OLEH
KELOMPOK 3
ILAN KARTIKA
JURUSAN KIMIA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan, sehingga makalah asam dan basa ini bisa terselesaikan
dengan baik. Adapun makalah ini disusun sebagai tugas kelompok kimia industri.
pengalaman penyusun masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih
baik dan bermanfaat demi penyempurnaan penyusunan makalah ini dan mendatang.
kepada Allah SWT kita menyerahkan segalanya. Semoga kita semua mendapat
penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………………
D. Manfaat……………………………………………………………….
BAB II ISI
A. Struktur Organisasi……………………………………………………
C. Proses Produksi……………………………………………………….
D. Reaksi…………………………………………………………………
E. Produk………………………………………………………………..
F. Penanganan Limbah…………………………………………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan oleh orang banyak, bahkan
semua makhluk hidup. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lainnya. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lainnya. Salah satu
pemanfaatan air yaitu digunakan sebagai air minum. Air minum memerlukan
persyaratan yang ketat karena air minum itu langsung berhubungan dengan proses
biologis tubuh yang menentukan kualitas kehidupan manusia. Lebih dari 70% tubuh
terdiri dari air dan lebih dari 90% proses biokimiawi tubuh memerlukan air sebagai
dikenal dengan istilah Air Mineral dalam Kemasan (AMDK). Air Mineral dalam
Kemasan (AMDK) merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung
tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu. AMDK menjadi produk yang
banyak dibutuhkan oleh konsumen sehingga berkembang begitu pesat di Indonesia.
pengusaha baru yang terjun ke dalam bisnis Air Mineral dalam Kemasan (AMDK),
hal tersebut mengakibatkan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan air mineral
(Ismani, 2008).
inovasi-inovasi produk air mineral yang bertujuan untuk menarik konsumen. Dalam
menghadapi persaingan antar produk Air Mineral dalam Kemasan (AMDK),
tidak berpidah menjadi konsumen produk lain dan terus mengembangkan serta
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam produksi air minum dalam
kemasan?
3. Reaksi apa saja yang terjadi dalam proses produksi air minum dalam
kemasan?
4. Bagaimana cara penangan limbah yang dihasilkan oleh indutri air minum
dalam kemasan?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam produksi air minum
dalam kemasan.
kemasan.
3. Untuk mengetahui reaksi kimia yang terjadi dalam memproduksi air minum
dalam kemasan.
4. Untuk mengetahui cara penanganan limbah yang dihasilkan oleh indutri air
mengenai alat dan bahan, prosedur kerja dan reaksi kimia dalam memproduksi air
minum dalam kemasan (AMDK) serta cara penanganan limbah yang dihasilkan oleh
BAB II
ISI
A. Strutur Organisasi
Industri air minum dalam kemasan dipimpin oleh seorang Presiden Direktur
dan diawasi oleh Dewan Komisaris serta membawahi Managing Direktur. Dalam
yang terdiri dari Kepala Bagian PPIC, Kepala Bagian Purchasing, Kepala Bagian
Batang, Kepala Bagian HRD dan Sekretaris. Managing Direktur dan masing-masing
1. Presiden Direktur
2. Managing Direktur
proses produksi serta melakukan pembelian dan pemilihan bahan baku. Pada bagian
inilah pembimbing yang membimbing saat melaksanakan “Kerja Praktek” (Pratiwi,
2013).
botol untuk produksi AMDK botol, serta bertanggung jawab kepada Managing
tugas HRD, serta bertanggung jawab kepada Managing Direktur (Pratiwi, 2013).
7. Finance Controller
Dewan
Komisaris
Presiden
Direktur
Managing
Direktur
Jenis mesin dan perlatan seperti Bak atau tangki untuk menampung air dan Unit
pengolahan air. Unit pengolahan air memiliki alat desinfeksi seperti ozonator dan
lampu UV.
