Jurnal Head Injury PDF
Jurnal Head Injury PDF
ABSTRAK
Introduksi.Penanganan oksigenasi merupakan penanganan yang dilakukan pada pasien gawat
dengan cedera otak sedang. Penanganan oksigenasi yang adekuat dapat mempengaruhi
peningkatan pada kesadaran kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan penanganan
oksigenasi pasien gawat dengan peningkatan kesadaran kuantitatif pada pasien cedera otak
sedang di IGD RSUDdr. Abdoer Rahem Situbondo
Metode.Desain penelitiannya adalah Cross Sectional. Penelitian dimulai pada 24 Juni 2015 –04
Juli 2015 di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Samplingnya adalah Consecutive Sampling
dengan jumlah populasi 31 dan sampel sebanyak 27 pasien cedera otak sedang. Penelitian ini
menggunakan lembar observasi oksigenasi pada pasien cedera otak sedang. untuk mengukur
peningkatan kesadaran kuantitatif pada pasien cedera otak sedang.
Result.Analisis bivariat menggunakan uji spearmanrank test dengan hasil P Value = 0,022
artinya ada hubungan antara penanganan oksigenasi pasien gawat dengan peningkatan kesadaran
kuantitatif pada pasien cedera otak sedang. Kekuatan korelasi dapat dilihat melaui nilai r yaitu
0,439 yang berarti kekuatan hubungan antar variabel adalah sedang.
Diskusi.Pasien cedera otak sedang di IGD rumah sakit ini sebagian besar diberikan penanganan
oksigenasi yang bertekanan 6 liter per menit.
ABSTRAK
Methode.This design of this research is Cross Sectional. The sampling technique is Consecutive
Sampling with 31 population and 27 samples of patients moderate brain injury. This research
uses observation sheets of patients moderate brain injury to measure quantitative awareness in
patients of moderate brain injury.
Result.Bivariate analysis uses spearman test with the result P Value 0,022 that means there is a
correlation between oxygenation treatment in clinical patients with the increasing of quantitative
awareness in patients with moderate brain injury. The power of the correlation can see by R
value 0,439 that means the power of the variable correlation is moderate..
Discussion.Patients in emergency room of this hospital majority given oxygenation treatment
pressurize 6 liters per minute.
nafas dan pemberian oksigenasi yang tanggal 21 Juni - 04 Juli 2015. Populasi
adekuat (Safrizal, 2013). dalam penelitian ini adalah orang tua anak
Untuk mengetahui tingkat keparahan retardasi mental yang berjumlah 43 orang.
cedera otak terdapat berbagai cara penilaian Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
prognosis trauma kepala yakni diantaranya cedera otak sedang yang berada di IGD
adalah dengan menggunakan Glasgow RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo yang
Coma Scale (GCS) (Widiyanto, 2007). GCS berjumlah 27 orang. Teknik sampling yang
merupakan instrumen standar yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah
digunakan untuk mengukur tingkat consecutive Sampling.
kesadaran pasien trauma kepala. GCS Kriteria inklusi penelitian adalah
merupakan salah satu komponen yang berjenis kelamin laki-laki/perempuan,
digunakan sebagai acuan pengobatan dan Pasien cedera otak sedang yang diberikan
dasar pembuatan keputusan klinis umum terapi oksigenasi dalam 5-8 liter per menit
untuk klien (Nurfaise, 2012). selama di UGD. Kriteria eksklusi adalah
Selain mudah dilakukan, GCS juga Penderita cedera otak dengan penyakit
memiliki peranan penting dalam penyerta (HIV AIDS, diabetes melitus),
memprediksi risiko kematian di awal Pasien yang menolak untuk dijadikan
trauma. Dari GCS dapat diperoleh infomasi responden. Pengumpulan data menggunakan
yang efektif mengenai pasien trauma kepala, Instrumen yang digunakan dalam penelitian
kemampuan GCS dalam menentukan ini adalah lembar observasi check list..
kondisi klien (Nurfaise, 2012). Pengolahan data bivariat penelitian
Pada cedera otak sangat penting yakni menggunakan uji Spearman Rank dengan
pengelolaan ventilasi dan hipovolemia yang tingkat signifikan 5% (0,05).
berperan dalam menimbulkan kerusakan
otak sekunder yang bisa dicegah. Penyebab
kecacatan atau kematian yang dapat dicegah
antara lain adalah keterlambatan resusitasi
atas hipoksia (Satyanegara, 2014).
