Anda di halaman 1dari 9

PELATIHAN PPGDON (Penanganan Penderita Gawat Darurat

Obstetric Neonatus )
Untuk bidan profesional
PELATIHAN PPGDON (PenanggulanganPenderitaGawatDarurat
Obstetric Neonatus )

Untuk bidan profesional

PENDAHULUAN
Notifikasi pemerintah untuk turut berperan aktif dalam program internasional Millenium
Development Goals (MDG’s) 2015, menjadi puncak langkah Indonesia dalam penataan
kehidupan bermasyarakatnya. Dimana salah satu pokok pencapaian MDG’s 2015 adalah
kesehatan ibu dan anak/bayi yang parameternya diukur dengan angka kematian ibu dan anak/bayi.
Tingginya kasus kematian pada ibu dan bayi tak lekang oleh tingginya kontribusi kasus kegawatan
yang terjadi . Untuk itu, penatalaksanaan yang tepat dalam menyelamatkan nyawa dan hidup ibu
dan bayi menjadi salah satu upaya prioritas yang menjadi kebutuhan setiap insan kesehatan dalam
area pelayanan tersebut, utamanya bagi tenaga bidan profesional dan perawat profesional.
Disisi lain, terbitnya peraturan menteri kesehatan RI Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang registrasi tenaga kesehatan menjadi tantangan tersendiri
bagi tenaga bidan dan perawat untuk mulaimempersiapkan diri memasuki era pelayanan
kesehatan Indonesia yang bermutu melalui system jaminan
mutuberbasiskompetensibagimasyarakatluas.
Keadaan ini bila tidak dipersiapkan secara matang, menjadi sebuah ancaman bagi eksistensi
tenaga kesehatan yang tidak kompeten. Dimana era persaingan profesional kelak hanya akan
menyisakan individu-individu tenaga kesehatan berkualitas yang mampu bertahan menjawab
tantangan perkembangan regulasi.Dan salah satu upaya membangun kompetensi adalah melalui
kesertaan dalam kegiatan pelatihan berbasis kompetensi.

Pelatihan PPGDON dirancang secara komprehensifdan spesifik untuk dapat membangun


kompetensi tenaga kesehatan dalam bidang khusus penanganan kegawatdaruratan pada berbagai
area kasus trauma, kasus kegawatan cardiac, kegawatan obstetric dan kegawatan neonatus.

Karenanya, rancang bangun pelatihan PPGDONini didesain se-demikian rupa untuk mampu
menjabarkan setiap target kompetensi kedalam serangkaian proses pembelajaran yang utuh
meliputi pembelajaran dari aspek knowledge, skill dan attitude. Sehingga ketiga domain
kompetensi tersebut dapat membentuk karakter profesional para peserta latih.

Komponen lain yang menjadi sorotan utama SOS Profesional dalam pelatihan ini adalah
komponen mutu pelatihan. Dimana aspek trainer yang kompeten dan qualified, dapat secara
langsung disandingkan dengan system penjaminan mutu pemeliharaan kompetensi para
pemegang sertifikat PPGDON dengan model system ISO 17024 Internasional, sehingga
keuntungan profesional tidak hanya dirasakan oleh individu pemegang sertifikat, melainkan juga
pihak institusi tempat individu tersebut bekerja dengan penerapan system mutu penjaminan
kompetensi pemegang sertifikat PPGDON. Hal ini yang menjadi ciri khas penyelenggaraan
pelatihan berbasis kompetensi yang disajikan SOS Profesional secara partial meliputi 2 dimensi
area, yakni area pelatihan berbasis kompetensi dan area pemeliharaan kompetensi berbasis system
ISO 17024 Internasional.
TUJUAN

Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta mampu memberikan pertolongan bantuan
hidup dasar pada pasien yang mengalami trauma, gangguan kardio-pulmonary, keadaan
kegawatdaruratan obstetric, dan keadaan kegawatdaruratan neonatus.

