Anda di halaman 1dari 33

MODUL PRAKTIKUM

METODE ELEMEN HINGGA


(FINITE ELEMENT METHOD)

Pemodelan Struktur dengan Software berbasis MEH


(Bagian dari Mata Kuliah Metode Elemen Hingga)

By: Dr. Eng. Rudi Walujo Prastianto

Laboratorium Struktur, Material dan Produksi Bangunan Laut

Departemen Teknik Kelautan


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya
2019

a
KATA PENGANTAR

Mata Kuliah Metode Elemen Hingga (Finite Element Method), selanjutnya disingkat
MEH, untuk Program Studi (Prodi) jenjang Sarjana (S1) di Departemen Teknik Kelautan
(DTK), Fakultas Teknologi kelautan (FTK), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Surabaya merupakan salah satu mata kuliah (MK) dalam kelompok Rumpun Mata Kuliah
(RMK) Struktur yang ada di bawah Laboratorium Struktur, Material dan Produksi Bangunan
Laut. Mata kuliah ini akan memberikan kompetensi kepada mahasiswa kemampuan analisis
struktur mekanik secara numerik dengan MEH, yang meliputi pemahaman teoritikal MEH-nya
serta keterampilan menggunakan software berbasis MEH sederhana. Sehingga untuk Sesi
Praktikum diperlukan modul praktikum tentang Pemodelan Struktur Mekanik dengan Software
berbasis MEH yang menjadi bagian dari MK. Metode Elemen Hingga.
Tujuan umum praktikum MEH adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar bagi
mahasiswa yang mengambil mata kuliah MEH dalam hal pemodelan dan analisis struktur
sederhana. Karena proses disain dengan problem nyata di lapangan saat ini sangat tidak efektif
dan efisien jikan harus dilakukan secara manual, maka kemampuan analisis dan keterampilan
menggunakan software perlu diberikan sejak awal. Hal ini mengingat obyek disain saat ini level
kompleksitasnya cenderung semakin tinggi. Selain itu, kemampuan yang didapat dari
praktikum ini bagi mahasiswa akan segera dapat dijadikan bekal untuk melaksanakan mata
kuliah lanjut lainnya, seperti MK. Perancangan Bangunan Laut dan juga Tugas Akhir yang
biasanya akan menggunakan software MEH yang lebih complicated seperti SACS, ANSYS,
NASTRAN, ABAQUS, atau SAP2000, dll.
Penggunaan software LISA dalam modul praktikum ini mengingat ukuran (size) file
software yang kecil dan sifat penggunaan softwarenya yang relatif simple, yang tidak
memerlukan spesifikasi komputer tinggi untuk menjalankannya dan mahasiswa dapat
mempelajari dengan cukup mudah dan cepat. Kemampuan analisis struktur dan keterampilan
menggunakan software MEH pada akhirnya akan sangat penting dalam menyelesaikan
persoalan nyata saat terjun di dunia kerja setelah lulus.

File software dan Tutorial selengkapnya dapat diunduh di tautan web: https://lisafea.com/

Surabaya, Pebruari 2019


Penyusun

Dr.Eng. Rudi Walujo Prastianto, ST., MT.

i
SIMBOL SOFTWARE LISA 8.0.0

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i


SIMBOL SOFTWARE LISA 8.0.0 ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii
PETUNJUK UMUM PRAKTIKUM MEH ............................................................................... 1
TATA TERTIB PRAKTIKAN .................................................................................................. 2
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ASISTEN PRAKTIKUM ............................................ 3
ANALIS STRUKTUR, BUKAN OPERATOR SOFTWARE .................................................. 4
PRAKTIKUM II ......................................................................................................................... 6
2.1 Latihan Terbimbing 2:
Pemodelan Struktur Frame Bidang (Rigid Plane Frame Structure) dengan 3 buah elemen. 6
2.2 Latihan Mandiri 2:
Pemodelan Struktur Frame Bidang (Rigid Plane Frame Structure) dengan 3 buah elemen
(kasus beban terpusat yg bekerja tidak pada simpul) ........................................................... 18

