Anda di halaman 1dari 3

Koagulasi Koloid

KOAGULASI KOLOID
A.Definisi
Partikel-partikel koloid yang bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis.
Apabila muatan listrik itu hilang , maka partikel koloid tersebut akan bergabung
membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya
disebut Koagulasi.

B. Cara Kerja
Penghilangan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit
ditambahkan ke dalam sistem koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama ke dalam
sel elektroforesis, maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai electrode.
Jadi, koloid yang bermuatan negatif akan digumpalkan di anode, sedangkan koloid yang
bermuatan positif digumpalkan di katode.

Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Kolobermuatan


negatif akan menarik ion positif (katid yang ion), sedangkan koloid yang bermuatan
positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung
lapisan ke dua
Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat, maka selubung itu akan menetralkan
muatan koloid, sehingga terjadi koagulasi. Semakin besar muatan ion, semakin kuat daya
tarik menariknya dengan partikel koloid, sehingga semakin cepat terjadi koagulasi.
Gambar 10.12 memperlihatkan bahwa ion fosfat yang bermuatan -3 tertarik lebih dekat
daripada ion klorida yang bermuatan -1, walaupun konsentrasi ion fosfat itu lebih kecil.
C. Contoh Koagulasi
Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri :
1.Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air
sungai mengalami koagulasiketika bercampur dengan elektrolit dalam air larut.
2.Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.
3.Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol
tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif, sehingga akan digumpalkan oleh
ion Al3+ dari tawas (alumunium sulfat).
4.Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik
dari Cottrel ( lihat Gambar 10.13)

Asap dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung
logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai 75.000 volt).
Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam udara. Ion-ion
tersebut akan diadsorbsi (penyerapan) oleh partikel asap dan menjadi bermuatan.
Selanjutnya, partikel akan tertarik dan diikat pada electrode yang lainnya. Pengendap
Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untk dua tujuan, yaitu mencegah polusi
udara oleh buangan beracun atau memperoleh kembali debu yang berharga (misalnya
debu logam).
D. Faktor-faktor
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:
§ Perubahan suhu.
§ Pengadukan.
§ Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
§ Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
E. Koagulasi Koloid
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
1. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat.

2. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh: susu + sirup masam —> menggumpal
lumpur + tawas —> menggumpal

Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan.

Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang
bermuatan negatif.
F. Penghilangan muatan listrik
Penghilangan muatan listrik pada partikel koloid ini dapat dilakukan empat cara yaitu :

i. Menggunakan prinsip elektroforesis


Proses elektroforesis adaalh pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke electrode
dengan muatan berlawanan. Ketika partikel mencapai electrode, maka partikel akan
kehilangan muatannya.

ii. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawanan


Sistem koloid bermuatan positif dicampur dengan sistem koloid lain yang bermuatan
negatif, kedua koloid tersebut akan saling mengadsorpsi menjadi netral maka terbentuk
kogulasi.

iii.Penambahan elektrolit
Elektrolit ditambahkan kedalam sistem koloid maka partikel koloid yang bermuatan
negatif akan menarik ion positif dari elektrolit. Partikel koloid yang bermuatan positif
akan menarik ion negatif dari elektrolit. Menyebabkan partikel koloid tersebut dikelilingi
lapisan kedua yang memiliki muatan berlawanan.

Elektroforesis

Telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, elektroforesis merupakan peristiwa


pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda dalam suatu sistem
sejenis elektrolisis.
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan suatu sistem koloid. Jika koloid
bergerak menuju elektroda positif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan
negatif. Begitu juga sebaliknya, jika koloid bergerak menuju elektroda negatif maka
koloid yang dianalisa mempunyai muatan positif. Salah satu proses yang menggunakan
sistem elektroforesis adalah proses membersihkan asap dalam suatu industri dengan
menggunakan alat Cottrell. Penggunaan elektroforesis tidak hanya sebatas itu, melainkan
meluas untuk memisahkan partikel yang termasuk dalam ukuran koloid, antara lain
pemisahan protein yang mempunyai muatan yang berbeda. Contoh percobaan
elektroforesis sederhana untuk menentukan jenis muatan dari koloid X diperlihatkan pada
Gambar 6.10.

Anda mungkin juga menyukai