Penerapan System Application Product in Data Processing (SAP) Pada Modul Material Management-Procurement PT. MAK
Penerapan System Application Product in Data Processing (SAP) Pada Modul Material Management-Procurement PT. MAK
net/publication/313160735
CITATIONS READS
0 4,193
4 authors, including:
Yusuf Priyandari
Universitas Sebelas Maret
28 PUBLICATIONS 39 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Yusuf Priyandari on 01 February 2017.
ABSTRAK
PT Mega Andalan Kalasan merupakan perusahaan peralatan rumah sakit dengan pasar nasional hingga
internasional. PT. MAK menerapkan sistem ERP yaitu SAP Software guna mengoptimalkan kinerja
perusahaan. Akan tetapi penerapan sistem ERP yaitu SAP mengalami kendala-kendala. Kendala-kendala
ini secara garis besar dikarenakan penerapan SAP belum tersosialisasi dengan baik disetiap bagian
perusahaan sehingga timbul perbedaan visi pada tiap departemen. Namun dibalik kendala-kendala
tersebut, manfaat SAP pada perusahaan sungguh sangat bisa dirasakan. Karena dalam kasus ini
pembahasan penerapan SAP dalam proses procurement, SAP memberikan kemudahan pengelolaan data
dalam proses procurement menjadi lebih cepat dan akurat.
1. Pendahuluan
PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
industri Hospital Equipment atau peralatan rumah sakit. PT. MAK memiliki berbagai macam
jenis produk yang antara lain tempat tidur pasien, meja operasi, dan kursi roda. Produk PT.
MAK sendiri telah banyak digunakan di dalam negeri hingga ke luar negeri.
Tahun 2013, PT. MAK menerapkan Enterprise Resource Planning (ERP) dalam
pengelolaan aktifitas bisnis perusahaan. ERP merupakan sistem yang sekarang ini banyak
digunakan perusahaan karena sistem ini menerapkan proses bisnis yang terintegrasi, dimana
setiap sumber daya perusahaan yang bersifat data informasi dapat dikelola secara optimal.
Software ERP yang digunakan yaitu System Application Product in Data Processing (SAP).
SAP merupakan salah satu software yang bergerak pada sistem ERP. SAP merupakan
perusahaan asal Jerman yang merupakan perusahaan perangkat lunak terbesar di Eropa
(Yudhiarto, 2009). SAP didirikan pada tahun 1972 dengan nama Systemanalise und
Programmentwicklung oleh 5 mantan karyawan IBM di Mannheim, Jerman (Simha R & Word,
2009).
SAP mampu mengintegrasikan aktifitas-aktifitas proses bisnis, sehingga penggunaan SAP
sangatlah membantu perusahaan karena semua aktifitas departemen perusahaan dapat diproses
dan terpantau dengan mudah. Untuk mendukung kinerja software, SAP menyediakan beberapa
modul yang bergerak secarak spesifik menurut fungsi dan tujuannya. Modul-modul SAP yang
ada dapat diringkas menjadi Sales and Distribution, Material management, Production
planning, Quality management, Financial, dan Bussiness warehouse (Iskandar, 2014).
Penjelasan ringkas mengenai modul SAP, dapat dilihat pada gambar 1.
427
Seminar Internasional dan Konferensi Nasional IDEC 2016 ISBN: 978-602-70259-4-3
Surakarta, 03 – 04 Mei 2016
FI
SD
Financial
Sales & Distribution
Accounting
MM CO
Material Management Controlling
PP
Production AM
Planning Fixed Assets Mgmt.
QM
SAP PS
Quality Project System
Management
PM WF
Plant Maintenance Workflow
HR IS
Human Resource Industry Solutions
Material management (MM) merupakan modul SAP yang berfungsi pada bagian
procurement dan pengelolaan inventory. Dalam penerapan modul MM, departemen yang
terlibat bisa lebih dari 1 karena sistem yang terintegrasi ini, memungkinkan tiap departemen
untuk membagikan data dengan cepat dan akurat. Contoh departemen Purchasing yang
membutuhkan data material untuk proses pengadaan, Warehousing yang membutuhkan data
pengelolaan material dalam gudang, serta pihak akuntansi untuk melihat kesamaan inventory
dengan akuntasi perusahaan.
