Anda di halaman 1dari 30

PROFIL PEREMPUAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT

DI DESA TANAMANANG KECAMATAN PAHUNGA LODU

OLEH :

DESY A. SITANIAPESSY, S.Si (Teol).,M.Si

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA

TAHUN 2017
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Tenaga Kerja adalah Penduduk dalam usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh

penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan

terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. 1

Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan

bahwa,”Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk

masyarakat”.

Dalam dunia kerja, tidak hanya melibatkan laki laki, namun perempuan pun terlibat

dalam dunia kerja, baik dalam pemerintahan maupun lembaga lembaga swasta.Adanya

keterlibatan pekerja perempuan maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

Pekerja Perempuan adalah pekerja atau tenaga kerja perempuan dalam usia kerja yang

melakukan aktivitas berdasarkan suatu bentuk perjanjian dalam jangka waktu tertentu dengan

adanya imbalan atau upah dari aktivitas yang dilakukannya. Adanya keterlibatan perempuan

dalam dunia kerja menunjukkan adanya perubahan pola pikir mengenai peran perempuan

dalam meningkatakan ekonomi keluarga. Konsep pemikiran selama ini yang beranggapan

bahwa perempuan hanya bertanggung jawab seputar urusan domestik, mengalami pergeseran

dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pekerja perempuan dalam berbagai sektor yang

selama ini hanya disentuh oleh laki-laki.

Di Kabupaten Sumba Timur jumlah pekerja perempuan cukup banyak, dengan jenis

lapangan usaha yang juga beragam. Pada tahun 2013 jumlah pekerja perempuan dalam sektor

1
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada,2002),hal71
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan berjumlah 23.947. Ini

merupakan jumlah yang paling tinggi berdasarkan jenis lapangan usaha. Disusul dengan

lapangan usaha industri pengolahan, dengan jumlah pekerja perempuan 7.404 orang. 2

Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Sumba Timur, 2013

Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan


41 763 23 947 65 710
Perikanan

Pertambangan & Penggalian 3 086 433 3 519

Industri Pengolahan 2 058 7 404 9 462

Listrik, Gas & Air Minum 87 0 87

Konstruksi 3 707 0 3 707

Perdagangan, Rumah Makan & Jasa Akomodasi 2 960 3 358 6 318

Transportasi, Pergudangan & Komunikasi 2 637 79 2 716

Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan &


811 0 811
Jasa Perusahaan

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 6 577 5 542 12 119

Jumlah 63 686 40 763 104 449

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional 2011-2013

2
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur (BPS), diakses dari
https://sumbatimurkab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/14, diakses pada tanggal 20/02/2017, pukul 11.13
Pada tahun 2015 terjadi perubahan pada beberapa lapangan usaha, dimana

berkurangnya tenaga kerja perempuan pada beberapa sektor namun ada juga penambahan

tenaga kerja pada sektor lain 3

Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Sumba Timur, 2014

Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan


44173 22374 66547
Perikanan

Pertambangan & Penggalian 2005 618 2623

Industri Pengolahan 2940 4553 7493

Listrik, Gas & Air Minum 134 0 134

Konstruksi 2935 0 2935

Perdagangan, Rumah Makan & Jasa Akomodasi 2171 3177 5348

Transportasi, Pergudangan & Komunikasi 2380 79 2459

Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan &


629 162 791
Jasa Perusahaan

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 6735 7547 14282

Jumlah 64102 38510 102612

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional, 2014

Jumlah tenaga kerja perempuan di kabupaten Sumba Timur dengan angka yang cukup

signifikan menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam dunia kerja. Salah

satu lapangan usaha yang diminati adalah pembudi daya rumput laut. Sebagai salah satu

komoditi unggulan di kabupaten Sumba timur, budidaya rumput laut memiliki jumlah tenaga
3
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur (BPS), Sumba Timur dalam Angka 2015, hal 129
kerja yang cukup banyak, dengan jumlah keterlibatan perempuan yang juga banyak. Salah

satunya adalah di kecamatan Pahunga Lodu desa Tanamanang. Dengan adanya kelompok

kelompok usaha budidaya rumput laut di desa Tanamanang memberikan kesempatan kepada

perempuan untuk terlibat dalam usaha ini.

