Anda di halaman 1dari 10

MODUL

( Minggu ke : 12 )

12
1
FISIKA DASAR I
Semester 1 / 3 sks / MFF 1011

Oleh

Drs. Sunarta, M.S.

Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM

Tahun Anggaran 2013


BAB VIII
SISTEM ZARAH DAN PUSA PUTAR
 Diskripsi :
Akan dipelajari suatu system benda yang tidak homogen, siaft-sifatnya terhadap
reaksi gerakan, pusat massa system, momeninersia, massa tereduksi, dan sifat-sifat
benda tegar lainnya dalam gerakan fisis.
 Manfaat :
Mengerti tentang kaidah pusat massa pada benda, massa tereduksi dan pengaruhnya
terhadap gerakan benda, interaksi antar massa, dsb.
 LO :
 Menentukan posisi pusat massa pada system benda, dan menghitung momen
inersia system berbagai model sumbu girasi.
 Menghitung massa tereduksi suatu system massa, mencirikan system massa
diskrit dan kontinyu, menentukan gerak pusat massa system.

VIII.1. Pengertian Umum


Anda sering mendengar kata-kata “zarah” apa sebetulnya yang dimaksudkan…?
Secara umum yang dikatakan zarah adalah bagian potongan yang terkecil dari benda yang
secara fisis kita sudah tidak mampu membagi lagi. Artinya zarah-zarah tersebut secara fisis
bila digabungkan lagi dapat membentuk benda yang semula.

Kaitan dengan pokok bahasan kita tentang pusat massa, maka yang dimaksudkan
zarah pada topic ini adalah “massa kecil” atau “titik massa” yang akan membentuk system
partikel atau benda. Misalkan secara mikroskopik materi yang disebut sebagai air adalah
materi yang tersusun oleh gugusan atom-atom hydrogen(H) dan oksigen(O); dalam rumusan
sebagai (H2O). Ini artinya kita dapat memandang bahwa air ini tersusun atas zarah-zarah
bermassa dari 2 atom hydrogen dan 1 atom oksigen.

Sistem zarah : suatu system yang terdiri atas banyak partikel sebagai penyusun dari
system tersebut, misalkan ditinjau suatu system yang terdiri atas (n) partikel, dengan masing-
masing partikel ber massa (mi), dan kecepatan masing-masing (vi), ( i = 1, 2, 3, …, n ).
Z

𝑚3

𝑚4 𝑚2

Y
𝑚1
X
Didefinikan momentum (pusa) system sebagai :
𝑚2
𝑛 𝑛
𝑃= 𝑖=1 𝑝𝑖 = 𝑖=1 𝑚𝑖 𝑣𝑖

Misal ditinjau untuk system 2(dua) zarah 𝐹12


𝐹21

𝑚1

Telah dibahas di bagian hukum gravitasi bahwa secara alamiah antara massa ada
interaksi , dengan nilai sama namun arahnya selalu berlawanan dan selalu menjaga kedaan
setimbang ( terjadi kesetimbangan ).

Hukum Newton III : gaya aksi = - gaya reaksi

𝐹12 = − 𝐹21

Hukum Newton II : Benda bergerak dinamik dengan nilai percepatan (𝑎) sebanding dengan
gaya yang bekerja pada system benda tersebut.

𝑑𝑣1 𝑑𝑝1 𝑑𝑣2 𝑑𝑝2


𝐹12 = 𝑚1 = ; 𝑑𝑎𝑛 𝐹21 = 𝑚2 =
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Pusa total dari system dua massa tersebut adalah :

𝑃 = 𝑝1 + 𝑝2

𝑑𝑃 𝑑𝑝1 𝑑𝑝2
= + =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Berarti bahwa pusa total system adalah konstan : karena deferensial pusa total (P) sama
dengan nol.

𝑃= 𝑝𝑖 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛

Secara umum dapat dinyatakan bahwa suatu system zarah yang terisolir (tidak ada
gaya luar), maka jumlah pusa total dari system konstan ( kekal pusanya ). Misalkan pada
proses tumbukkan antar partikel apapun bentuk tumbukannya pusa total system yang
bertumbukkan tersebut adalah tetap(konstan).