Pada paper ini, lebih spesifik membahas hasil implementasi SAP pada proses procurement.
Karena proses procurement merupakan proses penting yang harus dilakukan secara cepat dan
akurat, agar tidak menghasilkan delay pada beberapa aktifitas perusahaan seperti produksi,
keuangan, dan penjualan.
Delay informasi yang terjadi dikarenakan proses perpindahan dokumen atau informasi
dalam proses procurement masih secara manual, yaitu melalui kertas atau paper-based process.
Ditambah lagi untuk setiap proses memiliki keterkaitan dengan proses sebelumnya. Contohnya
pada proses pembuatan purchase order (PO) keterlambatan PO akan berdampak pada
keseluruhan proses yaitu proses memesan barang maupun jasa ke supplier. Hal ini tentunya
mengakibatkan beberapa proses seperti produksi menjadi terlambat, dan lagi jadwal selesai
produksi hingga proses pengantaran barang ke konsumen yang sudah dijanjikan bisa menjadi
mundur. Hal seperti ini mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena perusahaan tidak dapat
mengoptimalkan waktu produksi dan juga dapat terkena hukuman pinalty karena tidak mampu
memenuhi kesepakatan produksi. Dengan demikian dibutuhkan suatu sistem yang mampu
merubah sistem berbasis kertas menjadi sistem berbasis komputer.
2. Metode
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Langkah diawal adalah
dengan studi literatur mengenai sistem ERP-SAP, dan juga literatur mengenai proses
procurement. Selanjutnya dilakukan pengamatan langsung ke PT. MAK. Dari hasil pengamatan,
proses procurement dengan menggunakan SAP dijadikan objek penelitian dalam paper ini.
Pengumpulan data seperti pengamatan proses bisnis procurement dilakukan dengan metode
wawancara dan pengambilan data SAP asli perusahaan. Kemudian analisa data dilakukan
dengan membandingkan keunggulan proses procurement berbasis kertas atau manual, dengan
proses berbasis sistem ERP menggunakan analisis deskriptif secara kualitatif.
428
Seminar Internasional dan Konferensi Nasional IDEC 2016 ISBN: 978-602-70259-4-3
Surakarta, 03 – 04 Mei 2016
Purchasing
Create
Create & Send Receive Receive Send
Purchase
Purchase Order Shipment Invoice Payment
Requisition
Good
Purchase Purchase Packing
Receipt Invoice Payment
Requisition Order List
Document
Berdasarkan aliran informasi yang terjadi pada proses procurement berbasis kertas,
didapatkan kendala mengenai adanya delay waktu perpindahan informasi dari satu departemen
ke departemen yang lainnya. Pada kasus procurement, waktu jeda terjadi pada saat pembuatan
dokumen pengajuan seperti PR, PO dan proses validasi di tiap departemen yang terlibat. Waktu
jeda ini terdiri dari waktu lamanya proses pembuatan dokumen PR lalu PR harus diajukan untuk
divalidasi oleh kepala unit departemen peminta, ditambah lagi dengan waktu perpindahan
dokumen dari unit peminta ke bagian Purchasing atau bagian lain yang terlibat. Hal ini
mengakibatkan terlambatnya proses produksi atau proses yang lainnya karena kebutuhan
permintaan material atau peralatan pendukung menjadi terlambat bila proses procurement
mengalami keterlambatan. Keterlambatan ini bisa berakibat fatal bagi perusahaan, terkhusus
bila berhubungan dengan Customer. Biasanya perusahaan bisa terkena hukuman denda maupun
pemutusan kerja sama dengan mitra kerja bila tidak bisa memenuhi kemampuan produksi yang
sudah disepakati dengan konsumen atau mitra kerja lain.