Proses budidaya rumput laut tidak mudah, karena harus melalui berbagai tahapan dan

proses yang juga membutuhkan waktu, tenaga berkaitan dengan pengalaman dan

pengetahuan. Adapun beberapa proses yang dilakukan dalam budidaya rumput laut yaitu

peletakan bibit, mengikat, perawatan, pembersihan, menjemur, mengganti tali, dan berbagai

jenis pekerjaan lainnya. Dengan adanya pembagian tugas pada kelompok budidaya rumput

laut yang didasarkan pada keahlian dan kemampuan masing masing pekerja diharapkan hasil

pekerjaan setiap individu akan maksimal.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal tentunya didasarkan pada individu atau pada

masing masing pekerja, karena ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi hasil sebuah

pekerjaan, yaitu dapat dilihat dari segi fisik, usia, pendidikan,keahlian bahkan kondisi psikis

pekerja. Begitupun dengan tenaga kerja perempuan, perlu dilihat berbagai aspek pada pekerja

perempuan sehingga akan memaksimalkan peran perempuan dalam budidaya rumput laut.

Berdasarkan hal inilah maka akan dilakukan penelitian dengan judul : Profil Perempuan

Pembudidaya Rumput Laut di Desa Tanamanang Kecamatan Pahunga Lodu.

1.2 PERSOALAN PENELITIAN

Persoalan penelitian adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana karakteristik perempuan pembudidaya rumput laut di Desa Tanamanang

Kecamatan Pahunga Lodu ?


1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Mendeskripsikan karakteristik perempuan pembudi daya rumput laut di Desa

Tanamanang kecamatan Pahunga Lodu .

1. 4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. Secara teoritis

a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dibidang

penelitian yang sejenis.

1.4.2. Secara Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam

mengaplikasikan pengetahuan teoritik terhadap masalah praktis.

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana

karakteristik perempuan pekerja pembudidaya rumput laut di desa

Tanamanang Kecamatan Pahunga Lodu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Tenaga Kerja

Dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Bab I Pasal 1

ayat 2 berbunyi : “ Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk

masyarakat.4 Ini berarti tenaga kerja tidak hanya soal individu dan lembaga tempat ia bekerja

namun berkaitan juga dengan bagaimana menghasilkan jasa/barang yang mempunyai standar

yang baik sehingga menjawab kebutuhan masyarakat. Tentunya untuk memenuhi kriteria

tersebut ada tuntutan yang menjadi tanggung jawab para pekerja. Untuk memenuhi tuntutan

atau target tersebut dibutuhkan kinerja yang baik dari seorang pekerja. Ada indikator yang

dipakai untuk menjadi tolak ukur dalam menilai produktifitas kerja seseorang. Ini berarti

dalam tanggung jawab sebagai seorang tenaga kerja, ada kompetensi yang harus dipenuhi.

Berkaitan dengan kompetensi, dalam Undang undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003

mengatakan bahwa Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan. Aspek aspek ini menjadi penting dalam menghasilkan pekerja pekerja yang

berkompeten. Sehingga tujuan dari pekerjaan tersebut dapat tercapai.

Di dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan tenaga kerja manusia (atau labor)

bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul, menggergaji, bertukang, dan

segala kegiatan fisik lainnya. Hal yang dimaksudkan di sini adalah sumber daya manusia

(human resources). Sumber daya manusia berarti berkaitan dengan seluruh kemampuan

manusia, bukan hanya fisik, tetapi juga mental dan non fisiknya, tenaga terdidik dan tidak

4
Subijanto, Peran Negara Dalam Hubungan Tenaga Kerja Indonesia , Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan (vol
17 no 6, 2011), hal 708
terdidik, terampil dan tidak terampil, atau semua atribut atau kemampuan manusia yang dapat

disumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya proses produksi barang dan jasa.5

2.2 Perempuan pembubidaya rumput laut

Data Bada Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur tahun 2014 menunjukkan bahwa

jumlah keseluruhan pekerja perempuan di kabupaten sumba timur berjumlah 38510 orang

dengan jumlah pekerja tertinggi 22374 orang pada sektor Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,

Perburuan dan Perikanan.6 Angka ini menunjukkan bahwa ada peluang kerja dan juga minat

perempuan terhadap pekerjaan selain pekerjaan dalam rumah tangga. Dalam hal ini sektor

perikanan juga menjadi salah satu jenis lapangan usaha yang diminati perempuan, khususnya

budidaya rumput laut.

Rumput laut atau seaweeds sangat populer dalam dunia perdagangan, dalam ilmu

pengetahuan dikenal sebagai alga/algae. Alga atau ganggang terdiri atas empat kelas yaitu

Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang coklat), Cholorophyceae

(ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang hijau-biru).

Keunggulan budidaya rumput laut antara lain adalah banyak menyerap tenaga kerja.

Penyerapan tenaga kerja usaha budidaya rumput laut juga tidak memandang perbedaan

gender dan umur. Urutan dan beban pekerjaan yang berkaitan dengan budidaya rumput laut

dilakukan secara merata oleh kaum pria dan wanita. Hal yang mendasari distribusi pekerjaan

yang merata adalah ketersediaan tenaga kerja yang memadai, pekerjaan mudah dilakukan

oleh siapa saja, tidak adanya pandangan yang membedakan peran perempuan dan laki-laki.

