Anda di halaman 1dari 7

1.

Gingival Cyst

1) Gingival Cyst of Newborn

Merupakan rongga patologis dangkal yang dilapisi oleh epitel

berkeratin, kista ini ditemukan sebagai lesi berupa nodulus multipel. Kista

gingiva pada bayi ditemukan pada bagian lingual mukosa alveolar anterior

atau bagian puncak mukosa alveolar posterior. Lesi ini biasanya terjadi

pada bayi usia 3-6 minggu pasca kelahiran, disebabkan oleh sisa-sisa

jaringan lamina dentalis yang terakumulasi, namun lesi ini tidak

membahayakan bayi maupun mengganggu proses erupsi pada gigi sulung

kelak.

Kista gingiva yang ditemukan pada bayi biasanya dijumpai

bersamaan dengan dua lesi lainnya, yaitu eipstein’s pearls dan bohn’s

nodules. Eipstein’s pearls merupakan kista dengan lapisan epitel

berkeratin yang dijumpai sebagai lesi unilokuler pada midpalatine yang

disebabkan oleh sisa-sisa epitel yang terjebak pada line of fusion palatum.

Bohn’s nodules merupakan kista dengan lapisan epitel berkeratin yang

dijumpai sebagai lesi multipel pada perbatasan palatum durum dan

palatum mole, lesi ini ditemukan menyebar.

Gambar 1.1 Kista gingiva yang ditemukan pada posterior mukosa

alveolar bayi berusia 15 hari


(1) Gejala Klinis

Kista gingiva pada bayi bersifat asimptomatik, namun pada

beberapa kasus kista ini dapat menimbulkan gejala seperti

pembengkakkan yang dapat terjadi disekitar mukosa yang terlibat

(2) Histopatologis

Gambaran histologis kista gingiva yang terjadi pada bayi

menunjukkan bahwa terdapat lumen yang dilapisi oleh epitel

berkeratin, di dalam lumen dapat dijumpai sel inflamasi

Gambar 1.2 Gambaran histologi kista gingiva pada bayi

(3) Treatment

Kista gingiva pada bayi tidak memerlukan penanganan khusus

dikarenakan kista dapat menghilang sendirinya. Penanganan yang

dapat dilakukan adalah observasi dan oral hygiene instruction

yang diinformasikan kepada orang tua penderita

2) Gingival Cyst of Adult

Merupakan rongga yang dilapisi oleh lapisan epitel berkeratin,

terjadi pada jaringan gingiva (free gingiva/attached gingiva) orang


dewasa, biasanya ditemukan pada regio caninus hingga premolar rahang

bawah. Kista gingiva pada orang dewasa dapat bersifat unicyst maupun

policysy dengan diameter 1 cm. Kista ini dapat disebabkan oleh sisa dental

lamina maupun trauma pada saat implantasi jaringan. Predileksi usia

penderita kista gingiva yaitu 30-40 tahun, insidensi kista gingiva pada

orang dewasa >1% dari keseluruhan kasus kista yang terjadi pada rahang.

Gambar 1.3 Kista gingiva pada attached gingiva di regio gigi 23 pada

penderita berusia 26 tahun

(1) Gejala Klinis

Kista gingiva pada orang dewasa bersifat asimptomatik, namun

pada beberapa kasus dapat dijumpai gejala berupa

pembengkakkan pada gingiva di sekitar lesi

(2) Gambaran Histopatologis

Secara umum, gambaran histologis kista gingiva pada orang

dewasa sama dengan gambaran histologis kista gingiva pada

bayi
Gambar 1.4 Gambaran histologi kista gingiva pada dewasa

(3) Gambaran Radiografis

Hasil gambaran radiografis pada lesi ini menunjukkan tidak

ditemukan adanya kelainan

Gambar 1.5 Gambaran radiografis pada kista gingiva di regio gigi 23

pada penderita berusia 26 tahun

(4) Treatment

Perawatan yang diperlukan yaitu reseksi kista dengan teknik

marsupialisasi maupun enukleasi

2. Odontogenic Keratocyst

Odontogenik keratokista merupakan kista yang dilapisi oleh epitel

berkeratin, bersifat unilokuler dan agresif, dan biasanya terjadi pada posterior

mandibula. Insidensi odontogenik keratokista hanya 10% dari keseluruhan


kasus kista yang terjadi pada rahang, dengan predileksi usia 20-29 tahun. Kista

ini disebabkan oleh sisa dental lamina dan memiliki peluang rekurensi

sebanyak 30-60%.

(1) Gejala Klinis

Odontogenik keratokista dengan ukuran kecil biasanya besifat

asimptomatik, namun jika kista membesar dan disertai dengan infeksi

sekunder maka dapat menyebabkan gejala nyeri, terjadi

pembengkakkan pada jaringan lunak di sekitar lesi, pembesaran tulang

rahang yang terlibat, dan parasthesia pada bibir maupun mukosa yang

berdekatan dengan kista

(2) Gambaran Histopatologis

Odontogenik keratokista memiliki dua jenis gambaran histologis,

yaitu ortokeratinisasi dan parakeratinisasi. Gambaran ortokeratinisasi

biasanya ditemukan pada kista yang terjadi di sekitar gigi molar ketiga

mandibula sehingga menyerupai kista dentigerus, ortokeratinisasi

bersifat less aggressive. Parakeratinisasi biasanya ditemukan pada

posterior mandibula kecuali di sekitar gigi molar ketiga, gambaran ini

memiliki ciri khas berupa lipatan-lipatan epitel yang terlihat jelas dan

memiliki sifat rekuren yang lebih tinggi dan lebih agresif bila

dibandingkan dengan ortokeratinisasi


Gambar 2.1 Gambaran histopatologis: ortokeratinisasi pada

odontogenik keratokista

Gambar 2.2 Gambaran histopatologis: parakeratinisasi pada

odontogenik keratokista

(3) Gambaran Radiografis

Gambaran radiografis dari kista ini dapat berupa lesi lobulated dan

terjadi ekspansi pada tulang alveolar serta tulang rahang

Gambar 2.3 Gambaran radiografis odontogenik keratokista


(4) Treatment

Perawatan yang diperlukan pada kista ini adalah reseksi dengan teknik

marsupialisasi maupun enukleasi

SUMBER:

1. Moda A. Gingival Cyst of Newborn. International Journal Clinical Pediatric

Dentistry. 2011;4(1):83–4.

2. Malali V V., Jha AK, Satisha TS, Rath SK. Gingival cyst of adult: A rare case.

J Indian Society of Periodontology. 2012;16(3):465–8.

3. Nayak MT, Singh A, Singhvi A, Sharma R. Odontogenic keratocyst: What is in

the name? J Natural Science Biology Medicine. 2013;4(2):282–5.

4. Arya Rajendran BS. Shafer’s Textbook of Oral Pathology. 6th ed. Elsevier

Health Sciences. India: Elsevier; 2014. 254–260.

Anda mungkin juga menyukai