Anda di halaman 1dari 18

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Tangki pada dasarnya dipakai sebagai tempat penyimpanan material baik

berupa benda padat, cair, maupun gas. Dalam mendesain tangki, konsultan perencana

harus merencanakan tangki dengan baik terutama untuk menahan gaya gempa yang

mungkin terjadi. Jika tangki tidak direncanakan dengan baik, maka kerusakan pada

tangki dapat mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi yang cukup besar.

Desain dan keamanan tangki penyimpan telah menjadi kekhawatiran besar.

Seperti yang dilaporkan, kasus kebakaran dan ledakan tangki telah meningkat selama

bertahun-tahun dan kecelakaan ini mengakibatkan cedera bahkan kematian.

Tumpahan dan kebakaran tangki tidak hanya mengakibatkan polusi lingkungan,

tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian finansial dan dampak signifikan terhadap

bisnis di masa depan karena reputasi industri.

Beberapa contoh kerusakan tangki adalah keretakan pada bendungan beton

berkapasitas lima juta galon di Westminister, California, pada tanggal 21 September

1998 yang mengakibatkan kerugian yang hampir mencapai 27 juta dolar. Contoh

yang lain adalah banyaknya tangki baja las tempat penyimpanan minyak di Alaska

yang mengalami kebocoran dikarenakan oleh gempa tahun 1964. Hal yang sama juga

terjadi di Padang yang disebabkan oleh Gempa Padang tanggal 30 September 2009.

Oleh karena itu, tangki harus direncanakan secara baik dengan mengacu

kepada peraturan tangki yang sesuai guna menghindari kerugian akibat kerusakan

tangki itu sendiri.


 
Universitas Sumatera Utara

 

2.2. Jenis – Jenis Tangki

Storage tank atau tangki dapat memiliki berbagai macam bentuk dan tipe.

Tiap tipe memiliki kelebihan dan kekurangan serta kegunaannya sendiri.

2.2.1. Berdasarkan Letaknya

2.2.1.1. Aboveground Tank, yaitu tangki penimbun yang terletak di atas

permukaan tanah. Tangki penimbun ini bisa berada dalam posisi horizontal

dan dalam keadaan tegak (vertical tank). Dapat dibagi menjadi 2 jenis

berdasarkan cara perletakan di atas tanah, yaitu tangki di permukaan tanah

dan tangki menara. Ciri-ciri yang membedakan jenis tangki menara dengan

tangki di permukaan tanah adalah bentuk bagian bawah tangki. Seperti

yang telah tercatat dalam peraturan, bentuk bagian bawah tangki menara

adalah bentuk revolusi sebuah bentuk cangkang yang tidak sempurna,

ataupun kombinasi dari bentuk cangkang tersebut. Desain tangki dengan

bagian bawah rata untuk tangki menara tidak akan memberikan hasil yang

baik, dengan melihat bahwa bentuk dasar yang demikian akan

menyebabkan dibutuhkannya balok penopang yang besar untuk menahan

tekuk.

2.2.1.2. Underground Tank, yaitu tangki penimbun yang terletak di bawah

permukaan tanah.

2.2.2. Berdasarkan Bentuk Atapnya

2.2.2.1. Fixed Roof Tank, dapat digunakan untuk menyimpan semua jenis produk,

seperti crude oil, gasoline , benzene, fuel dan lain – lain termasuk produk

Universitas Sumatera Utara



 

atau bahan baku yang bersifat korosif , mudah terbakar, ekonomis bila

digunakan hingga volume 2000 m3, diameter dapat mencapai 300 ft (91,4

m) dan tinggi 64 ft (19,5 m). Dibagi menjadi dua jenis bentuk atap yaitu :

2.2.2.1.1. Cone Roof, jenis tangki penimbun ini mempunyai kelemahan, yaitu

terdapat vapor space antara ketinggian cairan dengan atap. Jika vapor

space berada pada keadaan mudah terbakar, maka akan terjadi ledakan.

