Anda di halaman 1dari 4

Tugas Ringkasan Jurnal Mikromedis

Normal flora: diversity and functions


Nama : Ye’Muh.Aprizal
Nim : G1A016053

Flora normal merupakan mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa


menimbulkan penyakit pada inang yang ditempati. Tempat paling umum dijumpai flora
normal adalah tempat yang terpapar dengan dunia luar yaitu kulit, mata, mulut,
saluran pernafasan atas, saluran pencernaan dan saluran urogenital. Jumlah flora
normal pa Bahkan di dalampada seseorang dapat dipengaruhi oleh , pola perubahan
dalam diet, stres, perilaku seksual, pengobatan, dan juga perubahan hormon.Ada sebuah
fakita yang ditampilkan pada jurnal ini yang mengatakan bahwa tubuh manusia dewasa
disusun oleh kurang lebih 10^4 sel , dimana ternyata sel tubuh hanya menyusun 10%
dari jumlah yang ada yang sisa 90% lagi merupakan mikroorganisme hal ini akan
memberikan peluang pemikiran baru tentang sebagaimana besar sebenarnya peran dari
mikroba terhadap kehidupan inannya khususnya manusia . Tidak mengherankan jika
pada jurnal ini dikatakan bahwa mikroorganisme khususnya flora normal dapat ditemui
hampir diseluruh bagian tubuh kita , kelompok flora normal yang ada pada tubuh
didominasi oleh kelompok bakteri anaerob dari pada aerob . Contohnya adalah beberapa
jenis Streptococcus yang dapat ditemukan ditenggorkan , Lactobacillus yang dapat
ditemukan pada ronhgga mulut , bahkan dilambung yang berkondisi asam dapat
ditemukan mikroorganisme salah satuny adalah Helycobacter phylori yang menjadi
penyebab penyakit tukak lambung namun setelah diteliti lebih lanjut diketahui bahwa
Helycobacter phylori juga dapat ditemukan pada sekitar 60% lambung manusia sehat ,
bukan hanya pada organ yang berkondisi sangat asam ternyata mikroorganime juga
dapat ditemukan pada organ yang agak basa seperti pada vagina , ternyata pada vagina
juga ditemukan mikroorganisme yakni Lactobacillus crispatus and Lactobacillus
jensenii.Kapan sebenarnya perkembangan flora normal dimulai , dikatakan pada jurnal
ini proses perkembangan flora normal dimulai saat lahir. Diperkirakan bahwa kolonisasi
dimulai selama proses kelahiran ketika usus neonatus diunggulkan dengan sebagian
besar anaerob fakultatif Gram-positif dari mikroflora vagina selama persalinan.Untuk
membantu karakterisasi dan identifikasi flora normal Franks et al mengembangkan enam
probe oligonukleotida bertarget 16S rRNA yang dapat mendeteksi setidaknya 66% flora
feses pada manusia .
Adapun fungsi flora normal biasanya dikenal dengan istilah MAC (Mikroflora
associated characteristic ).MAC merupakan istilah yang merujuk pada fungsi flora normal
pada tubuh seperti pencernaan substrat yang dapat dimetabolisme, resistensi kolonisasi,
produksi vitamin, pengembangan sel mukosa, stimulasi sistem kekebalan tubuh dan
regulasi transit usus . Pada manusia salah satu fungsi penting flora normal yang hidup
pada organ pencernaan adalah membantu perombakan berbagai jenis substrat menjadi
senyawa yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna oleh sel sel tubuh .
Contohnya adalah perombakan karbohidrat yang dilakukan oleh flora normal yang ada
pada usus yang di mana karbohidrat dapat dirombak menjadi asam asetat, propionat,
dan butirat . Asam asetat dan propionat cepat diserap dan merupakan sumber energi
utama , Selain berperan dalam membantu mendegradasi makanan ternyata flora normal
juga berperan dalam Resistensi Koloni , Resistensi kolonisasi merupakan suatu
fenomena dinamis yang mungkin berbeda secara dramatis oleh spesies mikroba, jenis
