Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)

PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)


P3TIK AMC//CMA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Krakatau Tirta Industri yang didirikan pada tanggal 28 Februari


1996, merupakan anak perusahaan yang sahamnya 99,99% dimiliki oleh
PT Krakatau Steel (Persero) dan 0,01% dimiliki oleh PT Krakatau
Industrial Estate Cilegon (PT. KIEC).Perusahaan ini sebelumnya
merupakan unit penunjang kegiatan operasional PT. Krakatau Steel
(Persero) dalam bidang penyediaan air bersih yang mulai beroperasi sejak
1978.

Sebagian besar air bersih yang dihasilkan digunakan untuk


kebutuhan industri dan sebagian lain untuk kebutuhan masyarakat kota
Cilegon. Air baku yang diolah diambil dari sungai Cidanau yang
bersumber dari danau alam "Rawa Dano". Air kemudian dialirkan
menggunakan pipa diameter 1,4m sepanjang ±28km untuk diolah menjadi
air bersih di unit Pengolahan Air, yang terdiri dari beberapa tahapan proses
yaitu Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filtrasi, yang diikuti dengan
Netralisasi dan Disinfektansi.

Kapasistas yang terpasang di unit pengolahan air saat ini adalah


sebesar 2.000 litet/detik, dan baru digunakan 60% utilisasinya.

1.2 Sumber Air DAS Cidanau

Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di kawasan industri cilegon,


air baku diambil dari Sungai Cidanau yang terletak sekitar 25 km Barat
Daya area Cilegon. Debit air yang mengalir dari Sungai Cidanau ini
berfluktuasi menurut musim. Oleh karena itu, dibangun Waduk Krenceng

1
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

yang berfungsi sebagai penyimpanan air pada musim kemarau yaitu pada
sekitar bulan Juli, Agustus, dan September.

Sungai Cidanau merupakan kelanjutan aliran dari rawa danau yang


berbentuk dari danau kawah vulkanik yang telah dikosongkan untuk
kultivasi. Luas daerah tangkapan sekitar 200 km2 dengan curah hujan
tahunan antara 2800-3400 mm. Sungai Cidanau merupakan satu-satunya
kelanjutan dari rawa danau dengan debit pada bagian hulu telah diukur
untuk periode lebih dari 20 tahun.

Rawa danau merupakan sub DAS dari Sungai Cidanau, tempat


bertemunya tiga buah sungai, yakni:

 Sungai cimanuk
 Sungai cisawarna
 Sungai cidangiangg

Luas rawa danau yaitu 2500 Ha yang merupakan cagar cagar alam.
Komposisi bentang alam rawa danau menurut penelitian biotrop tahun
1985 terdiri dari:

 Hutan rawa : 1110,5 Ha


 Vegetasi tanaman kaso : 635 Ha
 Vegetasi eceg gondok : 4,5 Ha
 Air terbuka : 11 Ha
 Sawah/rumput : 741 Ha

1.3 Visi, Misi & Budaya Perusahaan

1. Visi
“Perusahaan penyedia air kelas dunia.”

2
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

2. Misi
“Menyediakan air dan solusinya bagi industri dan masyarakat dengan
mengutamakan keharmonisan lingkungan.

3. Budaya Perusahaan

a. Excellence
Tidak peduli seberapa besar ataupun kecil, kami bekerja keras
untuk menyelesaikan setiap tantangan dengan lebih baik
dibandingkan siapapun di industri kami.
b. Quality
Berkomitmen mempersembahkan produk dan jasa yang melampaui
harapan pelanggan.
c. Innovation
Berkeinginan kuat untuk berubah, terbuka pada gagasan – gagasan,
dan mewujudkannya menjadi kepuasan pelanggan.
d. Professional
Menjunjung tinggi standar dan etika profesional sembari
mempersembahkan yang terbaik di bidang kami.
e. Optimize
Menemukan alternatif terbaik dengan biaya yang paling kompetitif
dan kinerja bagi setiap kendala yang dihadapi.
f. Integrity
Melakukan hal yang baik sekalipun tak seorangpun melihat.
g. Service
Kami mengantisipasi, mendengarkan, memperhatikan kebutuhan
pelanggan, dan menyediakan solusi yang efektif dan efisien.
h. Eco-Friendly
Menerapkan gaya hidup berkesinambungan dan memperkecil
dampak negatif bisnis kami bagi lingkungan.

3
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Direktur utama

Sekretaris Staff Ahli

Kepala Satuan Pengawasan Sekretaris Perusahaan


Intern

Group Pemeriksa Group Legal, GCG & Kadis Keamanan


Manajemen Risiko

Kadis Corcom & Comdev

Direktur keu. Perso. & Direktur Pengembangan


Direktur operasi
Umum Usaha

Sekretaris Staff Sekretaris Staff Sekretaris Staff

Kadiv. Pusat Kadiv. Komersil & Kadiv. Human Capital


Kadiv. Produksi Kadiv. Keuangan
Perawatan & HSE Distribusi & Umum

Kadiv. Perenc. Kadiv. Pengemb. Ahli Utama Project


Korporat & Teknologi Usaha Management Office

Kadis. Pusat Kadis. Distribusi & Kadis. Pendanaan & Kadis. Perenc. & Pengemb.
Kadis. Air Baku
Perawatan Pelayanan Pelanggan Perbendaharaan Human Capital

Kadis. Pengolahan Air Kadis. Inspeksi & Kadis. Akuntansi Kadis. Adm. & Remunerasi Kadis. Perenc. Kadis. Perniagaan
Kadis. Logistic
Krenceng Supervisi Keuangan Human Capital Strategis & Investasi

Kadis. Usaha &


Kadis. Proses & Kadis. Akuntansi Kadis. Perencanaan
Kadis. HSE Kadis. Umum Operasi
Quality Control Manajemen Teknik

Kadis. Pengolahan Air Kadis. Manajemen Kinerja Kadis. Teknologi


Cidanau Mutu & Sisdur Informasi

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perusahaan

4
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

1.5 Penghargaan Perusahaan

1. ISO 9001 versi 2008 (Manajemen Mutu)

Gambar 1.2 Penghargaan ISO 9001

Pada tanggal 6 April 2008, PT. Krakatau Tirta Industri telah


menerima ISO 9001 versi 2008 dari PT. SGS dengan nomor Sertifikat
ID 05/0594 dan diperbaharui pada tanggal 20 Maret 2012 oleh PT.
Sucofindo International Certification Service dengan No. Sertifikat
QSC 01046 Hal tersebut menandakan sistem manajemen mutu yang
diterapkan oleh PT. Krakatau Tirta Industri sudah memenuhi
persaratan Internasional dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan.
Pada tanggal 14 Mei 2014, PT. Krakatau Tirta Industri mendapatkan
sertifikat atas penerapaan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) dengan nomer sertifikat SMK3.2014 SK-
30 dari MENAKERTRANS RI.

2. ISO/IEC Laboratorium 17025 Versi 2005

Gambar 1.3 ISO/IEC Laboratorium 17025 Versi 2005


5
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

ISO/IEC 17025 diraih oleh PT. Krakatau Tirta Industri pada


tanggal 17 Februari 2005 dari Badan Sertifikasi KAN (Komite
Akreditasi Nasional) dengan nomor sertifikat LP-309-IDN.

Dengan sertifikasi tersebut PT. Krakatau Tirta Industri dapat


menjadi pusat laboratorium penguji kualitas air khususnya di Kota
Cilegon. Pada tahap awal ruang lingkup pengujian yang di akreditasi
yaitu pengukuran pH, DHL (Daya Handar Listrik), Kasedahan Total,
Kelindian(alkalinity), Karbondioksida agresif, klorida, zat organik,
Besi(Fe), Sulfat(SO4), Silika(SiO2), Flurida(F), dan Mangan (Mn).

3. Sertifikat MBCfPE dari IQA Foundation dan Kriteria Penilaian


Kinerja Unggul

Gambar 1.4 Sertifikat MBCfPE

Melcolm Baldrige Criteria for performance Excelence


(MBCFPE) merupakan panduan manajemen terbaik untuk membuat
sebuah perusahaan menjadi unggul, eklselen, atau kelas dunia.
Penghargaan (award) berbasis kriteria Baldrige telah membuat daya
saing negara dalam percaturan global meningkat. Sebuah sistem
paling komperehensif untuk mengukur dan menjadikan kinerja sebuah
organisasi menjadi ekselen. PT. Krakatau Tirta Industri telah
mengikuti program berbasis Baldrige Criteria sejak tahun 2008, yang
di selenggarakan oleh Indonesia Quality Award Foundation. Mulai
tahun 2013 PT. Krakatau Tirta Industri yang semula mengikuti
penilaian kinerja berbasis MBCfPE beralih kepada penilaian Kinerja
6
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Berbasis Kriteria Penilaian Kinerja Unggul - Kementrian BUMN


(KPKU-BUMN) yang pelaksana evaluatornya dilaksanakan oleh
Krakatau Steel & Group.

