Anda di halaman 1dari 8

DILEMA KEBEBASAN DUNIA MAYA:

KAJIAN DARI SUDUT PANDANG NEGARA

CYBER-FREEDOM’S DILEMMA: COUNTRY’S POINT OF VIEW


Khanisa

Pusat Penelitian Politik


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Sasana Widya Graha Lt. XI. Jln. Gatot Subroto Kav. 10. Jakarta 12710
Pos-el: khanisa_krisman@yahoo.com

ABSTRACT
The usage of cyber world in any kind of field is growing larger as the expand of technology. There are
inevitable shift to cyber world due to its ability to make a more effective communication, cross the geographical
border, and create the feeling of freedom to do anything. Although, this phenomenon also brings questions in how
far freedom can be exercised and can a country control the freedom of the cyber world. With descriptive method
using secondary data, this paper will try to explain the dilemma and answer those questions using a country point
of view. This study aiming to get an understanding about cyber freedom, the implication in international politics,
and the acceptable country’s role in it.
Keywords: Freedom, Cyberspace, Country

ABSTRAK
Penggunaan dunia maya dalam berbagai bidang tumbuh semakin luas seiring dengan perkembangan
teknologi. Terdapat peralihan ke dunia maya yang tidak bisa dihindari karena keunggulannya yang dapat menjadi
alat komunikasi efektif, menyeberangi batas geografis, dan menciptakan rasa kebebasan untuk melakukan banyak
hal. Namun, fenomena ini juga membawa pertanyaan pada seberapa jauh kebebasan tersebut dapat digunakan dan
apakah negara dapat mengontrolnya. Dengan metode penelitian deskriptif menggunakan data sekunder, tulisan
ini akan mencoba menjelaskan dilema tersebut dan menjawab pertanyaan dengan menggunakan sudut pandang
negara. Dari pembahasan ini akan didapat pemahaman tentang kebebasan dunia maya, implikasi kehadiran dunia
maya, dam peran negara yang dapat diterima dalam dunia maya.
Kata Kunci: Kebebasan, Dunia maya, Negara

PENDAHULUAN yang sering digaungkan dalam masa kejayaan


dunia maya. Dunia maya dipandang sebagai
Satu dekade belakangan dunia maya nampak
dunia virtual yang tak berbatas dan tidak memiliki
tengah menjadi salah satu area terpenting dalam
hukum. Hal ini diungkapkan Lawrence Lessig
kehidupan manusia. Media ini memungkinkan
dalam Laws of Cyberspace (1998) dan John Perry
sebuah masyarakat kosmopolitan terbentuk
Barlow dalam Declaration of Independence of
walaupun dalam bentuk yang tidak nyata. Dalam
Cyberspace (1996).1
dunia maya, letak geografis tidak lagi menjadi
yang utama dan kecepatan arus komunikasi Mudah, murah, dan cepat. Itulah tiga
menjadi sebuah determinan penting dalam keter- adjektiva yang dapat menggambarkan sifat dunia
hubungan tersebut. Kebebasan menjadi unsur maya saat ini. Tidak heran, terjadi perpindahan