Berdasarkan fenomena yang telah
ditemukan maka peneliti tertarik untuk
meneliti hubungan penanganan oksigenasi
pasien gawat dengan peningkatan kesadaran
kuantitatif pada pasien cedera otak sedang di
igd RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.
yang berbeda antara hidup atau pasien tersebut saat keluar dari
meninggal. rumah sakit (Irawan, 2010).
2. Peningkatan Kesadaran Karakteristik responden
Kuantitatif Pada Pasien Cedera berdasarkan jenis kelamin dan usia
Otak Sedang diketahui sebagian besar adalah laki-
Berdasarkan hasil analisa laki dimana sebagian besar 19
peningkatan kesadaran kuantitatif responden (70,4%) dan usia antara
pasien cedera otak sedang 21 – 35 tahun berjumlah 9
didapatkan nilai tertinggi responden (33,3%). Hal ini berkaitan
peningkatan kesadaran kuantitatif 1 dengan penelitian (Indhiarty, 2007)
berjumlah 9 responden (33%) yang mengatakan bahwa tampak
sedangkan nilai terendah yakni mayoritas penderita adalah laki-laki
penurunan kesadaran kuantitatif 5 hal dengan rata-rata usia 23 tahun
berjumlah 1 responden (3,7%). keatas hal ini mungkin erat kaitannya
Istilah kesadaran mengandung dengan tingkat aktifitas yang lebih
dua komponen fisiologi yaitu isi tinggi. Angka kejadian cedera otak
kesadaran dan keadaan bangun, pada laki-laki 58% lebih banyak
berbagai penyakit dimana berbagai dibandingkan perempuan. Ini
penyakit atau gangguan otak dapat diakibatkan karena mobilitas yang
mempengaruhi tiap komponen tinggi di kalangan usia produktif
tersebut secara sendiri-sendiri dan sedangkan kesadaran untuk menjaga
saling berbeda (Satyanegara, 2014).
keselamatan di jalan masih rendah
Kesadaran kuantitatif dengan disamping penanganan pertama yang
menggunakan kesadaran kuantitatif belum benar benar rujukan yang
merupakan salah satu komponen terlambat (Smeltzer & Bare, 2002).
yang digunakan sebagai acuan Peneliti berpendapat bahwa pada
pengobatan, dan dasar pembuatan penderita cedera otak sedang di IGD
keputusan klinis umum untuk RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
kondisi pasien (Irawan, 2010). sebagian besar pada rentang usia 21
Penilaian GCS bergantung pada – 35 tahun dimana pada rentang usia
respon serebrum terhadap tersebut adalah rentang usia
rangsangan aferen. Variasi dari nilai produktif hal ini cenderung terjadi
GCS disebabkan oleh gangguan dikarenakan aktifitas yang tinggi.
fungsi serebrum atau gangguan di Pada penilaian kesadaran kuantitatif
batang otak yang mempengaruhi pasien cedera otak sedang yang
jalannya rangsangan ke hemisfer mengalami peningkatan kesadaran
serebrum. Penilaian GCS saat pasien kuantitatif 1 dengan jumlah tertinggi
trauma otak masuk rumah sakit dapat 9 responden (33,3%). Hal tersebut
memprediksi tingkat disabilitas bergantung pada respon serebrum
terhadap rangsangan aferen.
Jurnal Keperawatan Fikes UMJ 2015 8
Arifin, dr Sp.Bs dan Risdianto A. (2009). Iskandar, J (2004). Buku Ajar Cedera
Cedera Kepala, Jakarta : Sagung Kepala. Jakarta : BIP.