4. Penghargaan KALPATARU

Gambar 1.5 Penghargaan KALPATARU

PT. Krakatau Tirta Industri memperoleh penghargaan Kalpataru


dengan katagori perusahaan penyelamat lingkungan dari presiden RI
yang diberikan tanggal 10 Juni 2013. Penghargaan tersebut diberikan
karena PT. Krakatau Tirta Industri bersama-sama dengan elemen
masyarakat lain telah menyelamatkan Rawa Dano melalui program
penghijauan dan pembayaran jasa lingkungan dengan konsep
keseimbangan hulu hilir melalui mekanisme transaksi pembayaran
jasa lingkungan (PJL) unruk mempertahankan tegakan tanaman
sebagai water regulator.

Berdasarkan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


No. PER01/Men/2007, PT. Krakatau Tirta Industri diberikan
penghargaan kecelakaan nihil (Zero Accident Award) tahun 2012 atas
prestasinya dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan
kerja sehingga mencapai 2.921.970 jam kerja orang tanpa kecelakaan
kerja terhitung sejak tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan saat ini.

Penghargaan dari konsorsium Mitra Bahari Regional Centre


Banten, sebagai pelopor pembayar Jasa Lingkungan. Penghargaan dari

7
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Gubernur Banten pada tanggal 10 Juni 2009 sebagai perusahaan yang


berpartisipasi aktif terhadap program jasa lingkungan untuk
pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) Cidanau.

1.6 Laboratorium

Untuk menjaga kualitas air besih agar memenuhi standar air bersih
sesuai Peraturan Mentri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990,
PT.Krakatau Tirta Industri dilengkapi dengan laboratorium yang berfungsi
antara lain untuk :

1. Memonitor kualitas air baku dan air bersih.


2. Melakukan uji coba/riset terhadap bahan-bahan kimia pembantu.
3. Sarana analisa air bersih masyarakat umum.

1.7 Jenis Kegiatan Perusahaan

PT. Krakatau Tirta Industri sebagai perusahaan yang bergerak di


bidang pengolahan air bersih bagi industri dan masyarakat di wilayah
Cilegon dan sekitarnya serta jasa untuk pengolahan air demin di industri
tertentu.

1.8 Ruang Lingkup Usaha

1. Pengadaan air baku


2. Mendirikan dan mengoperasikan instalasi penjernihan air
3. Menjalankan perdagangan barang-barang yang berhubungan dengan
butir 1 dan 2 tersebut.
1.9 Pemasaran

1. Luas wilayah PT. Krakatau Tirta Industri di kota cilegon dan


sekitarnya.

8
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

2. Saat ini PT. Krakatau Tirta Industri melayani kebutuhan air bersih
sektor industri dan masyarakat Kota Cilegon dengan tetap
memerhatikan pengembangan industri dan masyarakat sekitar.
3. Market share PT. Krakatau Tirta Industri di wilayah Cilegon pada
tahun 2014 melayani 81,50% dan diusahakan untuk ditingkatkan
dengan cara:
a. Memperluas jaringan pipa distribusi air bersih dan meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan.
b. Menjaga mutu air sesuai dengan permenkes No. 32 Tahun 2017.
c. Menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas suplai air.
4. PT. Krakatau Tirta Industri mengaplikasikan dan mengembangkan
teknologi membran untuk reuse air buangan, reverse osmosis, dan
memproduksi air demin.

1.10 Pengembangan Usaha

PT. Krakatau Tirta Industri sebagai perusahaan yang bergerak di


bidang pengolahan air bersih bagi industri dan masyarakat di wilayah
Cilegon dan sekitarnya, selain tetap konsisten menyediakan air bersih juga
melakukan pengembangan usaha dalam mengolah air, baik yang
bersumber dari air bersih, air buangan/ limbah maupun air laut untuk
diolah sesuai kebutuhan konsumen.

1. Subsidiary Company and Joint Benture

a. PT. Krakatau Blue Water

PT. Krakatau Blue Water merupakan perusahaan patungan


antara PT. Krakatau Tirta Industri dengan Blue O&M Co. Ltd.
Yang mengoperasikan dan merawat (O&M) fasilitas final
wastewater treatment dan reusing system milik pt. Krakatau posco
di cilegon sejak tahun 2013. Kapasitas wastewater treatment yang

9
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

dioperasikan sebesar 17.000 m3/hari dan kapasitas reusing system


sebesar 7.000 m3/hari.

2. Built, Operate, Own, And Operation & Maintenance

a. Instalasi Air Buangan Gedung Krakatau Steel – Jakarta

Fasilitas wastewater treatment plant yang dibangun PT.


Krakatau Tirta Industri di gedung Krakatau Steel Jakarta berfungsi
untuk mengolah kembali air buangan gedung Krakatau Steel
Jakarta untuk kemudian digunakan kembali pada cooling tower.
WRP ini mengolah air buangan menjadi air bersih dengan debit 2
m3/jam. Teknologi yang digunakan adalah membrane bio reactor
(MBR) dan ion exchanger (decolouration).

b. Instalasi Reuse Air Buangan Di PT. Pelat Timah Nusantara


Tbk.

Water recycle plant (WRP) yang dibangun oleh PT. Krakatau


Tirta Industri berfungsi untuk mengolah airbuangan dari instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) PT. Pelat Timah Nusantara Tbk.
(PT. LATINUSA) menjadi air demin. Air buangan IPAL PT.
LATINUSA sebesar 50 m3/jam berasal dari proses electroplating
dan pelapisan lembaran tinplate yang terdiri dari rangkaian proses:
cleaning, plating, melting, treatment, dan oiling. WRP ini mulai
beroperasi secara kontinyu 24 jam/hari (3 shift ) sejak 15 Desember
2011 dengan menggunakan teknologi ultrafiltrasi, reverse osmosis,
dan ion exchanger untuk menghasilkan 30 m3/jam air demin yang
digunakan kembali untuk operasional PT. LATINUSA.

c. Instalasi WTP Air Demin Untuk PT. Mitsubishi Chemical


Indonesia

10
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Demineralized water treatment plant yang dibangun PT.


Krakatau Tirta Industri untuk memenuhi kebutuhan air demin PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia sebesar 220 m3/jam beroperasi
dengan menggunakan teknologi ultrafiltrasi, reserve osmosis dan
ion exchanger.

WTP yang berlokasi di kawasan BCS logistics Cilegon Banten


ini menggunakan air bersih (fresh water) sebagai air baku yang
akan diolah menjadi air demin. Air bersih berasal dari jaringan
distribusi PT. Krakatau Tirta Industri kemudian disalurkan melalui
pipa ke WTP. WTP mulai beroperasi secara kontinyu 24 jam/ hari
(3 shift) sejak oktober 2014 dengan kapasitas produksi sebesar 3 x
110 m3/jam (2 operasi, 1 standby). Air demin hasil pengolahan
selanjutnya didistribusikan ke plant PT. Mitsubishi Chemical
Indonesia melalui jaringan pipa.

d. Operasi dan Perawatan Wtp Demin dan Biotreatment Blast


Furnace Complex Krakatau Steel

PT. Krakatau Steel menunjuk PT. Krakatau Tirta Industri


sebagai pelaksana pekerjaan operasi dan perawatan demineralized
water station dengan kapasitas 150 m3/jam dan biotreatment plant
dengan kapasitas 31,7 m3/jam. Lingkup pekerjaan meliputi
pengolahan air bersih menjadi demin water serta pengolahan waste
water dari seluruh area BF complex menjadi quenching water.

11
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

BAB II

UNIT UTILITAS

Utilitas adalah suatu unit yang menunjang berjalannya proses dalam


industri kimia. Sistem utilitas bukanlah unit utama dalam suatu industri kimia,
namun tanpa keberadaan unit utilitas, suatu proses tidak dapat berlangsung. Suatu
unit utilitas berfungsi dalam menyiapkan bahan-bahan yang mendukung proses
produksi.

Definisi di atas tidak mutlak diterapkan sama oleh satu pabrik dengan
pabrik lainnya. Bahkan, dalam industri yang sama sekalipun, unit utilitasnya bisa
berbeda. Hal tersebut tergantung dari beberapa faktor, diantaranya karakteristik
proses produksi, kompleksitas proses produksi, proses-proses penunjang yang ada
di dalam pabrik dan jenis produk yang dihasilkan.

2.1 Utilitas PT. Krakatau Tirta Indstri

2.1.1 Listrik

Gambar 2.1 Ruang Listrik

Tenaga listrik di PT. Krakatau Tirta Industri disuplai dari


anak perusahaan PT. Krakatau Steel yang bergerak dalam bidang
pengadaan tenaga listrik, yaitu PT. Krakatau Daya Listrik. PT.
Krakatau Tirta Industri menggunakan trafo sebanyak empat buah

12
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

untuk menurunkan tegangan listrik dari PT. Krakatau Daya Listrik,


sehingga tegangan yang masuk sesuai dengan yang dibutuhkan.

Apabila suplai tenaga listrik dari PT. Krakatau Daya Listrik


terputus, maka semua peralatan di PT. Krakatau Tirta Industri yang
menggunakan listrik akan mati. Untuk mengatasi masalah tersebut,
PT. Krakatau Tirta Industri menyediakan alat penghasil tenaga
listrik yang disebut generator listrik (genset) yang memiliki
kapasitas 940 kilo Volt Ampere (kVA).

