Karakteristik Sel
Karakteristik Sel
Karakteristik Sel
Menurut De Robertis et al., (1975), sebuah sel harus memenuhi beberapa kriteria
yaitu :
1. Memiliki membran plasma;
2. Mengandung materi genetic yang penting untuk mengkode berbagai jenis RNA,
termasuk untuk sintesis protein;
3. Mengandung “mesin biosintesis” tempat di mana sintesis berlangsung.
Sementara itu, berikut ini akan diuraikan secara lebih jelas mengenai karakteristik
sel:
1. Memiliki bentuk yang bervariasi
Sel mempunyai bentuk yang sangat bervariasi, baik di antara sel-sel yang
menyusun tubuh makhluk hidup yang sama maupun yang menyusun makhluk
hidup yang berbeda. Beberapa sel tidak memiliki bentuk yang tetap, tetapi
berubah-ubah sesuai dengan aktivitasnya. Sel amoeba dan sel darah putih
termasuk contoh tipe sel yang bentuknya dapat berubah-ubah. Sel-sel yang lain
memiliki bentuk yang khas atau tetap, atau bentuk-bentuk peralihan yang spesifik
untuk setiap jenis makhluk hidup. Spermatozoa pada manusia memiliki bentuk
yang tetap, namun demikian, sperma pada manusia memiliki bentuk yang berbeda
dengan sperma pada hewan lain seperti mencit.
Bentuk-bentuk sel terutama bergantung pada (i) adaptasi fungsionalnya, (ii)
tekanan permukaan, (iii) viskositas protoplasma, (iv) tekanan mekanik oleh sel-sel
yang ada di sekitarnya, dan (v) rigiditas membran plasma. Selain itu, mikrotubuli
memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan bentuk dari suatu tipe
sel (De Robertis et al., 1975).
Umumnya sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan berbentuk polihedral. Bila sel
diisolasi dalam lingkungan cair, maka ia dapat berubah bentuk menjadi bulat.
Bentuk bulat merupakan bentuk dasar sel. Macam-macam bentuk sel antara lain
berbentuk gepeng, bentuk kubus, dan bentuk selindris. Umumnya bentuk-bentuk
tersebut dijumpai pada sel-sel epitel. Sel darah merah pada manusia memiliki
bentuk bikonkaf; sel-sel otot berbentuk memanjang; sel-sel bakteri memiliki
bentuk yang bulat, spiral atau bentuk batang; sel-sel xylem dan floem pada
tumbuhan mengalami modifikasi sedemikian rupa sehing-ga memungkinkan
melaksanakan fungsinya sebagai jalur angkutan untuk berbagai jenis substansi.
Sel-sel saraf memiliki bentuk yang sesuai untuk melaksanakan fungsi-nya dalam
menghantarkan impuls-impuls saraf (Sheeler & Bianchi, 1983).
Sumber : http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt#257,1,Lecture
Gambar 11: Sel Saraf (Partin D, 2007)
Sumber : http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt#257,1,Lecture
Gambar 12: Sel Darah Merah (Partin D, 2007)
Sumber: Sheeler & Bianchi, 1988
Gambar 13: Berbagai bentuk sel bakteri. (a) Bakteri bentuk kokus, (b)
Bakteri bentuk spiral, dan (c) Bakteri bentuk batang.
2. Memiliki ukuran yang bervariasi
Sel memiliki ukuran yang sangat bervariasi, ter-gantung pada tipe sel. Pada
umumnya, sel hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan
sedikit pengecualian seperti sel telur pada burung unta yang memiliki diameter
hingga beberapa cm. Pada umumnya, mata manusia tidak mampu memisahkan
dua titik yang dipisahkan kurang dari 0,1 mm atau 100 m. Sementara itu,
umumnya sel memiliki ukuran yang lebih kecil dari 0,1 mm.
Tabel 2
Besaran-besaran yang biasa digunakan dalam mempelajari sel (Sheeler & Bianchi, 1983)
1 meter (m) = 39,4 inci (in)
Tabel 3
Batas-batas pengamatan sistem biologi pada berbagai tingkat dimensi (De Robertis et al.,
1975)
Dimensi Bidang Struktur Metode