Apabila pada system zarah bekerja gaya luar ( gaya eksternal ), maka pusa total dari
system tidak tetap tetapi akan sama dengan impuls yang dilakukan oleh gaya luar tersebut.

𝑑𝑃 𝑑
= 𝑝𝑖 = 𝐹𝑒𝑘𝑠𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑙 = 𝐹𝑒
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑃
= 𝐹𝑒 ≠ 0
𝑑𝑡

Untuk system yang terisolir ( tidak ada pengaruh gaya luar sedikitpun); maka nilai (𝐹𝑒 = 0),
sehingga : pusa total (P) sama dengan nol (0). Artinya : pusa total kekal.

VIII.2. Pusat Massa Sistem Benda


Sistem Benda, merupakan benda yang tersusun atas beberapa massa yang bergabung menjadi
system yang menyatu, bila ditinjau titik pusat massa dari system benda tersebut maka harus
ditentukan tempat kedudukan / posisi yang merupakan central massanya.

Secara fisis ada 2(dua) system benda :

1. Sistem Diskrit : yaitu susunan system yang merupakan kumpulan massa penyusun
dengan jarak antar massa penyusun secara diskrit.

𝑚2

𝑚3 𝑚2

𝑚1
X

Pada system ini pusat massa system yang merupakan posisi rata-rata dari massa system,
didefinisikan sebagai :
𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑟 𝑖 𝑚 𝑖 𝑖=1 𝑟 𝑖 𝑚 𝑖
𝑟𝐶𝑀 = =
𝑚𝑖 𝑀

𝑀= 𝑚𝑖 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚

Penulisan pusat massa system (𝑟𝐶𝑀 ), dapat dinyatakan dengan koordinat atau sebagai vector
posisi pusat massa system :

𝑟𝐶𝑀 = 𝑥𝐶𝑀 , 𝑦𝐶𝑀 , 𝑧𝐶𝑀

𝑟𝐶𝑀 = 𝑖 𝑥𝐶𝑀 + 𝑗 𝑦𝐶𝑀 + 𝑘 𝑧𝐶𝑀


Dengan masing-masing komponenya :

𝑥𝑖 𝑚𝑖 𝑥𝑖 𝑚𝑖
𝑥𝐶𝑀 = =
𝑚𝑖 𝑀

𝑦𝑖 𝑚𝑖 𝑦𝑖 𝑚𝑖
𝑦𝐶𝑀 = =
𝑚𝑖 𝑀

𝑧𝑖 𝑚𝑖 𝑧𝑖 𝑚𝑖
𝑧𝐶𝑀 = =
𝑚𝑖 𝑀

Contoh kasus :

Suatu system massa membentuk struktur kubus dengan sisi kubus (a), 8 massa
penyusun masing-masing berada di titik ujung kubus ( seperti ilustrasi ); pusat massa sistim
berada di pusat kubus, bila massa penyusun masing-masing sama nilainya.

CM

2. Sistem massa kontinyu ; yaitu jarak antar massa penyusun secara kontinyu ( merata,
dan sangat dekat antara massa satu dengan lainnya, dan menyatu)

dm

Dalam system yang kontinyu didefinisikan adanya rapat massa system (ρ) sebagai
massa per volume.
𝑀
𝜌=
𝑉
𝑑𝑚 = 𝜌 𝑑𝑉 = 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
Pusat massa system dituliskan sebagai :
𝑟𝑖 𝑑𝑚 1 𝜌
𝑟𝐶𝑀 = = 𝑟 𝜌 𝑑𝑉 = 𝑟 𝑑𝑉
𝑑𝑚 𝑀 𝑀
Dengan komponenya masing-masing adalah :
𝜌
𝑥𝐶𝑀 = 𝑥 𝑑𝑉
𝑀
𝜌
𝑦𝐶𝑀 = 𝑦 𝑑𝑉
𝑀
𝜌
𝑧𝐶𝑀 = 𝑧 𝑑𝑉
𝑀

Contoh kasus :

 Benda dengan dimensi batang homogen (uniform) panjang (L), penampang batang
(A), rapat massa (ρ), pusat massa batang tersebut berada di bagian panjang batang
dan dapat ditentukan dengan cara berikut :

