Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkotika dan psikotropika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang
pengobatan, pelayanan kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan pada sisi
lain dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan
tanpa pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama. Zat-zat narkotika yang semula
ditunjukkan untuk kepentingan pengobatan, namun dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, jenis-jenis narkotika dapat diolah sedemikian banyak serta
dapat pula disalahgunakan fungsinya.
Menurut UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan pengertian Narkotika
adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan”. Yang termasuk jenis narkotika adalah :
1 Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
2 Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-
campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No.
5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain: Sedatin (Pil BK), Rohypnol,
Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat,
Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic
Diethylamide) dan sebagainya.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara memberikan pelayanan resep obat narkotika dan
psikotropika
2. Untuk mengetahui cara memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pada
pemberian obat narkotika dan psikotropika

1
C. Manfaat
1. Mampu memberikan pelayanan resep obat narkotika dan psikotropika.
2. Mampu memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pada pemberian
obat narkotika dan psikotropika.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat berat (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997).
Narkotika/ Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya
yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, termasuk bagi
aparat hukum. Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga mengenal istilah madat sebagai
sebutan untuk candu atau opium, suatu golongan narkotika yang berasal dari getah
kuncup bunga tanaman Poppy yang banyak tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan
Laos (The Golden Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan.
Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat
adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan
(adiksi).
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semisintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi
sampai menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi).

B. Jenis-jenis Narkotika
Jenis narkotika di bagi atas 3 golongan :
1. Narkotika golongan I : adalah narkotika yang paling berbahaya, daya adiktif sangat
tinggi menyebabkan ketergantunggan. Tidak dapat digunakan untuk kepentingan
apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, morphine,
putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.
2. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin dan turunannya,
benzetidin, betametadol.

3
3. Narkotika golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : codein dan turunannya
(Martono, 2006).

1. OPIAT atau Opium (candu)


Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap
(inhalasi).
a) Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation)
b) Menimbulkan semangat
c) Merasa waktu berjalan lambat.
d) Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.
e) Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang).
f) Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.

2. MORFIN
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara
kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di
bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena)
a) Menimbulkan euforia.
b) Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
c) Kebingungan (konfusi).
d) Berkeringat.
e) Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
f) Gelisah dan perubahan suasana hati.
g) Mulut kering dan warna muka berubah.

3. HEROIN atau Putaw


Merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan atas pengolahan morfin
secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80%
hingga 99%. Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni
berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga
bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara
disuntik atau dihisap.

4
Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion ( 30-60 detik) diikuti rasa
menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati
(euforia). Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya.
a) Denyut nadi melambat.
b) Tekanan darah menurun.
c) Otot-otot menjadi lemas/relaks.
d) Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).
e) Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
f) Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat.
g) Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.
h) Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari.

Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar,
jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul gangguan
kebiasaan tidur.

Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek euforia semakin
ringan atau singkat

4. GANJA atau Kanabis


Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung 3
zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya
dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa
rokok.
a) Denyut jantung atau nadi lebih cepat.
b) Mulut dan tenggorokan kering.
c) Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
d) Sulit mengingat sesuatu kejadian.
e) Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan koordinasi.
f) Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.
g) Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang
berkepanjangan, rasa letih/capek.
h) Gangguan kebiasaan tidur.
i) Sensitif dan gelisah.
j) Berkeringat.

5
k) Berfantasi
l) Selera makan bertambah

5. LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs


Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh
dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar perangko dalam banyak warna dan
gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan
meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan
berakhir setelah 8-12 jam.
a) Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktu.
b) Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang
dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya.
c) Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat
perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).
d) Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
e) Diafragma mata melebar dan demam.
f) Disorientasi.
g) Depresi.
h) Pusing
i) Panik dan rasa takut berlebihan.
j) Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian.
k) Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.

6. KOKAIN
Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free
base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut
dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang
disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan
dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian
berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda.

6
C. Cara Pengobatan Narkoba
Pertolongan penderita Narkoba dimandikan dengan air hangat, minum banyak,
makan- makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya
dari narkoba.
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari
tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau
dengan penurunan dosis obat pengganti.
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secara
fisik memang tidak ketagihan lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen
terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang pecandu.

D. Pengertian Psikotropika
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

E. Efek Pemakaian Psikotropika


Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya
halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan
dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi
para pemakainya.
Pemakaian psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan
pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja
menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta
kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.

F. Golongan Psikotropika
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan
digolongkan menjadi4 golongan, yaitu:
a. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan
pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat.
b. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat
menimbulkan ketergantungan.

