52825-Bab 5-8 Metalurgi Fisik PDF
52825-Bab 5-8 Metalurgi Fisik PDF
Tujuan dan
Sasaran
5.1 Diagram Besi-Karbon
Kegunaan baja sangat bergantung dari pada sifat–sifat baja yang Tujuan dari bab ini adalah
sangat bervariasi yang diperoleh dari pemaduan dan penerapan untuk memberikan
proses perlakuan panas. Sifat mekanik dari baja sangat gambaran tentang sifat–
bergantung pada struktur mikronya. Sedangkan struktur mikro sifat baja dan bervariasi
sangat mudah dirubah melalui proses perlakuan panas. Baja yang diperoleh dari
adalah paduan besi dengan kandungan karbon sampai pemaduan dan
maksimum sekitar 1,5% . Paduan besi dengan karbon di atas penerapan proses
1,5% disebut dengan besi cor (cast iron) perlakuan panas.
Beberapa jenis baja memiliki sifat-sifat yang tertentu Sasarannya adalah untuk:
sebagaimana akibat penambahan unsur paduan. Salah satu 1. Memahami diagrm
unsur paduan yang sangat penting yang dapat mengontrol sifat besi-carbon
baja adalah karbon (C). jika besi dipadu dengan karbon, 2. Meninjau struktur
transformasi yang terjadi pada rentang temperatur tertentu erat mikro yang terjadi
kaitannya dengan kandungan karbon. Diagram yang pada logam besi
menggambarkan hubungan antara temperatur dimana
terjadinya perubahan fasa selama proses pendinginan dan
pemanasan yang lambat dengan kadar karbon disebut dengan
diagram fasa. Diagram ini merupakan dasar pemahaman untuk
semua operasi-operasi Perlakuan Panas seperti diperlihatkan
pada gambar 5.1.
Diagram ini merupakan dasar dari teknik paduan besi (baja &
besi tuang). Simentit (Fe 3 C) terdiri dari 6,65 % terbentuk dari
laju pendinginan yang cepat, jika laju pendinginan lambat maka
akan terbentuk karbon (grafit) yang terpisah. Struktur kristal
sementit adalah orthorombic.
25Page
Diagram keseimbangan besi-zat arang dianggap sebagai suatu diagram phase
ditunjukkan oleh garis putus-putus pada yang metastabil. Kebanyakan baja hanya
diagram phase Fe-Fe3C. Grafit lebih stabil mengandung besi karbid dan bukan grafit,
dari Fe3C. Maka diagram Fe-Fe3C dapat sehingga dalam pemakaian diagram Fe-
pada 9100C menjadi 0,025% pada 5230C. eutektoid sedangkan baja dengan karbon
Pada pendinginan lanjut, kelarutan karbon kurang dari 0,8% disebut baja
pada ferit menurun menjadi 0,008% pada hypoeutektoid. Hypereutektiod adalah
temperatur kamar. baja dengan kandungan karbon lebih dari
0,8%.
Pada gambar 5.3 garis GS tampak bahwa
jika kadar karbon meningkat maka Titik kritik sepanjang garis GS disebut
transformasi austenit jadi ferit akan sebagai garis A3 sedangkan titik kritik
27
menurun dan akan mencapai pada titik S sepanjang garis PSK disebut sebagai garis
Page
yaitu pada saat prosentase karbon A1. dengan demikian setiap titik pada garis
GS dan SE menyatakan temperatur dimana maka austenit akan mengurai dan
transformasi dari austenit dimulai baik membentuk perlit melalui proses
pada saat dipanaskan atau didinginkan. pengintian (nukleasi) dan pertumbuhan.
Perlit yang terbentuk berupa campur ferit
5.2 Struktur Mikro dan dengan sementit yang tampak seperti
Kaitannya dengan Sifat pelat-pelat yang tersusun bergantian.