Oleh karena itu fixed cone roof tank dilengkapi dengan vent untuk

mengatur tekanan dalam tangki sehingga mendekati tekanan atmosfer.

Jenis tangki ini biasanya digunakan untuk menyimpan kerosene, air, dan

solar. Terdapat dua jenis tipe cone roof berdasarkan penyanggga atapnya

yaitu :

a. Supported Cone Roof adalah suatu atap yang berbentuk menyerupai

konus dan ditumpu pada bagian utamanya dengan rusuk di atas balok

penopang ataupun kolom, atau oleh rusuk di atas rangka dengan atau

tanpa kolom. Pelat atap didukung oleh rafter pada girder dan kolom

atau oleh rangka batang dengan atau tanpa kolom.

b. Self-supporting Cone Roof adalah atap yang berbentuk menyerupai

konus dan hanya ditopang pada keliling konus. Atap langsung ditahan

oleh dinding tangki (shell plate).

2.2.2.1.2. Dome Roof adalah atap yang dibentuk menyerupai permukaan bulatan

dan hanya ditopang pada keliling kubah.yang biasanya digunakan untuk

menyimpan cairan kimia. Bentuk dari tangki tipe dome roof dapat dilihat

pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara



 

Gambar 2.1 - Tangki Fixed Dome Roof


(Sumber : http://images.google.com/imgres?imgurl)

2.2.2.2. Floating Roof Tank, yang biasanya digunakan untuk menyimpan minyak

mentah dan premium. Keuntungannya yaitu tidak terdapat vapour space

dan mengurangi kehilangan akibat penguapan. Floating roof tank terbagi

menjadi dua yaitu external floating roof dan internal floating roof.

Bentuk dan tangki tipe floating roof dapat dilihat pada gambar 2.2 di

bawah ini.

Gambar 2.2 - Tangki Floating Roof Tank


(Sumber : http://www.fall-arrest.com/images/Floating-Roof-Tank-01.jpg)

2.2.3. Berdasarkan Tekanannya (Internal Pressure)

2.2.3.1. Tangki Atmosferik (Atmospheric Tank)

Terdapat beberapa jenis dari tangki timbun tekanan rendah ini, yaitu :

2.2.3.1.1. Fixed Cone Roof Tank digunakan untuk menimbun atau menyimpan

berbagai jenis fluida dengan tekanan uap rendah atau amat rendah

(mendekati atmosferik) atau dengan kata lain fluida yang tidak mudah

menguap.

Universitas Sumatera Utara


10 
 

Gambar 2.3 – Sketsa Fixed Cone Roof Tank


(Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html)

Gambar 2.4 - Fixed Cone Roof with Internal Floating Roof


(Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html)

2.2.3.1.2. Tangki Umbrella memiliki kegunaan yang sama dengan fixed cone roof.

Bedanya adalah bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik pusat

meridian di puncak tangki.

2.2.3.1.3. Tangki Tutup Cembung Tetap (Fixed Dome Roof) memiliki bentuk

tutup yang cembung dan ekonomis bila digunakan dengan volume >

2000 m3. Bahkan cukup ekonomis hingga volume 7000 m3 (dengan D <

65 m). Kegunaannya sama dengan fixed cone roof tank.

Gambar 2.5 - Self Supporting Dome Roof


(Sumber : http://www.astanks.com/EN/Fixed_roof_EN.html)

Universitas Sumatera Utara


11 
 

2.2.3.1.4. Tangki Horizontal dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki tingkat

penguapan rendah (low volatility), seperti air minum dengan tekanan uap

tidak melebihi 5psi, diameter dari tangki dapat mencapai 12 feet (3,6 m)

dengan panjang mencapai 60 feet (18,3 m).

Gambar 2.6 – Tangki Horizontal


(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind)

2.2.3.1.5. Tangki Tipe Plain Hemispheroid digunakan untuk menimbun fluida

(minyak) dengan tekanan uap (RVP) sedikit dibawah 5 psi.