TujuanKhusus:
Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta memiliki kemampuan dalam :
1. Menjelaskan konsep dasar dalam perawatan kegawat daruratan.
2. Mengidentifikasi legal aspek dalam penatalaksanaan gawat darurat 3. Mengenal
tanggung jawab dan karakteristik penanganan kegawatan
4. Mampu melakukan pengelolaan jalan nafas.
5. Mengidentifikasi kebutuhan spesifik pasien akan alat terapi oksigenasi yang tepat.
6. Mampu melakukan bantuan hidup dasar.
7. Menjelaskan tentang gejala syokdan penanganannya
8. Memahami konsep manajemen Haemorragic Ante Partum ( Kehamilan usia muda dan
kehamilan usia Lanjut)
9. Memahami konsep manajemen Haemorragic Post Partum
10. Memahami konsep manajemen pre-eclampsia dan eclampsia
11. Mampu melakukan tindakan Kompresi Bimannual Internal-External
12. Mampu melakukan kompresi bimannual aorta, manual placenta, dan memasang tampon
balon kondom.
13. Memahami konsep manajemen neonatus dengan asfixia.
14. Mampu melakukan resusitasi neonatus.
15. Melakukan pengelolaan bantuan hidup dasar/resusitasi pada neonatus.

PESERTAPELATIHAN
Peserta pelatihan adalah Bidan pada berbagai tatanan praktek, Dosen Kebidanan ,serta
Mahasiswa Kebidanan
a. KriteriaPeserta
Pesertaadalahbidan.
JenisTenaga :
a) Bidan praktik klinik mandiri.
b) Bidan di instansi kesehatan pada unit emergency, unit critical care, VK (Vartus
Kammer), maupun unit perawatan lainnya.
c) Bidan dari berbagai unit kerja yang memiliki minat/kemauan.
d) Bidan praktek swasta yang mempersiapkan diri dalam penatalalaksanaan pasien
kegawatdaruratan pada dimensi obstetric dan neonatus.
e) Dosen/Fasilitator Klinik
f) Mahasiswa kebidanan.
2) Pendidikan : Minimal D1 kebidanan.

TENAGA PENGAJAR
1. Praktisi klinis keperawatan dan kebidanan berpengalaman pada bidang critical care dan
kegawat daruratan trauma, cardiac, obstetric dan neonatus (IGD, ICU, ICCU, NICU, PICU)
serta ambulance pra-hospital.
2. Tenaga Kesehatan dengan sertifikat kompetensi ATLS dan ACLS, BTCLS,TOT
3. Tenaga kesehatan yang sudah terbiasa berperan sebagai fasilitator dan insturktur pada
pelatihan-pelatihan kegawatdaruratan seperti SPGDT, BTCLS, ATLS/ACLS, PERINASIA,
dan PONED.
4. Master Assessor Kompetensi ISO 17024
5. Master Of Training.
DESIGN PROSES PELATIHAN

PEMBUKAAN PELATIHAN

Membangun Komitment Belajar (Blc)Metode :


Games, Diskusi

WAWASAN/PENGETAHUAN DASAR :
Materi Inti
 Aspek legal etik kegawat daruratan
 Kebijakan menurunkan AKI Dan  OBSTETRIC :
AKB Management : Pre Eklamsi dan Eklampsi, Perdarahan pada usia kehamilan muda,
METODE : Perdarahan pada usia kehamilan lanjut, Haemoragi c Post Partum, Sistem Rujukan
Maternal dan Neonatal, Airway Breathing management, Resusitasi maternal, USG.
1. CTJ
2. Curah pendapat Praktikum : Skill station obstetric (KBI, KBE, bimanual aorta abdominalis, Tehnik
3. Diskusi melepas placenta, dan tampon kondom, Airway breathing management ,
4. Simulasi Resusitasi pada maternal, Initial assessment kegawatan pada maternal)
 Neonatal :
Management Asfixia, Resusitasi Neonatal
Praktikum : Skill Neonatus ( Resusitasi Neonatus )
METODE :

1. CTJ
2. Latihan/ exercise
3. Studi kasus
4. Diskusi
5. Presentasi

Proses 1. Rencana Tindak Lanjut


2. Evaluasi
3. Penutupan
METODE
1. Simulasi
2. Role play
Pelatihandapatdigambarkansebagaiberikut
METODOLOGIPELATIHAN
Metode yang digunakandalam proses pelatihan ini adalah gabungan beberapa metode yang
digunakan dalam pembelajaran orang dewasa (andragogi) dengan focus melibatkan peran aktif
pesertalatih.