iii
PETUNJUK UMUM PRAKTIKUM MEH

1. Praktikum MEH merupakan bagian dari pelaksanaan mata kuliah Metode Elemen Hingga.
2. Dalam 1 semester, praktikum dilaksanakan sebanyak 2-3 kali pertemuan.
3. Pelaksanaan praktikum akan dipandu oleh seorang tutor dan mengacu pada buku Panduan
Praktikum MEH yang sudah disediakan.
4. Pelaksanaan praktikum dilakukan di kelas, dimana tiap mahasiswa wajib membawa laptop
masing-masing, dengan Software LISA sudah terinstal di dalamnya.
5. Tiap pertemuan praktikum dilaksanakan selama 150 menit (3 sks), yang terdiri dari kegiatan
: (i) Kegiatan Praktikum Terbimbing, (ii) Kegiatan Praktikum Mandiri, dan di akhir
sesi diberikan (iii) Tugas untuk materi praktikum saat itu yang dikerjakan di rumah.
6. Tugas akan diberikan sebagai Tugas Pribadi atau Kelompok, yang akan ditentukan oleh
dosen/tutor nya

1
TATA TERTIB PRAKTIKAN

1. Harus datang tepat waktu di kelas dimana akan dilakukan praktikum MEH.
2. Tiap mahasiswa harus membawa laptop masing-masing yang sudah terinstall software
LISA 8.0.0 dan siap dipakai.
3. Selama praktikum berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan berkegiatan lain yang
mengganggu proses praktikum dan/atau mengganggu praktikan lainnya.
4. Tiap mahasiswa praktikan harus mengikuti kegiatan praktikum sepenuhnya pada rentang
waktu yang sudah ditentukan.
5. Tiap mahasiswa praktikan wajib menaati dan melakukan semua instruksi dari Tutor
praktikum.

2
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ASISTEN PRAKTIKUM

 Tugas Asisten Praktikum


1. Menyelenggarakan Praktikum MEH pada jam yang sudah dijadwalkan.
2. Membimbing dan mendampingi praktikan selama masa praktikum berlangsung.
3. Mengoreksi tugas-tugas praktikum yang diberikan dosen pengampu MK. MEH.
4. Membuat rekapitulasi nilai praktikum MEH dan diserahkan kepada dosen pengampu
MK. MEH.
5. Membuat Laporan Penyelenggaraan Praktikum MEH (LPP-MEH) pada semester
tersebut dan diserahkan kepada dosen pengampu MK. MEH.

 Tanggung Jawab Asisten Praktikum


1. Memastikan pelaksanaan Praktikum MEH tepat waktu dan berjalan dengan baik.
2. Memastikan praktikan melaksanakan semua perintah dan arahan tutor, melakukan
praktikum dengan baik dan bertanggung jawab, menjaga ketertiban selama praktikum,
dan praktikan memahami serta mampu melaksanakan materi yang diajarkan.
3. Hasil koreksi Tugas-tugas praktikum dipastikan dengan baik dan benar, serta
memberikan hasilnya kepada dosen pengampu MK. MEH tepat waktu (tidak
terlambat).
4. Memastikan hasil rekapitulasi nilai praktikum MEH sudah benar dan diserahkan
kepada dosen pengampu MK. MEH tepat waktu (tidak terlambat).
5. Laporan Penyelenggaraan Praktikum MEH (LPP-MEH) pada Semester tersebut
adalah sudah benar dan diserahkan kepada dosen pengampu MK. MEH tepat waktu
(tidak terlambat).

3
ANALIS STRUKTUR, BUKAN OPERATOR SOFTWARE

Pengguna software MEH pada umumnya tidak merasa perlu mempelajari lebih dalam aspek
teoritis/matematis yang mendasari analisis dengan MEH. Padahal, seorang analis harus
memahami perilaku elemen-elemen dalam MEH untuk merepresentasikan problem fisik pada
struktur dengan benar dan tepat. Sehingga pemahaman ini akan mempengaruhi dasar alasan
untuk memilih jenis, ukuran, bentuk elemen, serta kondisi-batas, beban-beban, dll. yang
diperlukan pada saat pemodelan.
Proses belajar seorang pemula dalam bidang analisis dengan MEH, dapat digambarkan
dalam 3 tahapan besar mengikuti kurva seperti gambar berikut, sampai mencapai tingkatan
seorang analis yang matang.

