( Minggu ke : 12 )
12
1
FISIKA DASAR I
Semester 1 / 3 sks / MFF 1011
Oleh
Kaitan dengan pokok bahasan kita tentang pusat massa, maka yang dimaksudkan
zarah pada topic ini adalah “massa kecil” atau “titik massa” yang akan membentuk system
partikel atau benda. Misalkan secara mikroskopik materi yang disebut sebagai air adalah
materi yang tersusun oleh gugusan atom-atom hydrogen(H) dan oksigen(O); dalam rumusan
sebagai (H2O). Ini artinya kita dapat memandang bahwa air ini tersusun atas zarah-zarah
bermassa dari 2 atom hydrogen dan 1 atom oksigen.
Sistem zarah : suatu system yang terdiri atas banyak partikel sebagai penyusun dari
system tersebut, misalkan ditinjau suatu system yang terdiri atas (n) partikel, dengan masing-
masing partikel ber massa (mi), dan kecepatan masing-masing (vi), ( i = 1, 2, 3, …, n ).
Z
𝑚3
𝑚4 𝑚2
Y
𝑚1
X
Didefinikan momentum (pusa) system sebagai :
𝑚2
𝑛 𝑛
𝑃= 𝑖=1 𝑝𝑖 = 𝑖=1 𝑚𝑖 𝑣𝑖
𝑚1
Telah dibahas di bagian hukum gravitasi bahwa secara alamiah antara massa ada
interaksi , dengan nilai sama namun arahnya selalu berlawanan dan selalu menjaga kedaan
setimbang ( terjadi kesetimbangan ).
𝐹12 = − 𝐹21
Hukum Newton II : Benda bergerak dinamik dengan nilai percepatan (𝑎) sebanding dengan
gaya yang bekerja pada system benda tersebut.
𝑃 = 𝑝1 + 𝑝2
𝑑𝑃 𝑑𝑝1 𝑑𝑝2
= + =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Berarti bahwa pusa total system adalah konstan : karena deferensial pusa total (P) sama
dengan nol.
𝑃= 𝑝𝑖 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Secara umum dapat dinyatakan bahwa suatu system zarah yang terisolir (tidak ada
gaya luar), maka jumlah pusa total dari system konstan ( kekal pusanya ). Misalkan pada
proses tumbukkan antar partikel apapun bentuk tumbukannya pusa total system yang
bertumbukkan tersebut adalah tetap(konstan).
Apabila pada system zarah bekerja gaya luar ( gaya eksternal ), maka pusa total dari
system tidak tetap tetapi akan sama dengan impuls yang dilakukan oleh gaya luar tersebut.
𝑑𝑃 𝑑
= 𝑝𝑖 = 𝐹𝑒𝑘𝑠𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑙 = 𝐹𝑒
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑃
= 𝐹𝑒 ≠ 0
𝑑𝑡
Untuk system yang terisolir ( tidak ada pengaruh gaya luar sedikitpun); maka nilai (𝐹𝑒 = 0),
sehingga : pusa total (P) sama dengan nol (0). Artinya : pusa total kekal.
1. Sistem Diskrit : yaitu susunan system yang merupakan kumpulan massa penyusun
dengan jarak antar massa penyusun secara diskrit.