Di Kabupaten Sumba Timur khususnya kecamatan Pahunga Lodu banyak perempuan

yang bekerja sebagai pembudidaya rumput laut. Sebagai salah satu potensi yang ada di

5
Suherman R, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro & Makro, (Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada, 2005), hal 56
6
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur (BPS), Sumba Timur dalam Angka 2015, hal 129
kecamatan Pahunga Lodu, perempuan pun banyak dilibatkan dalam pekerjaan ini. Biasanya

pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan yaitu peletakan bibit, mengikat, perawatan,

pembersihan, menjemur, mengganti tali, dan berbagai jenis pekerjaan lainnya. Selain bekerja

sebagai pembudidaya rumput laut, tentu perempuan juga tidak lepas dari tanggung jawabnya

sebagai seorang ibu di dalam urusan rumah tangga, apa lagi dengan tidak adanya pembagian

peran yang jelas dalam rumah tangga, maka seorang perempuan yang bekerja di luar rumah

tetap bertanggung jawab terhadap urusan rumah tangga, seperti memasak, mencuci,

mengurus anak, dan lain sebagainya. Tentu ini akan membutuhkan tenaga yang lebih besar

dan juga waktu agar perempuan atau sebagai ibu rumah tangga dapat melakukan tugasnya

dengan maksimal.

Kaum perempuan berperan baik dalam ekonomi rumah tangga perikanan

(RTP)budidaya rumput laut maupun dalam pengelolaan usaha rumput laut. Dalam

pengelolaan usaha rumput laut, peran perempuan dapat dikelompokkan dalam kegiatan

perencanaan, penanganan pasca panen, pemasaran dan pengelolaan keuntungan (pendapatan)

usaha budidaya rumput laut. Dengan adanya pengelompokan tersebut tentunya dibutuhkan

keahlian dan kemampuan masing masing pekerja. Kualitas dan kemampuan seseorang dapat

ditentukan oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi, etos kerja, mental dan kemampuan fisik

pekerja bersangkutan.7 Kelompok kelompok budidaya rumput laut di desa Tanamanang

memiliki pembagian kerjanya masing masing. Setiap pekerja harus bertanggung jawab

terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan.

7
Dra. Arfida BR,M.S, Ekonomi Sumber Daya Manusia , (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005), hal 37
2.3 Budidaya Rumput Laut

Dalam pembangunan diwilayah pesisir, salah satu pengembangan kegiatan ekonomi

yang sedang digalakkan pemerintah adalah pengembangan budidaya rumput laut. Melalui

program ini diharapkan dapat merangsang terjadinya pertumbuhan ekonomi wilayah akibat

meningkatnya pendapatan masyarakat setempat. Pengembangan budidaya rumput laut di

Indonesia dirintis sejak tahun 1980-an dalam upaya merubah kebiasaan penduduk pesisir dari

pengambilan sumberdaya alam ke arah budidaya rumput laut yang ramah lingkungan dan

usaha budidaya ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pembudidaya juga dapat

digunakan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan perairan pantai. Pengembangan

budidaya rumput laut merupakan salah satu alternatif pemberdayaan masyarakat pesisir yang

mempunyai keunggulan dalam hal : (1) produk yang dihasilkan mempunyai kegunaan yang

beragam, (2) tersedianya lahan untuk budidaya yang cukup luas serta (3) mudahnya teknologi

budidaya yang diperlukan

Secara umum di Indonesia, budidaya rumput laut dilakukan dalam tiga metode

penanaman berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan. Ketiga budidaya tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

1) Metode Dasar (bottom method) Penanaman dengan methode ini dilakukan dengan

mengikat bibit tanaman yang telah dipotong pada karang atau balok semen kemudian disebar

pada dasar 10 perairan. Metode dasar merupakan metode pembudidayaan rumput laut dengan

menggunakan bibit dengan berat tertentu.

2) Metode Lepas Dasar (off-bottom method) Metode ini dapat dilakukan pada dasar

perairan yang terdiri dari pasir, sehingga mudah untuk menancapkan patok/pancang. Metode

ini sulit dilakukan pada dasar perairan yang berkarang. Bibit diikat dengan tali rafia yang

kemudian diikatkan pada tali plastik yang direntangkan pada pokok kayu atau bambu. Jarak

antara dasar perairan dengan bibit yang akan dilakukan berkisar antara 20-30 cm. Bibit yang
akan ditanam berukuran 100-150 gram, dengan jarak tanam 20-25 cm. Penanaman dapat pula

dilakukan dengan jaring yang berukuran yang berukuran 2,5x5 m2 dengan lebar mata 25-30

cm dan direntangkan pada patok kemudian bibit rumput laut diikatkan pada simpul-

simpulnya.

