Anda di halaman 1dari 3

Perforasi Intestinum 3.

Adanya faktor predisposisi: ulkus peptikum,


appendisitis akut, divertikulitis akut, dan
Perforasi saluran perncernaan atas, dapat
divertikulum Meckel. Appendisitis akut
dideskripsikan sebagai perforasi langsung (free) dan
merupakan penyebab tersering perforasi pada
pengaruh dari penyakit lainnya (contained).
lansia dan jika ini terjadi akan menimbulkan
Perforasi langsung, terjadi ketika isi usus masuk ke
prognosis yang buruk.
kavum abdomen, menyebabkan peritonitis
(misalnya, perforasi duodenum dan gaster). 4. Trauma usus akibat riwayat endoskopi: ERCP

Sedangkan, contained, perforasi terjadi ketika (Endoscopic Retrograde Cholangio-

adanya ulcer (misal, ulkus duodenal yang Pancreatography) dan kolonoskopi.

menembus sampai pankreas). 5. Endoscopic billiary stent.

Perforasi saluran cerna bawah, terjadi pada 6. Kebocoran intestinum karena laparotomi, pada
penderita divertikulitis akut atau apendisitis akut obes, kehamilan, inflamasi usus, obstruksi usus,
yang mengontaminasi intraperitoneum. infeksi bakteri pada demam tifoid, IBD.
Perforasi usus besar karena UC, perforasi pada
terminal ileum biasanya pasien penyakit crohn.
Epidemiologi
Perforasi sekunder karena iskemia kolitis.
Pada anak-anak, penyebab perforasi intestinum Keganasan intrabdominal, radioterapi pada
paling sering disebabkan oleh trauma abdomen ca.serviks, kanken intraabdominal lainnya
tumpul. Sedangkan, pada orang dewasa sering tetapi dalam jangka waktu lama baru bisa
terjadi akibat adanya ulkus peptikum yang perforasi. perforasi
Dimana ulkus duodenum 2-3 kali lebih sering
7. Nekrosisi vaskulitis
menyebabkan perforasi dibanding ulkus gaster.
10-15% perforasi pada pasien juga disebabkan oleh 8. Transplantasi ginjal. Komplikasinya biasanya

divertikulitis akut yang menyebabkan free menyebabkan perforasi karena berhubungan

perforation, yang dapat menyebabkan komplikasi dengan obat imunosupresif dosis tinggi

seperti syok sepsis dan kegagalan multi-organ. 9. Tertelan zat kaustik

10. Benda asing (tusuk gigi) dapat terjadi perforasi

Etiologi esofagus, lambung dan usus halus

1. Trauma benda tajam (pisau) dan tumpul.

2. Konsumsi aspirin, NSAID, dan steroid, Patofisiologi

terutama pada pasien lansia. Pengobatan Normalnya lambung tidak ada bakteri karena ada
NSAID pada pasien penyakit divertikular akan asam lambung. Jika terdapat trauma pada abdomen
meningkatkan resiko perforasi kolon. maka resiko untuk terkomntaminasi bakteri
sehingga bisa perforasi gaster. Kebocoran isi
lambung masuk ke peritonium yang sering 10. Riwayat endoskopi seperti kolonoskopi
menyebabkan chemical peritonitis. Jika tidak segera
11. Riwayat penyakit kronik seperti KU
ditangani maka bakteri dapat berkembang dan
menyebabkan bacterial peritonitis.

Pemfis

Manifestasi klinis dan diagnosis Dilihat keadaan umum dan vital sign dan perubahan
hemodinamik
1. Ditegaknya dari pemeriksaan klinis dan radiologi.
Apakah ada trauma? Tajam/tumpul? Dimana? 1. Nadi

2. Ditanya apakah ada aspirin, NSAID, dan steroid? 2. Tekanan nadi pada saat tidur dan duduk

Terutama pada pasien lansia Penilaian abdomen

3. Ditanya nyeri abdomen? Onset? Lokasi? Lihat apakah ada injury, abrasi, ekimosis, observasi
Karakteristik? Faktor yang menyebabkan nyerinya pola pernafasan, gerakan abdomen ketika bernafas,
bertambah atau berkurang? distensi abdomen, perubabhan warna.