2.1.2 Tanki Dosing

Gambar 2.2 Tanki Dosing

Tanki dosing adalah tangki yang berguna untuk


menamppung berbagai bahan cairan kimia dan mengontrol dosis
kimia yang diberikan untuk pompa dosing. Tanki dosing ini
didesain secara khusus cocok untuk berbagai bahan kimia,terbuat
dari material FRP dan dilengkapi oleh kontrol level. tanki dosing
tersedia mulai dari kapasitas 50 liter sampai 1000 liter.

2.1.3 Agitator

Agitator adalah suatu alat yang digunakan untuk mengaduk


bahan kimia di chemical tank, maupun untuk melakukan

13
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

pengadukan pada proses koagulasi dan flokulasi pada sistem


pengendapan primer.

Berikut adalah jenis – jenis agitator :


a. Agitator jenis baling – baling (propeller
b. Agitator jenis centrifugal Agitator mata gergaj
c. Agitator jenis dayung
d. Agitator jenis jangkar
e. Agitator jenis pita spiral

Agitator yang banyak digunakan di Coke Oven Plant Blast


Furnace Complex Unit Biotreatment adalah jenis baling – baling
dan sentrifugal.

2.1.4 Blower

Gambar 2.3 Blower Sentrifugal

Blower merupakan suatu mesin atau alat yang digunakan


untuk menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang
akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu juga sebagai
persiapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu.

Jenis blower yang digunakan di biotreatment plant


Krakatau Steel adalah jenis sentrifugal. Disana terdapat dua
blower, dimana jika yang satu beroperasi maka yang satu menjadi
cadangan. prgantiann kineja blower dilakukan setiap 3500 jam atau
14
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

kurang lebih tiga bulan. Blower disana berfungsi untuk menyuplai


udara atau oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri aerob.

Perawatan pada blower biasanya dilakukan setiap satu


bulan sekali. Sementara masalah yang ssering terjadi pada blower
di biotreatent plant adalah bearing, dimana bearing didapati sudah
usang atau tak layak pakai. Pada pipa blower terasa panas itu
disebabkan karena blower bekerja terus menerus sehingga lama
kelamaan panas dan bisa juga disebabkan karena spesifikasi dan
kondisi operasi blower tidak sesuai dengan iklim lingkungan.

2.1.5 Pompa Submersible (pompa celup)

Gambar 2.4 Pompa Submersible

Pompa submersible adalah perangkat yang memiliki motor


yang tertutup rapat dengan badan pompa. Pompa submersible
termasuk pompa jenis sentrifugal.

Pompa celup bekerja dengan mendorong air ke permukaan.


Pompa ini dibenam di dalam air untuk memompa air keluar.
Pompa celup dapat mengalami kerusakan jika dioperasikan dalam
kondisi kekurangan air.

Berikut adalah cara tepat penggunaan pompa celup air :

15
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

a. Pastikan kabel daya submersible pump tidak terlipat/tertekuk


selama instalasi. bawa pompa ke tempat perakitan dengan
pegangan pompa.
b. Pastikan ukuran dan spesifikasi pompa sesuai dengan pipa
pembuangan air ketika disambungkan.
c. Tempat peletakan pompa celup dipastikan di dalam air yang
mempunyai struktur tanah datar dan sedikit guncangan.

2.1.6 Steam

Steam adalah uap yang dihasilkan oleh boiler. Steam di


Biotreatment Plant Krakatau Steel digunakan untuk memanaskan
heavy oil yang berada di oil separation pool, agar heavy oil
tersebut mencair sehingga dapat dipisahkan dari airnya.

2.1.7 Seeding Tank

Gambar 2.5 Seeding Tank

Seeding tank adalah adalah tanki untuk perkembangbiakan


bakteri yang akan dibiakkan di aerob dan anaerob pool. Tanki
seeding di Biotreatment Plant terdapat empat tanki, dimana dua
tanki untuk aerob dan dua tangki lagi untuk anaerob pool.

Di dalam seeding tank terdapat aerator yang berfungsi


untuk melarutkan oksigen yang ada di udara ke dalam air kolam.
Aerator di Biotreatment Plant digunakan untuk proses aerasi di
seeding tank.
16
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

2.1.8 Kompresor

Kompresor secara sederhana bisa diartikan sebagai alat


yang digunakan untuk menghasilkan udara bertekanan
(meningkatkan tekanan udara dari atmosfir ke tekanan yang
dibutuhkan) untuk kebutuhan industry maupun domestik.
Kompresor bisa kita temukan pada transportasi material, control
gate dan valve, pembersihan material, penanganan komponen,
spray material.

Kompresor di Unit Biotreatment Plant digunakan untuk


memberikan udara tekan pada mesin BFP.

17
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

BAB III

PRODUKSI

3.1 Pendahuluan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, air limbah


adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air
limbah dapat berasal dari rumah tangga ataupun industri.

Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan. Limbah


berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat, konsentrasi,
dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan, merusak lingkungan hidup, atau membahayakan
lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup (Suharto, 2010).

Secara garis besar air limbah berasal dari beberapa sumber yaitu:

1. Limbah Cair Industri

Limbah cair industri adalah seluruh limbah cair yang berasal


kegiatan industri. Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri
sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri,
pengawasan dan proses industri, derajat penggunaan air, dan derajat
pegolahan air limbah (Gunawan, 2006).

2. Limbah Cair Domestik

Limbah cair domestik adalah sisa air yang telah dipakai untuk
kegiatan sanitasi manusia seperti minum, memasak, mandi, mencuc i,
menyiram tanaman, dan lain-lain. Kegiatan sanitasi di gedung
perkantoran, komersial, dan kegiatan industri turut menyumbangkan

18
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

air limbah domestik ke dalam sistem penyaluran air buangan


(Gunawan, 2006).

3. Koagulasi dan Flokulasi

Proses koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu cara


pengolahan limbah cair untuk menghilangkan partikel-partikel yang
terdapat didalamnya. Koagulasi merupakan proses dimana bahan
kimia (koagulan) ditambahkan ke sistem pengolahan air limbah
untuk membentuk partikel halus menjadi partikel yang berukuran
lebih besar sehingga dapat mengendap dengan cepat. Flokulasi
adalah proses berkumpulnya partikel-partikel flok mikro membentuk
aglomerasi besar melalui pengadukan fisis atau melalui aksi
pengikatan oleh flokulan. Flokulan adalah bahan kimiawi, biasanya
organik, yang ditambahkan untuk meningkatkan proses flokulasi
(Kristijarti, 2013).

Unit proses koagulasi-flokulasi biasanya terdiri dari tiga


langkah pengolahan yang terpisah yaitu (Metcalf and Eddy, Inc.
1991 dalam Ebeling dan Ogden 2004):

1) Pada proses pengadukan cepat, bahan-bahan kimia yang


sesuai ditambahkan ke dalam aliran air limbah yang
kemudian diaduk pada kecepatan tinggi secara intensif.

2) Pada proses pengadukan lambat, air limbah diaduk pada


kecepatan sedang supaya membentuk flok-flok besar
sehingga mudah diendapkan.

3) Pada proses sedimentasi, flok yang terbentuk selama


flokulasi dibiarkan mengendap kemudian dipisahkan dari
aliran effluent.

19
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Koagulan dan flokulan yang digunakan pada pengolahan limbah cair


di Biotreatment Plant Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel
adalah Poly Aluminium Chloride (PAC) dan Polyacrylamide (PAM).
Pemilihan koagulan dan konsentrasinya dapat ditentukan berdasarkan
studi laboratorium menggunakan jartest untuk mendapatkan kondisi
optimum. Pada pengolahan limbah cair dengan proses kimia selalu
dibutuhkan bahan kimia tertentu dengan dosis yang tertentu pula
untuk menurunkan kadar polutan yang ada di dalam limbah cair.
Penambahan bahan kimia tidak dapat dilakukakan sembarang saja
harus dengan dosis yang tepat dan bahan kimia yang cocok serta harus
memperhatikan lagi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kelemahan
dari jartest selain dari sistem pelaksanaannya yang bersifat manual,
proses jartest yang memakan waktu cukup lama.

4. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel-partikel


tersuspensi yang terjadi karena gaya gravitasi serta berat partikel itu
sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan effluent yang
lebih jernih dan membentuk lapisan lumpur yang lebih pekat,
sehingga mudah dibuang.

3.2 Pengolahan Limbah Unit Biotreatment Cook Oven Plant

Pengolahan limbah adalah proses


penghilangan kontaminan dari air limbah yang berbahaya bagi
lingkungan sekitar. Hal ini meliputi proses fisika, kimia, dan biologi
untuk menghilangkan kontaminan secara fisik, kimia dan biologis.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan air limbah yang cocok untuk
pembuangan atau penggunaan kembali terhadap lingkungan.

