Anda di halaman 1dari 4

CROSS-SECTIONAL

Analisis hubungan atau perbedaan prevalens antar kelompok yang diteliti dilakukan
setelah dilakukan validasi dan pengelompokkan data. Analisis ini dapat berupa suatu uji
hipotesis ataupun analisis untuk memperoleh risiko relative.

Yang dimaksud dengan risiko relative pada studi cross-sectional adalah perbandingan
antara prevalens penyakit (efek) pada kelompok dengan risiko, dengan prevalens efek
pada kelompok tanpa risiko. Pada studi cross-sectional, risiko relative yang diperoleh
bukan risiko relative yang murni. Risiko relative yang murni hanya dapat melalui
penelitian kohort.

Pada studi cross-sectional, estimasi risiko relative dinyatakan dengan rasio prevalens
(RP), yakni perbandingan antara jumlah subyek dengan penyakit (lama dan baru) pada
satu saat dengan seluruh subyek yang ada. RP dihitung dengan cara sederhana, yakni
dengan menggunakan table 2X2.

RP= a/(a+b): c/(c+d)

a/(a+b)= proporsi (prevalens) subyek yang mempunyai faktor risiko yang mengalami
efek

c/(c+d)= proporsi (prevalens) subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek

Rasio prevalens harus selalu disertai dengan interval kepercayaan yang dikehendaki,
misal interval kepercayaan 95%. Interval kepercayaan menunjukka rentang rasio prevales
yang diperoleh pada populasi terjangkau bila sampling dilakukan berulang dengan cara
yang sama.

Interpretasi hasil

1. Bila nilai rasio prevalens=1 berarti variable yang diduga sebagai faktor risiko
tidak ada pengaruhnya dalam terjadinya efek, atau ia bersifat netral.
2. Bila rasio prevalens >1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka
1, berarti variable tersebut merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit.
3. Bila nilai rasio prevalens <1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup
angka 1, berarti faktor yang diteliti merupakan faktor protektif.
4. Bila nilai interval kepercayaan rasio prevalens mencakup angka 1, maka berarti
populasi yang diwakili oleh sampel tersebut mash mungkin nilai rasio
prevalensnya = 1. Ini berarti bahwa dari data yang ada belum dapat disimpulkan
bahwa faktor yang dikaji benar-benar merupakan faktor risiko atau faktor
protektif.

CASE CONTROL

Perhitungan Rasio Odds pada kasus tanpa matching adalah :

𝒑𝒓𝒐𝒑𝒐𝒓𝒔𝒊 𝒌𝒂𝒔𝒖𝒔 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒋𝒂𝒏


Rasio Odds (RO) = ∶
𝒑𝒓𝒐𝒑𝒐𝒓𝒔𝒊 𝒌𝒂𝒔𝒖𝒔 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒋𝒂𝒏
𝒑𝒓𝒐𝒑𝒐𝒓𝒔𝒊 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒋𝒂𝒏
𝒑𝒓𝒐𝒑𝒐𝒓𝒔𝒊 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒂𝒋𝒂𝒏

𝑨 𝑩 𝑨𝑫
= : =
𝑪 𝑫 𝑩𝑪

Oleh karena kasus adalah subjek yang sudah sakit dan control adalah subjek yang tidak sakit,
tidak dapat dinilai insidens penyakit yang diteliti. Namun, dapat dinilai seberapa sering pajanan
faktor risiko terhadap kasus dibandingkan terhadap kontrol (Sastroasmoro, 2011).

Sedangkan, pada studi kasus kontrol dengan matching individual, harus dilakukan
analisis dengan menjadikan kasus dan kontrol sebagai pasangan-pasangan. Jadi, misalnya
terdapat 50 kasus yang masing-masing berpasangan dengan tiap subjek dari 50 kontrol,
maka kita lakukan pengelompokan menjadi 50 pasangan. (Sastroasmoro, 2011)

Kontrol
Risiko + Risiko -
Resiko + A b
Kasus
Resiko - C d

Keterangan :
Sel a : kasus dan kontrol mengalami pajanan
Sel b : kasus mengalami pajanan, kontrol tidak
Sel c : kasus tidak mengalami pajanan, kontrol mengalami pajanan
Sel d : kasus dan kontrol tidak mengalami pajanan

Perhitungan Rasio Odds pada studi kasus-kontrol dengan matching adalah :

𝑩
Rasio Odds (RO) =
𝑪

Rasio odds pada studi kasus kontrol dengan matching ini dihitung dengan
mengabaikan sel a, karena baik kasus maupun kontrol terpajan, dan sel d, karena baik
kasus maupun kontrol tidak terpajan.
Ro, walaupun tidak sama dengan risiko realatif akan tetapi dapat dipakai sebagai
indikator adanya kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor risiko dan efek. Nilai
RO dianggap mendekati risiko relative apabila :
 Insiden penyakit yang diteliti kecil, biasanya dianggap tidak lebih dari 20%
populasi terpajan.
 Kelompok kontrol merupakan kelompok representative dari populasi dalam
hal peluangnya untuk terpajan faktor risiko.
 Kelompok kasus harus representative

Interpretasi Rasio Odds

Rasio Odds (RO) dengan interval kepercayaan (CI, Confident Interval) sama seperti cross-
sectional. Pada RO > 1 maka benar bahwa faktor yang diteliti merupakan faktor risiko, RO = 1
bukan merupakan faktor risiko, dan RO < 1 merupakan faktor protektif (Sastroasmoro, 2011).

COHORT

Resiko relatif (RR) = a/(a+b) : c/(c+d)


Sel a : subjek dengan faktor resiko, mengalami efek,
Sel b: subjek dengan faktor resiko, tidak mengalami efek
Sel c: subjek tanpa faktor resiko, mengalami efek
Sel d: subjek tanpa faktor resiko, tidak mengalami efek
Notoatmodjo, S.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Sastroasmoro, S.2011.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. (4 ed).Jakarta: CV.Sagung


Seto.

Anda mungkin juga menyukai