4. Biasanya jika nyeri tajam, parah dan onset nyeri


epigastrium yang mendadak sehingga
Pada perforasi ulkus peptikum, pasien tidak
membangunkan pasien dari tidurnya mungkin
bergerak, lutut fleksi, perut tegang, palpasi massa,
terjadi perforasi akibat peptik ulcer. Dengan DD
tenderness, perkusi (kalo ada tenderness
kolesistitis dan pankreatitis.
kemungkinan inflamasi peritoneum)
5. Pada pasien lansia, pertimbangkan kemungkinan
perforasi divertikulut atau ruptur apendisitis akut
jka nyeri berlokasi di abdomen bawah Pada peritonitis menyeluruh, bising usus tidak
terdengar.
6. Pada dewasa muda, dengan nyeri di kuadran
abdomen bawah, pertimbangkan kemungkinan
apendisitis. Pada wanita muda juga pertimbangkan
Lakukan RT dan bimanual vagina serta penilaian
ruptur kista ovari dan ruptur abses tuboovarian
pelvis. Penilaian ini dapat membantu dalam menilai
sebagai DD
kondisi seperti akut apendisitis, ruptur abses
7. Muntah biasa pada pasien kolesistitis akut dan tuboovarian dan perforasi divetikulitis akut.
apendisitis jarang pada pasien perforasi ulcer.

8. Cegukan merupakan gejala lambat pada perforasi


Pemeriksaan lab. Nilai darah lengkap, biasanya
ulser peptikum
leukositosis pada infeksi, tapi bisa juga tidak ada
9. Riwayat perjalanan dari area tropis,karena bisa pada pasien lansia. Kultur darah, tes fungsi faal hati
terserang demam tifoid dan ginjal.
cefotetan/cefoxitine pada dewasa 2 g iv sebelum
operasi, pada anak <3 bulan dosis tidak
Radiologi
ditentukan, >3 bulan dosis 30-40 mg/kbgg iv
Foto polos tulang belakang dan abdomen biasanya sebelum operasi, kategori B pada kehamilan,
digunakan untuk penilaian awal pada pasien dengan cefoperazone sodium (sefalosporin generasi 3) pada
riwayat obat-obatan dan gejala klinis yang dewasa 2-4 gr/hari iv, pada anak-anak 100-150
mengarah ke perforasi usus. Yang ditemukan bisa mg/kg/hari iv
udara bebas yang terperangkap di subdiafragma.
Terlihat ligamen falsiformis sebagai struktur oblik
dari perut kanan atas sampai umbilikus. Dan air Surgical untuk mengoreksi masalah anatomis dan
fluid level yang diindikasikan oleh munculnya memperbaiki penyebab peritonitis dan membuang
hidropneumoperitoneum atau materi asing di peritoneum
pyopneumoperitonium.

USG abdomen dapat mendeteksi letak perforasi


usus

CT-scan abdomen bila foto polos dan USG tidak


ditemukan letak perforasi. Juga dapat melihat fokal
abses. Bisa melihat inflamasi pada soft tissue kolon
dan fokal abses pada divertikulitis. Tapi tidak bisa
memberikan bukti pasti dari perforasi dari
divertikulum meckel.

Laparoskopi

Treatment

Operasi, tapi jika emergensi rehidrasi dulu .


antibiotik intravena dengan gejala septik
(metronidazol 7,5 mg/kgbb iv sebelum operasi pada
dewasa, 15-30 mg/kgbb/hari iv dibagi 2 kali sehari
atau 3 kali sehari selama 7 hari pada anak-anak,
pada kehamilan golongan B), kombinasi
aminoglikosida (gentamisin iv/im, 2 mg/kgbb iv
sebelum operasi, 3-5 mg/kgbb setelah operasi
dibagi 3x1/4x1 pada dewasa, 7,5 mg/kbgg/hari iv
3x1 pada infan, 6-7.5 mg/kgbb/hari iv 3x1 pada
anak-anak, pada kehamilan kategori C,

Anda mungkin juga menyukai