𝑚2
𝑚3 𝑚2
𝑚1
X
Pada system ini pusat massa system yang merupakan posisi rata-rata dari massa system,
didefinisikan sebagai :
𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑟 𝑖 𝑚 𝑖 𝑖=1 𝑟 𝑖 𝑚 𝑖
𝑟𝐶𝑀 = =
𝑚𝑖 𝑀
Penulisan pusat massa system (𝑟𝐶𝑀 ), dapat dinyatakan dengan koordinat atau sebagai vector
posisi pusat massa system :
𝑥𝑖 𝑚𝑖 𝑥𝑖 𝑚𝑖
𝑥𝐶𝑀 = =
𝑚𝑖 𝑀
𝑦𝑖 𝑚𝑖 𝑦𝑖 𝑚𝑖
𝑦𝐶𝑀 = =
𝑚𝑖 𝑀
𝑧𝑖 𝑚𝑖 𝑧𝑖 𝑚𝑖
𝑧𝐶𝑀 = =
𝑚𝑖 𝑀
Contoh kasus :
Suatu system massa membentuk struktur kubus dengan sisi kubus (a), 8 massa
penyusun masing-masing berada di titik ujung kubus ( seperti ilustrasi ); pusat massa sistim
berada di pusat kubus, bila massa penyusun masing-masing sama nilainya.
CM
2. Sistem massa kontinyu ; yaitu jarak antar massa penyusun secara kontinyu ( merata,
dan sangat dekat antara massa satu dengan lainnya, dan menyatu)
dm
Dalam system yang kontinyu didefinisikan adanya rapat massa system (ρ) sebagai
massa per volume.
𝑀
𝜌=
𝑉
𝑑𝑚 = 𝜌 𝑑𝑉 = 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
Pusat massa system dituliskan sebagai :
𝑟𝑖 𝑑𝑚 1 𝜌
𝑟𝐶𝑀 = = 𝑟 𝜌 𝑑𝑉 = 𝑟 𝑑𝑉
𝑑𝑚 𝑀 𝑀
Dengan komponenya masing-masing adalah :
𝜌
𝑥𝐶𝑀 = 𝑥 𝑑𝑉
𝑀
𝜌
𝑦𝐶𝑀 = 𝑦 𝑑𝑉
𝑀
𝜌
𝑧𝐶𝑀 = 𝑧 𝑑𝑉
𝑀
Contoh kasus :
Benda dengan dimensi batang homogen (uniform) panjang (L), penampang batang
(A), rapat massa (ρ), pusat massa batang tersebut berada di bagian panjang batang
dan dapat ditentukan dengan cara berikut :
A
X
a L
𝜌
𝑥𝐶𝑀 = 𝑥 𝑑𝑉
𝑀
𝜌𝐴 2
𝑥𝐶𝑀 = ( ) 𝐿+𝑎 − 𝑎2
2𝑀
𝜌𝐴𝐿
𝑥𝐶𝑀 = 𝐿 + 2𝑎 ; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛: 𝑀 = 𝜌𝐴𝐿
2𝑀
1
𝑥𝐶𝑀 = 𝐿 + 𝑎
2
Perhatikan bahwa ketika nilai (a=0), kedudukan pusat massa batang dengan panjang
(L) berada di tengah-tengah batang tersebut, yaitu :
1
𝑥𝐶𝑀 = 𝐿
2
Bila benda yang berupa batang panjang pada kasus-1, dibengkokan sehingga menjadi
geometri setengah lingkaran ( setengah cincin ) dengan jari-jari (R) maka pusat
massa system akan bergeser di luar benda. Hal ini dapat dihitung sebagai berikut :
R
X
Benda setengah cincin,
rapat massa (ρ) penampang
(A), dan jari-jari (R)
Elemen massa dari benda tersebut berupa irisan kecil setebal busur (ds)
dengan elemen sudut (dθ), sehingga dapal dituliskan sebagai :
𝑑𝑚 = 𝜌 𝑑𝑉 = 𝜌𝐴 𝑑𝑠 = 𝜌𝐴𝑅 𝑑𝜃
1 1 𝜋
𝑧𝐶𝑀 = 𝑧 𝑑𝑚 = 𝑅 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝜌𝐴𝑅 𝑑𝜃
𝑀 𝑀 0
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ∶ 𝑧 = (𝑅 𝑠𝑖𝑛𝜃)
𝜌𝐴 𝑅 2 𝜋 2𝜌𝐴 𝑅 2
𝑧𝐶𝑀 = 0
𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑑𝜃 =
𝑀 𝑀
Diperoleh pusat massa system pada posisi diluar cincin tersebut yaitu :
2𝑅
𝑧𝐶𝑀 = = 0,637 𝑅
𝜋
Pikirkan dan diskusikan cara memperoleh posisi pusat massa pada benda-benda
berikut :
Dimana pusat massa dari benda-benda tersebut, hitunglah dengan cermat, nyatakan
geometrinya dengan besaran-besaran yang anda inginkan.