3) Metode Apung (floating method)/ Longline Metode ini cocok untuk perairan

dengan dasar perairan yang berkarang dan pergerakan airnya di dominasi oleh ombak.

Penanaman menggunakan rakitrakit dari bambu sedang dengan ukuran tiap rakit bervariasi

tergantung dari ketersediaan material, tetapi umumnya 2,5x5 m2 untuk memudahkan

pemeliharaan. Pada dasarnya metode ini sama dengan metode lepas dasar hanya posisi

tanaman terapung dipermukaan mengikuti gerakan pasang surut. Untuk mempertahankan

agar rakit tidak hanyut digunakan pemberat dari batu atau jangkar. Untuk menghemat area,

beberapa rakit dapat dijadikan menjadi satu dan tiap rakit diberi jarak 1 meter untuk

memudahkan dalam pemeliharaan. Bibit diikatkan pada tali plastik dan atau pada masing-

masing simpul jaring yang telah direntangkan pada rakit tersebut dengan ukuran berkisar

antara 100-150 gram.

Potensi lahan budidaya Rumput Laut di Kabupaten Sumba Timur sangat luas yakni

mencapai 15.000 Ha. Selain itu, cuaca di daerah ini sangat mendukung kegiatan budidaya

Rumput Laut. Sehingga hal ini membuka peluang untuk dikembangkan sebagai komoditas

ungulan daera. Selain itu, budidaya rumput laut tidak memerlukan pakan, obat-obatan atau

vitamin seperti saat kita membudidayakan ikan atau udang. Rumput laut bahkan mampu

menjaga kesegaran dan kealamian kondisi lingkungan perairan sehingga dipastikan kegiatan

budidaya ini bersifat ramah lingkungan.

Kabupaten Sumba Timur telah menerapkan sistem klaster yang berbasis industri

rumput laut yang terdiri atas 3 Zona, yaitu Zona I: Pembibit dan pembudidaya, Zona II:
Kelembagaan ekonomi, Zona III: Pabrik rumpul laut). Ketiga zona ini bersinergi dan dengan

koordinasi yang baik akan menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan jumlah

maksimal. Pada tahun 2010 produksi rumput laut basah di Kecamatan Pahunga Lodu sebagai

kawasan utama Minapolitan hanya mencapai kurang lebih 700 ton. Tahun 2012 sebanyak

kurang lebih 1.300 ton Kemudian meningkat menjadi kurang lebih menjadi 2000 ton di tahun

2014. Oleh karena itu Sumba Timur berhasil meraih kategori atau peringkat A karena telah

berhasil mengintegrasikan sistem usaha dari hulu sampai hilir yang meliputi sistem produksi,

pengolahan dan pemasaran dengan didukung sarana prasarana yang memadai seperti

transportasi dan sarana produksi. Dengan berkembangnya kawasan minapolitan di

Kecamatan Pahunga Lodu ini telah menggerakkan perekonomian daerah dan meningkatkan

kesejahteraan pelaku utamanya. Ada harapan besar bahwa akan muncul sentra kawasan

budidaya rumput laut Sumba Timur di Kecamatan lainnya.

2.4 Karakteristik

Salah satu sumber daya yang penting baik dalam sebuah organisasi, lingkungan

maupun dunia kerja adalah sumber daya manusia. Eksistensi sebuah organisasi ataupun

lembaga berkaitan dengan individu yang ada di dalamnya, ada begitu banyak kontribusi yang

dapat diberikan oleh individu yang ada dalam sebuah organisasi atau lembaga. Setiap

individu di dalamnya tentu memiliki berbagai karakter yang pastinya berbeda beda.

Perbedaan ini merupakan ciri-ciri yang membedakan antara individu yang satu dengan

individu lainnya atau yang umumnya disebut karakteristik individu.

Karakteristik individu umumnya meliputi minat, sikap dan kebutuhan, dimana

perbedaan ini akan dibawa oleh individu kedalam dunia kerja sehingga kinerja setiap individu

dalam bekerja akan bervariasi. Variabel di tingkat individu meliputi karakteristik biografis,

kemampuan, kepribadian,dan pembelajaran. Sementara itu karakteristik biografis meliputi

usia, jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya tanggungan dan masa kerja karyawan
dalam suatu organisasi,sedangkan yang termasuk kemampuan adalah kemampuan fisik dan

mental. Karakteristik individu menurut Nimran dalam Sopiah (2008:99) dapat digambarkan

melalui ciri-ciri yang dimiliki yang melekat pada seseorang atau individu, seperti: ciri

biografis, kepribadian, persepsi/cara pandang dan sikap individu.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kuantitatif dengan metode survei.