Gambaran tahapan proses belajar dalam bidang analisis dengan MEH

MEH menggunakan formulasi matematis dari teori fisika untuk menyatakan perilaku fisik
obyek yang dianalisis. Asumsi dan batasan dari teori yang dipakai (seperti teori balok, teori
pelat, dll.) harus tidak boleh dilanggar dengan apa yang kita minta pada software untuk
melakukannya. Seorang pengguna yang kompeten harus memiliki interpretasi fisik yang baik
atas probelam yang dihadapi, sehingga jika ada kesalahan yang terjadi pada hasil komputasi
dapat dideteksi dan diambil keputusan apakah hasil tersebut valid atau tidak.
Analisis dengan MEH tidak sekedar seperti memakai software CAD (computer aided
design) yang cara kerjanya hanya menggambar suatu geometri obyeknya lalu mencetaknya saja
dan selesai. Tetapi pekerjaan analisis dalam MEH mengikuti hukum “Masuk sampah, keluar
juga sampah” (“Garbage in, Garbage out”). Aspek pemilihan jenis elemen, pengaturan
meshing, ketepatan kondisi batas yang diterapkan misalnya, akan secara langsung sangat
menentukan stabilitas dan akurasi hasilnya.

4
Bagi pemula, dalam belajar lebih baik membatasi model pada problem-problem yang ada
dalam buku teks yang mana sudah ada solusinya, dari pada memakai model dari persoalan nyata
yang solusinya belum terverifikasi. Ketika mencoba menyelesaikan persoalan nyata, maka
janganlah langsung menerima hasil komputasi begitu saja, namun terlebih dulu harus divalidasi
dengan membandingkan dengan hasil analistis, hasil eksperimental model fisik, atau
pengetahuan dari pengalaman sebelumnya jika ada.

5
PRAKTIKUM II

2.1 Latihan Terbimbing 2:

Pemodelan Struktur Frame Bidang (Rigid Plane Frame Structure) dengan 3 buah elemen.

Tujuan Praktikum:
 Mahasiswa mampu memodelkan struktur frame bidang (rigid plane frame structure)
sederhana secara baik dan benar menggunakan software LISA dengan dibimbing secara
bertahap.
 Mahasiswa memahami tiap tahap pemodelan, baik inputan maupun output yang berupa
gaya-gaya reaksi untuk kasus struktur frame-bidang.

Gambar 1.1.
Untuk struktur rangka-batang bidang 2 dimensi pada Gambar 1.1, diketahui geometri dan
section properties nya adalah: luas penampang melintangnya (A) = 10 in.2 dan Modulus
Young (E) = 30.0 ×106 psi (utk semua elemen). Momen inersia (I) = 200 in.4 (elemen 1 dan
3) dan I = 200 in.4 (elemen 2). Struktur ditumpu fix support pada titik simpul 1 dan 4, serta
terkena gaya terpusat (P) pada titik simpul 2 sebesar 10. 000 lb dan momen pada titik simpul
3 sebesar 5.000 lb.in.
Modelkan persoalan struktur tersebut, hingga diperoleh defleksi simpul-simpulnya, gaya-
gaya pada tiap elemennya dan gaya-gaya reaksi pada tumpuannya.

6
Langkah-Langkah

Langkah paling awal dalam pemodelan persoalan tersebut adalah


mengubah/mengkonversi satuan-satuan parameter pada soal agar konsisten, karena seperti
software MEH pada umumnya, software LISA tidak mendefinisikan satuan.
LISA hanya bekerja dengan besaran angka-angka, sehingga tidak ada bedanya antara
satuan N/m2 dengan N/mm2. Untuk itu pengguna harus menggunakan sistem satuan yang
konsisten untuk keseluruhan modelnya. Sebagai contoh, jika digunakan milimeter (mm)
sebagai satuan panjang, maka Modulus Young (E) harus dalam satuan N/mm2, bukan dalam
N/m2. Demikian juga jika N/m2 digunakan sebagai satuan Modulus Young, maka satuan
gaya harus dalam N (Newton) bukan kN (Kilo Newton).