Pembentukan Martensit
sangat berbeda dibandingkan Gambar 6-1. Diagram Transformasi Isothermal baja Eutectoid 1080.
dengan Pembentukan perlit
atau bainit. Pembentukan
martensit hampir tidak tergantung pada temperatur austenisasinya, kemudian
waktu. Sebagai contoh: Martensit mula diquench pada temperatur tertentu di
terbentuk sekitar 2000C (Ms) dan terus abawah titik eutektoid A1 untuk jangka
berlanjut sampai temperatur mencapai waktu yang tertentu pula sampai seluruh
260C yaitu pada saat Martensit mencapai transformasi austenit.
100% (Mf). Produk yang diperoleh dari transformasi
Pembentukan martensit dikaitkan dengan austenit dapat dikelompokkan ke dalam
waktu pada diagram dinyatakan dengan tiga kelompok. Pada rentang temperatur
garis horizontal. Pada 660C hampir 60 % antara A1 sampai kira-kira 5500C akan
martensit telah terbentuk. Perbandingan terbentuk perlit. Tetapi perlit yang
ini tidak berubah terhadap waktu terbentuk sekitar 7000C akan lebih kasar,
sepanjang temperaturnya dijaga konstan. sedangkan perlit yang terbentuk pada
temperatur 5500C akan lebih halus. Pada
Pada diagram ini, sumbu tegak temperatur sekitar 4500C akan terbentuk
menyatakan temperatur sedangkan sumbu upper bainit dan pada temperatur 2500C
mendatar menyatakan waktu yang diplot yaitu sekitar sedikit di atas Ms akan
dalam skala logaritmik. Diagram ini terbentuk lower bainit. Harga kekerasan
merupakan ringkasan dari beberapa jenis dari struktur-struktur tersebut dapat
32
struktur mikro yang diperoleh dari dibaca pada skala yang terdapat disebelah
rangkaian percobaan yang dilakukan pada
Page
kanan kurva.
spesimen yang kecil yang dipanaskan pada
Perlit yang terbentuk pada temperatur kemudian baja didinginkan dengan
yang lebih tinggi memiliki kekerasan yang berbagai macam variasi pendinginan.
lebih rendah dibanding perlit yang halus. Proses pendinginan diperlihatkan oleh
Hal ini erat kaitannya dengan kelakuan garis miring dimana semakin miring garis
persipitasi sementit dari austenit. Bainit yang terbentuk semakin cepat
yang terbentuk pada temperatur yang lebih pendinginannya. Pendinginan yang paling
tinggi memiliki kekerasan yang lebih lambat (untuk annealing) diperlihatkan
rendah dibanding dengan bainit yang oleh garis lurus v1, pendinginan yang
terbentuk pada temperatur yang lebih sedikit lebih cepat diperlihatkan oleh garis
rendah. Struktur bainit terbentuk pada v2, yang lebih cepat (untuk quenching
temperatur yang lebih tinggi relatif dengan oli) diperlihatkan oleh garis v3 dan
berbeda dengan struktur bainit yang v4 dan yang paling cepat (pendinginan
terbentuk pada temperatur yang lebih dengan air) ditunjukkan oleh garis v5 dan
rendah. v6.
detik)
Page
Gambar 7-2. Percobaan Jominy
8.2 Annealing
Proses annealing yaitu proses pemanasan material sampai
temperatur austenit lalu ditahan beberapa waktu kemudian
pendinginannya dilakukan perlahan-lahan di dalam tungku.
Keuntungan yang didapat dari proses ini adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan kekerasan
2. Menghilangkan tegangan sisa
3. Memperbaiki sifat mekanik
4. Memperbaiki mampu mesin dan mampu bentuk
5. Menghilangkan terjadinya retak panas
6. Menurunkan atau menghilangkan ketidak homogenan
struktur
7. Memperhalus ukuran butir
8. Menghilangkan tegangan dalam dan menyiapkan
struktur baja untuk proses perlakuan panas.