Metode penelitian kuantitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa

interaksi manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif sendiri. Tipe penelitian deskriptif

kualitatif yang bertujuan menggambarkan keadaan objek yang akan diteliti dalam hal ini

adalah karakteristik perempuan pembudidaya rumput laut di Desa Tanamanang Kecamatan

Pahunga Lodu. Karakteristik perempuan pembudidaya rumput laut dalam penelitian ini

meliputi: data biografis, motivasi kerja, jenis jenis tugas, lama bekerja, permodalan,

pemasaran.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

. Lokasi penelitian dimaksud adalah tempat dimana penelitian tersebut dilakukan,

penelitian ini akan dilakukan di Desa Tanamanang, Kecamatan Pahunga Lodu, waktu yang

dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah selama 7 hari.

3.4 Responden Penelitian

Responden adalah orang yang memiliki kemampuan atau kesanggupan untuk

mengungkapkan kebudayaan yang dimilikinya secara lisan dan dengan bahasa yang

dimilikinya dan merupakan sumber informasi yang penting bagi peneliti. Penentuan

responden dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Sampel Jenuh, yaitu semua populasi

dijadikan sampel. Jumlah responden sebanyak 49 orang pekerja perempuan yang terbagi

dalam 4 kelompok perempuan pembudidaya rumput laut, yaitu kelompok imanuel, kelompok

ruba deo, kelompok bintang pesisir dan kelompok fajar indah.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tipe dasar dari data

yang dibutuhkan yaitu data primer dan sekunder. Kedua klasifikasi ini ditempuh dengan

teknik pengumpulan data yang berbeda. Berikut uraian teknik pengumpulan data masing-

masing data tersebut :

1. Data Primer

1.1. Observasi (observation)

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat kondisi dan realitas secara

langsung di lapangan. Dengan teknik ini, peneliti dapat memperoleh gambaran tentang

gejala-gejala (tindakan, benda dan peristiwa) serta kaitan antara satu gejala dengan gejala lain

yang bermakna bagi masyarakat yang diteliti. Dalam hal ini, observasi dilakukan oleh peneliti

secara langsung mengamati berbagai aspek kehidupan perempuan pembudidaya rumput laut

dan lingkungannya di antaranya kondisi lokasi penelitian secara umum, kondisi tempat

tinggal, kondisi dan tindakan, serta berbagai peristiwa yang terjadi berkaitan dengan

permasalahan.

1.2. Kuesioner

Kuesioner yaitu mengedarkan daftar pertanyaan kepada beberapa responden yang

telah ditetapkan sebagai sampel penelitian.

2. Data Sekunder

2.1 Studi Kepustakaan & Dokumentasi

Studi kepustakaan adalah suatu teknik pengumpulan data melalui bantuan media

kepustakaan berupa buku-buku, artikel, majalah, koran, jurnal, maupun referensi lain yang

terkait dengan masalah yang akan diteliti. Selain menggunakan teknik studi kepustakaan

dalam pengumpulan data skunder, peneliti juga menggunakan media dokumentasi berupa

foto-foto, arsip-arsip kegiatan, serta berkas lainnya yang mengabadikan moment yang terkait

dengan objek penelitian.


2.2.Penelusuran Internet (Internet Searching)

Penelitian dengan menggunakan internet searching sebagai salah satu mekanisme

pengumpulan data yakni dengan mencari artikel dan materi-materi yang terkait dengan

masalah yang sedang di teliti dengan menggunakan media internet. Teknik ini dilakukan

peneliti khususnya dalam membantu peneliti untuk memperkaya perbendaharaan teoritis

yang digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, beberapa teori yang digunakan oleh

peneliti dapat difahami dengan menganalisis artikel yang didapatkan dari sumber internet

tersebut dengan mengunjungi berbagai situs ataupun website dan link yang terkait dengan

masalah yang dikajian.

3.6 Teknik Analisa Data

Berdasarkan jenis data yang telah diperoleh pada kuantitatif maka teknik

pengelolahan data atau analisis data yang dipergunakan adalah data kuantitatif, yaitu dengan

mengelolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk mempersentasekan hasil perolehan

data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif dan presentase.

Dalam melakukan analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik

deskriptif. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik deskriptif.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, dan tanpa uji

signifikansi.
3.5 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Bulan

Kegiatan Januari Februari Februari Maret

1 Penyusunan proposal

2 Pengambilan data

awal penelitian

3 Penyusunan, seminar

proposal dan

persiapan penelitian

4 Pengumpulan,

pengolahan dan

analisis data

5 Penyusunan dan

seminar hasil

penelitian
BAB IV

IV. 1. Gambaran Umum Wilayah

Desa Tanamanang adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Pahunga Lodu.