A
X
a L

𝜌
𝑥𝐶𝑀 = 𝑥 𝑑𝑉
𝑀

Untuk batang tersebut 𝑑𝑉 = 𝐴 𝑑𝑥 ; sehingga pusat massa disepanjang sb-X, dapat


ditulis sebagai :
𝜌𝐴
𝑥𝐶𝑀 = 𝑥 𝑑𝑥
𝑀
Dengan batas-batas integral pada batang tersebut didapatkan :
𝜌𝐴 𝐿+𝑎 𝜌𝐴
𝑥𝐶𝑀 = 𝑥 𝑑𝑥 = ( ) 𝑥 2 𝐿+𝑎𝑎
𝑀 𝑎 2𝑀

𝜌𝐴 2
𝑥𝐶𝑀 = ( ) 𝐿+𝑎 − 𝑎2
2𝑀
𝜌𝐴𝐿
𝑥𝐶𝑀 = 𝐿 + 2𝑎 ; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛: 𝑀 = 𝜌𝐴𝐿
2𝑀
1
𝑥𝐶𝑀 = 𝐿 + 𝑎
2

Perhatikan bahwa ketika nilai (a=0), kedudukan pusat massa batang dengan panjang
(L) berada di tengah-tengah batang tersebut, yaitu :
1
𝑥𝐶𝑀 = 𝐿
2

 Bila benda yang berupa batang panjang pada kasus-1, dibengkokan sehingga menjadi
geometri setengah lingkaran ( setengah cincin ) dengan jari-jari (R) maka pusat
massa system akan bergeser di luar benda. Hal ini dapat dihitung sebagai berikut :

R
X
Benda setengah cincin,
rapat massa (ρ) penampang
(A), dan jari-jari (R)

Elemen massa dari benda tersebut berupa irisan kecil setebal busur (ds)
dengan elemen sudut (dθ), sehingga dapal dituliskan sebagai :
𝑑𝑚 = 𝜌 𝑑𝑉 = 𝜌𝐴 𝑑𝑠 = 𝜌𝐴𝑅 𝑑𝜃
1 1 𝜋
𝑧𝐶𝑀 = 𝑧 𝑑𝑚 = 𝑅 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝜌𝐴𝑅 𝑑𝜃
𝑀 𝑀 0

𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ∶ 𝑧 = (𝑅 𝑠𝑖𝑛𝜃)
𝜌𝐴 𝑅 2 𝜋 2𝜌𝐴 𝑅 2
𝑧𝐶𝑀 = 0
𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑑𝜃 =
𝑀 𝑀

Dengan massa benda tersebut : 𝑀 = 𝜌𝐴 𝜋𝑅

Diperoleh pusat massa system pada posisi diluar cincin tersebut yaitu :

2𝑅
𝑧𝐶𝑀 = = 0,637 𝑅
𝜋

 Pikirkan dan diskusikan cara memperoleh posisi pusat massa pada benda-benda
berikut :
Dimana pusat massa dari benda-benda tersebut, hitunglah dengan cermat, nyatakan
geometrinya dengan besaran-besaran yang anda inginkan.

VIII.3. Gerak Pusat Massa


Sistem benda yang bergerak, secara otomatis akan diikuti oleh gerakan pusat massa
system tersebut maka akan timbul pengertian tentang kecepatan pusat massa system. Adapun
definisi kecepatan pusat massa system (𝑣𝐶𝑀 ) sebagai :

𝑑𝑟𝐶𝑀 𝑑 𝑟𝑖 𝑚𝑖
𝑣𝐶𝑀 = =
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑚𝑖

1 𝑑
= 𝑟𝑖 𝑚𝑖
𝑀 𝑑𝑡
1 𝑑𝑟1 𝑑𝑟2
= 𝑚1 + 𝑚2 +⋯
𝑀 𝑑𝑡 𝑑𝑡
1
𝑣𝐶𝑀 = 𝑚𝑖 𝑣𝑖
𝑀
Diperoleh pusa total system zarah sebagai :

𝑃 = 𝑀 𝑣𝐶𝑀

Persamaan gerak system zarah sebagai :

𝑑𝑃
𝐹𝑒𝑘𝑠 = = 𝑀 𝑎𝐶𝑀
𝑑𝑡

Persamaan terakhir seperti hokum newton II pada benda, hanya ketika benda berupa system
partikel maka gaya = massa total x percepatan pusat mssanya.

