Flora normal merupakan mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa
menimbulkan penyakit pada inang yang ditempati. Tempat paling umum dijumpai flora normal adalah tempat yang terpapar dengan dunia luar yaitu kulit, mata, mulut, saluran pernafasan atas, saluran pencernaan dan saluran urogenital. Jumlah flora normal pa Bahkan di dalampada seseorang dapat dipengaruhi oleh , pola perubahan dalam diet, stres, perilaku seksual, pengobatan, dan juga perubahan hormon.Ada sebuah fakita yang ditampilkan pada jurnal ini yang mengatakan bahwa tubuh manusia dewasa disusun oleh kurang lebih 10^4 sel , dimana ternyata sel tubuh hanya menyusun 10% dari jumlah yang ada yang sisa 90% lagi merupakan mikroorganisme hal ini akan memberikan peluang pemikiran baru tentang sebagaimana besar sebenarnya peran dari mikroba terhadap kehidupan inannya khususnya manusia . Tidak mengherankan jika pada jurnal ini dikatakan bahwa mikroorganisme khususnya flora normal dapat ditemui hampir diseluruh bagian tubuh kita , kelompok flora normal yang ada pada tubuh didominasi oleh kelompok bakteri anaerob dari pada aerob . Contohnya adalah beberapa jenis Streptococcus yang dapat ditemukan ditenggorkan , Lactobacillus yang dapat ditemukan pada ronhgga mulut , bahkan dilambung yang berkondisi asam dapat ditemukan mikroorganisme salah satuny adalah Helycobacter phylori yang menjadi penyebab penyakit tukak lambung namun setelah diteliti lebih lanjut diketahui bahwa Helycobacter phylori juga dapat ditemukan pada sekitar 60% lambung manusia sehat , bukan hanya pada organ yang berkondisi sangat asam ternyata mikroorganime juga dapat ditemukan pada organ yang agak basa seperti pada vagina , ternyata pada vagina juga ditemukan mikroorganisme yakni Lactobacillus crispatus and Lactobacillus jensenii.Kapan sebenarnya perkembangan flora normal dimulai , dikatakan pada jurnal ini proses perkembangan flora normal dimulai saat lahir. Diperkirakan bahwa kolonisasi dimulai selama proses kelahiran ketika usus neonatus diunggulkan dengan sebagian besar anaerob fakultatif Gram-positif dari mikroflora vagina selama persalinan.Untuk membantu karakterisasi dan identifikasi flora normal Franks et al mengembangkan enam probe oligonukleotida bertarget 16S rRNA yang dapat mendeteksi setidaknya 66% flora feses pada manusia . Adapun fungsi flora normal biasanya dikenal dengan istilah MAC (Mikroflora associated characteristic ).MAC merupakan istilah yang merujuk pada fungsi flora normal pada tubuh seperti pencernaan substrat yang dapat dimetabolisme, resistensi kolonisasi, produksi vitamin, pengembangan sel mukosa, stimulasi sistem kekebalan tubuh dan regulasi transit usus . Pada manusia salah satu fungsi penting flora normal yang hidup pada organ pencernaan adalah membantu perombakan berbagai jenis substrat menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna oleh sel sel tubuh . Contohnya adalah perombakan karbohidrat yang dilakukan oleh flora normal yang ada pada usus yang di mana karbohidrat dapat dirombak menjadi asam asetat, propionat, dan butirat . Asam asetat dan propionat cepat diserap dan merupakan sumber energi utama , Selain berperan dalam membantu mendegradasi makanan ternyata flora normal juga berperan dalam Resistensi Koloni , Resistensi kolonisasi merupakan suatu fenomena dinamis yang mungkin berbeda secara dramatis oleh spesies mikroba, jenis inang, makanan, dan faktor inang lainnya. Resistensi kolonisasi telah ditemukan sebagai penghalang alami yang sangat efektif terhadap patogen seperti Salmonella, Shigella, Pseudomonas, strain E. coli patogen, Candida albicans dan lainnya. Dimana mekanisme resistensi koloni ini salah satunya adalah dengen menghalangi mikroorganisme opportunistic agar tidak dapat berkembang sehingga dapat menyebabkan inang mengalami gangguan , mekanismenya dapat berupa mengeluarkan zat tertentu seperti SCFA yang merupakan sejenis asam lemak rantai pendek yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme oppurtunictic . Funsi selanjutnya dari flora normal dalam tubuh adalah menghalangi penempelan dari mikroorganisme lain (selain flora normal yang ada pada organ atau bagian tertentu ) yang mencoba mengkolonisasi jaringan hal tersebut terjadi karena penempelan tidak dapat terjadi karena jaringan tersebut telah dikoloniasasi terlebih dahulu oleh flora normal contohnya adalah pada usus ,Kehadiran flora usus telah terbukti merangsang produksi glikokonjugat epitel, yang dapat menjadi reseptor untuk bakteri beberapa pathogenic namun penempelan bakteri pathogenic dapat dihalangi dikarenakan pada usus sudah terdapat flora normal yang menempel pada jaringan usus akibatnya bakteri pathogen tidak dapat melakukan penempelan. Flora normal ternyata berperan sebagai pemasok vitamin dalam tubuh , Flora normal pada usus terlibat dalam produksi vitamin seperti asam panthothenic (B5), biotin (vitamin H), pyridoxine (vitamin B6) dan menaquinone (Vitamin K2) (66, 78, 79). Tanpa flora normal yanga da pada usus, vitamin ini tidak akan diproduksi atau dalam beberapa kasus, tidak dipecah menjadi bentuk yang dapat diserap. Fora normal juga menginduksi pematangan sistem limfoid khususnya pada usus (GALT). Flora usus menyediakan berbagai stimulan antigenik untuk sel-sel GALT, yang mempengaruhi level lokal dan sistemik. Hal ini dibuktikan dengan penelitian dimana tikus gnotobiotik telah terbukti memiliki lebih sedikit limfosit intraepitel, sel plasma dan patch Peyer daripada tikus dengan flora usus utuh . Flora normal juga ternyata memiliki manfaat lain yakni dapat memperlancar saluran pencernaan dengan meningkatkan rangsang gaya pristaltik contohnya pada usus selain itu flora normal jga membantu maturasi sel sel epitel pada kolon. Setelah mengetahui bagaimana peran dan manfaat flora normal dalam tubuh , perlu diketahui pula bahwa jumlah maupun jenis flora normal yang ada pada setiap orang berbeda beda , hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal seperti , Umur , ketika masih bayi jumlah dan jenis flora normal dalam tubuh tentu tidak terlalu tinggi , namun setelah disusui dan mulai makan maka akan terjadi peningkatan flora normal dalam tubuh . Selain umur geografi juga ternayata mempengaruhi jumlah flora normal yang ada dalam tubuh , pada penelitian yang dilakukan oleh Benno et all yang melakukan penelitian mebandingkan flora normal pada tinja orang kota dengan orang pedesaan jepang didapatkan bahwa terdapat perdeaaan jenis dan jumlah flora normal hal tersbut kemungkinana dipengaruhi oleh bahan makanan , kebersihan makanan dan gaya hidup antara satu lokasi dengan lokasi yang lain yang berbeda.Pola makan juga merupakan salah satu hal yang menjadi faktir yang mempengaruhi jumlah maupun jenis flora normal yang ada hal tersbut terjadi karena setiap bahan makanan memiliki jenis mikroba yang berbeda dana pa bila dikonsumsi tentu jenis mikroba yang ada pada bahan pangan yang sering dikonsumsi yang akan mengkolonisasi jaringan pencernaanya .Faktor selanjutnya adalah stress , Stres sering disebut sebagai pengaruh besar pada fungsi usus,contohnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Bockov dimana ditemukan bahwa stres dapat menurunkan produksi asam hidroklorat di perut sehingga memungkinkan pertumbuhan coliforms dan bacteroides. Namun pada jurnal ini dikatakan bahwa belum ada ada bukti langsung bahwa stres menyebabkan pergeseran signifikan pada populasi normal. Faktor yang terakhir yang mempengaruhi jenis dan jumlah flora normal adalah antibiotic , efek antibiotik pada flora usus telah dipelajari dengan baik, terutama karena seringnya penyakit terkait dengan penggunaan antibiotik. Antibiotik sering digunakan untuk mengobati penyakit tertentu tanpa mempertimbangkan bagaimana antibiotik akan berdampak pada flora normal . Hal tersbut terjadi karena pemakaian antibiotic tanpa pertimabnagan tidak hanya akan membunuh bakteri pathogen yang ada namun juga dapat membunuh flora normal yang ada sehingga setelah pemakaian antibiotic maka yang terjadi adalah mikroorganisme dari luar tubuh dapat mengkolonisasi organ ynag flora normalnya telah dirusak oleh penggunaan antibiotic . Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi flora normal yang ada dalam tubuh adalah metode pertama yang dapat digunakan adalah Metode kultur selektif metode ini merupakan metode yang memanfaatkan tes biokimia untuk dapat mengidentifikasi spesies tertentu dan namun, hasilnya hanya akan mengkuantifikasi bakteri yang dapat dikultur dan tidak dapat mengidentifikasi jenis mikroba yang tidak diketahui atau menguji interaksi mikroba atau fungsi protektif selain itu metode ini juga kurang sensitive . Metode selanjutnya adalah Continuous flow cultures , Dalam upaya untuk mengendalikan beberapa faktor interaktif yang ada dalam mikroekologi di berbagai lokasi tubuh, dibuatlah suatu metod eidentifikasi yakni Continuous flow cultures. meskipun hasilnya mungkin lebih tergantung pada spesifikasi kultur daripada interaksi mikroba. Metode yang lain adalah metode Serotipe, profil plasmid, pola resistensi antibiotic , metode ini memanfaatkan perkiraan karakteristik mikroorganisme yang merupakan flora normal , contohnya adalah resistensi flora normal terhadap suatu antibiotic tertentu yang spesifik cara ini dianggap memiliki ketepatan yang cukup tinggi dalam mengidenntifikasi jenis flora normal yang ada . Cara selanjutnya adalah dengan bantuan teknologi molekluar metode ini disebut dengan 16 S ribosomal RNA typing dimana pada metode ini akan dimanfaatkan gen 16S RNA yang ada pada bakteri sebagai salah satu parameter karakterisasi pada metode 16 S ribosomal RNA typing digunakan juga teknik analisis lain seperti PCR dan sequencing untuk menentukan sequence dari gen 16S yang dimiliki sehingga dapat diketahui secara sepsifik jenis dari flora normal yang ada.. Metode terakhir ada metode Pemodelan hewan , untuk menguji flora normal dan faktor-faktor yang mengganggu. Wilson et al. menggunakan tikus gnotobiotic untuk menguji kemampuan flora hamster untuk perlindungan C. difcile dan E. coli (134). Bakteri berfilamen tersegmentasi mengembalikan GALT difus pada hewan gnotobiotik . Bourlioux et al. menggunakan hewan gnotobiotik untuk mempelajari resistensi kolonisasi terhadap C. perfringens terkait dengan spesies Ruminococcus dan resistensi kolonisasi terhadap C. difficile terkait dengan interaksi musin .