𝑑𝑟𝐶𝑀 𝑑 𝑟𝑖 𝑚𝑖
𝑣𝐶𝑀 = =
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑚𝑖
1 𝑑
= 𝑟𝑖 𝑚𝑖
𝑀 𝑑𝑡
1 𝑑𝑟1 𝑑𝑟2
= 𝑚1 + 𝑚2 +⋯
𝑀 𝑑𝑡 𝑑𝑡
1
𝑣𝐶𝑀 = 𝑚𝑖 𝑣𝑖
𝑀
Diperoleh pusa total system zarah sebagai :
𝑃 = 𝑀 𝑣𝐶𝑀
𝑑𝑃
𝐹𝑒𝑘𝑠 = = 𝑀 𝑎𝐶𝑀
𝑑𝑡
Persamaan terakhir seperti hokum newton II pada benda, hanya ketika benda berupa system
partikel maka gaya = massa total x percepatan pusat mssanya.
1
𝐸𝐾 = 𝑚𝑖 𝑣𝑖2
2
Bila kecepatan pusat massa system (𝑣𝐶𝑀 ), maka kecepatan masing-masing zarah relative
terhadap kecepatan pusat massanya diberikan sebagai :
𝑢𝑖 = 𝑣𝑖 − 𝑣𝐶𝑀 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑘𝑒 − 𝑖, 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑑. 𝑣𝐶𝑀
Nilai kecepatan tersebut, bila disubsitusikan kedalam persamaan energy kinetiknya, akan
diperoleh tentang pengertian “tenaga kinetic internal” atau sering disebut sebagai “tenaga
kinetic dakil”, ditulikan sebagai :
1 2
𝐸𝐾 = 𝐾𝑖𝑛𝑡 + 𝑀 𝑣𝐶𝑀
2
Dengan :→ 𝐾𝑖𝑛𝑡 = 𝑚𝑖 𝑢𝑖2 = tenaga kinetic internal
1 2
:→ 𝑀 𝑣𝐶𝑀 = 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑀.
2
𝐿= (𝑟𝑖 𝑋 𝑝𝑖 ) = 𝐿𝑖
𝑖=1
𝑑𝐿𝑖
= (𝑟𝑖 𝑋 𝐹𝑖 ) = 𝜏𝑖 = 𝑡𝑜𝑟𝑘𝑎 𝑧𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒 − 𝑖
𝑑𝑡
Sehingga torka total system zarah adalah :
𝜏= 𝜏𝑖 = (𝑟𝑖 𝑋 𝐹𝑖 )
Persamaan terakhir merupakan nilai torka total system zarah, yang merupakan jumlah dari
torka masing-masing zarah penyusunya.
𝐹12
𝐹21
𝑚1 𝐹12 = −𝐹21
𝑑𝑣1
𝐹12 = 𝑚1
𝑑𝑡
𝑑𝑣2
𝐹21 = 𝑚2
𝑑𝑡
Kecepatan (𝑚1 ) relative terhadap (𝑚2 ) dituliskan sebagai : (𝑣12 )
𝑣12 = 𝑣1 − 𝑣2
𝑑 𝑑 𝐹12 𝐹12
𝑣12 = 𝑣1 − 𝑣2 = +
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑚1 𝑚2
𝑑𝑣12 1 1 1
= + 𝐹12 = ( )𝐹12
𝑑𝑡 𝑚1 𝑚2 𝜇
SOAL-SOAL LATIHAN :
1.