Dalam kasus soal ini satuan yang perlu dikonversikan terlebih dulu adalah satuan
panjang dari dimensi elemen strukturnya, dari feet (ft) menjadi inchi (in.).
Selanjutnya membuka/mengaktifkan software LISA. Berikut ini tahapan pemodelan
yang harus dilakukan dalam software LISA.

7
1. Tentukan jenis analisis sesuai persoalannya. Dalam hal ini adalah Analisis Statis, dan
dapat dipilih pada menu seperti ditunjukkan Gambar 1.2.

Gambar. 1.2. Pemilihan jenis analisis yang akan dilakukan.

2. Pembuatan Titik Simpul (Nodes): dengan cara memasukkan koordinat kartesiannya


secara berturut-turut sesuai geometri strukturnya. Dalam hal ini dengan node 1 pada
koordinat (0, 0, 0); node 2 (0, 120, 0); node 3 (120, 120, 0); dan node 4 (120, 0, 0). Menu
untuk pembuatan nodes ini ditunjukkan pada Gambar 1.3 berikut.

Gambar 1.3. Menu pendefinisian nodes pada model.

8
Hasil pendefinisian semua nodes pada model dapat dilihat seperti tampilan Gambar 1.4
berikut.

Gambar 1.4. Hasil pendefinisian nodes pada model (terlihat titik merah dengan nomor node 1 s/d 4.

3. Pembuatan elemen dengan menyambungkan nodes yang sudah ada untuk membentuk
geometri struktur yang diinginkan. Pada menu dipilih “line2 beam/truss” sebagai jenis
elemen garis (bisa untuk kasus elemen batang atau balok). Akhirnya terbentuk 3 buah
elemen seperti ditunjukkan pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5. Menu untuk pembuatan elemen jenis elemen garis untuk membentuk geometri struktur
yang diinginkan.

9
4. Ubah nama node dan elemen untuk mempermudah langkah berikutnya, seperti terlihat
pada Gambar 1.6.

Gambar 1.6. Pemberian nama nodes dan elements.

5. Memasukan data section properties & material properties elemen.


 Pada soal tidak ditentukan bentuk penampang melintang tiap elemennya, hanya
diketahui luasnya saja (A), yaitu 10 in.2 untuk semua elemen.
 Dalam submenu Geometric terdapat beberapa pilihan bentuk penampang seperti
rectangular bar, rectangular tube, circular bar, dll. (lihat Gambar 1.7).
 Dalam soal ini diasumsikan penampang melintang elemen berbentuk empat persegi
panjang dengan luas A = 10 in.2 dan I = 100 in.4 untuk elemen 2 sehingga diperoleh
ukuran tinggi (a) = 10.95 in. dan lebar (b) = 0.913 in. seperti terlihat pada Gambar
1.7.

Gambar 1.7. Pendefinisian section properties elemen melalui submenu Geometric pada menu Material
Properties (Material).

10
 Selanjutnya memasukkan data material properties untuk element 2 melalui
submenu Mechanical pada menu Material Properties (Material). Untuk
kelompok material Isotropic data secara lengkapnya terdiri dari Young’s modulus,
Poisson’s ratio, Density, dan Thermal expansion coefficient (lihat Gambar 1.8).
Minimal diisikan Modulus elastisnya (Modulus Young) E = 30.000.000 (seperti
dalam kasus soal ini).

Gambar 1.8. Pendefinisian material/mechanical properties elemen melalui submenu Mechanical


pada menu Material Properties (Material).
 Untuk elemen 1 dan 3 memiliki luas A = 10 in.2 dan I = 200 in.4 sehingga diperoleh
ukuran tinggi (a) = 15.5 in. dan lebar (b) = 0.65 in. seperti terlihat pada Gambar 1.9.