| 23
berbondong-bondong dari dunia nyata ke dunia Adapun masalah yang ingin dijawab dalam
maya, dari berbagai perihal administrasi dan tulisan ini adalah bagaimana kebebasan dalam
bisnis hingga penggunaan fasilitas dunia maya dunia maya dapat dilakukan pengguna internet?.
untuk melakukan kegiatan sosial sampai politis. Bagaimana implikasi kebebasan berinternet
Dunia maya merupakan dunia alternatif yang pada perkembangan dunia politik internasional?.
membuka kemungkinan baru untuk berkoneksi Bagaimana negara seharusnya berperan dalam
satu sama lain. menyikapi kebebasan berinternet?
Kenyataan ini menambahkan sebuah agenda Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
bagi negara untuk menjaga lingkupnya yang beberapa hal yaitu, kebebasan seperti apa yang
makin meluas. Walau dalam pendapat Lessig dapat dilakukan pengguna internet, implikasi
dan Barlow seharusnya negara tidak turun tangan kebebasan berinternet dalam perkembangan dunia
di dunia maya, apa yang terjadi di dunia maya politik internasional, dan peran negara dalam
dapat memengaruhi langsung yang terjadi di menyikapi kebebasan berinternet.
dunia nyata. Dari kasus penumbangan rezim Atas pembahasan yang akan dilakukan dalam
otokratis seperti yang terjadi pada “Arab Spring” tulisan ini maka penting untuk mendasarkan diri
di Mesir dan Tunisia pada tahun 2011, sampai pada pemahaman dasar tentang kebebasan dunia
berbagai kasus cyber-crime yang mengganggu maya yang akan dibahas sepanjang tulisan ini.
juga merugikan berbagai pihak secara literal. Lawrence Lessig dalam bukunya Code
Untuk beberapa negara, kekuatan seperti ini Version 2.0 (2006) menyatakan adanya perbedaan
dianggap menakutkan dan mengancam, maka dalam memaknai internet dan cyber-space (dunia
aksi represif pun dilakukan melalui berbagai cara. maya). Menurut Lessing, internet adalah sebuah
Laporan Freedom House atas kebebasan medium, sedangkan dunia maya mempunyai pe-
berinternet yang dilakukan di 37 negara, Freedom maknaan lebih luas dari itu. Dunia maya memiliki
on the Net (2011), menemukan bahwa penang- filosofi berbeda dari sekadar sebuah medium.
kapan pengguna internet ataupun blogger yang Dalam buku tersebut pula Lessig memaparkan
mengunggah konten yang dinilai berbahaya mengenai regulasi dalam dunia maya yang
dilakukan pada 23 negara, pada 15 negara terjadi sebenarnya sulit diberlakukan karena sifat dunia
blocking pada isu politik ataupun sosial yang maya terus berkembang dan “hukum” yang ada
dianggap sensitif, serangan dunia maya (cyber- di dalamnya terbentuk secara bottom-up.3
attack) ditemukan terjadi pada 12 situs yang Kesulitan ini juga disebabkan oleh virtualitas
dianggap sebagai oposisi rezim yang berkuasa, 19 dari dunia maya. Dalam istilah Rob Shields,
negara ditemukan memegang kontrol atas akses realitas virtual yang salah satunya berkembang
internet, dan beberapa negara lainnya melakukan dari evolusi internet menciptakan sebuah ruang
penekanan dengan menghubungi langsung pe- virtual yang dapat menjadi representasi ataupun
nyedia jasa internet atau situs untuk menurunkan simulasi dari kehidupan nyata. Shileds, seperti
konten yang dinilai dapat mengancam.2 halnya Lessig, juga membahas mengenai kemung-
Walaupun dengan alasan penjagaan kinan penguasaan dalam dunia virtual tersebut
stabilitas, aksi-aksi yang dilakukan negara yang menurutnya juga memiliki kemungkinan
seperti yang disebutkan di atas merupakan sebuah untuk dibatasi kebebasannya dengan pembatasan-
langkah mundur. Negara seharusnya mampu pembatasan tertentu, walaupun tidak sepenuhnya
bertindak cerdas dan fleksibel karena dengan dapat berhasil karena sulitnya melakukan
sikap represif akan memunculkan perlawanan pengaturan dalam dunia maya.4
balik yang justru merugikan serta menimbulkan Melalui pemaparan Lessig dan Shields,
masalah lebih besar. Terlebih di era kemajuan didapatkan pemahaman mengenai sifat abstrak
teknologi, serangan terhadap negara dapat di- dunia maya. Dunia maya merupakan sebuah
lakukan kelompok-kelompok hacker. Tumbuhnya ranah yang dikendalikan oleh pengguna (user-
kelompok-kelompok milisi dunia maya, tidak driven), dan kebebasan menjadi salah satu kata
jarang menantang kekuasaan negara. kunci utama. Penentuan “pemilik” dalam dunia
maya sulit dimaknai secara literal karena setiap