Nama Desa Tanamanang menurut bahasa setempat diartikan “ Labbat (Tombak) yang

memiliki makna sebagai simbol perang. Seorang raja yang bernama Umbu Ndamayilu

berperang melawa musuh menggunakan tombak (Labbat). Desa Tanamanang terdiri dari 4

Dusun, yaitu Dusun 1, Dusun 2, Dusun 3 dan Dusun 4 dengan jumlah masyarakat 2.033

orang.

Tabel 4. 1

NAMA JUMLAH PENDUDUK

NO DUSUN L P TOTAL KK

1 DUSUN 1 272 333 605 157

2 DUSUN 2 273 261 534 145

3 DUSUN 3 265 291 556 145

4 DUSUN 4 164 174 338 77

TOTAL 974 1059 2.033 524

Desa Tanamanang memiliki luas wilayah 110 km (110.000 Ha) dengan permukaan

tanahnya rata memiliki potensi perkebunan yang baik karena dapat ditanami segala jenis

tanaman perkebunan serta tanaman pangan lainnya tergantung pada cuaca dan curah hujan.

Jarak tempuh Desa Tanamanang ke ibukota kecamatan sekitar 500m dengan jarak tempuh 10

menit, sedangkan jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten sekitar 110 Km dengan jarak tempuh

3 jam. Sebelah utara Desa Tanamanang berbatasan dengan Desa Lambakara, sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Kaliuda, sebelah timur berbatasan denga Laut dan sebelah barat

berbatasan dengan Desa Tamma.

IV.2 Karakteristik Responden

a. Usia

Dalam melihat karakteristik responden bisa melalui beberapa aspek, di antaranya

adalah aspek usia, dalam hal ini yang menjadi responden adalah perempuan pekerja

pembudidaya rumput laut yang terdapat dalam 4 kelompok pembudidaya, yaitu kelompok

Imanuel berjumlah 11 orang, Bintang Pesisir 15 orang, Ruba Deo 11 orang dan Fajar indah

12 orang. Tabel di bawah ini merupakan karakterisristik Usia pekerja:

Tabel 4. 2 Usia pekerja

Usia Jumlah (Orang) Persentase

21-30 24 49

31-40 14 28,6

41-50 8 16,3

51-60 1 2

60+ 2 4,1

49 100%

Para pekerja pembudidaya rumput laut di Desa Tanamanang didominasi oleh pekerja

dengan usia antara 21 – 30 tahun yaitu berjumlah 24 orang dan diurutan kedua pekerja

dengan usia berkisar antara 31-40 tahun. Namun ada juga pekerja yang berusia diatas 61

tahun yang masih bekerja, yaitu berjumlah 2 orang. Sedangkan yang jumlahnya paling sedikit

adalah usia 51-60 tahun yang berjumlah 1 orang. Usia merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produktifitas dalam bekerja. Usia yang relatif muda dan ditunjang dengan

fisik yang kuat akan mempengaruhi bagaimana seseorang akan bekerja dengan maksimal.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar perempuan pekerja pembudidaya

rumput laut adalah pekerja dengan usia produktif sebanyak 46 orang atau sebesar 94 %.

b. Status Pernikahan

Para perempuan pekerja pembudidaya rumput laut sebagian besar telah

menikah/berkeluarga. 75, 5 % pekerja telah menikah, dan 14,3 % pekerja belum menikah dan

jumlah yang paling kecil, adalah 10,2 % yaitu berstatus janda. Tabel di bawah ini

menunjukkan status pernikahan para pekerja :

Tabel 4.3 Status Pernikahan

Status Jumlah (Orang) Persentase

Menikah 37 75,5

Belum menikah 7 14,3

Janda 5 10,2

49 100%

c. Jumlah Anak

Di samping sebagai pekerja pembudidaya rumput laut, perempuan perempuan pekerja

pembudidaya rumput laut juga memiliki tanggung jawab dalam keluarga. Selain sebagai

seorang isteri para pekerja ini memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan merawat serta

mendampingi anak anak dalam proses pertumbuhan. Para pekerja memiliki jumlah anak yang

beragam, dimulai dari yang belum memiliki anak sampai yang memilki 9 orang anak.

Persentase yang paling tinggi adalah 1 orang anak sebanyak 20.4% dilanjutkan dengan 3
orang anak sebanyak 16,3 % sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah 8 orang anak yaitu

sebanyak 2 %.