7
c. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya
sedang dari kelompok hipnotik sedatif.
d. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan.

Contoh-contoh Psikotropika
Berikut ini adalah beberapa contoh dari golongan psikotropika:
a. Psikotropika Golongan I:
1) Broloamfetamine atau DOB
2) Cathinone
3) DET
4) DMA
5) DMHP
6) DMT

b. Psikotropika Golongan II:


1) Amphetamine
2) Dexamphetamine
3) Fenetylline
4) Levamphetamine
5) Levomethampheta-mine
6) Mecloqualone
7) Methamphetamine
8) Methamphetamineracemate

c. Psikotropika Golongan III:


1) Amobarbital
2) Buprenorphine
3) Butalbital
4) Cathine / norpseudo-ephedrine
5) Cyclobarbital
6) Flunitrazepam

d. Psikotropika Golongan IV:


1) Allobarbital

8
2) Alprazolam
3) Amfepramone
4) Aminorex
5) Barbital
6) Benzfetamine
7) Bromazepam

9
BAB III
TELAAH KARTU INSTRUKSI MEDIS FARMAKOLOGIS

A. Kartu Instruksi Medis Farmakologis

10
B. Lampiran Resep Narkotika

11
C. Alur Kerja
1. Perawat datang ke Tempat Penyiapan Obat (TPO) dengan membawa kartu instruksi
medis farmakologis dan lampiran resep narkotika serta memberikannya ke TTK 1
yang berada di TPO.
2. TTK 1 menerima kartu instruksi medis farmakologis dan lampiran resep narkotika
dan memberikannya ke TTK 2.
3. TTK 2 menelaah kartu instruksi medis farmakologis dan lampiran resep narkotika.
4. Setelah terverifikasi, TTK 2 meminta kepada TTK 3 untuk menyiapkan obatnya
beserta etiket yang sesuai.
5. Setelah semua obat siap, TTK 3 menyerahkan obat beserta kartu instruksi medis
farmakologis kepada TTK 4 untuk diserahkan kepada pasien. Sementara itu, lampiran
resep narkotikanya tidak di bawa ke ruang pasien, tetapi tetap tinggal di TPO sebagai
arsip.
6. Kemudian TTK 4 membawa obat oral ke ruang pasien dengan menggunakan box
obat.
7. Setelah sampai di ruangan pasien, TTK 4 pasien dan keluarga pasien untuk
menjelaskan obat cara penggunaan obat yang diberikan.
8. Setelah selesai memberikan obat kepada pasien, TTK 4 menemui perawat dan
menjelaskan kepada perawat tentang obat luar yang akan diberikan ke pasien.
Kemudian TTK 4 mengisi kartu instruksi medis farmakologis dengan benar seperti
tanggal dan jam obat di serahkan, memberi tanda centang pada kolom (tanda) dan
menandatangani kolom initial serta meminta paraf perawat sebagai tanda bukti bahwa
obat tersebut telah di serahkan kepada pasien.
9. Kemudian TTK 4 kembali ke TPO lagi untuk melanjutkan tugas lainnya. Sementara
itu kartu instruksi medis farmakologis di tinggal di perawat yang berjaga di ruang
pasien.
10. Perawat masuk ke ruang pasien dan menjelaskan serta memakaikan tobat luar ke
pasien.

12
D. Deskripsi Obat

1. ONDANSETRON 8 mg

Indikasi Umum

Penatalaksanaan mual dan muntah karena kemoterapi dan radioterapi, mual dan muntah
paska operasi.

Deskripsi

ONDANSETRON 8 MG TABLET adalah obat antiemetik yang digunakan untuk meredakan


mual dan muntah akibat kemoterapi, pencegahan mual dan muntah paska operasi. Dalam
penggunaan obat ini harus SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.

Kategori

Lambung & Saluran Pencernaan

Komposisi

Ondansentron 8 mg

Dosis

PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. Dewasa:


Pencegahan mual muntah paska operasi: Awal 8 mg per oral 1 jam sebelum anestesi,
dilanjutkan dengan 2 dosis oral 8 mg tiap 8 jam. Mual dan muntah yang diinduksi terapi
radiasi: 8 mg per oral 3 kali per hari.

13
Aturan Pakai

Obat ini bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Biasanya dokter akan melarang makan
sebelum kemoterapi, radioterapi, atau operasi.