24 | Widyariset, Vol. 16 No.1, April 2013: 23–30


pengguna memiliki kemungkinan melakukan dari internet. Data tersebut adalah data sekunder
perubahan atas dunia tersebut. yang dikumpulkan dari studi kepustakaan.
Sifat user-driven dalam dunia maya di- Data kemudian diinterpretasi sesuai dengan
perkuat pada saat Tim O’Reily meluncurkan kerangka teori yang sudah ditentukan untuk men-
Web 2.0 pada tahun 2004. Web 2.0 merupakan jawab rumusan masalah yang ada demi mencapai
konsep berinternet yang memperbarui cara peng- tujuan tulisan ini. Tulisan bersifat deskriptif yang
guna internet terkoneksi juga berkontribusi dalam berisi penggambaran atas fenomena yang dibahas,
memengaruhi konten yang tersedia.5 Kemunculan sedangkan metode yang dipakai adalah metode
Web 2.0 menandakan sebuah era baru yang dalam kualitatif.
percepatan arus informasi dan melahirkan lebih
banyak pengguna-pengguna yang tidak hanya Hasil dan pembahasan
berperan sebagai konsumen informasi, tetapi
juga produsen dan distributor informasi tersebut. Pembahasan dalam tulisan ini akan dibagi ke
Perkembangan ini memungkinkan terpenuhinya dalam tiga bagian sesuai dengan rumusan masalah
sebuah konsep Global Village yang diutarakan yang diajukan sebelumnya, yaitu mengenai kebe-
McLuhan (1964), yaitu terjadi integrasi melalui basan dalam dunia maya, implikasinya terhadap
media elektronik dan menyatukan masyarakat politik internasional, dan peran negara dalam
dunia secara global.6 menyikapi kebebasan berinternet.
Fenomena ini menimbulkan dilema atas
kebebasan yang tercipta di dunia maya. Negara Kebebasan dalam Dunia Maya
menjadi cenderung tidak memiliki otonomi. Perkembangan teknologi dunia maya terus
Adapun aksi negara dalam mengamankan ranah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ruang
dunia maya melalui implementasi rancangan lingkupnya terus meluas dengan jumlah user
cyber-security. Pada diskusi di level Perserikatan yang bertambah seiring mudah dan murahnya
Bangsa-Bangsa dalam dimensi yang menjadi akses bisa didapatkan. Dua hal yang kemudian
fokus negara pada cyber-security mencakup dua menjadi pemicu memasyarakatnya dunia maya
hal besar yaitu dimensi politik-militer berkenaan adalah situs-situs jejaring sosial dan kemunculan
dengan kasus cyber-warfare dan arus ekonomi blog sebagai sebuah ranah pribadi berlaku sebagai
yang berhubungan dengan cyber-crime.7 identitas baru dalam dunia maya.
Namun di beberapa tempat, rancangan Pertama adalah situs jejaring sosial, yang
cyber-security ini juga menjerat hal-hal lain yang pada awalnya terinspirasi dari konsep Six
sebenarnya merupakan kemajuan yang diinginkan Degress Separation yang dikeluarkan melalui
dalam dunia maya, seperti kebebasan berpendapat eksperimen yang dilakukan Stanley Milgram
dan hal yang masih menjadi perdebatan yaitu pada tahun 1967,8 kemudian berkembang dari
perihal hak kekayaan intelektual dalam kasus sebuah jalur media untuk membuat identitas
file-sharing. di ranah dunia maya yang berfungsi sebagai
media pertemanan ataupun pencarian pasangan
Metode Penelitian berubah menjadi sebuah jalur informasi yang
efektivitasnya telah teruji dalam menyebarkan
Tulisan ini dibuat pada Maret 2012 di Pusat
berita sampai menggalang massa. Situs jejaring
Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Peneliti,
sosial kemudian memunculkan sebuah konsep
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam
networked public yang oleh Danah Byod (2011),
rangka memenuhi tugas Karya Tulis Ilmiah dalam
diartikan sebagai publik yang terbentuk dari
Diklat Fungsional Peneliti Pertama Gelombang
teknologi jejaring yang memiliki dua prasyarat,
III tahun 2012. Pencarian dan analisis data serta
ruangnya dikonstruksi lewat teknologi jejaring
penulisan dilakukan pada waktu tersebut.
dan merupakan kumpulan imajiner yang tercipta
Data yang diolah berasal dari buku, artikel, dari interseksi manusia, teknologi, dan praktik.
dan laporan penelitian mengenai topik yang Networked public berfungsi layaknya masyarakat
diteliti dalam bentuk fisik ataupun sumber-sumber di dunia nyata, tetapi aspek teknologi menciptakan