Tabel 4 .4 Jumlah Anak

Jumlah Anak Jumlah (Orang) Persentase

- 3 6,1

1 10 20,4

2 7 14,3

3 8 16,3

4 4 8,2

5 5 10,2

6 4 8,2

7 5 10,2

8 1 2,0

9 2 4,1

Jumlah 49 100%

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan tertinggi dari perempuan pekerja pembudidaya rumput laut adalah

SMA dan yang terendah adalah tidak sekolah. Jumlah pekerja perempuan yang tidak/belum

tamat Sekolah Dasar adalah yang paling tinggi yaitu sebanyak 44,9 %, sedangkan yang tidak

sekolah sebanyak 4,08 %, yang menamatkan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 34,7% dan yang

tamat SMP sebanyak 12,24%, dan yang tamat SMA sebanyak 4,08%. Berikut adalah tabel

tingkat pendidikan pekerja :


Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan

Tingkatan Jumlah persentase

Pendidikan (Orang)

Tidak/Belum 2 4,08
Pernah Sekolah
Tidak/Belum 22 44,9
Tamat SD
SD 17 34,7

SMP 6 12,24

SMA (Kejuruan/ 2 4,08


Umum )
Jumlah 49 100 %

e. Proses Produksi

Para perempuan pekerja pembudidaya rumput laut memiliki waktu bekerja yang
beragam, ada yang memulai kegiatannya dari bulan januari dan berakhir pada bulan oktober,
ada yang memulainya bulan januari dan berakhir pada bulan desember.

Tabel 4. 6 Proses Produksi

Bulan Jumlah (Orang) Persentase

Januari- Oktober 26 53

Januari- Desember 23 47

Jumlah 49 100%
f. Pembagian Tugas dalam Rumah Tangga

Dalam menjalankan tugas sebagai Isteri, ibu dan pekerja budidaya rumput laut,

tentu akan membuat para pekerja harus mampu membagi waktu agar dapat

menjalankan tugas dengan baik. Sebagian besar para pekerja harus menyelesaikan tugas

rumah tangganya sendiri, yaitu sebanyak 37 orang atau 75,5 %. Sedangkan sisanya

dibantu oleh suami dan anak. Mereka harus melakukan pekerjaan rumah tangga

sebelum mereka berangkat kerja, pada saat jam istirahat siang dan sore hari setelah

selesai “kerja agar”. Sehingga dapat terlihat bahwa belum ada pembagian tugas yang

jelas dalam keluarga. Mereka harus menggunakan jam istirahat siang untuk melakukan

pekerjaan rumah tangga.

Tabel 4. 7 Pembagian Kerja dalam Rumah Tangga

Pekerja Jumlah (Orang) Persentase

Bekerja Sendiri 37 75,5

Suami 2 4,1

Anak 10 20,40

Kerabat Lain

49 100%
4.8 Alasan bekerja

Alasan utama bagi para perempuan pembudidaya rumput laut untuk melakukan

pekerja pembudidaya rumput laut karena faktor ekonomi. Faktor ekonomi yang dimaksud

adalah, bahwa pendapatan suami belum dapat mencukupi seluruh kebutuhan dalam rumah

tangga, ini menyebabkan mereka harus menjalankan peran ganda, sebagai seorang ibu rumah

tangga maupun sebagai pembudidaya rumput laut. Dengan adanya peran ganda, akan

membantu ekonomi keluarga.

4.9 Lama bekerja

Rata rata para pekerja telah lama berkecimpung dalam dunia budidaya rumput laut, 23

orang telah menghabiskan waktu antara 10-15 tahun bekerja sebagai pembudidaya rumput

laut atau sebesar 47 % pekerja merupakan pekerja yang telah lama melakukan/menekuni

“kerja agar” ini. Sedangkan pekerja yang lain telah bekerja 5-10 tahun yaitu sebesar 30,6 %

atau 15 orang pekerja. Bahkan ada yang telah bekerja selama 15-20 tahun yaitu sebesar 6,1%

atau sebnayak 3 orang.

Lama Bekerja JUMLAH Persentase

(Orang)

1-5 tahun 8 16,3

5-10 tahun 15 30,6

10-15 tahun 23 47

15-20 tahun 3 6,1

49 100%
4.10 Signifikansi Tugas

Para perempuan pekerja budidaya rumput laut memiliki tugas yang beragam. Adapun

jenis jenis pekerjaan yang mereka lakukan adalah, mengikat, menjemur, membersihkan,

membuka, merentangkan, mematok, memikul, mengontrol, menampung dan melepas.

Sebagian besar pekerja bertugas untuk mengikat dan menjemur. Seorang pekerja bisa

mendapatkan paling sedikit 2 jenis tugas, bahkan ada yang mendapatkan sampai 6 tugas

dalam pekerjaan pembudidaya rumput laut.