20
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Bahan baku yang digunakan untuk proses pengolahan limbah cair


Biotreatment Plant adalah limbah dari CRP (Chemical Recovery Plant)
dan limbah domestik. Input dari biotreatment CRP terdiri dari
Desulfurization section, Tail gas scrubber area Condensing Exhaust
section, Ammonia Striper area Ammonia Sulfate section, dan benzol
section. Produk dari hasil proses pengolahan limbah pada biotreatment
berupa air bersih yang akan digunakan kembali untuk coke quenching di
COP (Coke Oven Plant).

Berikut ini adalah parameter kualitas air limbah (inlet dan outlet)
di Biotreatment :

Tabel 3.1 Parameter Kualitas Air Limbah di Biotreatment Plant

Parameter Inlet Outlet

COD 3075 mg/L 180 mg/L

BOD 1104 mg/L 50 mg/L

NH3— N 168 mg/L 25 mg/L

Phenol 758 mg/L 0,5 mg/L

Sulfide 103 mg/L -

HCN 12,5 mg/L 0,5 mg/L

Oil 238 mg/L 10 mg/L

SS 348 mg/L 70 mg/L

pH 7-8 6-9

21
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Pada pengolahan air limbah di Biotreatment Plant Coke Oven


Plant Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel memiliki beberapa tahap,
yaitu; pretreatment, biological treatment dan chemical treatment. Yang
dimana tiap tahap memiliki peran serta proses yang berbeda.

1. Pretreatment

Pretreatment merupakan peroses dimana air limbah yang akan masuk


kedalam proses biological treatment akan di sesuiakan kualitas airnya
seperti suhu dan pH dari air tersebut. Hal ini bertujuan supaya kondisi
air sesuai dengan lingkungan bakteri sehingga bakteri dapat mengolah
air limbah secara optimal.

2. Biological Treatment

Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan


menggunakan metode Biologi. Metode ini merupakan metode yang
paling efektif. Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi
adalah metode yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis
untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah.
Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan menghilangkan
kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi
sebagai tempat berkembang biaknya. Pengolahan lumpur aktif
(activated sludge) adalah merupakan proses pengolahan air limbah
yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut. Di biotreament
sendiri mengunggunakan tiga tahap pengolahan air limbah
menggunakan mikroorganisme, yaitu; Anaerob pool, Anoxic pool dan
Aerob pool.

22
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

3. Chemical Treatment

Merupakan penambahan bahan kimia koagulan dan flokulan dalam


proses untuk meningkatkan efisiensi unit sedimentasi dalam
pengolahan air limbah.

Proses pengolahan air limbah di Biotreatment Plant Coke Oven


Plant PT Krakatau Steel dapat diketahui dari Proses Flow Diagram
berikut :

Gambar 3.1 Flow Diagram Biotreatment plant

23
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

3.2.1 Sewage Lifthing pool

Gambar 3.2 Sewage Lifthing Pool

Kolam ini bertujuan untuk menampung limbah cair yang


datang dari limbah CRP dan limbah domestik sebelum masuk
ketahap pengolahan selanjutnya. Di sewage terdapat empat
pompa, dua pompa untuk ke oil separator dan dua lainnya untuk
ke emergency pool. Kapasitas dari kolam sewage yaitu 50 m3/h.

Tabel 3.2 Equipment yang berada di sewage lifting Pool

Kode Q(m3/h) Power(kW)

to Inc. Oil P29003-


Removal Pool 4 25 4

Drainage P29001-
Pump 2 150 22

24
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

3.2.2 Oil Separating Pool

Gambar 3.3 Oil separating Pool

Kolam ini digunakan untuk memisahkan minyak


berdasarkan berat jenis. Tahap ini terjadi dua proses yaitu proses
kimia dan fisika. Pada proses kimia terjadi penambahan fero sulfat
yang berfungsi untuk memisahkan minyak. Sedangkan pada proses
fisika terjadi pengendapan minyak. Minyak yang terapung akan
dipisahkan menuju suatu bak penampung minyak, dan dibuang ke
bak penampung limbah minyak ringan yang terletak di luar kolam.
Sedangkan minyak berat yang terdeposit akan dibuang menuju bak
penampung minyak berat yang terletak di luar kolam. Minyak
ringan dan minyak berat tersebut kemudian akan dikembalikan
keunit proses untuk digunakan kembali. Di oil separating pool juga
menggunakan indirect steam untuk mempermudah memisahkan
minyak.

Kapasitas dari kolam oil separating adalah 25 m3/h,


panjangnya 6 m, luas 4,5 m, dan tinggi 7 m.

25
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Tabel 3.3 Equipment yang berada Oil Separating Pool

Equipment Kode

Overhead traveling foam


scrapper ZGM-6000

Honeycomb inclined tube


packing GFRP

3.2.3 Flotation Pool

Gambar 3.4 Flotation Pool

Kolam ini digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan


yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak
menggangu proses pengolahan selanjutnya dengan memberikan
aliran udara keatas dengan ukuran yang kecil. Di dalam kolam
flotasi ini terdapat injeksi polymerization aluminimum chloride,
polyacrylamide, dan ferrous sulphate. Kapasitas dari flotation
pool adalah 40 m3/h.

26
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Tabel 3.4 Chemical Dosing di Flotation Pool

Chemical Jumlah Frekuensi


L/h
Dosing (mg/L) (kg/h)

Ferrous
Sulphate (10%) 200 10 100

Polyacrylamide
(0.2%) 1-5 0.25 25-125

PAC (5%) 40 2 40

Tabel 3.5 Spesifikasi Flotation Pool

Equipment Code N (kW) V (Volt)

Rotary Cutting Air


Floating Unit IAF-
A/40

Aerator V29001-01' 2.2 380

Slag Scrapper 0.37 380

Conveyor 0.37 380

Dosing Machine JY29001

Dosing Machine JY29002

27
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

3.2.4 Adjusting Pool

Gambar 3.5 Adjusting Pool

Kolam ini digunakan untuk menstabilkan kuantitas dan kualitas


air limbah sebelum diolah ketahap selanjutnya. Di adjusting pool
chemical yang diinjeksikan adalah soda ash. berfungsi untuk menaikan
pH. Soda ash berbentuk bubuk dan berwarna putih halus.

Tabel 3.6 Spesifikasi Adjusting Pool

Kapasitas Kolam (m3) 1000

Panjang (m) 18

Luas(m) 10.2
Dimensi
Tinggi (m) 6

3
Volume (m ) 1101.6

28
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Tabel 3.7 Equipment yang berada di Adjusting Pool

Q N Head
Equipment Kode
(m3/h) (kW) (m)

2 Submersible
Stirrer
- 2.2 -

to Anaerobic P29005-
Lifting Pumps 6
50 5.5 20

3.2.5 Emergency Pool

Gambar 3.6 Emergency Pool

Kolam ini digunakan apabila terdapat keadaan darurat di kolam


penampungan, seperti halnya jika bak penampung penuh maka akan
dialirkan ke kolam darurat.

29
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Tabel 3.8 Spesifikasi Emergency Pool

Kapasitas Kolam (m3) 1000

Panjang (m) 18

Luas (m) 10.2


Dimensi
Tinggi (m) 6

3
Volume (m ) 1101.6

3.2.6 Anaerob Pool

Gambar 3.7 Anaerob Pool

Kolam ini digunakan untuk proses metanogenesis,


hydrogenotropic, dan sulphate reduction dengan bantuan
mikroorganisme anaerob. Bakteri yang terdapat di kolom anaerob

30
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

adalah bakteri Baccilus sp. Di kolam ini bakteri diberi nutrisi


sodium dihydrogen fosfat. Yang dianalisa di lab yang diambil
sampel dari kolam ini yaitu pH, dan DO. DO (Oxygen Deman) di
anaerob pool 0 – 0,2 ppm.

Equipment yang berada anaerob pool adalah elastic


combined packing dengan tinggi 3m dan spec.surpace >2000
m2/m3.

Tabel 3.9 Spesifikasi Anaerob Pool

Kapasitas Kolam (m3/h) 50

Retention Time (hour) 10

Panjang (m) 10

Luas (m) 4
Dimensi
Tinggi (m) 7

3
Volume (m ) 280

31
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

3.2.7 Anoxic Pool

Gambar 3.8 Anoxic Pool

Kolam ini digunakan untuk proses denitrifikasi dengan


bantuan mikroorganisme. Denitrifikasi merupakan proses konversi
secara biologis dari nitrat menjadi bentuk yang telah tereduksi
seperti N2, N2O, dan NO. Di Blast Furnace Biotreatment Plant
Krakatau Steel bakteri yang digunakan untuk proses denitrifikasi
adalah Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, dan
paracoccus denitrificans.

Anoxic disebut juga kolom peralihan (pengadukan). Di


anoxic terdapat reflux yang berfungsi untuk memurnikan agar
proses berjalan sempurna. Untuk menghilangkan foam yang
terdapat pada air limbah di anoxic pool dilakukan dengan cara
mengatur ketinggian agitator. Di anoxic pool terdapat equipment 4
submersible stirrer dengan N = 1,5 Kw .

