Anda di halaman 1dari 15

Ukuran letak adalah beberapa nilai yang letaknya sedemikian rupa dalam suatu rangkaian data atau

dalam suatu distribusi frekuensi sehingga nilai itu membagi rangkaian data atau distribusi frekuensi
itu menjadi beberapa ba- gian yang sama. Ada empat ukuran letak yaitu median, kuartil, desil dan
persentil.
Median adalah ukuran letak (sebuah nilai) yang membagi serangkaian data atau suatu distribusi
menjadi dua bagian yang sama, yaitu lima puluh persen (50%) dari keseluruhan data nilainya terletak
di bawah (nilai) median dan lima puluh persen (50%) lagi nilainya terletak di atas (nilai) median.
Kuartil
Kuartil (K) adalah nilai-nilai yang membagi serangkaian data atau suatu distribusi frekuensi menjadi
empat (4) bagian yang sama. terdapat tiga kuartil: kuartil pertama, kuartil kedua, dan kuartil ketiga.
Kuartil Pertama (K1) adalah sebuah nilai yang menyatakan 25% dari keseluruhan data nilainya lebih
kecil dari (nilai) K1 dan 75%-nya lagi nilainya lebih besar dari (nilai) K1
Kuartil kedua (K2) adalah sebuah nilai yang menyatakan 50% dari
keseluruhan data nilainya lebih kecil dari (nilai) K2 dan 50%-nya lagi nilainya lebih besar dari (nilai)
K2. Jadi K2 sama dengan median
Kuartil ketiga (K3) adalah sebuah nilai yang menyatakan 75% dari
keseluruhan data memiliki nilai lebih kecil dari (nilai) K3, dan 25%-nya lagi memiliki nilai lebih
besar dari (nilai) K3
Kuartil Data yang Belum Dikelompokkan
Tahap perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Susunlah data dari nilai yang terkecil sampai dengan nilai yang terbesar atau sebaliknya.

2. Menentukan letak kuartil ( )

Rumus yang digunakan :

= letak kuartil ke –x

n = banyaknya data
Contoh :
Misalkan nilai matematika dari 12 siswa adalah sebagai berikut :
87,69,82,70,90,77,78,80,85,75,83,72
Tentukan kuartil pertama dan ketiga dari data tersebut.
Data setelah diurutkan adalah 69,70,72,75,77,78,80,82,83,85,87,90
Kuartil Data yang Telah Dikelompokkan
Bila datanya telah dikelompokkan atau telah disusun dalam distribusi frekuensi atau tabel frekuensi,
maka kuartil sekelompok data tersebut dapat dihi- tung melalui tahapan berikut :

1. Menentukan letak kuartik ( )

Letak kuartil ke –x ditentukan dengan rumus :

( x = 1, 2 dan 3 )

= letak kuartil yang ke –x

n = banyaknya data
2. Menghitung nilai kuartil ( )

= kuartil ke –x

= tepi bawah kelas dari kelas terdapatnya kuartil ke –x

= frekuensi absolut kelas terdapatnya kuartil ke –x

n = banyaknya data/ ukuran sampel


c = interval kelas

= frekuensi komulatif kelas sebelum kelas terdapatnya kuartil ke –x

= letak kuartil ke –x

Contoh :
Omzet penjualan (juta rupiah) sampel acak 70 toko dalam sebuah komplek pertokoan di Kota
Denpasar pada bulan lalu, disajikan sebagai berikut:

Omzet Penjualan (Juta Banyaknya Toko


Rupiah) (Unit)
20 - 29 1
30 - 39 4
40 - 49 7
50 - 59 13
60 - 69 25
70 - 79 15
80 - 89 5
Total 70
Berdasarkan data pada Tabel disamping, hitunglah
1. Kuartil pertama (K1), dan berikanlah interpretasi
2. Kuartil ketiga (K3 ), dan berikanlah interpretasi
Penyelesaian

Omzet Penjualan Banyaknya Tepi kelas fC


(Juta Rupiah)
(fi )
19,5 0
20 - 29 1
29,5 1
30 - 39 4
39,5 5
40 - 49 7
49,5 12
50 - 59 13
59,5 25
60 - 69 25
69,5 50
70 - 79 15
79,5 65
80 - 89 5
89,5 70