Dilema Kebebasan Dunia... | Khanisa | 25


bentuk interaksi baru yang kemudian membentuk berbentuk lebih cair dan lebih rapuh terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang berujung pada gangguan-gangguan yang mungkin datang.
dinamika baru yang membentuk partisipasi di
Implikasi Kebebasan Dunia Maya dalam
dalamnya.9
Dinamika baru yang dimaksud adalah Politik Internasional
cara-cara baru berpartisipasi, misalnya dalam Arab Spring sering menjadi buah bibir dalam
kasus gerakan sosial, jumlah pendukung dalam pembicaraan mengenai kekuatan penggalangan
fitur group pada situs Facebook, lama sebuah massa melalui fasilitas-fasilitas dunia maya.
isu bertandang dalam trending-topic dalam situs Namun, jika membatasi pembahasan pada contoh
micro-blog Twitter, juga jumlah view ataupun tersebut dalam mengartikan kebebasan dunia
share dari sebuah video di situs Youtube menjadi maya, akan mempersempit pengertian konsep
tolok ukur baru dalam kesuksesannya. kebebasan dunia maya itu sendiri. Arab Spring
merupakan puncak dari pergerakan yang salah
Kemudian adalah blog. Fasilitas blog
satu pencetusnya adalah dunia maya. Akan tetapi,
memungkinkan seseorang untuk mempunyai
banyak kasus yang dapat dilihat untuk memahami
halaman sendiri. Fungsi blog berkembang
dampak kebebasan dunia maya dalam politik
dari sekadar diary on-line menjadi sebuah
internasional.
lahan menuangkan visi politis dan ideologis.10
Tidak sedikit blogger yang menggunakan lahan Hal itu disebabkan aspek kebebasan yang
digitalnya tersebut untuk melakukan propaganda akan dibahas tidak hanya akan terfokus pada
politis, yang akhirnya menghasilkan dampak luas kebebasan bersuara, tetapi juga kebebasan dalam
pada masyarakat. Blogger bisa jadi menawarkan berbagi dan kebebasan dalam dunia maya yang
pandangan alternatif yang mungkin berbeda dari “mengizinkan” orang-orang yang menguasai
sudut pandang media konvensional seperti tele- teknologi untuk melakukan aktivitas yang
visi, radio ataupun situs pemberitaan dari media mereka inginkan dengan memanipulasi dunia
besar yang terkemuka. maya tersebut.
Blog dan situs jejaring sosial menjadi Berikut ini adalah pembahasan dari tiap-tiap
pelengkap pembaharu yang menyediakan jalur aspek kebebasan tersebut.
alternatif dalam menyatakan aspirasi atau • Kebebasan berekspresi
berekspresi terhadap kenyataan dunia yang ada. Jejaring sosial dan blog saat ini sepertinya
Keberadaan fasilitas tersebut membesarkan gema menjadi garda terbaru dalam aktivitas pe-
opini publik dari jalur yang baru dan nyaris tak nyampaian aspirasi dan pergerakan sosial.
berbatas. Konsep konektivitas yang diusung Bahkan, pergerakan sosial melalui ranah
kedua jalur ini, khususnya situs jejaring sosial, dunia maya tampaknya telah menjadi salah
menjadikan persebaran informasi menjadi sebuah satu trending topic panas dalam pembicaraan
hal yang sangat mudah terjadi bukan lagi dalam politik internasional. Kasus-kasus seperti
hitungan hari, melainkan sudah dalam kecepatan pergerakan revolusi demokrasi yang terjadi
detik per detik dengan aktor yang tidak terbatas di Tunisia, Mesir, dan beberapa negara Arab
pada usia tertentu selama memiliki akses pada lainnya. Bersih 2.0 yang menggaungkan pe-
dunia maya yang kian hari kian mudah dan murah. milu yang lebih adil di Malaysia dan Gerakan
Keberadaan blog dan jejaring sosial secara Occupy Wallstreet yang menyebar di Amerika
signifikan memperbesar arus kebebasan dengan Serikat akhir tahun lalu sebagai bentuk protes
bertambahnya jumlah pengguna internet yang ada. kapitalisme. Sementara itu, di Indonesia kasus
Hal ini berarti memperbesar skala jumlah netizen dukungan terhadap Bibit-Chandra dan “koin
dan urusan yang terjadi dalam dunia maya. Belum untuk Prita” masih menjadi dua gerakan paling
lagi tren digitalisasi seperti memindahkan urusan berhasil digalang dari dunia maya, dalam hal
dunia nyata ke dunia maya, sehingga terbentuk ini Facebook.
sebuah dunia virtual baru yang menjadi cerminan Pada dasarnya social movement memang
dunia nyata. Cerminan ini bentuknya virtual, membutuhkan media penyampaian dan media
baru seperti media sosial dalam bentuk-bentuk