32
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Tabel 3.10 Performa Parameter di Anoxic Pool

Main Performance Parameter

pH value 6-9

Temperatur (0C) 25 - 30

DO value (mg/L) 0.5

Sludge settling Ratio (%) 15 - 20

Tabel 4.11 Spesifikasi Anoxic Pool

Kapasitas Kolam (m3/h) 50

Retention Time (hour) 27

Panjang (m) 12

Lebar (m) 10
Dimensi
Tinggi (m) 7

3
Volume (m ) 840

33
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

3.2.8 Aerob Pool

Gambar 3.9 Aerob Pool

Kolam ini digunakan untuk proses nitrifikasi 2 tahap


dengan bantuan mikroorganisme aerob. Nitrifikasi adalah suatu
proses biokimia yang tergolong anabolisme mengubah senyawa
sederhana anorganik berupa amoniak NH3 menjadi senyawa
organik nitrat HNO3 dengan energi berasal dari energi hasil reaksi
kimia / khemosintesis yang dimiliki bakteri.

Proses nitrifikasi berlangsung dua tahap yaitu nitritasi dan


nitratasi. Nitritasi adalah proses pengubahan amonium menjadi
nitrit oleh bakteri nitritasi seperti nitrosomonas. Nitratasi adalah
proses pengubahan nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitratasi seperti
nitrobacter.

Di Biotreatment Plant nitritasi (nitrifikasi tahap satu)


bakteri yang digunakan adalah nitrosomonas dan
nitrosococcus.Sedangkan nitratasi (nitrifikasi tahap dua) bakteri
yang digunakan adalah nitrobacter.

34
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Tabel 3.12 Performa Parameter di Aerob Pool

Main Performance Parameter

pH Value 6-9

Temperature ('C) 25 - 30

DO Value (mg/L) 3-5

Sludge Settling Ratio


(%) 15 - 20

Tabel 3.13 Spesifikasi Aerob Pool

Kapasitas Kolam (m3/h) 50

Retention Time (hour) 50

Panjang (m) 24.4

Lebar (m) 10
Dimensi
Tinggi (m) 7

3
Volume (m ) 1708

35
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

3.2.9 Secondary Sedimentation Pool

Gambar 3.10 Secondary Sedimentation Pool

Kolam ini digunakan untuk mengendapkan lumpur aktif,


lumpur direflux ke anaerobic pool sedangkan airnya ke anoxic
pool. Pada sedimentasi sekunder terdapat tiga bagian yang
dipisahkan berdasarkan berat jenis, untuk di fase liquid terendah
akan dipompa menuju kolam anaerob. Diposisi tengah akan
dipompa ke sedimentasi koagulasi dan di fase liquid terberat akan
dipompa ke sludge concentration pool.

Peralatan yang berada di secondary sedimentation pool


yaitu empat sludge reflux pump dengan kode P290010 – 11 dan
P290010' - 11' dengan Q (m3/h), ketinggian 28 m dan daya 4 kW.

36
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Tabel 4.14 Spesifikasi Secondary Sedimentation Pool

Kapasitas Kolam (m3/h) 100

Settling Time (hour) 3

Diameter (m) 8
Dimensi
Kedalaman (m) 9.5

3.2.10 Mixing Pool

Gambar 3.11 Mixing Pool

Mixing pool terbagi menjadi tiga kolom, yang masing –


masing kolomnya dilengkapi oleh mixer atau agitator.

Mixer 1 berputar cepat agar bahan – bahan kimia yang telah


ditambahkan kedalam aliran air limbah memperoleh pengadukan
yang intensif, mixer 2 berputar sedang agar dapat terbentuk flok –

37
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

flok besar, sedangkan mixer 3 proses pengadukannya lambat agar


flok – flok yang telah terbentuk tidak hancur atau rusak.

3.2.11 Coagulant Sedimentation Pool

Gambar 3.12 Coagulant Sedimentation Pool

Kolam ini digunakan untuk proses sedimentasi lumpur


secara gravitasi. Fungsi dari coagulant sedimentation pool adalah
untuk mengumpulkan hasil akhir dari koagulasi.

Di coagulation sedimentation pool terdapat dua sludge


pump (P290012 – 13), dan CG9D-4000 center drive mud scrapper.

38
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Tabel 3.15 Spesifikasi Coagulant sedimentation Pool

Kapasitas Kolam (m3/h) 50

Diameter (m) 9
Dimensi
Kedalaman (m) 4

3.2.12 Reuse Pool

Gambar 3.13 Reuse Pool

Kolam ini digunakan untuk penampungan air dan


digunakan untuk quencing. Dimana quencing digunakan sebagai
pendinginan secara mendadak untuk mendinginkan coke/kokas.
Kapasitas dari kolam ini adalah 50 m3/h.

39
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

3.3 TUGAS KHUSUS

3.3.3 Clarifier

A. Pendahuluan

Klarifikasi adalah proses yang bertujuan untuk


menghilangkan padatan tersuspensi, baik yang kasar, halus atau
partikel koloid. Biasanya proses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu
koagulasi, flokulasi dan sedimentasi atau pengendapan.

1. koagulasi dan Flokulasi

Salah satu proses kimiawi untuk meningkatkan


efisiensi unit sedimentasi dalam pengolahan air limbah adalah
koagulasi dan flokulasi. Proses koagulasi dan flokulasi
merupakan salah satu cara pengolahan limbah cair untuk
menghilangkan partikel-partikel yang terdapat didalamnya.
Koagulasi merupakan proses dimana bahan kimia (koagulan)
ditambahkan ke sistem pengolahan air limbah untuk
membentuk partikel halus menjadi partikel yang berukuran lebih
besar sehingga dapat mengendap dengan cepat. Flokulasi adalah
proses berkumpulnya partikel-partikel flok mikro membentuk
aglomerasi besar melalui pengadukan fisis atau melalui aksi
pengikatan oleh flokulan. Flokulan adalah bahan kimiawi,
biasanya organik, yang ditambahkan untuk meningkatkan proses
flokulasi (Kristijarti, 2013).

Unit proses koagulasi-flokulasi biasanya terdiri dari


tiga langkah pengolahan yang terpisah yaitu (Metcalf and Eddy,
Inc. 1991 dalam Ebeling dan Ogden 2004):

40
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

a) Pada proses pengadukan cepat, bahan-bahan kimia yang


sesuai ditambahkan ke dalam aliran air limbah yang
kemudian diaduk pada kecepatan tinggi secara intensif.
b) Pada proses pengadukan lambat, air limbah diaduk pada
kecepatan sedang supaya membentuk flok-flok besar
sehingga mudah diendapkan.
c) Pada proses sedimentasi, flok yang terbentuk selama
flokulasi dibiarkan mengendap kemudian dipisahkan dari
aliran effluent.

Koagulan dan flokulan yang digunakan pada


pengolahan limbah cair di Biotreatment Plant Blast Furnace
Complex PT Krakatau Steel adalah Poly Aluminium Chloride
(PAC) dan Polyacrylamide (PAM). Pemilihan koagulan dan
konsentrasinya dapat ditentukan berdasarkan studi laboratorium
menggunakan jartest untuk mendapatkan kondisi optimum.
Pada pengolahan limbah cair dengan proses kimia selalu
dibutuhkan bahan kimia tertentu dengan dosis yang tertentu pula
untuk menurunkan kadar polutan yang ada di dalam limbah cair.
Penambahan bahan kimia tidak dapat dilakukakan sembarang
saja harus dengan dosis yang tepat dan bahan kimia yang cocok
serta harus memperhatikan lagi faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

2. Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel-partikel


tersuspensi yang terjadi beratnya sendiri. Tujuan utamanya
adalah untuk mendapatkan effluent yang lebih jernih dan
membentuk lapisan lumpur yang lebih pekat, sehingga mudah
dibuang.

41
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

B. Clarifier Bio Treatment Cook Oven Plant

Klarifikasi pada proses pengolahan limbah bio treatment


cook oven plant terbagi menjadi dua bagian proses, yaitu pada
secondary sedimentation pool dan coagulating sedimentation
pool.

1. Secondary Sedimentationt Pool

Kolam ini bertujuan untuk mengendapkan lumpur aktif


yang dimana lumpur tersebut merupakan bakteri aerob yang
nantinya lumpur hasil pengendapan di kolam ini akan di reflux
menuju kolam aerob. Lumpur yang di reflux bertujuan untuk
meningkatka kemurnian pada kolan aerobic serta pemanfaatan
kemali bakteri supaya tidak terbuang sia-sia.

Gambar 3.14 Secondary Sedimentationt Pool

42
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Tabel 3.16 Spesifikasi Secondary Sedimentation Pool

Kapasitas Kolam (m3/h) 100


Settling Time (hour) 3
Diameter (m) 8
Dimensi
Kedalaman (m) 9.5

2. Coagulant Sedimentation Pool

Over flow dari kolam secondary sedimentation menuju ke


mixing pool, sebelum masuk kedalam mixing, air limbah
diinjeksikan oleh flokulan dan koagulan dengan konsentrasi
tertentu. Di dalam mixing pool terdapat tiga kolom berukuran
sedang yang masing-masing terdapat satu mixer. Dimana di mixer
1 perputaran mixernya cepat, kedua sedang dan ketiga lambat,
tujuan dari pengadukan yang semakin lambat yaitu supaya flokulan
yang sudah terbentuk tidak terpecah. Dari mixing ketiga terssebut
air limbah over flow dan masuk ke coagulant sedimentation pool
untuk diendapkan. Flok – flok tersebut turun kebawah dan
mengendap kemudian airnya akan over flow menuju ke reuse
sementara sludgenya menuju alat belt filter press.

Gambar 3.15 Mixing Pool

43
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Gambar 3.16 Coagulating Sedimentationt Pool

Tabel 3.17 Spesifikasi Coagulating Sedimentationt Pool

Kapasitas Kolam (m3/h) 50

Diameter (m)
9
Dimensi
Kedalaman (m)
4

C. Masalah Operasi

Ada beberapa masalah masalah yang sering terjadi pada


proses clarifier atau proses sedimentasi seperti halnya agitator
pada tangki sedimentasi ataupun pada kolam mixing rusak atau
tidak bekerja sehingga mengganggu proses pengendapan pada
proses clarifier.

44
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Agitator pada tangki coagulant sedimentation contohnya.


Ketika agitator pada tangki tersebut mati atau rusak, hal itu dapat
menyebabkan flok-flok yang telah mengendap di dasar kolam
akan mengambang ke atas permukaan kolam sehingga proses
sedimentasi terganggu. Menurut oprator lapangan hal itu dapat
terjadi dikarenakan flok yang sudah menggendap, jika tidak ada
pergerakan itu mengakibatkan flok menjadi ringan dan
mengambang di dasar kolam.

Penanganan sementara pada masalah tersebut ialah dengan


memompakan flok-flok yang berada di dasar kolam dengan
pompa celup atau lebih tepatnya submersible pump ke kolam
mixing.

D. Menghitung Dosis Flokulan Koagulan

1. Koagulant

Misal kapasitas air yang akan diolah (V1) = 30 m3/jam Kapasitas


dosing pump terpasang = 192 LPH (liter per hour) Dosis Koagulan
yang diinginkan = 1200 ppm
Konsentrasi larutan di tanki pengaduk Koagulan =20 % (200000
ppm )
Maka laju aliran Koagulan yang harus di dosis adalah sebesar :
(V2)? Rumus : V1 x C1 = V2 x C2
V2 = ( V1 x C1 ) / C2
= ( 30 x1200 ) / 200000
= 0,18 m3/jam
= 180 liter/jam
Pengaturan Stroke untuk Dosis Koagulan 1200 ppm
= 180 liter/jam/192 liter/jam x 100%
= 94% stroke dengan pulse 100%

45
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Catatan: Untuk keakuratan dosis dilapangan perlu di lakukan


kalibrasi pompa

2. Flokulant

Misal kapasitas air yang akan diolah (V1) = 30 m3/jam Kapasitas


dosing pump terpasang = 184 LPH (liter per hour) Dosis Flokulan
yang diinginkan = 4 ppm
Konsentrasi larutan di tanki pengaduk Flokulan = 0,1 % (1000
ppm )
Maka laju aliran Flokulan yang harus di dosis adalah sebesar :
(V2)?
Rumus : V1 x C1 = V2 x C2
V2 = ( V1 x C1 ) / C2
= ( 30 x4 ) / 1000
= 0,12 m3/jam
= 120 liter/jam
Pengaturan Stroke untuk Dosis Flokulan 4 ppm
= 120 liter/jam/184 liter/jam x 100%
= 65% stroke dengan pulse 100%
Catatan: Untuk keakuratan dosis dilapangan perlu di lakukan
kalibrasi pompa
E. Analisa

1. Tujuan Analisa

Dalam tugas khusus kali ini saya melakukan analisa


percobaan untuk mengetahui berapa kadar suspended solid
sebelum dan setelah melalui proses clarifier selain itu juga
untuk mengetahui perbandingan sample selama satu minggu
atau 5 hari selama saya OJT.

46
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

2. Metode Analisa

Pengambilan sample dilakukan pada tiga titik yaitu, titik


pertama sample diambil dari kolam secondary sedimentation
yang dimana sample tersebut menjadi inlet, titit yang kedua
diambil dari overflow coagulating sedimentation yang
dimana sample tersebut menjadi sample perbandingan setelah
melalui mixing atau lebih tepatnya setelah di beri koagulan
dan flokulan dan titik yang terakhir diambil dari kolam reuse
yang sample tersebut menjadi outlet dari clarifier
TSS (total suspended solid) adalah residu dari padatan total
yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel
maksimum 2µm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid.
Yang termasuk TSS adalah :
 Lumpur
 Tanah liat
 Logam oksida
 Sulfide
 Ganggang
 Bakteri dan jamur

3. Cara analisa suspended solid


a. Alat :
 Spektro
 Kuvet ukuran 10 ml
 Botol sampel

b. Bahan :
 Air limbah mixing ke tiga (inlet) 10 ml
 Air limbah coagulan sedimentation pool 10 ml
47
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

 Aquades
 Blanko (aquades)

c. Langkah kerja :

 Tekan tombol power pada spektro lalu tekan “All


Program” kemudian pilih “suspended solid”
kemudian tekan” select”.
 Menyiapkan 10 ml kuvet sebagai blanko (aquades)
kedalam spektro, usahakan keringkan dulu kuvet
menggunakan tisu atau lap bersih, lalu tekan “zero”.
 Setelah itu keluarkan blanko dan memasukkan 10ml
kuvet berisi air limbah yang berasal dari mixing
ketiga, menekan tombol “read”.
 Melakukan hal yang sama pada 10 ml kuvet berisi air
limbah yang berasal dari coagulation sedimentation.

d. Menghitung persen rejeksi

Persen removal adalah persen dari banyaknya partikel


yang mengedap.
Rumus :% Removal = ( In – Out ) / In x 100 %
Keterangan :
In : TSS sampel overflow mixing ke – 3
Out : TSS sampel overflow overflow coagulant
sedimentation

48
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

3. Hasil Percobaan

sample inlet proses outlet %rejeksi


1 480 87 63 86,5
2 466 67 44 90,5
3 585 84 42 92,8
4 556 46 39 93,2
5 540 66 26 95

700 600

600 500

500
400
400
300
300
200
200

100 100

0 0
inlet proses outlet
sample 1 480 87 63
sample 2 466 67 44
sample 3 585 84 42
sample 4 556 46 39
sample 5 540 66 26

49
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

inlet
800
600
400
200
0
1 2 3 4 5
inlet 480 466 585 556 540

outlet
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5
outlet 63 44 42 39 26

%rejeksi
100
95
90
85
80
1 2 3 4 5
%rejeksi 86.5 90.5 92.8 93.2 95

50
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

4. Pembahasan

Dari data yang saya dapatkan saya dapat menggetahui nilai ss setelah dan
sebelum masuk kedalam proses clarifie. Data pada outlet menunjukan nilai
ss <75 atau data outlet selama pengambilan sample telah memenuhi
standar kualitas air setelah proses pengolahan dan dapat digunakan
kembali.

3.3.2 Analisa Air

Sebagai quality control di biotreatment terdapat beberapa


parameter outlet minimal supaya sesuai standar sehingga air dari hasil
proses pengolahan dapat digunakan kembali serta aman bagi lingkungan.
Berikut adalah indeks parameter Biotreatment serta tabel parameter inlet
dan outlet:

1. Indeks Parameter Input Water di Sewage Elevated Pool


a. Ammonia Distilation

Phenol : 600 - 1500 mg/L COD : 2500 – 4000 mg/L

Cyanida : ≤ 20 mg/L NH3 - N: 200 - 300 mg/L;

Oil : 250 - 300 mg/L Sulphide : ≤ 150 mg/L;

PH :9

b. Coke making

Phenol : 300 mg/L COD : < 3500 mg/L

Cyanida : 20 mg/L NH3 - N : 100 mg/L;

Oil : 5 - 10 mg/L Sulphide : 220 mg/L;

PH :7-8
51
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

c. CRP

Phenol : 160 - 370 mg/L COD : 2000 mg/L

Cyanida : - mg/L NH3 - N : - mg/L;

Oil : 100 mg/L Sulphide : 220 mg/L;

PH :6-9

d. Domestic/Lab

Phenol : - mg/L COD : 250 - 600


mg/L

Cyanida : - mg/L NH3 - N : - mg/L;

Oil : 50 – 100 mg/L Sulphide : - mg/L;

PH :-

e. Indikator Inlet Water

Phenol : < 500 mg/L COD : < 2500 mg/L

Cyanida : < 10 mg/L NH3 - N : < 150 mg/L;

Oil : 50 – 100 mg/L Sulphide : < 220 mg/L;

PH :7-9

2. Indeks parameter kualitas air output water di Adjusting Pool

Phenol : ≤ 600 mg/L COD : ≤ 3000 mg/L

Cyanida : ≤ 30 mg/L NH3-N : ≤ 250 mg/L;

Oil : ≤ 20 mg/L Sulphide : ≤ 60 mg/L;