Gambar 1.9. Pendefinisian section properties elemen melalui submenu Geometric pada menu Material
Properties (Material).

11
 Selanjutnya memasukkan data material properties untuk elemen 1 dan 3 melalui
submenu Mechanical pada menu Material Properties (Material). Untuk
kelompok material Isotropic data secara lengkapnya terdiri dari Young’s modulus,
Poisson’s ratio, Density, dan Thermal expansion coefficient (lihat Gambar 1.10).
Minimal diisikan Modulus elastisnya (Modulus Young) E = 30.000.000 (seperti
dalam kasus soal ini).

Gambar 1.10. Pendefinisian material/mechanical properties elemen melalui submenu Mechanical pada
menu Material Properties (Material).

6. Pendefinisian tumpuan/perletakan pada model. Dalam hal ini pada node 1 dan 4 yaitu
keduanya berupa fixed support.

Gambar 1.11. Pendefinisian tumpuan pada node 1 dan 4.

12
Sehingga menghasilkan tumpuan sebagaimana terlihat pada Gambar 1.12 berikut.

Gambar 1.12. Simbol tumpuan yang telah didefinisikan pada node 1 dan 4.
7. Pemberian gaya-gaya dan momen yang bekerja pada model struktur. Dalam hal ini ada 1
gaya terpusat sebesar 10.000 lb yang bekerja pada node 2 ke arah horizontal ke kanan (arah
sumbu +x) dan momen sebesar 5.000 lb.in yang bekerja pada node 3 ke arah berlawanan
jarum jam (+z). Dilakukan pada menu “Loads & Constraints” seperti terlihat pada
Gambar 1.13 dan Gambar 1.14.
 Pemberian gaya pada node 2 sebesar 10.000 lb.

Gambar 1.13. Pendefinisian gaya terpusat pada node 2 sebesar 10.000 lb.

13
 Pemberian momen pada node 3 sebesar 5.000 lb. in

Gambar 1.13. Pendefinisian momen pada node 3 sebesar 5.000 lb. in


Setelah pendefinisian beban dan momen sudah dilakukan tuntas, maka pada model struktur
secara visual nampak panah warna hijau ke kanan pada node 2 dan lingkaran panah warna
biru pada node 3 seperti terlihat pada Gambar 1.14.

Gambar 1.14. Simbol beban dan momen yang telah didefinisikan pada node 2 dan 3.

14
8. Running/penyelesaian. Dengan memilih/klik ikon Solve untuk mengetahui hasil
perhitungan. Pada tahap ini LISA akan melakukan komputasi secara bertahap hingga
dihasilkan outputnya, yang secara ringkasnya seperti diperlihatkan pada Gambar 1.15.

Gambar 1.15. Menu yang menunjukkan proses running/perhitungan oleh software LISA atas model yang
telah dibuat hingga dihasilkan outputnya.

9. Untuk mengetahui hasil Reaction Force pada struktur dapat dilihat dalam table Reaction
Force pada solution seperti pada Gambar 1.16.

Gambar 1.16. Reaction Force pada struktur

15
Dari hasil perhitungan di LISA, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Reaction Force
a. Reaction Force untuk gaya pada sumbu x

b. Reaction Force untuk gaya pada sumbu y

c. Reaction Force untuk momen pada sumbu z

16
2. Displacement

3. Momen dan gaya pada elemen

17
2.2 Latihan Mandiri 2:

Pemodelan Struktur Frame Bidang (Rigid Plane Frame Structure) dengan 3 buah elemen
(kasus beban terpusat yg bekerja tidak pada simpul)

Tujuan Praktikum:
 Mahasiswa mampu memodelkan struktur frame-bidang (rigid plane frame structure)
sederhana dengan baik dan benar menggunakan software LISA secara lebih mandiri.
 Mahasiswa memahami tiap tahap pemodelan, baik inputan maupun output yang berupa
defleksi pada simpul, gaya-gaya pada tiap elemen, dan gaya-gaya reaksi tumpuan untuk
kasus struktur frame-bidang.