Proses Anil tidak dimaksudkan untuk memperbaiki sifat
mekanik baja perlitik dan baja perkakas. Sifat mekanik baja
struktural diperbaiki dengan cara dikeraskan dan kemudian
diikuti dengan tempering. Proses Anil terdiri dari beberapa tipe
39
800 A+F
A2 A+C 8.3 Stress Relieving
Ferit
700 A1 723 A 1,3
Stress relieving adalah salah satu proses
600
perlakuan panas yang ditujukan untuk
500 P
menghilangkan tegangan-tegangan yang
400 F+P P+C
ada di dalam benda kerja, memperkecil
300
200
distorsi yang terjadi selama proses
100 perlakuan panas dan, pada kasus-kasus
0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 tertentu, mencegah timbulnya retak. Proses
Kadar Karbon %
ini terdiri dari memanaskan benda kerja
sampai ke temperatur sedikit dibawah
Gambar 8-1. Diagram untuk temperatur garis A1 dan menahannya untuk jangka
Spheroidized annealing waktu tertentu dan kemudian di dinginkan
di dalam tungku sampai temperatur
kamar. Proses ini tidak menimbulkan
8.2.3 Isothermal Annealing
perubahan fasa kecuali rekristalisasi.
40
Core
Final heating Transformation
of austenite to
martensite
Preheating
Temper - 1
Time
Steel at room temperature structure After quenching structure
Ferrite + Pearlite + Carbide of various Martensite + Retained austenite
compositions Residual carbides
200
terdiri dari ferit dan perlit. Perlu diketahui
100 bahwa batas-batas butir yang baru tidak
0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 ada hubungannya dengan batas-batas butir
Kadar Karbon %
sebelum baja dinormalkan. Setelah
penormalan akan terjadi perbaikan
Gambar 8-3. Diagram untuk temperatur Normalizing
terhadap strukturnya diiringi dengan
Normalizing dilakukan karena tidak timbulnya perbaikan sifat mekaniknya.
diketahui bagaimana proses dari
Sifat mekanik yang akan diperoleh setelah
pembuatan benda kerja ini apakah
proses penormalan tergantung pada laju
dikerjakan dingin (cold Working) atau
pendinginan di udara. Laju pendinginan
pengerjaan Panas (Hot Working). Dimana
yang agak cepat akan menghasilkan
normalizing ini bertujuan untuk
kekuatan dan kekerasan yang lebih tinggi.
mengembalikan atau memperhalus
struktur butir dari benda kerja. Manfaat proses Normalizing adalah sebagai
berikut:
Normalizing terdiri dari proses pemanasan
baja di atas temperatur kritis A3 atau Acm 1. Normalizing biasa digunakan
dan ditahan pada temperatur tersebut untuk menghilangkan struktur
43
untuk jangka waktu tertentu tergantung butir yang kasar yang diperoleh
pada jenis dan ukuran baja. Agar diperoleh
Page
Temperature (C)
900
Standard quenching oil
800
32 C
Super
700 quench
oil 60 C
600
80 C
500
32 C
400
60 C
300
80 C
200
100
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 65
Time (seconds)
47
70 0
200 400 600 800 1000 1200 1400
Air
60 Tempering Temperature (C)
50
Gambar 8-10. Perubahan kekerasan dan struktur
40
Oil
selama tempering
30
0
20 1. Pada temperatur 80 dan 200 C,
10 suatu produk transisi yang kaya
0 akan karbon yang dikenal sebagai
800 900 1000 1100 1200
karbida, berpresipitasi dari
Hardening Temperature ( C)
martensit tetragonal sehingga
menurunkan tetragonalitas
Gambar 8-9. Hubungan antara temperatur
martensit atau bahkan mengubah
pengerasan dengan jumlah austenit sisa yang
terbentuk martensit tetragonal menjadi ferit
kubik. Perioda ini disebut sebagai
8.6 Tempering proses temper tahap pertama. Pada
saat ini, akibat keluarnya karbon,
Proses memanaskan kembali baja yang volume martensit berkonstraksi.
telah dikeraskan disebut proses temper. Karbida yang terbentuk pada
Dengan proses ini, duktilitas dapat periode ini disebut sebagai karbida
48
mengandung unsur-unsur
pembentuk karbida yang kuat. 30
0 100 200 300 400 500 600 700
Perioda ini disebut sebagai proses
Tempering Temperature (C)
temper tahap keempat.