26 | Widyariset, Vol. 16 No.1, April 2013: 23–30


situs jejaring sosial, video-sharing, dan blog, merupakan perjanjian internasional untuk per-
memberikan kesempatan untuk meluaskan lindungan hak cipta di internet,14 baru-baru ini
ranah gerakan itu ke ranah internasional, wa- sempat menggemparkan masyarakat pengguna
laupun bentuk itu juga memberikan implikasi internet di ranah global yang merasa kebebasan
pada ketidakstabilan dan keberlanjutan ge­ mereka dalam memanfaatkan ranah dunia
rakan tersebut.10 Yang terjadi pada Arab Spring maya untuk mendapatkan data atau informasi
adalah sebuah fenomena persebaran eufroria di akan terhalang oleh rancangan hukum tersebut.
mana semangat demokratisasi dan perubahan Protes atas SOPA/PIPA dan ACTA pun terjadi
tersebar dan menjangkiti wilayah sekitarnya tidak hanya dari para user internet, tetapi juga
yang memiliki isu yang sama, bahkan yang situs-situs yang menjadi leader dan sharing
terjadi pada Bersih 2.0 dan Occupy Wallstreet informasi. Internet Blackout yang terjadi
sepertinya memakai semangat dan cetak biru pada 18 Januari 2012 merupakan aksi protes
pergerakan yang sama.11, 12 (hanya pemantik) terjelas dari situs-situs seperti Wikipedia dan
• Kebebasan berbagi situs blog Reddit terhadap rancangan legislasi
yang sedang diproses.15
Ketika pertama kali dikonsepkan pada tahun
1960, Paul Baran merancang jejaring yang • Kebebasan memanipulasi
aman sebagai sarana pertukaran informasi Digitalisasi pada berbagai aspek vital meru-
ataupun perintah militer pada masa Perang pakan sebuah hal yang dilematis, di satu sisi
Dingin.5 Ide tersebut terus berkembang men- hal tersebut menjadikan berbagai aktivitas
jadi internet yang kita kenal sekarang. Salah dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
satu fungsinya awalnya pun masih menjadi Di sisi lain digitalisasi memungkinkan
primadona jaringan yang dirancang Baran, gangguan-gangguan teknis terjadi dengan
yaitu pertukaran informasi. Informasi yang lebih mudah dengan tingkat kerusakan yang
dikirimkan pada masa kini dapat berbentuk lebih fatal. Cyber crime dan cyber warfare
apa pun selama masih dalam bentuk digital, merupakan beberapa terminologi yang
dari sekadar surat, data gambar, suara, ataupun biasa dilekatkan pada gangguan-gangguan
video, bahkan program. Setiap pengguna melalui dunia maya. Seperti yang sebelumnya
kini dapat dengan mudah berkirim, ataupun dijabarkan pada kerangka konseptual, cyber
mengunggah dan mengunduh konten miliknya crime lebih berkaitan dengan aspek ekonomi,
pada dunia maya. Namun, kepemilikan inilah sedangkan cyber warfare lebih berkaitan
yang akhirnya menjadi problem dilematis dengan militer-politik. Jeffrey Carr (2010)
dalam dunia maya. menambahkan pengertian mengenai cyber
Persebaran konten berbayar secara crime dan cyber warfare berkenaan dengan
gratis banyak dilakukan oleh pengguna yang skala ruang lingkup kedua termin tersebut.
sebenarnya tidak mempunyai otoritas untuk Cyber crime mempunyai lingkup lebih kecil
menyebarkan konten tersebut. Permasala- dan menjadi dapur uji coba persenjataan yang
han ini masih banyak menjadi perdebatan di akan digunakan pada cyber warfare.16
kalang-an pengguna dan produsen, karena Ancaman dari dunia maya dianggap
dunia maya dipandang sebagai sebuah yang begitu membahayakan sehingga pada hari
memungkinkan adanya pertukaran konten ini cyber-security menjadi pilihan wajib bagi
tersebut secara bebas. Namun di lain sisi, setiap negara untuk dikembangkan. Dunia
perihal hak cipta menjadi suatu hal yang maya bahkan dianggap sebagai wilayah
dipermasalahkan karena berkaitan dengan pertahanan kelima selain darat, perairan,
nilai ekonomis yang menjadi hak pemilik asli udara, dan antariksa.17 Penguasaan teknologi
konten tersebut. informasi menjadi sebuah kekuatan besar yang
Kasus Rancangan UU SOPA/PIPA kemudian memunculkan kelompok-kelompok
(Stop Online Piracy Act/Protect IP Act) yang “gerilya” yang menantang pemegang otoritas
diusulkan di Amerika Serikat13 dan ACTA bermodalkan ilmu pengetahuan dan perangkat
(Anti-Counterfeiting Trade Agreement) yang teknologi yang dimilikinya.