Gambar 2.7 – Tangki Tipe Plain Hemispheroid


(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind)

2.2.3.1.6. Tangki Tipe Noded Hemispheroid digunakan untuk menyimpan fluida

(light naptha pentane) dengan tekanan uap tidak lebih dari 5 psi.

2.2.3.1.7. Tangki Plain Spheroid merupakan tangki bertekanan rendah dengan

kapasitas 20.000 barrel.

2.2.3.1.8. Tangki Floating Roof ditujukan untuk penyimpanan bahan-bahan yang

mudah terbakar atau mudah menguap. Kelebihan penggunaan internal

floating roof ini antara lain:

- Level atau tingkat penguapan dari produk bisa dikurangi

- Dapat mengurangi resiko kebakaran

Universitas Sumatera Utara


12 
 

2.2.3.2. Tangki Bertekanan (Pressure Tank)

Pressure tank atau tangki bertekanan dapat menyimpan fluida dengan

tekanan uap lebih dari 11,1 psi dan umumnya fluida yang disimpan

adalah produk-produk minyak bumi. Terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

2.2.3.2.1. Tangki Peluru (Bullet Tank) lebih dikenal sebagai pressure vessel

berbentuk horizontal dengan volume maksimum 2000 barrel. Biasanya

digunakan untuk menyimpan LPG, Propane butane, H2, ammonia

dengan tekanan di atas 15 psig.

Gambar 2.8 – Tangki Peluru


(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind)

2.2.3.2.2. Tangki Bola (Spherical Tank) merupakan pressure vessel yang

digunakan untuk menyimpan gas-gas yang dicairkan seperti LPG, LNG,

O2, N2 dan lain-lain. Tangki ini dapat menyimpan gas cair tersebut

hingga tekanan 75 psi. volume tangki dapat mencapai 50.000 barrel.

Untuk penyimpanan LNG dengan suhu -190 (cryogenic) tangki dibuat

berdinding ganda dimana di antara kedua dinding tersebut diisi dengan

isolasi seperti polyurethane foam. Tekanan penyimpanan di atas 15 psig.

Gambar 2.9 – Tangki Bola


(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#cylind)

Universitas Sumatera Utara


13 
 

2.2.3.2.3. Dome Roof Tank digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah

terbakar, meledak, dan mudah menguap seperti gasoline. Bahan disimpan

dengan tekanan rendah 0,5 psi sampai 15 psig.

Gambar 2.10 – Dome Roof Tank


(Sumber : http://chemresponsetool.noaa.gov/containers_guide/storage_tank.htm#bullet)

2.2.4. Berdasarkan Bentuk Tangki

2.2.4.1. Tangki Lingkaran (Circular Tank)

Tangki yang umum digunakan sebagai tempat penyimpanan adalah

tangki yang berbentuk silinder. Tangki ini memiliki nilai ekonomis dalam

perencanaan. Selain itu, dalam perhitungan teknisnya, momen yang terjadi tidak

besar.

2.2.4.2. Tangki Persegi / Persegi Panjang (Rectangular Tank)

Bentuk silinder secara structural paling cocok untuk kostruksi tangki, tapi

tangki persegi panjang sering disukai untuk tujuan tertentu, antara lain kemudahan

dalam proses konstruksi. Desain tangki persegi panjang mirip dengan konsep desain

tangki lingkaran. Perbedaan utama dalam konsep desain tangki persegi panjang

dengan tangki lingkaran adalah momen yang terjadi, gaya geser dan tekanan pada

dinding tangki. Sebagai contoh : Sludge Oil Reclaimed Tank pada Pabrik Minyak

Kelapa Sawit.