Gambar 1.1.
Untuk struktur rangka-batang bidang (2 dimensi) pada Gambar 1.1, diketahui geometri dan
section properties elemen-elemennya adalah: luas penampang melintangnya (A) = 8 in.2,
momen inersia (I) = 800 in.4, Modulus Young (E) = 30.0 ×106 psi. Struktur ditumpu secara
fix support pada simpul 1, 2, dan 3, dan terkena gaya terpusat (P) pada titik tengah (tidak
pada node/simpul) elemen 1 diantara node 1 dan 4 sebesar 15 kips.
Modelkan persoalan struktur tersebut, hingga didapatkan defleksi pada simpul, gaya-gaya
pada tiap elemen, dan gaya-gaya reaksi tumpuan/perletakannya.

Langkah-Langkah

Langkah paling awal dalam pemodelan persoalan tersebut adalah


mengubah/mengkonversi satuan-satuan parameter pada soal agar konsisten, karena seperti
software MEH pada umumnya, software LISA tidak mendefinisikan satuan.
LISA hanya bekerja dengan besaran angka-angka, sehingga tidak ada bedanya antara
satuan N/m2 dengan N/mm2. Untuk itu pengguna harus menggunakan sistem satuan yang
konsisten untuk keseluruhan modelnya. Sebagai contoh, jika digunanakan milimeter (mm)
sebagai satuan panjang, maka Modulus Young (E) harus dalam satuan N/mm2, bukan dalam
N/m2. Demikian juga jika N/m2 digunakan sebagai satuan Modulus Young, maka satuan
gaya harus dalam N (Newton) bukan kN (Kilo Newton).

18
Dalam kasus ini satuan yang perlu dikonversi adalah gaya P dan satuan dari dimensi
strukturnya. Sehingga setelah diubah hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut.

Gambar 1.2. Kondisi model setelah sistem satuannya dikonversikan.

19
Setelah itu membuka/mengaktifkan software LISA. Berikut ini tahapan pemodelan
yang harus dilakukan dalam software LISA.

1. Tentukan jenis analisis sesuai persoalannya: Dalam hal ini adalah Analisis Statis, dan
dapat dipilih pada menu seperti ditunjukkan Gambar 1.3.

Gambar. 1.3. Pemilihan jenis analisis yang akan dilakukan.

2. Pembuatan Titik Simpul (Nodes): dengan cara memasukkan koordinat kartesiannya


secara berturut-turut sesuai geometri strukturnya. Dalam hal ini dengan node 1 pada
koordinat (0,0,0); node 2 (480,0,0); node 3 (840,480,0); dan node 4 (240,480,0). Menu
untuk pembuatan nodes ini ditunjukkan pada Gambar 1.4 berikut.

Gambar 1.4. Menu pendefinisian nodes pada model.

20
Hasil pendefinisian semua nodes pada model dapat dilihat seperti tampilan Gambar 1.5
berikut.

Gambar 1.5. Hasil pendefinisian nodes pada model (terlihat titik merah dengan nomor node 1 s/d 4.

3. Pembuatan elemen dengan menyambungkan nodes yang sudah ada untuk


membentuk geometri struktur yang diinginkan. Pada menu dipilih “line2
beam/truss” sebagai jenis elemen garis (bisa untuk kasus elemen batang atau
balok). Akhirnya terbentuk 3 buah elemen seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6.

Gambar 1.6. Menu untuk pembuatan elemen jenis elemen garis untuk membentuk geometri struktur
yang diinginkan.

21
4. Ubah nama node dan elemen untuk mempermudah langkah berikutnya, seperti
terlihat pada Gambar 1.7.

Gambar 1.7. Pemberian nama nodes dan elements.

