4. Malrotasi
7. 1/3 pasien dengan atresia duodenal menderita pada 24 jam setelah lahir.
7. Terlihat cairan berwarna empedu (bilios) yang 2. Lakukan pemasangan OGT dan menjaga
banyak pada pemasangan OGT. hidrasi iv.
8. Demam, jika temperatur >103 F tandanya ruptur 3. Menjaga panas tubuh bayi, dan mencegah
intestinal (peritonitis) terjadinya hipoglikemia.
9. Distensi terbatas pada epigastrium jika 4. Setelah stabil dilakukan laparoskopi maupun
obstruksinya pada duodenum. open duodenoustomy dengan melakukan teknik
anastomosis secara longitudinal atau diamond
10. Khas: perut berbentuk skafoid (perut cekung).
shape dari proksimal ke distal.
11. Gelombang peristaltik pada semua bagian
dinding perut, jika obstruksi pada jejunum, ileum,
dan kolon.
Diagnosis
1. Prenatal
lengkap untuk melihat apakah demam karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang
Tatalaksana
3) Anal agenesis: memiliki anus tapi ada daging a. Tinggi: rektum berada di atas m. levator ani (m.
antara rektum dan anus. puborektalis). Biasanya disertai fistel ke
urogenital.
4) Rektal atresia: tidak memiliki rektum.
b. Intermediate: rektum terletak pada m. levator
Lebih lanjut lagi menjadi 3 sub kelompok anatomi:
ani tapi tidak menembusnya.
1. Anomali rendah (infralevator): rektum
c. Rendah: rektum dibawah m. levator ani.
mempunya jalur descendeing normal melalui
otot puborektalis, sfingter masih normal, dan
tidak ada hubungan ke saluran genitourinarius.
Gejala:
2. Anomali intermediate: rektum berada pada atau
Muntah-muntah pada 24-48 jam setelah lahir.
di bawah otot puborektalis, sfingter masih
normal. Tidak ada defekasi mekonium.
2. PSARP (Posterio-Sagital-Ano-Rectal-Plasty),
bedah definitifnya yaitu anoplasty dan umunya
ditunda 9-12 bulan yang dimaksudkan untuk
memberi waktu pelvis untuk membesar,
otot-otot berkembang menambah berat badan
bayi dan menambah baik status nutrisinya.