Universitas Sumatera Utara


1
14 
 

Gaambar 2.11 – Tangki Reectangular T


Tank

Type oof 
Storagge 
Tankk

Open Top
p  Fixed Ro
oof  Floating 
Other Types
Tank Tank Roof Taank

Cylindrical  Rectangular  Cone Roof  Do


ome Roof  Internal  External 
Bullet Tank Sphere Tank
Taank Tank
T Tank Tank Flloating Roof FFloating Roof

Gamb angki yang Umum Digunakan


bar 2.12 – Illustrasi Jeniis – Jenis Ta

Universitas Sumatera Utara


15 
 

Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai tangki tanpa tutup (open top tank)

berbentuk persegi panjang yang terbuat dari baja dan terletak di atas tanah.

2.3. Kriteria Perencanaan Tangki Persegi Panjang

Berikut ini adalah peraturan standar yang digunakan dalam perancangan

tangki penimbun meliputi struktur dan beban-beban yang bekerja :

1. Perhitungan bottom plate, shell plate dan top edge stiffener berdasarkan

ASME Paper A-71 Stress and Deflection of Rectangular Plates.

2. Perencanaan pendukung atap seperti rafter, girder, dan kolom disyaratkan

sesuai dengan SNI 03-1729-2002 : Tata cara perencanaan struktur baja untuk

bangunan gedung.

3. Perhitungan efek gempa dan tekanan hidrodinamis tangki yang berisi cairan

berdasarkan Bureau of Indian Standards IS 1893 (2002) Part 1 & 2: Liquid

Retaining Tanks, ACI 350.3 (2001) and NZS 3106 (1986)

4. Perhitungan faktor respon spektrum tangki berdasarkan IBC 2000,

International Building Code International Code Council.

5. Perhitungan untuk mengetahui waktu getar tangki terdapat pada Eurocode 8

(1998).

2.4. Pembebanan

Beban-beban yang mungkin terjadi pada tangki adalah sebagai berikut :

1) Beban Mati (DL): berat sendiri tangki ataupun komponen-komponen

tangki termasuk juga korosi yang diijinkan.

2) Tekanan luar rencana (Pe): tidak boleh lebih kecil dari 0,25 kPa dan

melebihi dari 6,9 kPa.

Universitas Sumatera Utara


16 
 

3) Tekanan dalam rencana (Pi): besarnya tidak boleh melebihi 18 kPa.

4) Tes hidrostatik (Ht): beban yang terjadi ketika tangki diisi air sampai ke

batas ketinggian yang direncanakan.

5) Beban hidup atap minimum (Lr): sebesar 1 kPa pada daerah proyeksi

horizontal atap. Beban hidup atap minimum dapat ditentukan dengan

ASCE 7, tetapi tidak kurang dari 0,72 kPa.

6) Beban gempa (E): beban yang mengakibatkan terjadinya gaya impulsive

dan gaya konvektif dari cairan di dalam tangki.

7) Salju (Beban akibat salju tidak akan diikutsertakan dalam tugas akhir ini

sebab tidak pernah terjadi salju di Indonesia).

8) Cairan yang disimpan (F): beban yang terjadi ketika tangki diisi cairan

dengan berat jenis yang telah direncanakan dan cairan tersebut diisi

sampai batas ketinggian yang telah direncanakan.

9) Tekanan Percobaan (Pt):

a. Untuk tekanan desain dan tes maksimum

Ketika tangki telah dibangun seluruhnya, tangki tersebut harus diisi

dengan air sampai sudut tertinggi tangki atau sampai ketinggian air

rencana, dan tekanan udara internal rencana harus diaplikasikan pada

ruang tertutup diatas tinggi air dan dibiarkan selama 15 menit. Tekanan

udara tersebut kemudian dikurangi menjadi sebesar satu setengah dari

tekanan rencana, dan semua sambungan las diatas tinggi air harus

diperiksa untuk mengecek adanya kebocoran. Lubang angin tangki

harus diuji selama tes berlangsung atau setelah tes selesai dilaksanakan.

