Anda di halaman 1dari 11

Nama Kelompok :

Bilqis Zahra Nabila (19/44672/BI/10350)


Engla Dwi Rahayu (19/439884/BI/10213)
Sabina Setyaningtyas (19/439893/BI/10222)
Tantri Ajeng Salma (19/438664/BI/10202)

Tugas Matematika
Aplikasi Integral dan Turunan dalam Bidang Biologi

A. Aplikasi Integral Dalam Bidang Biologi


1. Aplikasi Integral pada Keluaran Kardiak Jantung
Darah kembali dari tubuh melalui pembuluh darah balik (vena), memasuki serambi kanan jantung,
dan dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonari untuk oksigenasi. Darah kemudian mengalir
kembali ke serambi kiri melalui vena pulmonari dan kemudian keluar ke seluruh tubuh melalui
aorta. Laju aliran darah ke aorta atau volume darah yang dipompa jantung per satuan waktu disebut
dengan keluaran kardiak atau curah jantung (Guyton:1990:164).

Keluaran kardiak jantung dapat diukur dengan menggunakan metode pengenceran zat warna. Zat
warna digunakan untuk mengukur keluaran kardiak. Zat warna yang disuntikkan ke dalam serambi
kanan mengalir melalui jantung ke aorta.
Alat pemeriksa yang dimasukkan kedalam aorta berfungsi untuk mengukur konsentrasi zat warna
yang meninggalkan jantung pasa saat yang tersebar merata sepanjang selang waktu [0, T] hingga
seluruh zat warna dikeluarkan. Misalkan c(t) adalah konsentrasi zat warna pada saat t. Jika kita
bagi [0, T] atas selang bagian dengan panjang ∆t yang sama, maka jumlah zat warna yang mengalir
melalui titik ukur selama selang bagian dari t = ti-1 ke t = ti kurang lebih sama dengan
(konsentrasi)(volume) = c(t1)(F ∆t)
dengan F menyatakan laju aliran yang sedang kita coba tentukan. Jadi, jumlah total zat warna
kurang lebih sama dengan
∑𝑛𝑖=1 𝑐(𝑡1) F ∆t = F ∑𝑛𝑖=1 𝑐(𝑡1) ∆t

dan dengan mengambil n → ∞, kita peroleh bahwa jumlah zat warna adalah
𝑇
A = F ∫0 𝑐(𝑡)𝑑𝑡
Jadi keluaran kardiak adalah sebagai berikut:
𝐴
𝐹= 𝑇
∫0 𝑐(𝑡)𝑑𝑡
Dimana jumlah zat warna A diketahui dan integral dapat dihampiri dari pembacaan konsentrasi.

Contoh soal :
Metode pengenceran zat warna digunakan untuk mengukur keluaran kardiak dengan 9 mg zat
1
warna. Konsentrasi zat warna, dalam mg/L, dmodelkan oleh c(t) = 6 t(14-t), 0 ≤ t ≤ 12 , dengan t

diukur dalam detik. Hitung keluaran kardiak.

Penyelesaian :
Diketahui :
1
c(t) = 6 t(14-t)

0 ≤ t ≤ 12
A = 9 mg

Ditanya :
Berapa keluaran kardiaknya (F)?
Dijawab :

12 1
∫0 = 6
t(14 − t) dt
1 12
= 6 ∫0 t(14 − t) dt
1 12
= 6 ∫0 ( 14t − t²) dt
1 14𝑡 2 1 12
= 6 [( − t³) ]
2 3 0
1 1
= 6 [7(12)² − (12)³]
3
1
= 6 (1.008 – 432)
1
= 6 (432)

= 72

Jadi, keluaran kardiak berdasarkan rumus ,sebagai berikut :


𝐴 9
F= 12 = 72
∫0 𝑐(𝑡)𝑑𝑡

= 0,125 L/s = 7,5 L/menit.