Sesuai dengan kualitas bahan baku utama unit pengolahan air terdiri dari:
a. Prefilter berfungsi untuk menyaring partikel kasar dengan bahan dasar pasir atau
2. Bahan
AMDK terbuat dari kaca ataupun bahan plastik. Bahan plastik yang dimaksud
adalah :
a. Polietilen (PE)
dihasilkan dari proses polimerisasi pada tekanan tinggi. Bahan ini bersifat kuat,
agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaannya terasa agak berlemak. Di bawah
temperatur 60°C sangat resisten terhadap sebagian besar senyawa kimia. Di atas
temperatur tersebut polimer ini menjadi larut dalam pelarut karbon dan hidrokarbon
klorida. Daya proteksinya terhadap uap air baik, tetapi kurang baik bagi gas-gas
b. Polipropilen (PP)
lunaknya lebih tinggi daripada PEDT, lebih kenyal tetapi mempunyai daya tahan
terhadap kejutan lebih rendah. Tidak mengalami stress cracking oleh perubahan
kondisi lingkungan, tahan terhadap sebagian besar senyawa kimia kecuali pelarut
aromatik dan hidrokarbon klorida dalam keadaan panas, serta sifat permeabilitasnya
Bersifat jernih dan transparan, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air,
o
melunak pada suhu 80 C. Biasanya digunakan untuk botol minuman, minyak
goreng, kecap, sambal, obat. Tidak untuk air hangat apalagi panas. Untuk jenis ini,
disarankan hanya untuk satu kali penggunaan dan tidak untuk mewadahi pangan
o
dengan suhu > 60 C (Sulchan dan Endang, 2007).
Polivinil Klorida dibuat dari monomer yang mngandung gugus vinil. PVC
mempunyai sifat kaku, keras, namun jernih dan lengkap, sangat sukar ditembus
aromatik) dapat melunakkan film yang membuatnya lebih fleksibel tetapi regang
Endang, 2007).
e. Polikarbonat (PC)
C, kuat, ulet, keras dan tembus cahaya, serta mudah larut dalam pelarut hidrokarbon
Beberapa aditif yang terdapat pada plastik dan styrofoam diperlukan untuk
memperbaiki sifat-sifat fisika kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang sengaja
baku polivinil khlorida dan kopolimer akrilonitril perlu disimpan di tempat yang
bawah terik matahari. Hal ini perlu dihindarkan karena semakin tinggi suhu
semakin tinggi peluang terjadinya migrasi zat-zat plastik ke dalam bahan yang
C. Proses produksi
1. Air Mineral
Tahap air tanah atau air permukaan pertama-tama ditampung dalam bak
ataupun tangki. Bila lokasi sumber air cukup jauh, air dapat dialirkan menggunakan
pipa atau diangkut menggunakan tangki. Pada proses transportasi, air dapat
menyerap bau, rasa, warna, sisa khlor, dan bahan organik. Penyaringan secara
mikrofiltrasi digunakan untuk menyaring partikel halus dengan ukuran maksimal 10
desinfeksi menggunakan ion silver. Pengisian dan penutupan pada kemasan yang
telah dicuci dilakukan secara higenis dalam ruang pengisian yang bersih dan
saniter. Suhu ruang maksimal 25° C . Selanjutnya air yang telah dikemas dipak dan
Penyaringan/filtrasi (Makrofilter,karbon
aktif,mikrofilter)
Pengepakan
2. Air Demineral
Tahapan produksi air demineralisasi secara umum sama seperti air mineral,
hanya terdapat perbedaan karena pada air demineral membutuhkan tahap de-
Reverse Osmosis (RO), distilasi, dan deionisasi. Pada demineralisasi RO, digunakan
membran dengan diameter hollow fibre yang kecil sehingga dihasilkan produk
akhir dengan kandungan zat terlarut maksimum 10 mg/L. Demineralisasi distilasi
de-ionisasi dengan produk akhir memiliki kandungan zat terlarut maksimal 10 mg/L
(Florence B, 2015).
Penyaringan/filtrasi (Makrofilter,karbon
aktif,mikrofilter)
Pengepakan
Gambar II.2 Proses Produksi Air Demineral (Sumber: Florence B, 2015 Berdasarkan
Permenprin RI No. 96 Tahun 2011)
Proses produksi air mineral alami sama saja dengan air mineral, hanya saja
Penyaringan/filtrasi (Makrofilter,karbon
aktif,mikrofilter)
Gambar II.3 Proses Produksi Air Mineral Alami (Sumber: Florence B, 2011 Berdasarkan
Permenprin RI No. 96 Tahun 2011)
pengambilan udara. Udara yang lembab dihisap dengan menggunakan mesin proses
menggunakan perangkat yang sama sehingga diperoleh air embun. Air embun lalu
ditampung dalam tangki penampung dan disaring menggunakan karbon aktif dan
mikrofilter. Tahap desinfeksi, pengisian dan penutupan pada kemasan yang telah
dicuci dan pengepakan dilakukan seperti proses produksi pada jenis AMDK yang
Gambar II.4 Proses Produksi Air Mineral Embun (Sumber: Florence B, 2015
Berdasarkan Permenprin RI No. 96 Tahun 2011)
Secara umum proses untuk memproduksi AMDK galon, cup, maupun botol
yaitu dimulai dari water treatment. Penanganan air di water treatment prinsipnya
yaitu dengan desinfeksi dan filtrasi. Proses water treatment dibedakan menjadi 2,
yaitu:
1. water treatment I
Pada water treatment I meliputi klorinasi, carbon filter, final filter, dan
gravity. Proses ini biasanya digunakan untuk memproduksi air minum dalam
kemasan small pack. Proses water treatment I yaitu air dari sumber ditampung
terlebih dahulu di dalam tangki spiral dan didalamnya ada proses klorinasi. Setelah
itu air masuk ke carbon filter untuk dilakukan penyaringan. Proses penyaringan ini
bertujuan untuk menyerap atau menghilangkan rasa, aroma dan warna yang
tidak dikehendaki menggunakan adsorpsi kimia. Pada carbon filter juga tidak
dikehendaki adanya kaporit. Apabila terdeteksi kaporit pada carbon filter maka harus
di regenerasi. Carbon filter juga efektif dalam menghilangkan klorin (Jayati, 2018).
yang masih ada di dalam air. Kemudian dilanjutkan dengan injeksi ozon sebelum air
masuk ke tanki reaksi untuk memastikan air bebas dari kontaminasi (Jayati, 2018).
Setelah itu air masuk ke tanki reaksi dan terjadi proses ozonisasi. Selanjutnya
air masuk ke dalam tanki gravity dan di dalam tanki gravity harus terdapat ozon
untuk memastikan air bebas kontaminasi. Standar ozon yang digunakan PT. Indotirta
Jaya Abadi yaitu 0,15 – 0,25. Untuk melihat diagram alir proses produksi AMDK
2. water treatment II
Pada water treatment II meliputi filter mesh, UV, ultra filtrasi, injeksi ozon
buffer tank. Proses ini biasanya digunakan untuk memproduksi air minum dalam
kemasan galon. Pada proses water treatment II yaitu melakukan filtrasi pada air
tujuan untuk mematikan mikroba yang ada dalam air dengan langsung membunuh inti
selnya. Penyinaran UV bersifat sebagai desinfektan yang bebas kimia (Jayati, 2018).
Kemudian dilanjutkan dengan penyaringan menggunakan ultra filtrasi yang
ozon untuk menghilangkan mikroba dan memastian air dalam kondisi steril. Lalu air
akan masuk ke dalam tangki buffer untuk diisi ke dalam galon, berikut gambar
D. Reaksi
1. Disinfeksi dengan senyawa khlor
baku air dari pegunungan masih banyak terdapat kontaminan baik berupa bahan
kimia maupun mikrobia. Oleh karena itu, dari bahan baku awal hingga proses
produksi dan hasil akhir produk harus selalu dipantau mutunya. Penggunaan klorin
pada proses produksi ini sudah sesuai dengan teori Tchbanoglous (1981) bahwa,
agen kimiawi yang sering digunakan sebagai desinfektan antara lain klorin. Prinsip
kerja klorin dalam membunuh mikroba (khususnya spora jamur/lumut) adalah
dengan menghambat sistem mRNA dan potensi sel mikroorganisme, serta dengan
Gas khlor (Cl2) bila dimasukkan ke dalam air akan terhidrolisa, seperti reasi
berikut:
Cl2 + H2O ↔ HOCl + H+ + Cl-
Asam hipoklorit berdisosiasi dalam air, seperti reaksi berikut:
HOCl ↔ H+ + OCl-
Perbandingan HOCl dan OCl- tergantung pada pH air. Khlor sebagai HOCl
atau OCl- disebut sebagai khlorin bebas yang tersedia (free available chlorine).
Disosiasi asam hipoklorit (HOCl) akan berkurang pada pH rendah (suasana asam).
Pada pH 5 atau lebih kecil sisa khlor akan berupa HOCl, pada ph 7,5 sekitar 50%
sisa khlor berupa HOCl dan pada pH 9 sebagian besar sisa khlor berupa OCl -
(Gebriel, 1994).
larut air sehingga dapat dihilangkan dengan proses penyaringan berikutnya. Prinsip
oksigen yang dilepaskan dari asam hipoklorit akan mengoksidasi komponen tidak jenuh
pada mikroba:
HOCl → HCl + On
trikhloramin menimbulkan rasa yang tidak enak pada air (Gebriel, 1994).
Khlor dioksida (ClO2) dihasilkan dari reaksi gas khlor dengan sodium khlorit
Atau dapat juga dihasilkan dari reasi antara asam khlorida (HCl) dengan sodium
ClO2 tidak terhidrolisa dalam air namun berada sebagai gas terlarut. Dalam larutan
Olivieri, 1985).
Selain itu, injeksi dengan ozon (2-3 ppm) berfungsi sebagai desinfektan
yang akan membunuh mikroba yang berasal dari sumber air. Ozon ini diproduksi
dari alat yang disebut ozon generator. Mesin ini akan mengambil O2 yang berasal
dari tabung oksigen dan akan direaksikan hingga menjadi ozon (O3). Menurut
Suriawiria (1993), ozon dapat terjadi dari gas oksigen yang menyerap energi
3O2 ↔ 2O3.
O3 + H2O ↔ H2O + O2 + O
-
-
di mana O berfungsi sebagai desinfektan, sedang O2 akan memberi kesegaran pada air
E. Produk
ml.
Aguaria cup 240
3. Cup
ml
F. Penanganan Limbah
Pengolahan limbah cair supaya aman untuk dibuang ke lingkungan menjadi
bagian terpenting untuk kelanjutan kehidupan makhluk disekitarnya. Oleh sebab itu
dibutuhkan instalasi yang dilakukan untuk melakukan pengolahan limbah cair dengan
cara penetralan. Plant proses penetralan pH yang digunakan dalam tugas akhir ini
adalah Water Waste Treatment Process. Proses penetralan pH merupakan bagian dari
pengolahan limbah buangan dari industri Air Minum Dalam Kemasan. Pengukuran
uji fisik limbah cair menggunakan 8 parameter diantaranya pH, suhu, kekeruhan,
Rata-rata hasil pH di effluent limbah cair adalah 7,15, suhu effluent 23,85°C,
effluent 7,67 o/oo, TDS effluent 6,85 g/L, warna limbah cair di effluent tidak
berwarna, dan bau limbah cair di effluent tidak berbau. Berdarkan hasil pengukuran
tersebut perusahaan sudah menerapkan proses penetralan limbah cair dengan baik dan
limbah yang dibuang ke lingkungan sudah aman berdasarkan nilai pH, suhu, dan
kekeruhan. Limbah cair dilakukan pengawasan pada ground tank setiap hari pada
Limbah padat yang dihasilkan oleh industri air minum dalam kemasan hanya
berupa plastik atau galon yang rusak atau terdapat kotoran yang tidak bisa
dibersihkan, kemasan ini ditempatkan ditempat yang jauh dari proses produksi dan
A. Kesimpulan
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam produksi air minum dalam kemasan
yaitu ozonator, lampu UV, prefilter, filter karbon aktif, mikrofilter, bottle
3. Pada proses produksi AMDK reaksi kimia terjadi pada saat desinfeksi khlor,
4. Pengolahan limbah cair dalam suatu industri yaitu dengan cara penetralan.
5. Industri air minum dalam kemasan dipimpin oleh seorang Presiden Direktur
Kepala Bagian yang terdiri dari Kepala Bagian PPIC, Kepala Bagian