan januari dan berakhir pada bulan oktober,
ada yang memulainya bulan januari dan berakhir pada bulan desember.
Januari- Oktober 26 53
Januari- Desember 23 47
Jumlah 49 100%
f. Pembagian Tugas dalam Rumah Tangga
Dalam menjalankan tugas sebagai Isteri, ibu dan pekerja budidaya rumput laut,
tentu akan membuat para pekerja harus mampu membagi waktu agar dapat
menjalankan tugas dengan baik. Sebagian besar para pekerja harus menyelesaikan tugas
rumah tangganya sendiri, yaitu sebanyak 37 orang atau 75,5 %. Sedangkan sisanya
dibantu oleh suami dan anak. Mereka harus melakukan pekerjaan rumah tangga
sebelum mereka berangkat kerja, pada saat jam istirahat siang dan sore hari setelah
selesai “kerja agar”. Sehingga dapat terlihat bahwa belum ada pembagian tugas yang
jelas dalam keluarga. Mereka harus menggunakan jam istirahat siang untuk melakukan
Suami 2 4,1
Anak 10 20,40
Kerabat Lain
49 100%
4.8 Alasan bekerja
Alasan utama bagi para perempuan pembudidaya rumput laut untuk melakukan
pekerja pembudidaya rumput laut karena faktor ekonomi. Faktor ekonomi yang dimaksud
adalah, bahwa pendapatan suami belum dapat mencukupi seluruh kebutuhan dalam rumah
tangga, ini menyebabkan mereka harus menjalankan peran ganda, sebagai seorang ibu rumah
tangga maupun sebagai pembudidaya rumput laut. Dengan adanya peran ganda, akan
Rata rata para pekerja telah lama berkecimpung dalam dunia budidaya rumput laut, 23
orang telah menghabiskan waktu antara 10-15 tahun bekerja sebagai pembudidaya rumput
laut atau sebesar 47 % pekerja merupakan pekerja yang telah lama melakukan/menekuni
“kerja agar” ini. Sedangkan pekerja yang lain telah bekerja 5-10 tahun yaitu sebesar 30,6 %
atau 15 orang pekerja. Bahkan ada yang telah bekerja selama 15-20 tahun yaitu sebesar 6,1%
(Orang)
10-15 tahun 23 47
49 100%
4.10 Signifikansi Tugas
Para perempuan pekerja budidaya rumput laut memiliki tugas yang beragam. Adapun
jenis jenis pekerjaan yang mereka lakukan adalah, mengikat, menjemur, membersihkan,
Sebagian besar pekerja bertugas untuk mengikat dan menjemur. Seorang pekerja bisa
mendapatkan paling sedikit 2 jenis tugas, bahkan ada yang mendapatkan sampai 6 tugas
jam kerja per hari. Jumlah jam kerja ini menyesuaikan dengan jenis pekerjaan yang mereka
lakukan, dan juga mengenai jarak tempuh yang harus dilalui sehingga mereka membutuhkan
BAB V
1. KESIMPULAN
Tanamanang adalah: 77,6 % berumur 21-40 tahun dan 22,4 % berumur 41-61 tahun.
44,9 % tidak lulus SD; 100 % mempunyai tujuan kerja untuk membantu ekonomi
75,5% harus melakukan tugas dalam rumah tangga seorang diri; 77, 6 % pekerja telah
melakukan “kerja agar” dimana para pekerja memiliki tugas yang bervariasi, mulai
berasala dari pemerintah dan modal sendiri sebesar 36,7%. Keuntungan yang
2. SARAN
Melihat jumlah jam kerja para perempuan, nampak bahwa perlu adanya
pembagian kerja yang jelas sehingga tiap anggota keluarga dapat menjalankan peran
masing masing dengan baik, baik itu antara ayah, ibu, anak dan juga anggota keluarga
yang lain. Sehingga waktu pendampingan bagi orang tua terhadap anak juga menjadi
penting, melihat kurangnya waktu orang tua untuk mendampingi anak baik itu terkait
waktu belajar maupun waktu orang tua bersama sama dengan anak. Faktor pendidikan
juga perlu mendapat perhatian, melihat rendahnya tingkat pendidikan para pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Arfida, BR. 2005. Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta : Ghalia Indonesia
Asaad, A.I.J., Makmur, Undu, M.C., & Utojo. 2008. Karakteristik distribusi kerja
2008
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur (BPS), Sumba Timur dalam Angka 2015
Kadi, M.S. & Atmadja, W.S. 1988. Rumput laut (Algae): jenis, reproduksi, produksi
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2002)
Subijanto.Peran Negara Dalam Hubungan Tenaga Kerja Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan (vol 17 no 6, 2011)
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung, Alfabeta
Suherman R. 2005. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro &
Makro. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
.
Umar, Husein. 1998. Riset Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
KUESIONER PENELITIAN
1. Nama :.................................................................................................
2. Umur :
a. 15-30 b. 31-40c. 41-50 d.51-60 e.61+
3. Status
a. Menikah
b. Belum menikah
c. Janda