5. Memasukan data section properties & material properties elemen.


 Pada soal tidak ditentukan bentuk penampang melintang tiap elemennya, hanya
diketahui luasnya saja (A), yaitu 8 in.2 untuk semua elemen.
 Dalam submenu Geometric terdapat beberapa pilihan bentuk penampang
seperti rectangular bar, rectangular tube, circular bar, dll. (lihat Gambar 1.8).
 Dalam soal ini diasumsikan penampang melintang elemen berbentuk empat
persegi panjang dengan luas A = 8 in.2 dan I = 800 in.4 untuk semua elemen,
sehingga diperoleh ukuran tinggi (a) = 31.62 in. dan lebar (b) = 0.253 in. seperti
terlihat pada Gambar 1.8.

Gambar 1.8. Pendefinisian section properties elemen melalui submenu Geometric pada menu Material
Properties (Material).

22
 Selanjutnya memasukkan data material properties melalui submenu
Mechanical pada menu Material Properties (Material). Untuk kelompok
material Isotropic data secara lengkapnya terdiri dari Young’s modulus,
Poisson’s ratio, Density, dan Thermal expansion coefficient (lihat Gambar
1.9). Minimal diisikan Modulus elastisnya (Modulus Young) E = 30.000.000
(seperti dalam kasus soal ini).

Gambar 1.9. Pendefinisian material/mechanical properties elemen melalui submenu Mechanical pada
menu Material Properties (Material).

6. Pendefinisian tumpuan/perletakan pada model. Dalam hal ini pada node 1, 2 dan 3
yaitu ketiganya berupa fixed support.

Gambar 1.10. Pendefinisian tumpuan pada node 1.

23
Hal yang sama juga dilakukan pada node 2 dan 3, sehingga menghasilkan tumpuan
sebagaimana terlihat pada Gambar 1.11 berikut.

Gambar 1.11. Simbol tumpuan yang telah didefinisikan pada node 1 dan 6.

7. Pemberian gaya-gaya yang bekerja pada model struktur. Dalam hal ini ada 1 gaya
terpusat sebesar 15.000 lb yang bekerja pada titik tengah elemen 1 di antara node 1
dan 4 ke arah horizontal ke kiri (arah sumbu –x).
Sebelum menginput beban di LISA, harus dilakukan perhitungan beban ekuivalen
global hingga di dapatkan beban dan momen seperti pada gambar 1.12.

Gambar 1.12. Free body diagram pada elemen 1

8. Menginput hasil dari perhitungan beban ekuivalen yang dilakukan pada menu
“Loads & Constraints” seperti terlihat pada Gambar 1.13. Pemberian beban
dilakukan pada node 1 dan node 4 sebesar -7500 lb.

24
Gambar 1.12. Pendefinisian beban ekuivalen pada node 1
9. Kemudian menginput momen pada node 1 dan node 4 sebesar -900000 lb inch seperti
pada gambar 1.13

Gambar 1.13. Pendefinisian momen ekuivalen pada node 1 dan 4

Setelah pendefinisian beban dan momen sudah dilakukan tuntas, maka pada model struktur
secara visual nampak panah warna hijau ke arah kiri pada node 1 dan 4 serta momen
berwarna biru pada node 1 dan 4 seperti pada gambar 1.14

25
Gambar 1.14. Gaya dan momen yang sudah didefinisikan

10. Running/penyelesaian. Dengan memilih/klik ikon Solve untuk mengetahui hasil


perhitungan. Pada tahap ini LISA akan melakukan komputasi secara bertahap hingga
dihasilkan outputnya, yang secara ringkasnya seperti diperlihatkan pada Gambar 1.15.

Gambar 1.15. Menu yang menunjukkan proses running/perhitungan oleh software LISA atas model
yang telah dibuat hingga dihasilkan outputnya.

26
Untuk mengetahui hasil Reaction Force pada struktur dapat dilihat dalam table Reaction
Force pada solution seperti pada Gambar 1.15.

27
Dari hasil perhitungan di LISA, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Reaction Force
a. Reaction Force untuk gaya pada sumbu x

b. Reaction Force untuk gaya pada sumbu y

c. Reaction Force untuk momen pada sumbu z

28
2. Displacement

3. Momen dan gaya pada elemen

29

Anda mungkin juga menyukai