Dilema Kebebasan Dunia... | Khanisa | 27


Peran dan Sikap Negara di Dunia Maya dalam berbagai media. Salah satu jaminan bagi
hak mengungkapkan pendapat sendiri sudah
Vitalnya keberadaan ranah dunia maya pada
tertera dalam International Convenant on Civil
masa kini memberikan dorongan tersendiri
and Political Rights (1966) Pasal 19 ayat 2, bahwa
bagi negara untuk melakukan langkah-langkah
setiap individu memiliki hak berekspresi dalam
khusus. Namun, langkah-langkah tersebut tidak
berbagai bentuk melalui media apa pun yang
bisa disamaratakan untuk menangani semua kon-
dipilih.20
disi yang berkenaan dengan dunia maya. Karena
seperti yang sudah dibahas terdapat beberapa Namun, bagaimana dengan kebebasan kedua
aspek kebebasan dalam dunia maya yang tidak yang ada di dunia maya yaitu kebebasan untuk
sepenuhnya berbahaya bagi keberlangsungan berbagi? Pada hakikatnya dunia maya pertama
negara. kali dirancang sebagai jalur pertukaran informasi
dan pada perkembangannya dunia maya menjadi
Di beberapa negara, terutama yang bersifat
sebuah dunia, dengan jenis hal yang beredar
otoriter, setiap kebebasan dikategorikan sebagai
di dalamnya lebih dari sekadar berita pendek.
hal yang mengancam, sehingga perlakukannya
Produk-produk hasil pikir manusia seperti buku,
pun cenderung represif. Dari laporan survey
lagu, ataupun program dapat beredar dengan be-
freedom on The Net (2011) yang disebutkan pada
bas dari satu tempat ke tempat lain dalam bentuk
awal tulisan ini menunjukkan masih banyaknya
digital melalui dunia maya. Hal ini menimbulkan
perlakuan represif, baik yang diakibatkan ekspresi
pertanyaan mengenai bagaimana sebenarnya hak
maupun aspirasi yang disampaikan di dunia maya,
kepemilikan konten-konten tersebut di dunia
dari mulai penyensoran, cyber attack, penguasaan
maya.
pada koneksi internet, sampai ke ancaman pada
dunia nyata seperti penangkapan atas aktivis Adanya perdebatan mengenai hak cipta
dunia maya. Dalam laporan tersebut terdapat lima merupakan hal yang rumit bagi negara untuk
negara yang dilabelkan sebagai negara-negara merancang regulasinya. Kericuhan yang disebab-
yang berisiko mengalami kemunduran dalam kan SOPA/PIPA di Amerika Serikat contohnya,
kebebasan berinternetnya, yaitu Thailand, Rusia, merupakan masalah yang belum mampu disele-
Venezuela, Zimbabwe, dan Jordania. Akan tetapi, saikan atas banyaknya kepentingan yang terkait,
yang menjadi negara dengan tingkat kebebasan sampai saat ini rancangan undang-undang ini
berinternet terburuk adalah Iran, Myanmar, Kuba, ditunda prosesnya.21
Cina, dan Tunisia. Regulasi hak cipta dalam dunia maya
Salah satu dari lima negara tersebut, yaitu memang seperti masalah yang selalu diper-
Cina, merupakan salah satu negara Asia dengan masalahkan dan berbagi konten sebenarnya
tingkat represi terkuat di ranah dunia maya. The merupakan salah satu fitur yang bisa jadi sesuatu
Great Firewall merupakan istilah yang berikan yang legal. Namun, ada beberapa hal yang harus
untuk menyebut sikap pemerintah Cina yang diperhatikan seperti adanya izin dari pemilik
melakukan filtering terhadap setiap arus dunia konten dan kesadaran untuk tidak melakukan
maya yang keluar dan masuk dari negara itu.18 tindakan kurang beretika seperti plagiarisme.
Bentuk sederhana dari filtering tersebut adalah Dalam hal ini, negara bisa berperan sebagai
penyaringan terhadap konten, contohnya pada saat pengayom yang menyosialisasikan etika dalam
terjadinya Arab Spring yang juga disebut Jasmin dunia maya, dan dengan kesadaran yang baik
Revolution, selain melakukan pembubaran paksa dari pengguna, seharusnya perdebatan yang ada
terhadap demo serupa yang terjadi di lapangan, mengenai kebebasan content-sharing dalam dunia
pemerintah juga melakukan pemblokiran di dunia maya dapat diminimalkan.
maya, kata “Jasmin” sempat pada situs microblog Untuk permasalahan cyber crime dan cyber
Cina, Sina Weibo.19 warfare tentunya penanganan lebih khusus dan
Yang dilakukan Cina menunjukkan sifat berbadan hukum lebih diperlukan. Pasalnya,
paranoid sebuah negara dalam mengatasi kedua aksi itu memberikan kerugian langsung
dinamika yang terjadi di dunia maya. Negara kepada korban dan bahkan skala kerusakan yang
seharusnya melindungi hak-hak bicara warganya terjadi akibat cyber war bisa mencapai gangguan