inang, makanan, dan faktor inang lainnya. Resistensi kolonisasi telah ditemukan sebagai
penghalang alami yang sangat efektif terhadap patogen seperti Salmonella, Shigella,
Pseudomonas, strain E. coli patogen, Candida albicans dan lainnya. Dimana mekanisme
resistensi koloni ini salah satunya adalah dengen menghalangi mikroorganisme
opportunistic agar tidak dapat berkembang sehingga dapat menyebabkan inang
mengalami gangguan , mekanismenya dapat berupa mengeluarkan zat tertentu seperti
SCFA yang merupakan sejenis asam lemak rantai pendek yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme oppurtunictic . Funsi selanjutnya dari flora normal dalam
tubuh adalah menghalangi penempelan dari mikroorganisme lain (selain flora normal
yang ada pada organ atau bagian tertentu ) yang mencoba mengkolonisasi jaringan hal
tersebut terjadi karena penempelan tidak dapat terjadi karena jaringan tersebut telah
dikoloniasasi terlebih dahulu oleh flora normal contohnya adalah pada usus ,Kehadiran
flora usus telah terbukti merangsang produksi glikokonjugat epitel, yang dapat menjadi
reseptor untuk bakteri beberapa pathogenic namun penempelan bakteri pathogenic
dapat dihalangi dikarenakan pada usus sudah terdapat flora normal yang menempel
pada jaringan usus akibatnya bakteri pathogen tidak dapat melakukan penempelan. Flora
normal ternyata berperan sebagai pemasok vitamin dalam tubuh , Flora normal pada
usus terlibat dalam produksi vitamin seperti asam panthothenic (B5), biotin (vitamin H),
pyridoxine (vitamin B6) dan menaquinone (Vitamin K2) (66, 78, 79). Tanpa flora normal
yanga da pada usus, vitamin ini tidak akan diproduksi atau dalam beberapa kasus, tidak
dipecah menjadi bentuk yang dapat diserap. Fora normal juga menginduksi pematangan
sistem limfoid khususnya pada usus (GALT). Flora usus menyediakan berbagai stimulan
antigenik untuk sel-sel GALT, yang mempengaruhi level lokal dan sistemik. Hal ini
dibuktikan dengan penelitian dimana tikus gnotobiotik telah terbukti memiliki lebih sedikit
limfosit intraepitel, sel plasma dan patch Peyer daripada tikus dengan flora usus utuh .
Flora normal juga ternyata memiliki manfaat lain yakni dapat memperlancar saluran
pencernaan dengan meningkatkan rangsang gaya pristaltik contohnya pada usus selain
itu flora normal jga membantu maturasi sel sel epitel pada kolon.
Setelah mengetahui bagaimana peran dan manfaat flora normal dalam tubuh ,
perlu diketahui pula bahwa jumlah maupun jenis flora normal yang ada pada setiap orang
berbeda beda , hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal seperti , Umur , ketika masih
bayi jumlah dan jenis flora normal dalam tubuh tentu tidak terlalu tinggi , namun setelah
disusui dan mulai makan maka akan terjadi peningkatan flora normal dalam tubuh . Selain
umur geografi juga ternayata mempengaruhi jumlah flora normal yang ada dalam tubuh
, pada penelitian yang dilakukan oleh Benno et all yang melakukan penelitian
mebandingkan flora normal pada tinja orang kota dengan orang pedesaan jepang
didapatkan bahwa terdapat perdeaaan jenis dan jumlah flora normal hal tersbut
kemungkinana dipengaruhi oleh bahan makanan , kebersihan makanan dan gaya hidup
antara satu lokasi dengan lokasi yang lain yang berbeda.Pola makan juga merupakan
salah satu hal yang menjadi faktir yang mempengaruhi jumlah maupun jenis flora normal
yang ada hal tersbut terjadi karena setiap bahan makanan memiliki jenis mikroba yang
berbeda dana pa bila dikonsumsi tentu jenis mikroba yang ada pada bahan pangan yang
sering dikonsumsi yang akan mengkolonisasi jaringan pencernaanya .Faktor selanjutnya
adalah stress , Stres sering disebut sebagai pengaruh besar pada fungsi usus,contohnya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Bockov dimana ditemukan bahwa stres dapat
menurunkan produksi asam hidroklorat di perut sehingga memungkinkan pertumbuhan
coliforms dan bacteroides. Namun pada jurnal ini dikatakan bahwa belum ada ada bukti
langsung bahwa stres menyebabkan pergeseran signifikan pada populasi normal. Faktor
yang terakhir yang mempengaruhi jenis dan jumlah flora normal adalah antibiotic , efek
antibiotik pada flora usus telah dipelajari dengan baik, terutama karena seringnya
penyakit terkait dengan penggunaan antibiotik. Antibiotik sering digunakan untuk
mengobati penyakit tertentu tanpa mempertimbangkan bagaimana antibiotik akan
berdampak pada flora normal . Hal tersbut terjadi karena pemakaian antibiotic tanpa
pertimabnagan tidak hanya akan membunuh bakteri pathogen yang ada namun juga
dapat membunuh flora normal yang ada sehingga setelah pemakaian antibiotic maka
yang terjadi adalah mikroorganisme dari luar tubuh dapat mengkolonisasi organ ynag
flora normalnya telah dirusak oleh penggunaan antibiotic .
Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi flora normal yang
ada dalam tubuh adalah metode pertama yang dapat digunakan adalah Metode kultur
selektif metode ini merupakan metode yang memanfaatkan tes biokimia untuk dapat
mengidentifikasi spesies tertentu dan namun, hasilnya hanya akan mengkuantifikasi
bakteri yang dapat dikultur dan tidak dapat mengidentifikasi jenis mikroba yang tidak
diketahui atau menguji interaksi mikroba atau fungsi protektif selain itu metode ini juga
kurang sensitive . Metode selanjutnya adalah Continuous flow cultures , Dalam upaya
untuk mengendalikan beberapa faktor interaktif yang ada dalam mikroekologi di berbagai
lokasi tubuh, dibuatlah suatu metod eidentifikasi yakni Continuous flow cultures.
meskipun hasilnya mungkin lebih tergantung pada spesifikasi kultur daripada interaksi
mikroba. Metode yang lain adalah metode Serotipe, profil plasmid, pola resistensi
antibiotic , metode ini memanfaatkan perkiraan karakteristik mikroorganisme yang
merupakan flora normal , contohnya adalah resistensi flora normal terhadap suatu
antibiotic tertentu yang spesifik cara ini dianggap memiliki ketepatan yang cukup tinggi
dalam mengidenntifikasi jenis flora normal yang ada . Cara selanjutnya adalah dengan
bantuan teknologi molekluar metode ini disebut dengan 16 S ribosomal RNA typing
dimana pada metode ini akan dimanfaatkan gen 16S RNA yang ada pada bakteri sebagai
salah satu parameter karakterisasi pada metode 16 S ribosomal RNA typing digunakan
juga teknik analisis lain seperti PCR dan sequencing untuk menentukan sequence dari
gen 16S yang dimiliki sehingga dapat diketahui secara sepsifik jenis dari flora normal
yang ada.. Metode terakhir ada metode Pemodelan hewan , untuk menguji flora normal
dan faktor-faktor yang mengganggu. Wilson et al. menggunakan tikus gnotobiotic untuk
menguji kemampuan flora hamster untuk perlindungan C. difcile dan E. coli (134). Bakteri
berfilamen tersegmentasi mengembalikan GALT difus pada hewan gnotobiotik .
Bourlioux et al. menggunakan hewan gnotobiotik untuk mempelajari resistensi kolonisasi
terhadap C. perfringens terkait dengan spesies Ruminococcus dan resistensi kolonisasi
terhadap C. difficile terkait dengan interaksi musin .

Anda mungkin juga menyukai