STRUKTUR PROGRAM
Pelatihanini di design selama 50jam pelajaran (JPL) atau selama 4-5 hari efektif (tentative
berdasarkan durasi jam harian). Dengan durasi setiap JPL adalah 45 menit. Materi yang disampaikan
antara lain :
N MATERI WAKTU
O T P K
MATERI DASAR
1 Aspek legal-etik dalam Kegawat Daruratan 1 - -
2 Kebijakan menurunkan AKI/AKB 1 - -
MATERI INTI
1 Airway dan Breathing Management 2 4 -
2 Circulation dan Shock Management pada maternal 1 - -
3 Resusitasi pada maternal 2 4 -
10 System rujukan maternal dan neonatal 1 - -
11 Management perdarahan pada usia kehamilan muda 2 4 -
12 2 4 -

Management perdarahan pada usia kehamilan lanjut

13 Management HPP 2 4 -
14 Management pre-eclampsi dan eclampsia 2 4
15 Asfixia neonatus 2 -
16 Resusitasi pada neonatus 2 4
MATERI PENUNJANG
1 Membangun Komitmen Pembelajaran ( BLC ) - 1 -
2 Rencana Tindak lanjut 1 -
Total JML 20 30 -
Total Persentase 40 60 -
% %

INVESTASI
Biaya investasi pelatihan ini / Peserta adalah sebesar Rp.1.800.000,- (untuk kuota minimal
40 orang peserta/batch .

Biaya tersebut akan dialokasikan oleh SOS Profesional untuk :

 Honorarium
 Pemeliharaan Alat
 InstrumenPraktek termasuk BMHP (Bahan Medik Habis Pakai)
 Buku Panduan
 Seminar Kit
 Cetak sertifikat
 Institusional Fee
 Akreditasi Kementrian kesehatan RI

Biaya tersebut tidak termasuk

 Penginapan dan konsumsi


 Transportasi
 Over bagasi (untuk transportasi udara)

SERTIFIKAT :
Bagi peserta yang dinyatakan kompeten dalam assessment kompetensi berbasis system ISO
17024, akan diberikan sertifikat pelatihan yang diterbitkan dan ditandatangani oleh Menteri
Kesehatan atau pejabat otoritas Kemenkes RI yang berwenang mewakili. Adapun sertifikat ini
secara prestisius menjadi bukti pengakuan negara kepada para pemegang setifikatnya akan
kompetensi dari individu pemegang sertifikat dalam dimensi kompetensi PPGDON. Karenanya,
sertifikat negara ini memiliki nilai benefit sangat potensial bagi peningkatan daya saing individu
peserta pelatihan, maupun institusi penyelenggara.

Bilamana dibutuhkan, dapat diterbitkan sertifikat dari SOS Profesional .

CATATAN :
1. Institusi/penyelenggara menyediakan ruangan kuliah, skill station dan konsumsi
peserta.kebutuhan ruangan akan dikonfirmasikan sesuai paket pilihan yang akan diambil.
2. Paket biaya yang sudah disepakati dapat dibayarkan melalui :
Bank BNI 46, No. Rek. 0271504746 a.n. SOS PROFESIONAL
3. Pembayaran Tanda jadi sebesar 30 % dibayarkan 3 minggu sebelum penyelenggaraan,sisa
pembayaran dilunasi pada akhir pelatihan.

CONTACT US

Moh. Arief Hidayat, BSN RN


Cell Phone : 0899 9250 629

Email : arv_profesional@yahoo.com

CONTOH SERTIFIKAT
TELAH BERHASIL
Menyelesaikan pelatihan PenanggulangantaPenderi
Gawat Darurat Obstetric Neonatus
( PPGDON ) yang diselenggar
akan oleh SOS
……………..
Profesional tanggal 2014, bertempat RSUD
di ………………………………… dengan jumlah 5 menit senilai 1 kredit
0 JPl. @45

Anda mungkin juga menyukai