28 | Widyariset, Vol. 16 No.1, April 2013: 23–30


level setingkat negara mengingat banyaknya Hal ini tentu memaksa negara untuk me-
digitalisasi di ranah bisnis maupun birokrasi maka nyesuaikan diri. Beberapa negara memilih untuk
serangan pada dunia maya tersebut akan sangat melakukan tindakan represif, namun beberapa di-
merugikan dan berdampak masif. antaranya mengalami kemajuan dalam pemberian
Untuk menyikapi hal ini, sejumlah negara kebebasan dalam dunia mayanya. Hal tersebut
membentuk sistem pertahanan dunia maya seperti juga dapat dilihat dalam laporan Freedom
atau yang lebih dikenal dengan cyber defence. on the Net yang dipakai sepanjang tulisan ini.
Tim-tim penanganan ataupun gangguan cyber
attack juga mulai ramai didirikan dengan maksud SARAN
menangkal gangguan ataupun serangan di dunia
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan negara
maya tersebut.22 Ironisnya, di beberapa negara tim
dalam menyikapi perubahan ini adalah meru-
semacam ini juga melakukan aksi gangguan yang
muskan dan memahami definisi pada cyber
sama, khususnya terhadap pengguna-pengguna
freedom yang dihormati di negara tersebut. Hal
yang dirasa membahayakan rezim berkuasa. Hal
ini untuk membentuk sikap negara terhadap apa
ini tertulis sebagai salah satu laporan di Freedom
yang seharusnya dilakukan pada tiap-tiap kasus.
On the Net (2011), dan 12 dari 27 negara yang
Memperkuat badan koordinasi yang juga bekerja
diteliti melakukan cyber attack pada situs ataupun
sama dengan civil society yang memformula-
blog yang menentang pemerintah.2
sikan kebijakan-kebijakan yang diambil untuk
Jadi dalam ranah dunia maya, negara pun menghindari sifat yang dinilai represif. Menjalin
tidak lepas menjadi pengguna sekaligus peme- kerja sama dengan negara-negara lain, khususnya
gang kekuasaan yang mencoba mengendalikan dalam urusan cyber crime dan cyber warfare
ataupun menjaga kekuasaannya di dunia nyata. disebabkan sifatnya yang transborder.
Sikap di dunia maya biasanya ditentukan oleh
Saran di atas diperuntukkan bagi pembuat
kebijakannya di dunia nyata.
kebijakan yang mengatur lalu lintas dunia maya,
dalam hal ini di Indonesia adalah Kementerian
KESIMPULAN Telekomunikasi dan Informatika.
Kebebasan dalam dunia maya menimbulkan
dilema tersendiri karena kebebasan tersebut bisa UCAPAN TERIMA KASIH
dimanfaatkan secara positif ataupun negatif.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Belum lagi dengan kekuatan besar yang dimiliki
Prof. Rusdi Muchtar, M.A. yang telah memberi-
dunia maya sebagai jalur alternatif yang hampir
kan bimbingan dalam proses penulisan karya tulis
tak berbatas secara fisik ataupun virtual maka
ilmiah ini.
kebebasan dunia maya tidak bisa dipandang
remeh. Ditambah dengan adanya tren digitalisasi
yang berkembang, dunia maya menjadi tempat Daftar Pustaka
vital yang harus dijaga dan dilindungi tetapi tetap 1
Jenkins, Henry, dan Thorburn, David. (Ed.). 2003.
harus besifat lentur dan adaptif dengan perubahan Democracy and The New Media In Transition.
yang ada. London: MIT Press. 398 hlm.
Dalam dunia politik internasional, ke-
2
Kelly, Sanja, dan Cook, Sarah. (Ed.). 2011. Freedom
on The Net 2011: A Global Assesment of
beradaan dunia maya mempunyai potensi Internet and Digital Media. Laporan Penelitian:
menimbulkan dampak yang sangat terasa. Freedom House. (http://www.freedomhouse.
Sifatnya yang borderless membuat proteksi total org/report/freedom-net/freedom-net–2011,
negara terhadap apa yang terjadi di dalamnya diakses 11 Maret 2012)
menjadi nyaris tidak mungkin dilakukan. 3
Lessig, Lawrence. 2006. Code Version 2.0. New
Berbagai kebebasan di dalamnya memungkinkan York: Basic Books. 424 hlm.
masyarakat non-elite memiliki kekuatan untuk
4
Shields, Rob. 2003. Virtual: Sebuah Pengantar
Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra. 270 hlm.
melakukan aksi positif ataupun negatif dengan
hanya bermodalkan gadget yang mereka miliki.

