Anda di halaman 1dari 3

Enterokolitis Nekrotikans kecepatan aliran darah saluran cerna yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan saluran cerna. BBL


Adalah kelainan pada saluran pencernaan berupa
memiliki penyimpangan respon terhadap stres
bercak atau nekrosis difus pada mukosa atau
sirkulasi yang menyebabkan penurunan aliran
submukosa kolon atau di ileus terminal yang
saluran cerna atau terjadi resistensi vaskuler
didapat dan paling sering terjadi pada bayi prematur
sehingga mwngakibatkan hipoksemia arteri dan
dan dengan BBLSR (<1500 g), sering pada bayi
terjadi iskemik atau hipoksia saluran cerna dan
laki-laki. Terjadi dalam 2 minggu pertama
nekrosis jaringan. Nekrosis menyebabkan perforasi
kelahiran.
yang menyebabkan peritonitis dan udara bebas intra
abdomen. Perforasi umumnya di ileum terminal dan

Etiologi dan Faktor Resiko kolon, jarang di proksimal usus halus. Dapat terjadi
sepsis dan kematian.
EKN erat kaitannya dengan terjadinya iskemik
intestinal, faktor koloni bakteri, faktor makanan. 3. Pemberian makanan secara enteral, kebanyakan

Iskemik menyebabkan rusaknya dinding saluran kasus EKN terjadi pada bayi prematur yang diberi

cerna sehingga rentan terjadi invasi bakteri. EKN makan enteral.

jarang terjadi pada bayi yang belum diberi makanan. 4. Kolonisasi bakteri.
Pemberian makanan dapat menyebabkan proliferasi
bakteri yang dapat menembus saluran cerna yang
rusak dan mengehasilkan gas hidrogen. Gas Diagnosis
tersebut berkumpul dalam dinding saluran cerna
 Distensi perut
(disebut pneumotosis intestinalis) atau memasuki
vena porta. Berhubungan dengan organisme  Nyeri tekan

spesifik misalnya Klebsiella, E. coli, Stafilokokus  Toleransi minum yang buruk


koagulase negatif.
 Muntah hijau atau keluar cairan hijau melalui
NGT/OGT.

Patogenesis  Darah pada feses.

1. Prematuritas, lebih 90% kasus EKN pada bayi  Gangguan sistemik: apneu, somnolen sampai
prematur BBLR yang menjadi faktor resiko utama, koma.
karena adanya perubahan komponen sistem
 Febris/hipotermi.
pertahanan usus yang berperan dalam terjadinya
kerusakan usus.

2. Iskemik intestinal atau asfiksia, resistensi Kriteria Bell’s menurut Gomella:


pembuluh darah basal saluran cerna meningkat
Stadium 1 (suspek EKN)
pada fetus tetapi menurun dengan signifikan segera
setelah lahir sehingga menimbulkan peningkatan
1. Kelainan sistemik: tidak spesifik termasuk 3. Periksa kultur, spesimen darah, urin, feses, CSS
apneu, bradikardi, letargi. untuk mendeteksi virus, bakteri, dan jamur patogen.

2. Kelainan abdominal: intoleransi makanan, 4. Elektrolit: hiponatremia, hipernatremia,


distensi abdomen. hiperkalemia.

3. Kelainan radiologik: normal atau tidak spesifik. 5. AGD: asidosis metabolik atau mixed asidosis.

6. Sistem koagulasi jika dijumpai trombositopenia


dan perdarahan maka lakukan skrinning
Stadium 2 (terbukti EKN)
koagulopati berupa protrombin time yang
1. Kelainan sistemik: stadium 1 ditambah nyeri memanjang, parsial tromboplastin time memanjang,
tekan abdomen dan trombositopenia. penurunan fibrinogen dan peningkatan produk

2. Kelainan abdominal: distensi abdomen pemecah fibrin yang merupakan indikasi DIC.

menetap, bisisng usus hilang, edema dinding 7. CRP (C-Reactin Protein) biasanya tidak
usus, perdarahan per rektal, nyeri tekan. meningkat karena bayi tidak bisa menghasilkan

3. Kelainan radiologik: terlihat pneumatosis respon inflamasi yang efektif.

intestinal dengan atau tanpa udara vena porta 8. Bio marker: cek gas hidrogen dan mediator
atau asites. inflamasi dalam darah, urin, dan feses.

9. Foto polos, dengan posisi AP, erect, semierect,

Stadium 3 (EKN lanjut) left lateral dicubitus.

1. Kelainan sistemik: asidosis respirator dan


asidosis metabolik, gagal napas, hipotensi, Tatalaksana
penurunan jumlah urin, neutropenia, DIC.
Stadium 1
2. Kelainan abdominal: distensi abdomen dengan
1. Puasa dan pemberian minum setelah 3 hari
edem, indurasi dan diskolorasi.
resulosi.
3. Kelainan radiologik: pneumo-peritoneum yang
2. Antibiotik spektrum luas 3 hari lalu selanjutnya
menandakan adanya perforasi.
sesuai kultur.

Pemeriksaan Laboratorium
Stadium 2
1. Darah lengkap dan hitung jenis: hitung jenis
1. Puasa 2 minggu.
biasanya normal tapi bisa meningkat shift to the left
atau rendah (leukopenia). 2. Beri minum setelah 7-10 hari jika tidak tampak
pneumatosis.
2. Trombositopenia (platelet <50.000 uL).
3. Kasih nutrisi parenteral 90-110 kalori/kgBB/hari.
4. Oksigen

5. Antibiotik spektrum luas 7-10 hari

6. Natrium bikarbonat 2 mEq/kgBB jika asidosis


metabolik.

7. Dopamin dosis rendah untuk memperbaiki


sirkulasi darah usus.

Stadium 3

1. Pengobatan stadium 2 ditambah ventilasi


mekanik jika dibutuhkan.

2. Jika syok, segera rehidrasi.

3. Beri plasma segar dan dopamin untuk


mempertahankan tekanan darah.

Bedah

1. Merupakan indikasi mutlak untuk


pneumo-peritoneum.

2. Indikasi relatif: gas vena porta, selulitis dinding


abdomen, dilatasi segmen intestinal yang menetap,
dan massa abdomen yang nyeri.

Anda mungkin juga menyukai