GANGGUAN BERBAHASA
(Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Ilmu Lughah an-nafsi)
KELAS C
Disusun oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirattuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,maupun pedoman bagi pembaca
dalam memahami tentang makalah ini yang berjudul “Gangguan Berbahasa”.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karna itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk makalah ini.
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan kami uraikan antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan berbahasa?
2. Apa saja yang menyebabkan anak mengalami gangguan berbahasa?
3. Apa saja macam-macam gangguan berbahasa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gangguan berbahasa
2. Untuk mengetahui penyebab gangguan berbahasa
3. Untuk mengetahui macam-macam gangguan berbahasa
iii
BAB II
PEMBAHASAN
GANGGUAN BERBAHASA
Gangguan berbahasa ini secara garis besar dapat di bagi dua. Pertama,
gangguan akibat faktor medis dan kedua, akibat faktor lingkungan sosial. Yang
dimaksud dengan faktor medis adalah gangguan, baik akibat kelainan fungsi otak
maupun akibat kelainan alat-alat bicara. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor
lingkungan sosial adalah lingkungan kehidupan yang tidak alamiah manusia, seperti
tersisih atau terisolasi dari lingkungan kehidupan masyarakat manusia yang
sewajarnya1.
Secara medis menurut Sidharta (1984) gangguan berbahasa itu dapat dibedakan
atas tiga golongan, yaitu gangguan berbicara, gangguan berbahasa, dan gangguan
berfikir. Ketiga gangguan itu masih dapat diatasi kalau penderita gangguan itu
mempunyai daya dengar yang normal, bila tidak, tentu akan menjadi sukar dan
sangat sukar2.
A. Gangguan berbicara
1 Abdul Chaer,2009, Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlm: 148.
2 Ibid, hlm: 148.
3 Ibid, hlm: 149.
1
mekanisme ini dapat dirinci menjadi gangguan berbicara akibat kelainan pada
paruparu (pulmonal), pada pita suara (laringal), pada lidah (lingual) , dan pada
rongga mulut dan kerongkongan (resonantal)4.
Lidah yang sariawan atau terluka akan terasa pedih kalau digerakkan,
maka untuk mencegah rasa pedih ini dalam berbicara gerak lidah dikurangi
sesuai dengan kehendak penutur.
2
Akibat gangguan multifaktoral atau berbagai faktor bisa menyebabkan
terjadinya berbagai gangguan berbicara, antara lain sebagai berikut5.
a. Berbicara serampangan
b. Berbicara Propulsif
c. Berbicara Mutis
3. Gangguan Psikogenik
Gangguan berbicara Psikogenik ini sebenarnya tidak bisa disebut sebagai
suatu gangguan berbicara karena mungkin lebih tepat jika disebut dengan variasi
cara berbicara yang normal tetapi yang merupakan ungkapan dari gangguan
dibidang mental6.
a. Berbicara Manja
5 Ibid,hlm:150
6 Abdul Chaer,2009, Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlm:152
3
Disebut berbicara manja karena ada kesan anak melakukannya karena
ingin dimanja dapat kepada orang tuanya atau pun kepada sanak famili
yang dekat dengan si anak.
b. Berbicara Kemayu
c. Berbicara Gagap
d. Berbicara Latah
B. Gangguan Berbahasa
4
daerah tersebut dan sekitarnya menyebabkan terjadinya gangguan bahasa yang
disebut dengan afasia. Berikut ini akan dijelaskan beberapa macam afasia7.
1. Afasia Motorik
7Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd., Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT BumiAksara,
2008)hlm: 27
5
mengeluarkan parkataan `itu, tu, tu, untuk menulis. ` afasia jenis ini juga
sering disebut dengan afasia nominatif.
2. Afasia Sensorik
C. Gangguan Berfikir
1. Pikun (Demensia)
Kepikunan atau dimensia adalah suatu penurunan fungsi memori atau daya
ingat dan daya pikir lainnya yang dari hari ke hari semakin buruk. Gangguan
kognitif ini meliputi terganggunya ingatan jangka pendek, kekaliruan mengenali
tempat, orang dan waktu. Juga gangguan kelancaran berbicara. Penyebab pikun
6
ini antara lain karena terganggunya fungsi otak dalam jumlah besar, termasuk
menurunnya jumlah zat-zat kimia dalam otak.
2. Sisofrenik
3. Depresif
7
pernah mendengar suara ujaran manusia. Jadi, anak terasing karena tidak ada
orang yang mengajak dan diajak berbicara, tidak mungkin dapat berbahasa.
Karena dia sama sekali terasing dari kehidupan sosial masyarakat maka dengan
cepat ia menjadi sama sekali tidak dapat berbahasa. Otaknya menjadi tidak lagi
berfungsi secara manusiawi karena tidak ada yang membuatnya atau
memungkinkannya berfungsi demikian. Maka sebenarnya anak aterasing yang
tidak punya kontak dengan manusia bukan lagi manusia sebab pada hakikatnya
manusia adalah makhluk sosial. Meskipun bentuk badannya adalah manusia tetapi
dia tidak bermartabat sebagai manusia. Otaknya tidak berkembang sepenuhnya,
tidak dapat berfungsi dalam masyarakat manusia, dan akhirnya menjadi tidak
mampu sebagai manusia setelah beberapa tahun. Anak terasing tidak sama dengan
anak primitif, sebab orang primitif masih hidup dalam suatu masyarakat.
Meskipun taraf kebudayaannya sangat rendah, tetapi tetap dalam suatu lingkungan
sosial. Kanak-kanak mempunyai segala kemungkinan untuk menjadi manusia
hanya selama masa kanak-kanak selepas umur tujuh tahun anak itu tidak dapat
dididik untuk mempelajari kebudayaan yang lebih tinggi.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Itulah beberapa poin yang telah kami uraikan diatas, dapat kita sumpulkan
bahwa gangguan berbahasa pada anak dipengaruhi dari berbagai macam faktor,
dengan kita menguraikan mulai dari penyebab dan macam-macam faktor yang
menyebabkan gangguan berbahasa pada anak, kita akan bisa menanggulangi dan
mengantisipasi apa yang harus kita lakukan jika kita menemukan gangguan
berbahasa pada anak.
9
DAFTAR PUSTAKA
10