Universitas Sumatera Utara


17 
 

b. Untuk tangki berpondasi dengan tekanan desain sampai 18 kPa

Setelah tangki diisi dengan air, badan tangki dan pondasi harus

diperiksa keketatan sambungannya. Tekanan udara sebesar 1,25 kali

tekanan rencana harus diaplikasikan pada tangki yang dipenuhi air

sampai pada ketinggian air rencana. Tekanan udara kemudian dikurangi

menjadi sebesar tekanan rencana, dan tangki lalu diperiksa kembali

keketatan sambungannya. Sebagai tambahan, semua sambungan di atas

batas air harus diperiksa dengan menggunakan soap film dan material

lain yang sesuai untuk mendeteksi kebocoran. Setelah pemeriksaan, air

harus dikosongkan dari tangki (dan tangki sedang dalam tekanan

atmosfir), pondasi harus diperiksa keketatan sambungannya. Tekanan

udara desain kemudian harus diaplikasikan pada tangki untuk

pemeriksaan akhir pondasi.

10) Angin (W): Kecepatan angin rencana (V) adalah sebesar 190 km/jam

(120 mph) dengan tekanan angin rencana pada arah horizontal sumbu

tangki sebesar 1,44 kPa dan pada arah vertikal sumbu tangki sebesar 0,86

kPa.

Dalam Tugas Akhir ini, beban yang dipertimbangkan adalah beban mati,

beban hidup (tekanan hidrostatik) dan beban gempa (tekanan hidrodinamis konvektif

dan impulsif).

2.5. Persyaratan untuk Elemen-Elemen Tangki

2.5.1. Material

Pelat dan profil baja yang digunakan dalam perencanaan didasarkan atas

ketersediaan material di pasaran dan dalam ukuran panjang yang ditentukan oleh

Universitas Sumatera Utara


18 
 

kemudahan pengangkutan (delivery). Ukuran pelat baja yang sering digunakan pada

tangki penimbun adalah 20 feet x 6 feet. Sedangkan profil baja yang digunakan pada

tangki penimbun adalah profil baja siku untuk top angle, profil baja WF (Wide

Flange) untuk rafter dan girder, serta profil pipa untuk kolom. Material yang dipakai

dalam desain tangki ini adalah material yang direkomendasikan oleh API Std 650

yang secara kekuatan, dan komposisi kimia memenuhi persyaratan yang ditentukan

oleh standar. American Society for Testing and Materials (ASTM) membagi baja

dalam empat grades (A, B, C dan D) berdasarkan tegangan leleh dengan kisaran

rendah dan menengah untuk carbon steel plates. Yang digunakan adalah baja dengan

tekanan leleh (fy) adalah 390 MPa.

2.5.2. Pelat Atap

Merupakan pelat yang menyusun cone roof dengan ketebalan minimum pelat

atap adalah 5 mm. Menurut API Std 650, slope atap untuk supported cone roof tidak

lebih dari ¾ :12 inch atau lebih jika permintaan owner. Susunan dari pelat atap dapat

dilihat pada Gambar 2.12

Gambar 2.13 - Arrangement of Roof Plate

Universitas Sumatera Utara


19 
 

2.5.3. Rafter dan Girder

Rafter dan girder terbuat dari profil baja yang merupakan rangka atap tangki.

Rafter harus diatur sedemikian hingga pada outer ring jarak rafter tidak lebih dari 2

meter, sedangkan jarak rafter pada inner ring tidak lebih dari 1,65 meter.

2.5.4. Top Angle

Top Angle terbuat dari profil siku yang menempel pada sisi sebelah atas

course shell plate teratas. Kegunaan top angle adalah untuk memperkaku shell

plates. Untuk tangki dengan atap tertutup, ukuran top angle tidak berdasarkan beban

angin tetapi berdasarkan jenis atap yang direncanakan. Dimana atap diklasifikasikan

menjadi dua kategori yaitu supported dan self supported. Menurut API Std 650 Para

3.1.5.9-c, ukuran top angle tidak kurang dari mengikuti ukuran berikut: untuk tangki

diameter kurang dari 10,5 m ukuran top angle 50 x 50 x 5 mm; tangki diameter 10,5-

18 m ukuran top angle 50 x 50 x 6 mm; diameter tangki lebih dari 18 m ukuran top

angle 75 x 75 x 10 mm. Letak top angle dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.14 - Top Angle


Sumber : API Std 650

Universitas Sumatera Utara


20 
 

2.5.5. Intermediate Wind Girder

Wind Girder diperlukan untuk menjaga bentuk dari tangki penimbun terutama

pada saat menahan beban angin. Wind girder sangat diperlukan untuk jenis tangki

penimbun dengan atap terbuka atau open top.