4.11 jumlah Waktu Kerja

Para perempuan pekerja pembudidaya rumput laut menghabiskan waktu mulai 6- 10

jam kerja per hari. Jumlah jam kerja ini menyesuaikan dengan jenis pekerjaan yang mereka

lakukan, dan juga mengenai jarak tempuh yang harus dilalui sehingga mereka membutuhkan

waktu yang lebih awal untuk mengawali hari kerja mereka.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal, di antaranya

adalah : karakteristik pekerja perempuan pembudidaya rumput laut di desa

Tanamanang adalah: 77,6 % berumur 21-40 tahun dan 22,4 % berumur 41-61 tahun.
44,9 % tidak lulus SD; 100 % mempunyai tujuan kerja untuk membantu ekonomi

keluarga ; 75,5 % sudah berkeluarga ; 53 % bekerja dari bulan januari – oktober ;

75,5% harus melakukan tugas dalam rumah tangga seorang diri; 77, 6 % pekerja telah

bekerja selama 5- 15 tahun; seluruh pekerja menghabiskan waktu 6- 10 jam untuk

melakukan “kerja agar” dimana para pekerja memiliki tugas yang bervariasi, mulai

dari menjemur, mengikat, memikul, mengontrol, menjemur, membentang,

membersihkan, dll., 53,1% memasarkan hasil kerjanya sendiri. Sumber modal

berasala dari pemerintah dan modal sendiri sebesar 36,7%. Keuntungan yang

diperoleh pekerja kurang lebih Rp.500.000 – Rp 1.000.000 sebesar 87,8 %

2. SARAN

Melihat jumlah jam kerja para perempuan, nampak bahwa perlu adanya

pembagian kerja yang jelas sehingga tiap anggota keluarga dapat menjalankan peran

masing masing dengan baik, baik itu antara ayah, ibu, anak dan juga anggota keluarga

yang lain. Sehingga waktu pendampingan bagi orang tua terhadap anak juga menjadi

penting, melihat kurangnya waktu orang tua untuk mendampingi anak baik itu terkait

waktu belajar maupun waktu orang tua bersama sama dengan anak. Faktor pendidikan

juga perlu mendapat perhatian, melihat rendahnya tingkat pendidikan para pekerja.
DAFTAR PUSTAKA

Arfida, BR. 2005. Ekonomi Sumber Daya Manusia, Jakarta : Ghalia Indonesia

Asaad, A.I.J., Makmur, Undu, M.C., & Utojo. 2008. Karakteristik distribusi kerja

pembudidaya rumput laut di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Prosiding

Seminar Nasional Perikanan 2008.Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, 4-5 Desember

2008

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur (BPS), Sumba Timur dalam Angka 2015

Kadi, M.S. & Atmadja, W.S. 1988. Rumput laut (Algae): jenis, reproduksi, produksi

budidaya, dan pascapanen. Puslitbang Oceanologi, LIPI. Jakarta.

Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2002)

Moleong, J. L. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.

Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit CV Andi Ofset, Yogyakarta

Subijanto.Peran Negara Dalam Hubungan Tenaga Kerja Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan (vol 17 no 6, 2011)

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung, Alfabeta

Suherman R. 2005. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro &
Makro. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

.
Umar, Husein. 1998. Riset Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
KUESIONER PENELITIAN

1. Nama :.................................................................................................
2. Umur :
a. 15-30 b. 31-40c. 41-50 d.51-60 e.61+

3. Status
a. Menikah
b. Belum menikah
c. Janda

4. Jumlah Anak :.................................................................


5. Tingkat Pendidikan
a. Tidak/Belum Pernah Sekolah
b. Tidak/Belum Tamat SD
c. Sekolah Dasar
d. SMP
e. SMA
1. Umum
2. Kejuruan
f. D I/II
g. D III
h. S1

6. Kapan atau pada bulan apa saja anda “kerja agar”?


....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
7. Jika anda “kerja agar”, siapa yang melakukan pekerjaan rumah tangga?
a. Suami
b. Anak
c. Kerabat lainnya
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
8. Apa alasan anda “kerja agar”?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
9. Berapa lama anda “kerja agar”
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
10. Apa saja tugas anda ?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
11. Berapa watktu anda “kerja agar” ?
a. Kerja dari jam berapa?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
b. Berapa jam istirahat?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
c. Jam berapa selesai bekerja?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
12. Apakah ada upah?
a. Ya. Berapa?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
b. Tidak.
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
13. Siapa yang menjual hasil?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
14. Modal dari mana?
a. Bantuan pemerintah
b. Sendiri
c. Pinjaman ( bank, koperasi,dll)

15. Apakah ada bantuan?


a. Berasal dari mana?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
b. Dalam bentuk apa?(barang, uang, ketrampilan melalui pelatihan dan
pendampingan)
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

16. Apakah “kerja agar” anda mendapatkan keuntungan?


a. Ya. Berapa?
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
b. Tidak.
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai