KINETOSTATIKA
Tinjauan sesaat suatu sistim mekanis yang bergerak.
Hukum Newton :
Hukum Newton I
F 0
Apabila suatu massa/benda berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan, maja jumlah gaya-gaya yang bekerja pada massa/ benda
tersebut adalah NOL.
Hukum Newton II :
F=mxa
Apabila jumlah gaya yang bekerja pada suatu massa/benda mempunyai nilai
tertentu dan tidak sama dengan nol ( F 0 ), maka massa tersebut akan
mempunyai percepatan (= a), yang besarnya sebanding dengan jumlah gaya
tersebut, dan arahnya pun sama dengan arah gaya tersebut.
Kesimpulan :
Percepatan dapat di timbulkan oleh gaya-gaya
Sebaliknya gaya dapat di timbulkan oleh percepatan
Gaya adalah hasil kali dari massa dan percepatan.
Gaya aksi dan reaksi antara dua massa/link yang saling berhubungan (kontak antar
dua link), mempunyai besar yang sama, dan arah yang berlawanan segaris.
22
Gaya yang di sebabkan oleh percepatan disebut :
1. Jika percepatan dari sebuah titik pada suatu benda, serta kecepatan sudut ()
dan perkecepatan sudut () dari benda tersebut diketahui, maka percepatan
dari setiap titik lain pada benda tersebut dapat ditentukan.
Poligon Percepatan :
C
AB
O AnC/B
AB
B
AC
AtC/B
AnC/B = 2. BC ( BC )
AtC/B = . BC ( BC )
AC = AB AnC/B AtC/B
2. Jika percepatann sebuah titik pada suatu benda, dan percepatan sudut benda
tersebut diketahui, maka dapat di hitung gaya, momen puntir, atau gaya dan
momen puntir yang harus dilakukan pada benda tersebut untuk menghasilkan
percepatan titik dan percepatan sudut yang diketahui.
AG
G AG : Percepatan Titik G
: Percepatan sudut benda
23
Untuk menghasilkan percepatan linier A G ,
T=I
dikenakan gaya F pada G, yang besarnya adalah :
F = m . A G dimana m = massa benda
.G Untuk menghasilkan percepatan sudut ,
F = m . AG dikenakan momen T , yang besarnya adalah :
T=I.
dimana I = momen kelembaman massa benda
terhadap sumbu yang melalui G tegak
lurus bidang putaran.
Dalam mekanika, sebuah gaya dan sebuah momen dapat diganti dengan
sebuah gaya tunggal.
T
.G =
G
.
F
h =
G. h
F
F F F
T=I. =F.h
I .
h =
F
Bila resultan gaya dan gaya kelembaman bekerja bersama-sama pada sebuah
benda, maka percepatan dari titik pusat massa benda tersebut akan sama
dengan nol.
24
Jadi dengan menambahkan gaya kelembaman dan momen puntir kelembaman
pada sebuah benda yang dipengaruhi oleh resultan gaya dan resultan momen
puntir, maka benda tersebut akan dapat dibawa dalam keadaan setimbang.
Prinsip D’Alembert
h
G G
t
F = m.A G
F = m.A G
Contoh Soal :
F AG Diket : G = 40 N
h I = 0,03 kg m 2
A B = 30 rad/sec ( CW )
60 G AG = 600 m/s 2
10cm f Ditanya :
a) F
18cm b) hF
c) f
d) hf
PENYELESAIAN
A) F = m . AG
G
= . AG g = 9,8 m/s 2
g
25
40 kgm / det 2
= 600 2
xm / det 2 = 2.449 ( )
9,8 m / det
T I . AG 200m / det 2
B) h At G kA
F F 1cm
0,03.3211 60 200m / det 2
= A t G 2,75cm.
2.449 An G Oa 1cm
= 0,039 m
= 3,9 cm 550m / det 2
C) f = 2.449 N ( ) AG A n G At G
2 2
At G AG A n G A n G 2 ( AB)
D) h = 3,9 cm
600 2 162 2 30 2 (0,18)
578m / det 2 162m / det 2
A t G .( AB)
A t G 578
3211rad / det 2
AB 0,18
26
5B. SISTEM YANG EKIVALEN SECARA DINAMIS
Adalah : Sebuah kelompok benda yang secara kaku dihubungkan, yang akan
memberi percepatan yang sama seperti batang penghubung ( link ) atau
benda yang sebenarnya pada waktu mendapat gaya yang sama.
G Massa=M
M1 M2
h1 h2
Syarat yang harus dipenuhi agar 2 titik massa ekivalen secara dinamis terhadap
batang penghubung aslinya adalah :
2. Kedua system harus mempunyai titik berat yang terletak pada posisi yang
sama.
M 1 h1 M 2 h2
h1h2 k 2
27
Contoh :
Jawaban :
M1 M 2 M
W1 W2 W
1.
g g g
45 15 60
45 15 60(terpenuhi )
9,8 9,8 9,8
M 1h1 M 2h2
2. 45 15
h1 h2 h1 13 h2
9,8 9,8
2 2
M 1h1 M 2 h2 I
45 2 15 2
h1 h2 0,0389
9,8 9,8
3. 4,59( 1 3 h2 2 ) 1,53h2 2 0,0389
2
h2 0,01906
h2 0,138m 138mm
h1 13 (138)mm 46mm
G
M1 M M2
h1 h2
28
Soal :
10cm
2
4cm G2 3
G3 C
60 4
O2
G4
G 2 25 N
O2 B 6cm I 2 0,006kg.m 2
G3 40 N
BC 22,5cm I 3 0,045kg .m 2
G 4 30 N
Penyelesaian :
2n 2 .2500
2 261,8rad / det
60 60
VB 2 .O2 B 261,8.(0,06) 15,7 m / det( O2 B)
Poligon Kecepatan :
3m / det
kv VC V B VC / B
1cm
VB
VC / B
VC OV
CB
Dari Poligon Kecepatan di dapat :
VC / B 8,1m / det
VC 15,6m / det
29
Analisa Percepatan :
AC AB AC / B
A n C At C A n B At C A n C / B At C / B
2 2
V V
AnC C C 0
R ~
t
A C 4 .( R)( Horizontal)
2
A n B 2 (O2 B) (261,8) 2 .(0,06) 4112,35m / det 2 ( B O2 )
A t B 2 (O2 B) 2 \ \O, karena 2 kons tan
(VC / B ) 2 8,12
AnC / B 291,6 m 2 (C B)
CB 0,225 det
A t C / B 3 (CB)( CB).
AC A t C A n B A n C / B A t C / B
(Horizontal) (a,b) (a,b) ( CB )
500 m
Poligon Percepatan : kA det 2
1cm
AC
OA
t
A C/B
AG3
AG2
"
G3
"
G2
Dari Poligon Percepatan :
500 m 2
n
A C/B
t
AC A C 3,15cmx det 1575 m
B" 1cm det 2
A t C / B 3575 m 2 ()
det
AC / B 3600 m 2 ()
det
" "
O A G2 O B O B"
A O A G 2 A (O2 G 2 ) 2741,57 m 2
"
O2 G2 O2 B O2 B det
AG3 O A G3 2725 m 2 (
"
det )
30
Percepatan G f AG4 AC 1.575 m det 2 ()
Percepatan sudut penghubung 3 adalah :
At C / B 3.575
3 15.888,9 rad det 2 ( )
BC 0,225
Penghubung 2
f2 F2 m2 . AG2
B
B G
O 2 AG2
G2 O g
G2 25
(2741,57)
AG2 9,8
F2 m2 . AG2 ( )
6993,9 N
O2 f 2 6993,9 N ( )
O2
Penghubung 3
G3
3
C
AG3
B
G3
T3 I 3 3 C
F3 m3 AG3
31
Menentukan lokasi Gaya Resultan :
I 3 3 (0,045)(15.888,9)
h3 0,064m 6,4cm
F3 11.122,45
f3
f 3 F3
11.122,45 N
h3 Arah f 3 berlawanan
B
dengan arah F3
G3
C
F3
Penghubung 4
C F4 m4 . AG4 C f4
AG4 G4
G4
30
F4 m4 .AG4 (1575) 4821,423
9,8
f 4 4821,4 N
f3
f2
B
G3
G2 C
f4
O2 G3
32
2. Mekanisme 4 Penghubung ( Seperti pada Gambar ).
Titik berat tiap penghubung terletak di tengah batang.
Penghubung 2 berputar CCW.
Tentukan harga dan letak gaya Inersia untuk masing-masing batang
penghubung, serta harga dan letak Resultan Gaya Inersianya!!
C
A t B 60 m det 2 G3 O2 B 25cm
B O4 C 30cm
BC 30cm
A n B 135 m det 2 G4
G2 G 2 22,5 N
G3 10,0 N
O2 O4
G 4 26,5 N
I 2 0,021kgm 2
Penyelesaian :
I 3 0,0123kgm 2
Analisa Kecepatan : I 4 0,0308kgm 2
2
VB 2
1. A n B VB A n B .O2 B
R
135 m det 2 (0, 25)m
2
33,75 m det 2
VB 5,81 m det ( O2 B)
2. VC V B VC / B
( O4 C ) (a,b) ( CB )
1 m det
Poligon Kecepatan : k v
1cm
VB
Dari Poligon Kecepatan diperoleh :
1 m det
VC 4,6cmx 4,6 m det
1cm
OV
1m
VC / B VC / B 4,9cmx det 4,9 m det
1cm
VC
33
Analisa Percepatan :
AC AB AC / B
A n C At C A n B At B A n C / B At C / B
A n B 135 m det 2 ( )
A t B 60 m det 2 ( )
2
n (VC / B ) 2 4,9
A C/B 80 m det 2 ( ) CB
BC 0,3
n VC 2 4,6
2
) C O4
A C 70,5 m det 2 (
O4 C 0,3
20 m det 2
Poligon Percepatan : ka
1cm
At B
" "
O a O2 O4
"
An B G2
AB
"
A n
C/B B An C
"
G4
G3 "
AC / B AC
At C
C”
34
Percepatan sudut tiap penghubung :
At B 60
2 240 rad det 2 ( )
O2 B 0, 25
At C / B 68
3 226,67 rad det 2 ( )
BC 0,30
At C 240
4 800 rad det 2 ( )
O4 C 0,30
G2 22,5 ( )
F2 m2 .AG2 . AG2 (74) 169,9 N
g 9,8
f 2 169,9 N ( )
T2 I 2 2 0,021(240) 5,04 Nm ( )
I 2 2 5,04
h2 0,0297 m 2,97cm
F2 169,9
B B B
f2
2 T2
G2 G2 h2
F2 G2
AG2
F2
O2 O2 O2
35
Penghubung 3 :
G3 10
F3 m3 AG3 . AG3 (200) 204,08 N
g 9,8
f 3 204,08 N
T3 I 3 . 3 0,0123(226,67 ) 2,79 Nm
I 3 3 2,79
h3 0,014 m 1,4cm
F3 204,08
G3 C
B 3
AG3
G3 C
B T3
F3
f3
G3
C
F3
h3
Penghubung 4 :
G4 26,5
F4 m4 . AG4 . AG4 (12,6) 340,7 N
g 9,8
f 4 340,7 N
T4 I 4 . 4 0,0308(800) 24,64 Nm
I 4 4 24,64
h4 0,072m 7,2cm
F4 360,7
36
f4
C C C
4 T4
G4 G4 h4 G4
AG4
F4 F4
O4 O4 O4
fs
f3 C
G3 f4
G4
G2
O2 O4
8
h
14
f4
Poligon Gaya : fs
f3
100 N Dari Poligon Gaya diperoleh :
kF f2
1cm
100 N
f s 7,1cmx 710 N
1cm
37
Untuk menentukan letak f s , ditinjau momen yang dihasilkan oleh Gaya-
gaya Inersia dan momen yang dihasilkan oleh f s terhadap suatu titik
sembarang. Misalnya dipilih titik O2 .Gaya-gaya Inersia harus
menghasilkan momen yang sama dengan momen yang dihasilkan f s .