VIII.4. Tenaga Kinetik Sistem Zarah


Tenaga kinetic system zarah merupakan jumlah tenaga kinetic untuk masing-masing
zarah penyusun.

1
𝐸𝐾 = 𝑚𝑖 𝑣𝑖2
2
Bila kecepatan pusat massa system (𝑣𝐶𝑀 ), maka kecepatan masing-masing zarah relative
terhadap kecepatan pusat massanya diberikan sebagai :
𝑢𝑖 = 𝑣𝑖 − 𝑣𝐶𝑀 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑘𝑒 − 𝑖, 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑕𝑑. 𝑣𝐶𝑀

Nilai kecepatan tersebut, bila disubsitusikan kedalam persamaan energy kinetiknya, akan
diperoleh tentang pengertian “tenaga kinetic internal” atau sering disebut sebagai “tenaga
kinetic dakil”, ditulikan sebagai :

1 2
𝐸𝐾 = 𝐾𝑖𝑛𝑡 + 𝑀 𝑣𝐶𝑀
2
Dengan :→ 𝐾𝑖𝑛𝑡 = 𝑚𝑖 𝑢𝑖2 = tenaga kinetic internal
1 2
:→ 𝑀 𝑣𝐶𝑀 = 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑀.
2

Kesimpulan : tenaga kinetic system zarah adalah merupakan jumlah tenaga


kinetic translasi pusat massa dan tenaga kinetic internal.

VIII.5. Pusa Sudut Sistem Zarah


Pusa sudut suatu system zarah juga merupakan jumlah dari masing-masing pusa oleh
zarah penyusunnya.
𝑛

𝐿= (𝑟𝑖 𝑋 𝑝𝑖 ) = 𝐿𝑖
𝑖=1

𝑑𝐿𝑖
= (𝑟𝑖 𝑋 𝐹𝑖 ) = 𝜏𝑖 = 𝑡𝑜𝑟𝑘𝑎 𝑧𝑎𝑟𝑎𝑕 𝑘𝑒 − 𝑖
𝑑𝑡
Sehingga torka total system zarah adalah :

𝜏= 𝜏𝑖 = (𝑟𝑖 𝑋 𝐹𝑖 )

Persamaan terakhir merupakan nilai torka total system zarah, yang merupakan jumlah dari
torka masing-masing zarah penyusunya.

VIII.6. Massa Terreduksi dan Momen Inersia


Di dalam fisika didefinisikan suatu massa tereduksi, yaitu massa yang timbul adanya
interaksi antara massa-massa penyusun system zarah. Misalnya suatu system yang terisolir(
tidak ada gaya eksternal) maka interaksi hanya terjadi dari dalam, artinya gaya-gaya yang ada
hanya merupakan interaksi antar massa penyusun system.
Ditinjau dua massa yang terisolir yaitu (𝑚1 ) dan (𝑚2 ) , maka antar mereka ada gaya
interaksi masing-masing (𝐹12 ) dan (𝐹21 ).
𝑚2

𝐹12
𝐹21

𝑚1 𝐹12 = −𝐹21

Nilainya sama besar, hanya arahnya selalu berlawanan :

𝑑𝑣1
𝐹12 = 𝑚1
𝑑𝑡
𝑑𝑣2
𝐹21 = 𝑚2
𝑑𝑡
Kecepatan (𝑚1 ) relative terhadap (𝑚2 ) dituliskan sebagai : (𝑣12 )

𝑣12 = 𝑣1 − 𝑣2

𝑑 𝑑 𝐹12 𝐹12
𝑣12 = 𝑣1 − 𝑣2 = +
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑚1 𝑚2

𝑑𝑣12 1 1 1
= + 𝐹12 = ( )𝐹12
𝑑𝑡 𝑚1 𝑚2 𝜇

Diperoleh massa tereduksi sebagai :


𝑚1 𝑚2
𝜇=( )
𝑚1 + 𝑚2
Dapat disimpulkan bahwa gerak system (dua partikel) yang hanya dipengaruhi oleh gaya
interaksi antara mereka (tidak ada gaya eksternal), ikeavalen dengan gerak relatip massa
tereduksi terhadap salah satu partikel dibawah pengaruh gaya interaksinya.

SOAL-SOAL LATIHAN :

1.

Anda mungkin juga menyukai