Dilema Kebebasan Dunia... | Khanisa | 29


5
Ryan, Johnny. 2010. A History of the Internet and 13
Sopa and Pipa Anti-Piracy Bills Controversy
The Digital Future. London: Reaktion Books. Explained. 2012. (http://www.bbc.co.uk/news/
250 hlm. technology–16596577, diakses 23 Maret 2012)
6
Mcluhan, Marshal. 2001. Understanding Media: 14
Kain, Erik. 2012. If You Thought SOPA Was Bad,
The Extension of Man. New York: Routledge. Just Wait Until You Meet ACTA. (http://
400 hlm. www.forbes.com/sites/erikkain/2012/01/23/
7
Maurer, Tim, “Cyber Norm Emergence at the United if-you-thought-sopa-was-bad-just-wait-until-
Nations - An Analysis of the UN’s Activites you-meet-acta/, diakses 23 Maret 2012)
Regarding Cyber-security”, Discussion Paper 15
McBride, Sarah dan Melvin, Jasmin. 2012. Pockets
September 2011, Cambrige, Mass.: Belbef of Internet Go Dark to Protest Piracy Bills.
Center for Science and International Affairs, (http://www.reuters.com/article/2012/01/18/us-
Harvard Kennedy School, September 2011. internet-protest-idUSTRE80H01U20120118,
8
Christakis, Nicholas dan Fowler, James H. 2009. Con- diakses 23 Maret 2012)
nected: Dasyatnya Kekuatan Jejaring Sosial 16
Carr, Jeffrey. 2010. Inside Cyber Warfare. Sebasto-
Mengubah Hidup Kita. Jakarta: Gramedia pol: O’Reilly. 205 hlm.
Pustaka Utama. 17
War in the fifth domain. 2010. (http://www.economist.
9
Boyd, Danah. 2011. Social Network Sites as com/node/16478792, diakses 23 Maret 2012)
Networked Publics: Affordance Dynamics and 18
Elgin, Ben dan Einhorn, Bruce. Great Firewall of Chi-
Implication. Dalam Papacharissi, Zizi (Ed.) na. 2006. (http://www.businessweek.com/tech-
A Networked Self: Identity, Community, and nology/content/jan2006/tc20060112_434051.
Culture on Social Network Sites: 39–58. New htm, diakses 24 Maret 2012)
York: Routledge. 19
Ramzy, Austin. 2011. State Stamps Out Small
10
Aelst, Peter Van dan Walgarve Stefaan. 2004. New “Jasmine” Protest in Cina. (http://www.time.
Media, New Movements?: The Role of Internet com/time/world/article/0,8599,2052860,00.
in Shaping the ‘anti-globalization’ Movement html, diakses 24 Maret 2012)
Donk. Dalam Wim van De. et al Cyberprotest: 20
International Convenant on Civil and Political
New Media, Citizens and Social Movement:
Rights. (http://www2.ohchr.org/english/law/
87–108. New York: Routlegde.
ccpr.htm, diakses 24 Maret 2012)
11
Hodal, Kate. 2011. Malaysia Braces for Pro- 21
Sopa and Pipa Bills Postponed In US Congress.
Democracy Street Protest in Kuala Lumpur.
2012 (http://www.bbc.co.uk/news/world-us-
(http://www.guardian.co.uk/world/2011/jul/08/
canada–16655272, diakses 24 Maret 2012)
malaysia-democracy-street-protests, diakses
22 Maret 2012)
22
Stennon, Richard. 2010. Time To Rethink Cy-
ber Defense. (http://www.forbes.com/sites/
12
Halaman depan situs Occupy Wallstreet. (http://
firewall/2010/11/12/time-to-rethink-cyber-
www.occupywallst.org/, diakses 22 Maret 2012)
defense/, diakses 25 Maret 2012)

30 | Widyariset, Vol. 16 No.1, April 2013: 23–30

Anda mungkin juga menyukai