Perlu diketahui bahwa rentang temperatur Gambar 8-12. Pengaruh tempering pada baja
yang tertera pada setiap tahap proses paduan
temper, adalah spesifik. Dalam praktek,
Pengaruh unsur paduan terhadap
rentang temperatur tersebut bervariasi
penurunan kekerasan diterangkan dengan
tergantung pada laju pemanasan, lama
presipitasi karbon dari martensit pada
penemperan, jenis dan sensitivitas
temperatur temper yang lebih tinggi. Dilain
pengukuran yang digunakan. Disamping
pihak, peningkatan kekerasan pada
itu juga tergantung pada komposisi kimia
temperatur temper yang lebih tinggi
baja yang diproses.
(secondary hardening) pada baja-baja yang
mengandung W, Mo dan V disebabkan
oleh adanya transformasi austenit sisa
menjadi martensit.
menggambarkan perubahan sifat mekanik penahan yang tepat harus ditentukan dari
baja yang dikeraskan dikaitkan dengan diagram transformasi yang sesuai dengan
proses penemperan. Umumnya makin baja yang akan di austempering.
tinggi temperatur temper, makin besar
penurunan kekerasan dan kekuatannya
dan makin besar pula peningkatan
keuletan dan ketangguhannya. Tempering
0
pada temperatur rendah 150-230 C
(Amstead B.H.) bertujuan meningkatkan
kekenyalan / keuletan tanpa mengurangi
kekerasan. Tempering pada temperatur
0
tinggi 300-675 C meningkatkan kekenyalan
50
kontinuitas harus dipertahankan, sehingga batas butir lebili kuat dari bagian dalarn
Page
batas antara kristal yang mengalami butir dan kekuatan bertambah besar
dengan berkurangnya ukuran butir Persarnaan Hall-Petch mula-mula disusun
(meningkatnya daerah perbatasan butir).. berdasarkan pengukuran titik luluh baja
karbon rendah. Dan telah terbukti dapat
Mekanisme penguatan yang dibahas dalam
menggambarkan hubungan antara besar
bab ini termasuk kelompok yang
butir dan tegang alir pada berbagai harga
menghambat pergerakan konservatif
regang plastik hingga perpatahan rapuh.
dislokasi. Mekanisme ini berlangsung pada
Selain itu dapat pula menggambarkan
temperatur sekitar 0,5 Tm, di mana Tm
varlasi tegangan perpatahan rapuh dengan
adalah temperatur lebur dalarn derajat
besar butir dan ketergantungan kekuatan
Kelvin.
fatik pada besar butir. Persamaan
Hal-Petch juga berlaku untuk jenis batas
9.2 Mekanisme Penguatan lainnya seperti batas ferit dan perlit dalam
perlit, kembaran mekanik dan pelat
9.2.1 Penguatan Butir martensit.
Brick, R.M., Gordon, R.B. & Phillips, A., 1965. Structure and properties of
alloys: the application of phase diagrams to the interpretation and control of
industrial alloy stuctures, McGraw-Hill.
Davis, J.R. & Committee, A.S.M.I.H., 1998. Metals Handbook Desk Edition
2nd Edition, Taylor & Francis.
Gale, W.F. & Totemeier, T.C., 2003. Smithells Metals Reference Book, Elsevier
Science.
Porter, D.A. & Easterling, K.E., 1992. Phase Transformations in Metals and
Alloys, Third Edition (Revised Reprint), Taylor & Francis.
Smallman, R.E. & Bishop, R.J., 1999. Modern Physical Metallurgy and
Materials Engineering, Madras, India: Elsevier Science.
Thelning, K.E., 1984. Steel and its heat treatment, Michigan: Butterworths.
Vlack, Lawrence V., 1983. Ilmu dan Teknologi Bahan, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
57
Page