(Purna Dezri, 2017)

KESIMPULAN
Penerapan integral dalam menghitung keluaran kardiak jantung (volume darah yang
dipompa ke jantung persatuan waktu) dengan metode pengenceran zat warna adalah pada
𝑇
perhitungan jumlah zat warna (A = F ∫0 𝑐(𝑡)𝑑𝑡), sehingga formula untuk menghitung
keluaran kardiak jantung adalah:
𝐴
𝐹= 𝑇 (Purna Dezri, 2017)
∫0 𝑐(𝑡)𝑑𝑡

2. Aplikasi Integral pada Penyembuhan Luka

Contoh soal :

Sebuah luka pada kulit mamalia gajah mengalami proses penyembuhan sedemikian rupa sehingga
t hari sejak hari Selasa lebar luas lukanya berkurang dengan kecepatan −10(𝑡 + 8)-2 cm2 tiap hari.
Jika pada hari Kamis lebar luka itu 5 cm2. Berapakah lebar luka pada kulit mamalia gajah tersebut
saat hari Selasa dan berapakah lebar yang diharapkan pada hari Sabtu jika luka itu menyembuh
secara kontinu pada kecepatan yang sama?

Penyelesaian :

Diketahui :
t0 = hari Selasa
𝑑𝐴
v = = −10(𝑡 + 8)-2
𝑑𝑡

A2 = 6 cm2
Ditanya :
a. Berapa lebar luka pada hari pertama (Selasa) mamalia gajah tersebut terluka (A0 ?
b. Berapa lebar yang diharapkan pada hari Sabtu (A4)?
Dijawab :
 Ambil A cm2 sebagai lebar luka sejak hari Selasa. Maka,
𝑑𝐴
= −10(𝑡 + 8)-2
𝑑𝑡

𝐴 = −10 ∫(𝑡 + 8)-2 dt

Karena (t+8) = dt kita dapatkan :

(t+8)−1
A = −10 . +C
−1

10
A = 𝑡+8 + C………………………(1)

 Karena pada hari Kamis lebar luka adalah 5 cm2, maka kita ketahui bahwa A= 5 bila t = 2.
Dengan mensubstitusikan nilai-nilai ini dalam (1) , kita peroleh:
10
5 = 2+8 + C

5=1+C
C= 4
 Oleh karena itu dari dari persamaan (1), kita dapat bahwa :
10
A = 𝑡+8 + 4…………………………(2)

 Sehingga :
a) Pada hari Selasa, t = 0. Ambil A0 sebagai nilai dari A bila t = 0 dengan menggunakan
persamaan (2),
10
𝐴0 = 0+8 + 4
10
A0 = +4
8

𝐴0 = 5,25 cm2
Jadi, lebar luka pada hari Selasa sebesar 5,25 cm2
b) Pada hari Sabtu, t = 4. Ambil A4 sebagai nilai A bila t = 4 dengan menggunakan
persamaan (2),
10
𝐴4 =4+8 + 4
10
𝐴4 = 12 + 4

𝐴4 = 4,83 cm2
Jadi, lebar luka pada hari Sabtu sebesar 4,83 cm2
KESIMPULAN
Penerapan integral pada penyembuhan luka pada mahluk hidup adalah pada perhitungan
luas luka selama tahap penyembuhan, sehingga dengan demikian diketahui dosis obat yang
tepat selama tahap penyembuhan. (Purna Dezri, 2017)

3. Diambil dari Martono (1993) Banyaknya polutan yang memasuki suatu


ekosistem dapat bervariasi menurut waktu tergantung pada berbagai faktor. Misalkan,
banyaknya limbah suatu pabrik yang dialirkan ke Danau pembuangan dapat bertambah jika
produksi pabrik meningkat atau alat penyaring limbah pabrik menjadi tidak efisien.
Berikut merupakan contoh aplikasi integral tentu dengan kasus
B.Aplikasi Turunan Dalam Bidang Biologi
Turunan atau Derivatif merupakan pengukuran terhadap
bagaimana fungsi berubah seiring perubahan nilai input. Turunan
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada ilmu
Biologi.
Pertumbuhan populasi adalah contoh dari turunan yang
digunakan dalam Biologi.