52
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

PH : 7-10 Temperatur : 300 -400 C

3. Indeks parameter kualitas air di Anaerobic pool :

Input water ammonium nitrogen : ≤ 150 mg/L

Dissolve Oksigen : ≤ 0.5 mg/L

Temperatur : 200-300 C

PH : 7-9

4. Indeks parameter kualitas air di Aerobic Pool :

Volume sludge reflux : 75%-95%;

Dissolve Oksigen : 2-6 mg/L;

Volume sedimentation sludge : 20-40 %;

Temperatur : 250-350 C

PH : 7-9

5. Indikator outlet water :

SS : ≤70 mg/l Oil : ≤10 mg/l

COD : ≤180 mg/l NH3—N : ≤25 mg/l

Phenol : ≤0.5 mg/l Cyanide : ≤0.5 mg/l

BOD5 : ≤50 mg/l PH : 6—9

53
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

Parameter Inlet Outlet

COD 3075 mg/L 180 mg/L

BOD 1104 mg/L 50 mg/L

NH3— N 168 mg/L 25 mg/L

Phenol 758 mg/L 0,5 mg/L

Sulfide 103 mg/L -

HCN 12,5 mg/L 0,5 mg/L

Oil 238 mg/L 10 mg/L

SS 348 mg/L 70 mg/L

pH 7-8 6-9

Dari tabel serta indeks parameter inlet dan outlet tersebut, untuk
memastikan bahwasannya hasil pengolahan limbah sesuai standar
parameter maka dialakukan pengecekan atau analisa di setiap treatment.
Analisa juga dilakukan bertujuan untuk menentukan treatment seperti apa
supaya kualitas air outlet sesuai dengan standar. Namun karena
keterbatasan alat, analisa yang dilakukan aktual di lapangan hanyalah
beberapa indikator yang penting saja seperti; pH, BOD, NH3, SS, MLSS,
SV30 dan SV1.

1. pH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk


menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu
larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14.Istilah pH berasal dari
“p” lambang matematika dari negatif logaritma, dan “H” lambang
54
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

kimia untuk unsur hidrogen.Definisi yang format tentang pH adalah


negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen (Pramushinta, 2017).
Indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja
berdasarkan prinsip elektrolit suatu larutan.

pH dalam pengolahan limbah biotretment ini sanggatlah


penting dikarenakan pH sangat berpengaruh terhadap aktifitas bakteri
yang dimana pH disini dijaga antara 7-9. Untuk mengontrol pH yang
terlalu asam, kolam akan diinjeksikan soda-ash untuk menaikan pH
supaya tidak terlalu asam. Berikut adalah cara untuk menganalisa
derajat keasamaan (pH) :

a. Alat
 pH-meter
 Botol sampel
b. Bahan
 Aquades
c. Cara kerja
 Bersihkan sensor pH dengan tissue dan bilas dengan
aquades/distillated water.
 Masukkan sensor pH ke dalam sampel dan biarkan sensor
membaca.
 Amati ketika sensor berhenti membaca dan catat pH nya.
 Lakukan dengan sampel yang berbeda/lain.

2. MLSS, SV30 dan SV1

a. Mixed-liqour suspended solids(MLSS)

Isi di dalam bak aerasipada prosespengolahan air limbah


dengan sistem lumpur aktif disebut sebagai mixed liqour yang
merupakan campuran antara air limbah dengan biomassa

55
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

mikroorganisme serta padatan tersuspensi lainnya.MLSS


adalah jumlah totaldari padatan tersuspensi yang berupa
material organik dan mineral, termasuk di dalamnya adalah
mikroorganisme. MLSS ditentukan dengan cara menyaring
lumpur campuran dengan kertas saring (filter), kemudian filter
dikeringkan pada temperatur 1050C, dan berat padatan dalam
contoh ditimbang.

b. Mixed-liqour volatile suspended solids(MLVSS).

Porsi material organik pada MLSS diwakilioleh MLVSS, yang


berisi material organik bukan mikroba, mikroba hidup dan
mati, dan hancuran sel (Nelsondan Lawrence, 1980). MLVSS
diukur dengan memanaskan terus sampel filter yang telah
kering pada 600-6500C, dan nilainya mendekati 65-75% dari
MLSS.

c. Food-to-microorganism ratio atauFood–to-mass ratio disingkat


F/M Ratio.

Parameter ini menujukkan jumlah zat organik(BOD) yang


dihilangkan dibagi dengan jumlah massa mikroorganisme di
dalam bak aerasi atau reaktor. Besarnya nilai F/M ratio
umumnya ditunjukkan dalam kilogram BOD per
kilogramMLLSS per hari.F/M dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

F/M = Q (S0–S) / MLSS x V

dimana :

Q= Laju alir limbah m3per hari.

56
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

S0= Konsentrasi BOD di dalam air limbahyang masuk ke bak


areasi (reaktor)(kg/m3).

S= Konsentrasi BOD di dalam efluent(kg/m3).

MLSS=Mixed liquorsuspended solids(kg/m3).

V= Volume reaktor atau bak aerasi (m3).Rasio F/M dapat


dikontrol dengan cara mengaturlaju sirkulasi lumpur aktif dari
bak pengendapan akhir yang disirkulasi ke bak aerasi. Lebih
tinggi laju sirkulasi lumpur aktif lebih tinggi pula rasioF/M-
nya. Untuk pengolahan air limbah dengan sistem lumpur aktif
konvensional atau standar rasio F/M adalah 0,2-0,5 kg BOD
5per kg MLSSper hari, tetapi dapat lebih tinggi hingga 1,5
jikadigunakan oksigen murni (Hammer, 1986). RasioF/M yang
rendah menujukkan bahwa mikroorganisme dalam tangki
aerasi dalam kondisi lapar, semakin rendah rasio F/M pengolah
limbah semakin efisien

d. Hidraulic retention time(HRT).

Waktu tinggal hidrolik (HRT) adalah waktu rata-rata yang


dibutuhkan oleh air limbah masuk dalam bak atau tangki
aerasi. Untuk proses lumpur aktif, nilainya berbanding terbalik
dengan laju pengenceran (dilution rate, D).

HRT = 1/D = V/ Q(3)

dimana :

V= Volume reaktor atau bak aerasi (m3).

Q= Debit air limbah yang masuk ke dalamTangki aerasi


(m3/jam)

57
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

D= Laju pengenceran (jam-1)

e. Umur Lumpur (sludge age)

Umur lumpursering disebut waktu tinggal rata-rata cel (mean


cell residence time). Parameter ini menujukkan waktu tinggal
rata-rata mikroorganisme dalam sistem lumpur aktif. Jika HRT
memerlukan waktu dalam jam, maka waktu tinggal sel
mikroba dalam bak aerasi dapat dalam hitungan hari.
Parameter ini berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan
mikroba.Umur lumpur dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut (Hammer, 1986):

Umur Lumpur (Hari) =MLSS x V / SSex Qe+ SSwX Qw

dimana :

MLSS=Mixed liquor suspended solids(mg/l).

V= Volume bak aerasi (L)SSe=Padatan tersuspensi


dalameffluent(mg/l).

SSw= Padatan tersuspensi dalamlumpurlimbah (mg/l)

Qe= Laju effluent limbah (m3/hari)

Qw= Laju influent limbah (m3/hari).

Umur lumpur dapat bervariasi antara 5-15 hari untuk sistem


lumpur aktif konvensional. Pada musim dingin dapat menjadi
lebih lama dibandingkan pada musim panas. Parameter penting
yang mengendalikan operasi lumpur aktif adalah beban
organik atau beban BOD,suplai oksigen, dan pengendalian dan
operasi bak pengendapan akhir. Bak pengendapan akhir ini
mempunyai dua fungsi yakni untuk penjernihan (clarification)

58
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

dan pemekatan lumpur(thickening). Campuran air limbah dan


lumpur (mixedliqour) dipindahkan dari tangki aerasi ke bak
pengendapan akhir. Di dalam bak pengendapan akhir lumpur
yang mengandung mikroorganisme yang masih aktif
dipisahkan dari air limbah yang telah diolah. Sebagian dari
lumpur yang masih aktif ini dikembalikan ke bak aerasi dan
sebagian lagi dibuang dan dipindahkan ke pengolahan lumpur.
Sel-sel mikroba terjadi dalam bentukagregat atau flok,
densitasnya cukup untukmengendap dalam tangki penjernih.
Pengendapan lumpur tergantung ratio F/M dan umur lumpur.
Pengendapan yang baik dapat terjadi jika lumpur
mikroorganisme berada dalam fase endogeneous, yang terjadi
jika karbon dan sumber energi terbatas dan jika pertumbuhan
bakteri rendah. Pengendapan lumpur yang baikdapat terjadi
pada rasio F/M yang rendah (contoh : tingginya konsentrasi
MLSS). Sebaliknya, Rasio F/M yang tinggi mengakibatkan
pengendapan lumpur yang buruk.Untuk air limbah domestik,
rasio F/M yangoptimum adalah0,2-0,5 (Gaudy,
1988;Hammer,1986). Rata-rata waktu tinggal sel yang
diperlukan untuk pengendapan yang efektif adalah 3-4 hari
(MetcalfdanEddy, 1991). Pengendapan yang tidak baik dapat
terjadi akibat gangguan yang tiba-tiba pada parameter fisik
(suhu dan pH), kekurangan makanan(contoh N, suhu, mikro-
nutrien), dan kehadiran zat racun (seperti logam berat) yang
dapat menyebabkan hancurnya sebagian flok yang sudah
terbentuk. Untuk operasi rutin, operator harus mengukur laju
pengendapan lumpur dengan menentukan indeks volume
lumpur.Cara konvensional untuk mengamati kemampuan
pengendapan lumpur adalah dengan menentukan Indeks
Volume Sludge (Sludge Volume Index =SVI). Caranya adalah
sebagai berikut : campuran lumpur dan air limbah (mixed
59
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

liquor) dari bak aerasi dimasukkan dalam silinder kerucut


volume 1 liter dandibiarkan selama 30 menit. Volume sludge
dicatat. SVI adalah menunjukkan besarnya volume yang
ditempati 1 gram lumpur (sludge). SVI dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

SV(ml/g) = SVI/MLSS x 1000

dimana:

SV= Volume endapan lumpur di dalam silinder kerucut setelah


30 menit pengendapan (ml).