(a) Menghitung nilai K1 dan memberikan interpretasi terhadap nilai K1


• Letak K1 ( )
x = 1, n = 70

= = 17,5
Letak K1 yaitu antara frekuensi komulatif 12 dan 25 pada kelas ke-4 (kelas nyata) adalah
49,5 - 59,5. (lihat tanda panah dalam Tabel disamping).
J
adi, kuartil pertama (K1) = Rp 53,73 juta. K1 = Rp 53,73 juta, artinya kurang lebih 25% dari
seluruh sampel toko tersebut omzet penjualannya kurang dari atau paling tinggi Rp 53,73 juta
dan 75% nya lagi, omzet pen- jualan lebih dari atau paling rendah Rp 53,73 juta.
Menghitung nilai K3 dan memberikan interpretasi terhadap nilai K3

Letak K3 yaitu antara frekuensi komulatif 50 dan 65 pada kelas ke-6 (kelas nyata) adalah 69,5 – 79,5
(lihat tanda panah dalam Tabel diatas)

Jadi, kuartil ketiga (K3) = Rp 71,17 juta. K3 = Rp 71,17 juta, artinya kurang lebih 75% dari seluruh
sampel toko tersebut omzet penjualannya kurang dari Rp 71,17 juta dan 25% nya lagi omzet
penjualannya lebih dari Rp 71,17 juta.
Desil
Desil (D) adalah nilai-nilai yang membagi serangkaian data atau suatu distribusi frekuensi menjadi
sepuluh bagian yang sama. Dengan demikian terdapat sembilan ukuran desil yaitu D1, D2, D3, . . . .,
dan D9
Desil Pertama (D1) adalah sebuah nilai yang membagi serangkaian data atau suatu distribusi frekuensi
sehingga 10% dari seluruh data nilainya kurang dari nilai D1 dan 90% nya lagi nilainya lebih besar
dari nilai D1.
Desil kedua (D2) adalah sebuah nilai yang membagi serangkaian data atau suatu distribusi frekuensi
sehingga 20% dari seluruh data nilainya kurang dari nilai (D2) dan 80% nya lagi nilainya lebih besar
dari nilai (D2).
Desil kelima (D5) adalah sebuah nilai yang membagi serangkaian data atau suatu distribusi frekuensi
sehingga 50% dari seluruh data nilainya kurang dari nilai (D5) dan 50% nya lagi nilainya lebih besar
dari nilai (D5). Jadi, D5 sama dengan median
Secara umum dapat diberi batasan sebagai berikut :
Desil ke-x (Dx) dengan x = 1, 2, 3 ..., 9 adalah sebuah nilai yang membagi serangkaian data atau
suatu distribusi frekuensi sehingga 10x% dari seluruh data nilainya kurang dari nilai (Dx) dan (100% -
10x%) dari seluruh data tersebut memiliki nilai lebih besar nilai (Dx)
Desil Data yang Belum Dikelompokkan
Tahapan perhitungannya sebagai berikut:
1. Menyusun data tersebut dari nilai terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya
2. Menentukan letak desilnya (LDx)
Letak desil ke-x ditentukan dengan rumus:

= letak desil yang ke-x

n = Banyaknya data
3. Menghitung nilai Desil ke-x (Dx).
a) Bila LDx merupakan bilangan utuh (bulat positif)
Maka, nilai desil ke-x (Dx) = nilai data dengan urutan ke
Contoh :
Tentuakan Desil keenam dari data berikut ;
87,69,82,70,90,77,78,80,85,75,83,72
Data setelah diurut adalah 69,70,72,75,77,78,80,82,83,85,87,90
Desil Data yang Telah Dikelompokkan
Bila datanya telah dikelompokkan atau telah disusun dalam distribusi frekuensi atau tabel frekuensi,
maka desilnya dapat dihitung melalui tahapan
1. Menentukan letak desil ke-x (LDx)
Rumus yang digunakan:

2. Menghitung nilai desil ke-x (Dx)


Rumus yang digunakan:

Keterangan :
Contoh
Laba yang berhasil diraup oleh 200 perusahaan yang bergerak di bidang realstate, hasil survei
sampling di suatu wilayah, dikelompokkan sebagai berikut (data hipotetis):

Laba (Juta Rupiah) Banyak Perusahaan (unit)


50 - 99 20
100 - 149 13
150 - 199 26
200 - 249 75
250 - 299 30
300 - 349 12
350 - 399 24
Total 200
Hitunglah:
(a) D3, serta berikanlah interpretasi.
(b) D8, serta berikanlah interpretasi.
(c) Tentukanlah batas-batas nilai laba 20% teratas/terbesar.
Penyelesaian :

Laba (Juta fi Tepi fc


Rupiah) Kelas

50 - 99 20 49,5 0

100 - 149 13 99,5 20

150 - 199 26 149,5 33

200 - 249 75 199,5 59

250 - 299 30 249,5 134

300 - 349 12 299,5 164

350 - 399 24 349,5 176


399,5 200
Total 200

(a) Menghitung D3 dan memberikan interpretasi terhadap nilai D3


Letak D3
x = 3, dan n = 200

Letak D3 antara frekuensi komulatif 59 dan 134 yaitu pada kelas ke-4 (ke- las nyata) adalah 199,5 –
249,5 (lihat tanda panah dalam Tabel disamping)

Nilai D3

Jadi, D3 = Rp 200,17 juta. D3 = Rp 200,17 juta artinya kurang-lebih 30% dari sampel tersebut (kurang
lebih 60 perusahaan) memperoleh laba ku- rang dari Rp 200,17 juta dan 70% lagi (kurang lebih 140
perusahaan) memperoleh laba lebih dari Rp 200,17 juta.
(b) Menghitung dan memberikan interpretasi terhadap nilai D8

Letak D8 antara frekuensi komulatif 134 dan 164, yaitu pada kelas ke-5 (kelas nyata) adalah
249,5 – 299,5 (lihat Tabel diatas)

Nilai D8
Jadi, D8 = Rp 292,83 juta. Nilai D8 = Rp 292,83 juta, artinya kurang-le- bih 80% dari seluruh sampel
tersebut (kurang lebih 160 perusahaan) pada bulan Maret 2011, memperoleh laba kurang dari Rp
292,83 juta dan 20%-nya (kurang lebih 40 perusahaan) lagi memperoleh laba lebih dari Rp 292,83
juta.
(c) Batas-batas nilai laba 20% teratas/terbesar adalah berkisar antara Rp 292,83 juta (batas bawah)
hingga Rp 399,5 juta (batas atas yaitu tepi atas kelas ketujuh /tepi atas kelas yang terakhir).
Persentil
Persentil (P) adalah nilai-nilai yang membagi serangkaian data atau suatu distribusi frekuensi menjadi
100 bagian yang sama. Dengan demikian terdapat 99 persentil yaitu P 1, P2 , P3, . . . dan P99
Persentil Data yang Belum Dikelompokkan
Tahapan perhitungannya
1. Menyusun data dari nilai terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya.

2. Menentukan letak persentil ke-x (

Letak persentil ke-x ditentukan dengan rumus: = x (n + 1)

100
3. Menghitung nilai Persentil ke-x (Px).
(i) Bila LP merupakan bilangan utuh (bulat positif)
Maka, nilai persentil ke-x (Px) = nilai data dengan urutan ke x (n + 1)
100
Contoh
Tentuakan Persentil ke delapan puluh lima dari data berikut ;
87,69,82,70,90,77,78,80,85,75,83,72
Data setelah diurut adalah 69,70,72,75,77, 78,80,82,83,85,87,90
Persentil Data yang Telah Dikelompokkan
Bila datanya telah disusun dalam suatu distribusi frekuensi atau tabel frekuensi, persentilnya dapat
dihitung melalui tahapan :

(1) Menentukan letak persentil ke-x ( )

Letak persentil ke-x ditentukan dengan rumus:

(2) Menghitung nilai persentil ke-x (Px)


Nilai persentil ke-x dihitung dengan rumus:

Contoh
Hasil survei tentang pendapatan bersih per bulan 600 usaha salon kecantikan yang diambil
secara acak di sebuah kota adalah sebagai berikut:

Pendapatan Banyak
Bersih (Juta Rupiah Usaha Salon (unit)
5,0 - 5,9 20
6,0 - 6,9 29
7,0 - 7,9 62
8,0 - 8,9 152
9,0 - 9,9 126
10,0 - 10,9 150
11,0 - 11,9 61
Total 600
a) Hitunglah P30, berikan interpretasi.
b) Hitunglah P60, berikan interpretasi.
Penyelesaian

(a) Menghitung P30 dan interpretasinya


Letak P30
x = 30 , n = 600

Letak P30 → = = 180

Letak P30 antara frekuensi komulatif 111 dan 263, pada kelas ke-4 (kelas nyata) adalah 7,95 –
8,95 (lihat tanda panah dalam Tabel diatas).
Lx = L30 = 7,95

= = 152

= = 111

C=1

= 7,95 + 0,4539 = 8,4039


Jadi, P30 = Rp 8,4039 juta
Nilai P30 = Rp 8,4039 juta artinya kurang-lebih 30% dari sampel salon kecantikan tersebut
pendapatan bersih per bulannya kurang dari Rp 8,4039 juta dan 70% lagi pendapatan bersih per
bulannya lebih dari Rp 8,4039 juta
Menghitung P60 dan interpretasinya
Letak P60
x = 60 , n = 600

Letak P60 → = = 360

Letak P60 antara frekuensi komulatif 263 dan 389, yaitu pada kelas ke-5, kelas nyatanya adalah 8,95 -
9,95 (lihat tanda panah dalam Tabel diatas)

= = 8,95 = = 8,95

= = 126 c=1

Per rumus P60 dihitung dan didapat

Px = Lx + xc

= + xc

= 89,5 + x1

Jadi, P60 = Rp 9,7198 juta rupiah.


Nilai P60 = Rp 9,7198 juta artinya kurang-lebih 60% dari sampel salon kecantikan tersebut pendapatan
bersih per bulannya kurang dari Rp 9,7198 juta dan 40%-nya lagi lebih dari Rp 9,7198 juta
Ukuran Letak Data Belum Dikelompokkan Dengan Letak Bilangan Bulat
pada (i + k), i = bilangan utuh dan k = bilangan pecahan < 1 atau desimal <1, maka nilai K x, Dx dan Px
dihitung dengan pendekatan yang dilakukan oleh Lind, et al., (2008), yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:

Nilai dan = + k(X(i+1) -


Contoh
Data berikut adalah data jumlah kamar 12 hotel berbintang (unit) di sebuah kota
30 35 40 44 54 60 65 70 74 78 80 84
Tentukanlah : (a) K3, (b) D5 dan (c) P30.
Penyelesaian
30 35 40 46 54 60 65 7074 78 80 84
x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9
(a) K3 = ...?
Letak K3 → L K3 = 3(12 + 1) = 9,75
4
Letak K3 antara data urut yang ke-9 dan data urut yang ke-10. Dalam hal ini, i = 9 dan k = 0,75.
Maka
K3 = x9 + 0,75 (x10 – x9)
= 74 + 0,75 (78 - 74) = 77
Jadi K3 = 77 unit

(b) D5 = ...?
Letak D5 D5 L D = 5(12 + 1) = 6,5
10
Letak D5 antara data urut yang ke-6 dan data urut yang ke-7. Dalam hal ini, i = 6 dan k = 0,5
Maka,
D5 = x6 + 0,5 (x7 – x6)
= 60 + 0,5 (65 – 60) = 62,5
Jadi D5 = 62,5 = 63 unit (dibulatkan)

(c) P30 = ...?


Letak P30 → L P30 = 30(12 + 1) = 3,9
100
Letak P30 antara data urut yang ke-3 dan data urut yang ke-4. Dalam hal ini, i = 3 dan k = 0,9
Maka,
P30 = x3 + 0,9 (x4 – x3)
= 40 + 0,9 (46 – 40) = 45,4
Jadi P30 = 45,4 = 45 unit (dibulatkan)

Anda mungkin juga menyukai