Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nukman

NIM : 180731640098

Off :C

Matkul : Silang Budaya Nusantara

Osob Kiwalan Khas Malang

Penggunaan bahasa adalah sebagai alat untuk saling komunikasi atau


berhubungan antar individu satu dengan individu lainnya. Dalam penerapannya
tentu setiap daerah memiliki keunikan yang berbeda-beda. Di Indonesia terdapat
keragaman bahasa yang menyebar ke berbagai daerah. Di kota Malang,
kebudayaan yang masih dipertahankan dan digunakan sampai sekarang dan
menjadi bahasa yang khas bagi orang Malang, yaitu “Lawikan Kera Ngalam”
(Hidayah, 2018). Bahasa ini sering digunakan oleh orang Malang dalam
percakapan sehari-hari tanpa terlebih dahulu berpikir, bila orang yang berasal dari
luar Malang tentunya akan mengalami kesulitan dalam pelafalannya. Bahasa
lawikan atau kiwalan berasal dari kosakata walik (bhs.jawa) yang kemudian
dirubah arah bacanya dari belakang ke depan dan menambahkan imbuhan –an.

Bahasa walikan ini dikenal juga oleh masyarakat sekarang sebagai bahasa
gaul pada era globalisasi. Penggunaan bahasa ini sering digunakan oleh kalangan
pemuda di daerah Malang. Setiap daerah di Malang pasti akan menggunakan osob
kiwalan, karena bahasa ini mengandung unsur kekerabatan dan keakraban antar
warga Malang, bahkan warga pendatang banyak yang ingin mempelajari dan
mengikuti bahasa kiwalan ini. Dalam penggunaan bahasa kiwalan tidak semua
kalimat diubah tetapi sebenarnya hanya beberapa kata saja, karena digunakan
sebagai alat komunikasi berupa sandi yang digunakan sebagai bahasa khusus oleh
si penuturnya (Hermawan, 2013).

Dahulunya boso walikan adalah bahasa sandi yang digunakan pada masa
agresi militer II ketika setelah kemerdekaan, tepatnya akhir maret 1949. Pada saat
itu Belanda menyusupkan banyak sekali mata-mata untuk memburu sisa dari
pasukan Mayor Hamid Rusdi yang gugur pada 8 Maret 1949 (Prayogi, 2008).
Untuk mengatasi itu sisa pasukan ini menggunakan boso walikan, agar bisa
mengetahui mana musuh dan mana kawan serta menjamin kerahasiaan. Sampai
dewasa ini, boso walikan menjadi sebuah identitas bagi arema atau arek malang.

Dalam pengguanaannya, boso walikan hanya membalikkan satu suku kata


bukan satu kalimat. Hal ini didasarkan memang fungsinya dulu sebagai sandi
contoh iyo mas dirubah menjadi oyi sam bukan sam oyi. Untuk penggunaan kata
yang berakhiran dengan –ng adalah dengan merubah kata sebelum –ng dan tidak
merubah –ng contoh Malang menjadi Ngalam, karena akan menjadi sulit ketika
dilafalkan.

Dalam perkembangannya, semakin banyak sekali kosakata yang


bermunculan seiring dengan bertambahnya umur bumi, sehingga ada sebuah
kamus untuk memudahkan orang-orang dalam menghafal osob kiwalan ini.
Bahasa ini merupakan sebuah hasil dari kesepakatan bersama dari kalangan
pejuang dahulu atau pengguna bahasa saat ini. Berikut kosakata yang sering
digunakan dalam sehari-hari :

 Nuwus = suwun (terima kasih)


 Nakam = makan
 Rudit = tidur
 Kadit = tidak
 Silup = polisi
 Ayas = saya
 Umak = kamu
 Ewus = suwe
 Ebes = bapak
 Memes = ibu
 Halokes = sekolah
 Hamur = rumah
 Ipok = kopi
Daftar Rujukan
Hermawan, N. F. (2013). Basa Walikan "Slang Jawa". Nitro Profesional, 224-245.

Hidayah, F. N. (2018). Pemetaan Bahasa Walikan Masyarakat Malang di Kota Malang.


International Conference on Education Language and Literature (icon-elite) ,
149-158.

Prayogi, I. (2008). Proses Pembentukan Slang Malang. IKIP PGRI Semarang, 1- 19.

Anda mungkin juga menyukai