1. Misalkan fungsi n = f (t) adalah jumlah individu pada populasi


tertentu hewan atau tumbuhan pada waktu t. Maka perubahan ukuran
populasi antara waktu t1 dan t2 dapat dihitung melalui perhitungan:
Δn = f(t2) - f(t1).
Sehingga tingkat pertumbuhan rata-rata adalah:

Tingkat pertumbuhan sesaat adalah turunan dari fungsi n


sehubungan dengan t, yaitu:
Tingkat pertumbuhan

Misalkan populasi bakteri menggandakan populasinya, n,


setiap jamnya. Diketahui populasi awal bakteri sebesar:
n(0) = n_{o}
Maka secara umum, jumlah populasi bakteri yang melakukan
penggandaan,melalui pembelahan biner, pada waktu t adalah :
2. Pengawasan industri penangkapan ikan.
Seorang ahli biologi perikanan mempelajari akibat dari
penangkapan ikan pada populasi air tawar. Populasi ikan dalam suatu
danau awalnya berjumlah 1 juta dan kecepatan pertumbuhannya 4%
per tahun. Peraturan memperbolehkan untuk menangkap ikan
sebanyak 80000 ikan per tahun. Dengan syarat ini berapakah ukuran
populasi ikan di masa yang akan datang.

Penyelesaian:
Jika yn adalah ukuran populasi ikan pada akhir tahun ke n maka masalah
nilai awal yang menggambarkan populasi ikan di masa yang akan
datang:
yn+1– yn = 0.04yn – 80000,
yo = 1000000.
perubahan populasi ikan (yn+1– yn)
pertumbuhan alami (0.04yn)
penangkapan ikan (80000)
ukuran populasi (1000000)

Solusi dari persamaan ini adalah:


yn = 1000000 (1.04)n – 2000000 [(1.04)n - 1].
= 1000000 (1.04)n + 2000000 -2000000(1.04)n
= 2000000 – 1000000(1.04)n
= 1000000 [ 2 – (1.04)n].
Jadi solusinya adalah:
yn = 1000000 [ 2 – (1.04)n].
Aplikasi dalam bidang biologi ini dapat dirangkum sebagai berikut:
Jika suatu populasi biologi tumbuh dengan kecepatan kper periode
waktu dan jika populasi berkurang secara periodik sejumlah d maka
persamaan diferensi yang menggambarkan ukuran populasi pada akhir
periode ke n (yn) adalah:
yn+1 = (1 + k) yn – d .
dengan solusinya:
yn = yo (1+k)n – d/k [ (1+k)n – 1 ]. (n = 0, 1, 2, 3, … )

3. Aliran Darah

Pada waktu kita meninjau aliran darah melalui pembuluh darah, seperti
urat darah halus atau arteri, kita dapat mengambil bentuk pembuluh
darah itu berupa tabung silinder dengan jari-jari R dan panjang l. Karena
gesekan pada dinding tabung, maka berapakah kecepatan aliran darah
jika salah satu arteri manusia diketahui viskositas darah = 0,027, jari-jari
pembuluh darah arteri = 0,008 cm, panjang pembuluh darah arteri = 2
cm, dan selisih tekanan di antara kedua ujung pembuluh darah = 4000
dyne/cm2, jaraknya = 0,002 cm serta berapah gradien kecepatannya?

Penyelesaian:
Diketahui:
ŋ = 0,027,
R = 0,008 cm,
l = 2 cm, dan
P = 4000 dyne/cm2,
r = 0,002 cm

Ditanya: v dan gradien kecepatannya?


Jawab:

Anda mungkin juga menyukai