Untuk menentukan apakah wind girder diperlukan atau tidak untuk jenis atap

selain open top tank maka harus dilakukan pemeriksaan dengan cara mengubah lebar

aktual dari setiap shell course menjadi lebar transposed. Hasil penjumlahan dari

lebar transposed dari setiap lapisan akan memberikan hasil dari tinggi transformed

shell, dimana apabila tinggi transformed shell lebih besar dari tinggi maksimum

maka wajib memasang wind girder dan sebaliknya apabila tinggi transformed shell

lebih kecil maka tidak dibutuhkan wind girder.

Gambar 2.15 - Intermediate Wind Girder


Sumber : API Std 650

2.5.6. Shell Plate (Pelat Dinding)

Ketebalan pelat dinding yang digunakan sebaiknya lebih besar dari ketebalan

pelat dinding rencana, termasuk penambahan korosi atau ketebalan

berdasarkan test hidrostatis. Tetapi ketebalan dinding tidak boleh kurang dari

yang disyaratkan pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara


21 
 

Panjang nominal tangki Tabel nominal pelat

(m) (mm)

<15 5

15– 36 6

36 – 60 8

>60 10

Tabel 2.1. Ketebalan Shell plates


Sumber : API Std 650

2.5.7. Pelat Dasar Tangki

Ada dua jenis pelat dasar tangki yaitu annular plate dan bottom plate.

a. Annular Plate

Annular plate memiliki lebar radial minimal 24 inch (61 centimeter) dan

proyeksi di bagian luar dinding minimal 2 inch (5 centimeter).

b. Bottom Plate

Sesuai dengan API Std 650, semua bottom plate memiliki ketebalan

minimum yaitu ¼ inch (6,35mm) dengan lebar minimum 72 inch

(183centimeter). Contoh gambar denah pelat dasar tangki dapat dilihat

pada Gambar 2.15 di bawah ini

Gambar 2.16 - Denah Pelat Dasar Tangki

Universitas Sumatera Utara


22 
 

2.6. Tekanan Air pada Tangki

2.6.1. Tekanan Hidrostatik

Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini

terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan.

Tekanan sebuah cairan bergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang

dan gravitasi juga menentukan tekanan air tersebut.

Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut:

. .   .

P adalah tekanan hidrostatik (dalam Pascal);

ρ adalah kerapatan fluida (dalam kilogram per meter kubik);

g adalah percepatan gravitasi (dalam meter per detik kuadrat);

h adalah tinggi kolom fluida (dalam meter);

γ = ρ.g

Gambar 2.17 – Diagram Tekanan Hidrostatis

Universitas Sumatera Utara


23 
 

2.6.2. Tekanan Hidrodinamis

Tekanan hidrodinamis merupakan tekanan air yang timbul saat terjadinya

getaran atau guncangan (dalam hal ini gempa) sehingga menimbulkan dua gaya yang

disebut gaya impulsif dan gaya konvektif.

2.6.2.1. Gaya impulsif

Gaya impulsif adalah gaya yang disebakan oleh massa cairan dalam tangki

yang bergerak bersamaan dengan gerakan tangki akibat gaya gempa. Gaya Impulsif

dihasilkan oleh massa cairan yang dekat ke dasar tangki.

2.6.2.2. Gaya Konvektif

Gaya Konvektif adalah gaya yang disebakan oleh massa cairan dalam tangki

yang meyebabkan guncangan air di dalam tangki akibat gaya gempa. Gaya

Konvektif dihasilkan oleh massa cairan yang dekat dengan permukaan tangki.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai