Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

BIOLOGI SEL MOLEKULER


“system transport
prokariotik dan eukariotik”
Guru Pembimbing : SIJUMIDES S.Pd

OLEH
RIZKY ARISKA NINGSIH( 1801072 )
ULFA SEFA FELYANI (1801075)

HANIYAH NABILAH ( 1801054 )

ANNISA AMALYAH ( 1801047 )

ZAMORA MELINDRAWITA ( 1801087 )


A. Pengertian Membran Sel

Perkembangan membran plasma atau membran sel merupakan


tahap sangat penting dalam yang terjadinya bentuk kehidupan yang
paling awal. Tanpa membran plasma, sebuah sel tidak mungkin
melansunkan kehidupannya. Membran plasma yang menyelubungi
sebuah sel selain membatasi keberadaan sebuah sel, juga memelihara
perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya.

Pada sel eukariota, membran sel yang membungkus organel-


organel di dalamnya, terbentuk dari dua macam senyawa yaitu lipid dan
protein, umumnya berjenis fosfolipid seperti senyawa antara fosfatidil
etanolamina dan kolesterol,[1] yang membentuk struktur dengan dua
lapisan[2] dengan permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul
dapat melalui membran sel, namun di sela-sela molekul fosfolipid tersebut,
terdapat transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya zat-zat
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.

Sistem transpor membran


Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara
dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul
hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara
itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan
substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.

Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu
lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan
transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa
mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme
khusus. Lalu lintas membran akan membuat perbedaan konsentrasi ion sebagai akibat
dari dua proses yang berbeda yaitu difusi dan transpor aktif, yang dikenal sebagai
gradien ion.[7] Lebih lanjut, gradien ion tersebut membuat sel memiliki tegangan
listrik seluler. Dalam keadaan istirahat, sitoplasma sel memiliki tegangan antara 30
hingga 100 mV lebih rendah daripada interstitium.[8]

Transpor pasif

Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien


konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal
yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran
yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2
masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke
hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena
zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.

Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor
pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter.
Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.

Transpor aktif

Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah
proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang
mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan
potensial yang lebih tinggi.[9] Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi
dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi dapat digunakan demi menjalankan
proses perpindahan substansi.

Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan.
Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam
transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor
merupakan antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun
membran buatan.[10]

Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light
driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah,
yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan
kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah
berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase.
Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini
membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjad

i pada Bakteriorhodopsin.

Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3


kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin alfavbeta3.
Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi
genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP sintase, dll, beserta penyisipan ATP sintase
tersebut pada membran plasma, berikut regulasi dan modulasi aktivitasnya.[11]

Anda mungkin juga menyukai