Seto. Krisandi, Andi E. (2013). Gambaran Status
Caton & Michelle. (2010). Assessing The Kognitif Pada Pasien Cedera Kepala
Neurological Status Of Patients With Yang Telah Diizinkan Pulang di
Head Injuries. Glascow Coma Scale RSUD Arifin Achmad Pekan baru.
(GCS). Universitas Pekan baru Riau. Jurnal
Dewi, Sofia R dan Sasmiyanto. Panduan ilmiah kesehatan 5 (4), 454- 459.
Praktikum Kebutuhan Dasar http://wwwjurnal.com2014/2014/ga
Manusia. Tidak Dipublikasikan. mbaran-status-kognitif.
Universitas Muhammadiyah Jember Muhammad, A. (2008). Peranan Senyawa
Eni dan Achmad. (2013). Keterampilan dan Oksigen Reaktif Pada Cedera
Prosedur Laboratorium Kepala Berat. Universitas Airlangga.
Keperawatan Dasar. Jakarta : ECG. Jurnal Ilmiah Kesehatan 6 (4), 213-
219.http://www.jurnal.com/2008/imp
Eqita, W. (2005). Cedera Kepala. Fakultas lementasi-clinical-governance.html,
Kedokteran Universitas Pelita di akses 18 Mei 2015
Harapan. Jakarta. Jurnal Kedokteran Musliha.(2010). Keperawatan Gawat
1 (2), 25 - 122. Darurat .Yogyakarta : Nuha Medika.
http://www.majour.maranatha.edu/in Nasution, Syahruk H. (2014). Mild Head
dex.php/jurnal Injury. Medula, 2 (4), 89-96. http://
kedokteran/article/view/798, di akses
04 Mei 2015. Nasution, E. (2010). Karakteristik Penderita
Handayani, Luh T. (2014). Buku Ajar Cedera Kepala Akibat Kecelakaan
Statistik Inferensial. Tidak Lalu lintas.Universitas Sumatra
Dipublikasikan Jember. Utara. Medan. Jurnal ilmiah
Hendrizal. (2012). Pengaruh Terapi Oksigen kesehatan. 3 (4), 24- 38
Dengan Menggunakan Non http://repository.usu.ac.id/hamdle/12
Rebreathing Mask Terhadap 3456789/16495, di akses 20 April
Tekanan Parsial CO2 Darah Pada 2015.
Pasien Cedera Otak Sedang. Nopriadi, D. (2013) Standart Operasional
Fakultas Kedokteran Universitas Prosedur (SOP) OKSIGENASI:
Andalas. Padang. Jurnal Kedokteran GrahaIlmu
Nasional. 3 (1), 358–360. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php Peneitian Kesehatan. Jakarta :
/jka/article/view/23, di akses 14 Mei Rineka Cipta.
2015. Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu
Hudak & Gallo. (2010). Keperawatan Keperawatan : Pendekatan Praktis:
Kritis: Pendekatan Holistik Volume Jakarta. Salemba Medika.
2. Jakarta : Kedokteran ECG. Nurfaise. (2012). Hubungan Derajat Cedera
Irwana, O. (2009). Cedera Kepala. Faculty Kepala Dan Gambaran CT Scan
of Medicine University of Riau. Pada Penderita Cedera Kepala di
Pekan baru Riau 1 (2), 25-122. RSU dr. Soedarso. Universitas
Jurnal Dunia Kesehatan, 2 (4), 50- Tanjung Pura. Pontianak. Jurnal
67.http://www.ejurnal.com/2009/ced Ilmiah Kesehatan 1 (4)
era-kepala.html, di akses 10Juni
2014.
Jurnal Keperawatan Fikes UMJ 2015 12
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk
/article/view/1778.
Oswari. (2005). BedahdanPerawatannya.
Edisi 4. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Saanin S. (2008). Cedera Kepala.
http://www.angelfire.com/nc/neurosu
rgery. DiaksesPada23 April 2014.