Misalnya jarak f s dari O2 sama dengan h, Maka :
f s = Gaya Getar
= Resultan dari semua gaya yang bekerja pada kerangka yang diam
pada sebuah mekanisme, yang disebabkan oleh gaya-gaya Inersia.
38
BAB 6
PENYEIMBANGAN MASSA-MASSA
BERPUTAR
R Mg
R cos
Me Me Re
Re cos
Meg
Suatu poros mendukung sebuah massa terpusat tunggal M dengan jarak R.
Me = Massa yang harus ditambahkan dengan jarak Re untuk menghasilkan
kesetimbangan.
39
2. Beberapa Massa berputar dalam bidang
melintang yang sama
M2 M1, M 2 , M 3 :
M2
Adalah massa terpusat
M1 yang terletak pada
M1 bidang putaran yang
M3 sama.
M3
Me : Massa Penyeimbang
Me
Me
Kesetimbangan Statis :
M .g.R.cos Me.g. Re . cose 0
M .R.cos Me. Re .cose 0
Kesetimbangan Dinamis :
MR 2 cos Me Re 2 cose 0
Fx 0
MR cos Me Re cose 0
2 2
MR sin Me Re sin e 0
Fy 0
MR sin Me Re sin e 0
Contoh Soal :
Untuk rotor yang ditunjukkan dalam gambar di atas, data-data yang diketahui
ditunjukkan dalam table dibawah ini :
MR
M (kg) R (mm) () cos sin MR sin
cos
0,097 102 30 0,866 0,5 80,11 42,26
2,27 127 80 0,174 0,985 50,16 284
1,36 76,2 160 -0,94 0,342 -97,41 35,44
40
Tentukan massa penyeimbang Me ( Re=88,9mm ) dan posisi menyudut e yang
diperlukan untuk membuat kesetimbangan statis dan dinamis.
Penyelesaian Matematis :
MR cos Me Re cos e 0
Fx 0 32,86 Me Re cos e 0
MR sin Me Re sin e 0
Fy 0 365,7 Me Re sin e 0
Me Re sin e 365,7
Tg e 11,13( Kuadran3)
Me Re cos e 32,86
e arcTg11,13 180
e 264,9
Penyelesaian Grafis :
50kgmm
km
1cm
e
M 3 R3
Dari Poligon Diperoleh :
50kgmm
Me Re 7,3cmx 365kgmm
1cm
M e Re M 2 R2 e 265
365 365
Me 4,11kg
Re 88,9
M 1R1
41
3. Beberapa Massa Berputar Dlm Beberapa Bidang
Melintang.
F1 RB F1
M1
M1
A
M2 B
M2
a
RA
F2 F2
M1 M 2
M 1R1 M 2 R2
( Fstatis : setimbang )
F1 F2
( Fdin : setimbang )
y y
F
x F sin x
F cos
a
1 2
42
Contoh :
M2
M3
M1
127 102 76 76
Penyelesaian Matematis :
B
M2
A
M2 MB R2 RB MB
M3 M3
M1
R3 M1
127 102 76 76
RA
MA
MA
Prosedur Penyelesaian :
1. Pilih 2 bidang melintang tegak A dan B sebagai referensi.
2. Jarak arah aksial dari bidang A ke Massa M 1 , M 2 , M 3 a1, a2 , a3
Jarak di sebelah kanan A dianggap ( + )
Jarak di sebelah kiri A dianggap ( - )
43
3. Gaya kelembaman/Inersia F MR 2 ( F MR)
Momen terhadap A dapat diimbangi dengan menambahkan massa M B
pada bidang B, sehingga momen terhadap sumbu x + sumbu y = 0.
M A RA sin A 221,1
1,56
M A RA cos A 141,3
141,3
MA
RA cos A
141,3
76(0,5402)
3,44kg
44