429
Seminar Internasional dan Konferensi Nasional IDEC 2016 ISBN: 978-602-70259-4-3
Surakarta, 03 – 04 Mei 2016
Receive
Repare Send Send Receive
Customer
Shipment Shipment Invoice Payment
Order
430
Seminar Internasional dan Konferensi Nasional IDEC 2016 ISBN: 978-602-70259-4-3
Surakarta, 03 – 04 Mei 2016
Receive
Repare Send Send Receive
Customer
Shipment Shipment Invoice Payment
Order
Enter/Update Data Enter/Update Data Enter/Update Data Enter/Update Data Enter/Update Data
Database
431
Seminar Internasional dan Konferensi Nasional IDEC 2016 ISBN: 978-602-70259-4-3
Surakarta, 03 – 04 Mei 2016
Alur penyimpanan data dan pengelolaan infomrasi dapat dilihat pada gambar 5.
Pengelolaan informasi merupakan aspek yang penting dalam proses procurement. Dengan
menerapkan SAP, proses dapat diolah secara cepat dan akurat. Selain itu pengelolaan arsip atau
dokumen informasi yang sudah digunakan, dapat dikelola secara optimal. Dengan SAP yang
bebasis database, tidak perlunya ruang untuk menyimpan arsip dokumen dan lagi proses
mencari arsip bisa dilakukan dengan cepat. Ditambah lagi bila penyimpanan arsip masih
berbasis dokumen kertas, kertas sendiri memiliki umur penyimpanan. Jika sudah lebih dari
umur penyimpanan kertas, bila perusahaan itu menganut sistem green manufacture maka kertas
harus dimusnahkan, permasalahan yang terjadi setelah itu adalah informasi yang telah disimpan,
diharapkan tidak dibuang karena mungkin bisa berguna untuk membuat kebijakan di masa yang
akan datang.
4. Simpulan
Enterprise Resource Planning atau yang biasanya dikenal sebagai ERP merupakan sistem
yang bisa mengelola seluruh perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan sumber daya pada
suatu perusahaan secara terintegrasi satu sistem dengan sistem lainnya. ERP merupakan
jawaban atas permasalahan bagaimana perusahaan dituntut untuk meningkatkan produktifitas
432
Seminar Internasional dan Konferensi Nasional IDEC 2016 ISBN: 978-602-70259-4-3
Surakarta, 03 – 04 Mei 2016
dan menyediakan suatu sistem yang bisa mengintegrasikan semua bagian berdasarkan fungsinya
secara akurat.
Dibalik segala manfaat dari ERP, software-software ERP seperti SAP, membutuhkan studi
dan analisis kelayakan terlebih dahulu apakah benar software ini memang cocok bagi sistem
perusahaan. Karena software-software ERP tidak semuanya mempunyai keunggulan dan fungsi
yang sama. Dalam kasus ini apakah SAP benar bisa menjawab masalah perusahaan walau
perusahaan harus mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit. Studi mengenai persiapan dan saat
implementasi juga sangat penting, karena dari masalah dan kendala yang ditemukan di PT.
MAK, ditemukan bahwa diperlukan pelatihan secara berkala tidak untuk satu departemen,
melainkan semua departemen, agar mampu mengelola sistem dengan baik.
Daftar Pustaka
Christopher, & Schooner. (2007). Incrementing Eroding the Impediments to a Global
PublicProcurement Market . Journal of International Law, 529.
Iskandar, D. (2014). Universitas Gunadarma Website. Retrieved from Staffsite Universitas
Gunadarma: http://doddy_iskandar.staff.gunadarma.ac.id/
Muhammad Aamir Obaid Khattak, S. Y. (2012). Examining Critical Success Factors Affecting
ERP Implementations in Enterprises of Pakistan. Interdisciplinary Journal of
Contemporary Research In Busines Vol 3, 606-620.
Simha R, M., & Word, J. (2009). Essentials of Business Processes and Information Systems.
Danvers: John Wiley & Sons, Inc.
Weele, A. J. (2010). Purchasing and Supply Chain Management. 5th edition. London: Cengage
Learning.
Wirawan, I. (2011, Desember 20). Blog : Alasan Mengapa Perusahaan Membutuhkan Sistem
ERP. Retrieved from WGS Blog: http://blog.wgs.co.id/2011/12/alasan-mengapa-
perusahaan-membutuhkan-sistem-erp/
Yudhiarto, R. (2009, April 11). SAP. Retrieved from Belajar SAP Yuk, Guidance for who need
SAP Knowledge: sapbasic.wordpress.com/sap
433