MLSS= adalah mixed liqour suspended solid (mg/l).

Di dalam unit pengolahan air limbah dengan sistem lumpur


aktif konvensionaldenganMLSS < 3500 mg/l) nilai SVI yang
normal adalah berkisar antara 50-150 ml/gr.Mengingat
parameter operasional di dalam proses lumpur aktif yang harus
dikontrol sangat banyak maka proses pengolahan air limbah
dengan proses lumpur aktif cukup rumit dan memerlukan
keahlian operator yang cukup.

60
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

61
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang dapat penulis sampaikan


selama kegiatan On The Job Training ( OJT ) di PT. Krakatau Tirta
industri :

1. PT Krakatau Tirta Industri merupakan industri yang bergerak dibidang


pengolahan air baku menjadi air bersih. Sumber air baku diambil dari
sungai Cidanau dan waduk Nadra Krenceng.

2. Biotreatment plant merupakan salah satu plant dari divisi


pengembangan usaha yang berada di Coke Oven Plant Blast Furnace
Complex Krakatau Steel.

3. Input limbah Biotreatment Plant yaitu : desulfurization section, tail gas


scrubber exhaust section, ammonia striper area ammonia sulfate
section, domestic water dari building/plant office, quenching process
of coke making.

4. Proses yang terjadi di biotreatment plant yaitu : koagulasi, flokulasi


dan sedimentasi, dan juga terdapat proses biologis yaitu : denitrifikasi
dan nitrifikasi.

5. Koagulan yang digunakan di Biotreatment Plant yaitu Poly Aluminium


Chloride (PAC), sedangkan flokulan yang digunakan yaitu
Polyacrylamide (PAM).

6. Parameter kualitas air limbah yang dianalisa di Biotreatment Plant


yaitu : COD, BOD, NH3 – N, phenol, sulfide, HCN, oil, SS, pH.

62
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

7. Proses pengolahan air limbah di Biotreatment Plant terdiri dari 12


kolam yaitu : sewage lifting pool, oil separating pool, flotation pool,
adjusting pool, emergency pool, anaerobic pool, anoxic pool, aerobic
pool, secondary sedimentation pool, mixing pool, coagulation
sedimentation pool dan reused water pool.

8. Proses yang terjadi di aerob pool yatu nitrifikasi dan proses yang
terjadi di anoxic pool yaitu denitrifikasi.

9. Nitrifikasi adalah suatu proses biokimia yang tergolong anabolisme


mengubah senyawa sederhana anorganik berupa amoniak NH3 menjadi
senyawa organik nitrat HNO3 dengan energi berasal dari energi hasil
reaksi kimia / khemosintesis yang dimiliki bakteri.

10. Denitrifikasi merupakan proses konversi secara biologis dari nitrat


menjadi bentuk yang telah tereduksi seperti N2, N2O, dan NO.

11. Hasil akhir dari pengolahan limbah akan didistribusikan ke quencing


tower dan ke sludge thickening.

12. Sludge hasil keluaran dari sludge thickening akan di press


menggunakan BFP (belt filter press).

13. Unit utilitas yang berada di Biotreatment Plant yaitu : listrik, blower,
submersible pump, kompresor, steam, seading tank, tanki dosing,

14. Blower di Biotreatment Plant digunakan untuk mensuplai udara ke


dalam kolam aerob pool.

15. % Removal yang diamati setiap harinya berbeda-beda, bisa terjadi


kenaikan ataupun penurunan tergantung dari efisiensi koagulan dan
flokulan.

63
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

4.2 Saran

Selama mengikuti On the Job Training (OJT) di PT Krakatau Tirta


Industri, penulis mendapatakan pengalaman berharga. Penulis ingin
memberikan sedikit saran, sebagai koreksi dari pengalaman dan
pengamatan penulis, yaitu:

1. Saran Untuk P3TIK-AMC//CMA (UNTIRTA)


a. Lebih baik tersedianya APD (Alat Pelindung Diri) seperti: safety
shoes, masker dan helm pelindung sebelum memulai On The Job
Training.

b. Untuk kedepannya program P3TIK-AMC//CMA pada saat


pemilihan lokasi On The Job Training siswa sponsor non-pabrik
diusahakan ditempatkan sesuai dengan kondisi jarak lokasi tempat
tinggal dengan lokasi pabrik serta karakter siswa dalam keinginan
untuk belajar dan untuk siswa non-beasiswa saya mohon untuk
lebih diprioritaskan dalam pencarian lokasi on the job training.
Selain itu, pemilihan partner on the job training juga perlu
diperhatikan karena dapat mempengaruhi saat kegiatan on the job
training.

2. Saran Untuk PT. Krakatau Titra Industri


a. Sebaiknya disediakan material safety data sheet (MSDS) supaya
para peserta kerja praktek mengetahui bahaya-bahaya apa saja
yang ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia di laboratorium PT
Krakatau Tirta Industri.

b. Penulis menyarankan agar pengolahan air di PT Krakatau Tirta


Industri mempertahankan cara pengolahan air yang sudah ada,
bahkan bisa lebih dikembangankan inovasi-inovasi terbaru,
meningkatkan selalu kualitas air bersih dan selalu menjaga
konsistensi baik kualitas maupun kuantitas produk air bersih.
64
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

c. Sebaiknya disediakan perpustakan dan buku-buku di perusahaan,


sehingga bila ada mahasiswa atau pelajar yang melakukan kerja
praktek di PT Krakatau Tirta Industri akan lebih mudah mencari
literatur, umumnya tentang pabrik pengolahan air dan khususnya
tentang PT Krakatau Tirta Industri.

d. Sebaiknya di Biotreatment Plant disediakan lab sendiri agar lebih


efektif dan efisien dalam menganalisa sampel.

e. Sebaiknya peralatan – peralatan yang rusak di Biotreatment Plant


dapat diperbaiki agar proses pengolahan limbah berjalan lebih
efektif.

65
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

DAFTAR PUSTAKA

PT. Krakatau Tirta Industri.1999,”Gambaran Umum Instalasi Penjernihan


Air”.

Tarjo,ST.2007. “Modul Pengolahan Air”, PPPTIK AMC//CMA


FT.UNTIRTA, Cilegon.

Instruksi Kerja Laboratorium PT Krakatau Tirta Industri IK-120.

Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) Nomor :


416/MEN.KES/PER/IX/1990 dan Permenkes Nomor:
492/Menkes/Per/IV/2010.

Gunawan, Y. 2006. Peluang Penerapan Produksi Bersih Pada Sistem


Pengolahan Air Limbah Domestik. Semarang: Universitas Diponegoro.

66
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

LAMPIRAN

67
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

1. Perhitungan

a. Sampel 1

Inlet : 480

Outlet : 63

% Removal = In – Out / in x 100 %

% Removal = 480 – 63 / 480 x 100 %

% Removal = 86,5 %

b. Sampel 2

Inlet : 466

Outlet : 44

% Removal = 466 – 44/ 466 x 100 %

% Removal = 90,5 %

c. Sampel 3

Inlet : 585

Outlet : 84

% Removal = 858 – 84/ 858 x 100 %

% Removal = 92,8 %

d. Sampel 4

Inlet : 556

Outlet : 46

68
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

% Removal = 556 – 46/ 556 x 100 %

% Removal = 93,2 %

e. Sampel 5

Inlet : 540

Outlet : 66

% Removal = 540 – 66/ 540 x 100 %

% Removal = 95 %

2. Alat yang Digunakan untuk Menganalisa TSS (total suspended solid)

69
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (KTI)
P3TIK AMC//CMA

70
PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISI INDUSTRI KIMIA (P3TIK)
SINERGI ANTARA FT. UNTIRTA - ANYER MERAK CILEGON CHEMICAL MANUFACTURER’S ASSOCIATION
(AMC//CMA)

Anda mungkin juga menyukai