Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PERKERASAN JALAN RAYA


HSKB 521
PERENCANAAN TEBAL STRUKTUR PERKERASAN JALAN
METODE Pt-01-2002-B

DOSEN PEMBIMBING :
NURHAFNI KARINA, S.T., M.T.
NIP. 19891015 201802 2080 58

DISUSUN OLEH :
MAHARANI KHATULISTIWA KEMALASARI
NIM. 1710811120028

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2019
Perkerasan Jalan Raya HSKB 521 July 9, 2019
Prosedur Perencanaan :

1. Menentukan Indeks Permukaan Awal (IP0)


Indeks permukaan ini menyatakan nilai ketidakrataan dan kekuatan
perkerasan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalu-
lintas yang lewat.

IP0 ditentukan diawal umur rencana sesuai dengan jenis perkerasan


yang direncanakan, yakni jenis lapis perkerasan Laston. Maka, dari tabel
1 berikut diambil IP0 senilai 4,2.

Tabel 1. Indeks Permukaan pada Awal Umur Rencana (IP 0)

2. Menentukan Indeks Permukaan Akhir (IPT)


IPT ditentukan sebagai pertimbangan pada kondisi perkerasan akhir
umur rencana sesuai dengan klasifikasi fungsional jalan, yakni sebagai
jalan kolektor. Maka, dari tabel 2 berikut diambil IPT senilai 2,0.

Tabel 2. Indeks Permukaan pada Akhir Umur Rencana (IPT)

3. Menentukan Angka Ekivalen


Sebagai contoh menggunakan kendaraan dengan jenis truk ringan 2
As.
Data yang diketahui :
SN (asumsi) :3
Berat kendaraan : 57,5 ton
Distribusi beban sumbu depan : 34%
Distribusi beban sumbu belakang : 66%
IPT :2
IP0 : 4,2
L18 : 18 kips
L2x : 1, sumbu tunggal roda tunggal
L2s : 1, sumbu standard tunggal roda tunggal

1
Perkerasan Jalan Raya HSKB 521 July 9, 2019

 Lx (sumbu depan) = (7,5 ton/0,454).0,34 = 5,616 kips


𝐼𝑃0 − 𝐼𝑃𝑡 4,2 − 2
𝐺 = 𝑙𝑜𝑔 ( ) = 𝑙𝑜𝑔 ( ) = −0,08894
4,2 − 1,5 4,2 − 1,5
0,081(𝐿𝑥 + 𝐿2𝑥 )3,23
𝛽 = 0,4 +
(𝑆𝑁 + 1)5,19 . 𝐿2𝑥 3,23
0,081(𝐿 +𝐿
𝑥 2𝑥 )3,23 0,081(5,616+1)3,23
𝛽𝑥 = 0,4 + (𝑆𝑁+1)5,19 .𝐿 3,23 = 0,4 + (3+1)5,19 .13,23
=0,42719
2𝑥
0,081(𝐿𝑥 + 𝐿2𝑥 )3,23 0,081(18 + 1)3,23
𝛽18 = 0,4 + 3,23 = 0,4 + = 1,22067
(𝑆𝑁 + 1)5,19 . 𝐿2𝑥 (3 + 1)5,19 . 13,23
𝐺
𝑊𝑥 𝐿18 + 𝐿2𝑠 4,79 10𝛽𝑥
=( ) ( 𝐺 ) (𝐿2𝑥 )4,33
𝑊18 𝐿𝑥 + 𝐿2𝑥
10𝛽18
𝑊𝑥 18 + 1 4,79 10−0,08894/0,42719
=( ) ( −0,08894/1,22067 ) (1)4,33 = 114,5536
𝑊18 5,616 + 1 10
1 1
𝐸= = = 0,00873
𝑊𝑥 114,5536
𝑊18

 Lx (sumbu belakang) = (7,5 ton/0,454).0,66 = 10,903 kips


𝐼𝑃0 − 𝐼𝑃𝑡 4,2 − 2
𝐺 = 𝑙𝑜𝑔 ( ) = 𝑙𝑜𝑔 ( ) = −0,08894
4,2 − 1,5 4,2 − 1,5
0,081(𝐿𝑥 + 𝐿2𝑥 )3,23
𝛽 = 0,4 +
(𝑆𝑁 + 1)5,19 . 𝐿2𝑥 3,23
0,081(𝐿𝑥 + 𝐿2𝑥 )3,23 0,081(10,903 + 1)3,23
𝛽𝑥 = 0,4 + = 0,4 + = 0,58121
(𝑆𝑁 + 1)5,19 . 𝐿2𝑥 3,23 (3 + 1)5,19 . 13,23
0,081(𝐿𝑥 + 𝐿2𝑥 )3,23 0,081(18 + 1)3,23
𝛽18 = 0,4 + = 0,4 + = 1,22067
(𝑆𝑁 + 1)5,19 . 𝐿2𝑥 3,23 (3 + 1)5,19 . 13,23
𝐺
𝑊𝑥 𝐿18 + 𝐿2𝑠 4,79 10𝛽𝑥
=( ) ( 𝐺 ) (𝐿2𝑥 )4,33
𝑊18 𝐿𝑥 + 𝐿2𝑥
10𝛽18
4,79
𝑊𝑥 18 + 1 10−0,08894/0,58121
=( ) ( −0,08894/1,22067 ) (1)4,33 = 7,810072
𝑊18 10,903 + 1 10
1 1
𝐸= = = 0,12804
𝑊𝑥 7,810072
𝑊18
Maka, E untuk truk ringan 2 As adalah = 0,00873 + 0,12804 = 0,13677

2
Perkerasan Jalan Raya HSKB 521 July 9, 2019
Contoh dengan tabel :

Dengan interpolasi di dapat nilai 0,006 dan 0,13078, yang berjumlah = 0,13678

Tabel 3. Angka Ekivalen Tiap Jenis Kendaraan


Berat distribusi beban
Jenis
Kendaraan sumbu E
kendaraan sumbu depan
(Ton) belakang
Mobil
2 50% 50% 0,0005
penumpang
Bus 8 34% 66% 0,1778
Truk Ringan 2 As 7,5 34% 66% 0,1368
Truk Berat 3 As 20 25% 75% 1,2330
Semi Trailer 25 18% 41% 41% 5,3422

4. Menentukan Faktor Umur Rencana (N)


Faktor umur rencana merupakan variable dalam umur rencana dan
faktor pertumbuhan lalu lintas. Berdasarkan data fisik jalan umur
rencana adalah 20 tahun, dan pertumbuhan lalu lintas adalah 8,5%.

|(1 + 0,085)20 |
𝑁= = 48,377
20

3
Perkerasan Jalan Raya HSKB 521 July 9, 2019

5. Menentukan Faktor Distribusi


Pada umumnya DD diambil 0,5. Pada beberapa kasus khusus terdapat
pengecualian dimana kendaraan berat cenderung menuju satu arah
tertentu. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa DD bervariasi
dari 0,3 – 0,7 tergantung arah mana yang ‘berat’ dan ‘kosong’. Namun,
Karena jenis jalan adalah 2/2 (2 lajur) dan data lalu lintas yang
digunakan telah bersatuan kendaraan/hari/lajur maka Faktor Distribusi
Arah (DA) dan Faktor Distribusi Lajur (DL) adalah 1,00.

Tabel 4. Faktor Distribusi Lajur

6. Menghitung Lintas Ekivalen Lalu Lintas, ESAL (W18)


Rumus : W18= Ʃ LHRix Eix DAx DLx 365 x N

Tabel 5. Jumlah ESAL Tiap Jenis Kendaraan


Volume LaluLintas ESAL
Jenis kendaraan Rata-Rata E
Lss/UR
(kendaraan/hari/lajur)
mobil penumpang 4318 0,0004 42.408,18
Bus 28 0,1778 87.865,41
Truk Ringan 2 As 58 0,1368 140.071,13
Truk Berat 3 As 28 1,2330 609.611,32
Semi Trailer 18 5,3422 1.697.948,83
Total 2.577.904,87

7. Menentukan Nilai Reliabilitas


Faktor perencanaan reliabilitas memperhitungkan kemungkinan variasi
perkiraan lalu-lintas. Tabel 6 memperlihatkan rekomendasi tingkat
reliabilitas untuk bermacam-macam klasifikasi jalan. Berdasarkan dari
data perencanaan, tipe jalan merupakan jalan kolektor antar kota,
maka tingkat reliabilitasnya adalah 75 – 95% maka nilai R(%) diambil
sebesar 75% untuk jalan antar kota.

4
Perkerasan Jalan Raya HSKB 521 July 9, 2019
Tabel 6. Rekomendasi tingkat reliabilitas untuk
bermacam-macam klasifikasi jalan

Dalam persamaan desain perkerasan lentur, level of reliabity (R)


diakomodasi dengan parameter penyimpangan normal standar
(standard normal deviate, ZR). Tabel 7 memperlihatkan nilai ZR untuk level
of serviceability tertentu, didapat nilai ZR senilai -0,674.

Tabel 7. Nilai penyimpangan normal standar


(standard normal deviate ) untuk tingkat reliabilitas tertentu.

Untuk tingkat reliabilitas (R) yang diberikan, reliability factor merupakan


fungsi dari deviasi standar keseluruhan (overall standard deviation, S0).
Deviasi standar (S0) harus dipilih yang mewakili kondisi setempat dan
rentang nilai S0 adalah umumnya adalah 0,40 – 0,50, maka ditentukan S0
senilai 0,4.

8. Menentukan Modulus Resilien (Mr) Tanah Dasar


Modulus resilien (MR) digunakan sebagai parameter tanah dasar yang
digunakan dalam perencanaan Modulus resilien (MR) tanah dasar juga
dapat diperkirakan dari CBR standar dan hasil atau nilai tes soil index.

Formula, Mr = 2555 . CBR digunakan untuk CBR < 10%.


Mr = 2555 . 4,8 = 6.498,46 psi

5
Perkerasan Jalan Raya HSKB 521 July 9, 2019
9. Menentukan Koefisien Drainase
Kualitas drainase untuk material pondasi dan pondasi bawah dianggap
baik. Persentase waktu untuk struktur perkerasan mengalami kondisi
hampir jenuh dianggap 5 s.d. 25% untuk material berbutir pondasi dan
lebih besar dari 25% untuk pondasi bawah, maka nilai koefisien drainase
yang dipakai adalah :

Material berbutir lapis pondasi (m2) = 1,0


Material berbutir lapis pondasi bawah(m3)= 1,0

10. Menentukan Nilai Koefisien Kekuatan Relatif (a)


Untuk mennetukan nilai (a) dapat digunakan grafik ataupun rumusan
sbb :
- a1 lapisan permukaan (Laston) dengan modulus elastisitas EAC =
370.000 psi, menggunakan grafik berikut.

Grafik 1. Grafik untuk memperkirakan koefisien kekuatan relatif lapis


permukan bereton aspal bergradasi rapat (a1).

- a2 Lapisan pondasi (batu pecah kelas A) modulus elastisitas EBS =


30.700 psi, dapat mnggunkan grafik atau rumusan :
a2 = 0,249(LogEBS) – 0,977 = 0,249(Log(30.700)) – 0,977 = 0,1403 -> 0,14

- a3 Lapisan pondasi bawah (sirtu kelas C) modulus elastisitas ESB =


15170 psi, dapat mnggunkan grafik atau rumusan :
a2 = 0,227(LogESB) – 0,839 = 0,227(Log(15170)) – 0,839 = 0,11008 -> 0,11

6
Perkerasan Jalan Raya HSKB 521 July 9, 2019
11. Menentukan Nilai Structural Number (SN)
Penentuan SN dapat menggunakan Nomogram ataupun dengan
rumusan sbb :

Dengna menggunakan bantuan software, menggunakan perintah


Solver pada Excel, didapatkan nilai SN sbb :

Tabel 8. Hasil Perhitungan Nilai SN


Lapis Log W18 ZR S0 ΔPSI Mr SN
SN 6.498,46 3,1
SN1 Log(2.577.904,87) 370.000 0,65
-0,674 0,4 4,2 - 2
SN2 =6,4112669 30.700 1,99
SN3 15170 2,49

Karena SN asumsi ≈ SN hitung ( 3 ≈ 3,1) maka, perhitunga tidak perlu


diulangi kembali. Karena, jika berbeda maka, perlu diperhitungkan
kembali dengan nilai SN baru.

12. Menentukan Tebal Minimum Masing-Masing Lapisan


Tebal minimum tiap lapisan bergantung pada ESAL dan jenis lapisannya
yang ditentukan dari tabel berikut,

Tabel 9. Tebal minimum


lapis permukaan berbeton aspal dan lapis pondasi agregat

13. Menentukan Tebal Masing-Masing Lapisan


SN = a1D1 + a2m2D2 + a3m3D3

D1* = 0,65/0,4 = 1,618 inci = 4,11 cm


SN1* = a1. D1 = 0,4. 1,618 = 0,65
D2* = (1,99-0,65)/(0,14.1) = 9,597 inci = 24,38 cm
SN2* = a2 . m2 .D2 = 0,14.1. 9,597 = 1,346

7
Perkerasan Jalan Raya HSKB 521 July 9, 2019
D3* = (2,49-(0,65+ 1,346))/(0,11.1) = 4,539 inci = 11, 53 cm

Tabel 10. Hasil Perhitungan Tebal Lapis


Dperhitungan Drencana/yg
Syarat
(cm) digunakan (cm)
D1 4,11 ≥ 8,75 8,75
D2 24,38 25
D3 11,53 ≥ 15 15
Total 48,75

14. Kesimpulan
Tebal perkerasan total untuk suatu jalan kolektor antar kota jalur 2/2 UD
dengan adalah 48,75 cm. Susunan dan ketebalan masing-masing
lapisan adalah lapis permukaan berupa Laston (Aspal Beton/AC)
dengan tebal 8,75 cm, lapis pondasi berupa Batu Pecah Kelas A
dengan tebal 25 cm, dan lapis pondasi bawah berupa Sirtu Kelas C
setebal 15 cm.

Gambar 1. Rencana Tebal Lapisan Perkerasan

Anda mungkin juga menyukai