Kemasan

Dus, 2 Strip @ 6 Tablet Salut selaput

Kontra Indikasi

Pasien dengan sindrom QT panjang bawaan, hipersensitivitas

Perhatian

HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Hamil dan menyusui. Kategori kehamilan: B

Segmentasi

Red

Manufaktur

Novell Pharmaceutical Laboratories

2. Durogesic Patch

Komposisi : Fentanyl

14
Fentanyl adalah obat pereda nyeri yang digunakan untuk meredakan rasa sakit yang hebat.
Obat ini juga digunakan sebagai salah satu obat bius ketika pasien akan menjalani operasi.
Fentanyl bekerja dengan mengubah respon otak dan sistem saraf pusat terhadap rasa sakit.

Tentang Fentanyl

Golongan Analgesik, anestesi

Kategori Obat resep

Manfaat · Meredakan rasa sakit yang hebat· Obat bius (anestesi)

Digunakan oleh Dewasa dan Anak-anak

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan


adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.Kategori D (untuk penggunaan jangka
Kategori kehamilan dan
panjang): ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
menyusui
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih
besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa.Fentanyl diserap ke dalam ASI. Bila Anda
sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi
tahu dokter.

Bentuk obat Suntik, transdermal (plester atau koyo)

Peringatan:

 Hati-hati dalam menggunakan fentanyl bila sedang atau pernah mengalami


ketergantungan alkohol, gangguan emosi, psikosis, obstruksi usus, pankreatitis,
gangguan pada kandung empedu, gangguan lambung dan usus, radang usus, aritmia,
hipertensi, penyakit Addison, hipotiroidisme, pembesaran prostat jinak, striktur

15
uretera, cedera kepala, tekanan tinggi dalam otak, tumor otak, kejang, syok, penyakit
paru kronis, gangguan tulang belakang, obesitas, gangguan hati, atau ginjal.
 Hati-hati juga dalam menggunakan obat ini bila pernah menjalani operasi lambung
atau usus, dan operasi saluran kemih.
 Obat ini dapat menyebabkan ketergantungan. Penggunaan obat harus dengan anjuran
dan pengawasan penuh oleh dokter.
 Ketidaksesuaian dosis dapat menyebabkan gejala overdosis yang mengancam jiwa.
 Hindari penggunaan fentanyl dengan benzodiazepine.
 Beri tahu dokter jika tengah menerima obat-obatan lain, termasuk suplemen dan
produk herba.
 Segera temui dokter apabila terjadi reaksi alergi atau overdosis.

Dosis Fentanyl

Dosis fentanyl pada tiap orang berbeda-beda, tergantung kondisi dan prosedur yang akan
dilakukan. Dosis penggunaan fentanyl meliputi:

Tujuan Usia Dosis

Pereda nyeri hebat Dewasa 50-100 mcg setiap 1-2 jam.

Anak-anak 0,5-2 mcg/kgBB/jam.

Operasi kecil: 0,5-20


mcg/kgBB, tergantung jenis
Pembiusan Dewasa
operasi. Dosis pemeliharaan
1-2 mcg/kgBB.

Anak-anak di atas 2 tahun 2-3 mcg/kgBB setiap 1-2 jam.

16
Mengonsumsi Fentanyl Dengan Benar

Fentanyl transdermal, obat perlu diganti setiap 72 jam, dan pastikan telah mencopot obat
yang lama saat obat baru digunakan. Hindari menggunakan fentanyl transdermal pada kulit
yang terdapat luka bakar, sayatan, atau iritasi. Gunakan fentanyl transdermal pada area kulit
yang datar, kering, dan tidak (terlalu banyak) bulu, seperti dada atau lengan bagian atas.
Penggunaan fentanyl transdermal juga lebih baik ditempel pada area yang berbeda guna
menghindari iritasi. Fentanyl transdermal yang baru ditempel akan mulai bereaksi setelah 24
jam.

Hindari menambahkan, mengurangi, atau menghentikan penggunaan obat tanpa anjuran


dokter. Jika muncul gejala overdosis atau alergi, segera temui dokter.

Interaksi Obat

Beberapa interaksi yang dapat terjadi jika fentanyl digunakan dengan obat lain:

 Meningkatkan kadar fentanyl dalam darah, jika digunakan dengan erythromycin,


clarithromycin, ritonavir, atau amiodarone.
 Meningkatkan risiko sindrom serotonin (gangguan kadar serotonin tubuh), jika
digunakan dengan obat antidepresan golongan SSRI (misalnya escitalopram,
fluoxetine) atau SNRI (misalnya duloxetine).
 Meningkatkan efek fentanyl, jika digunakan dengan obat bius lainnya, obat penenang,
atau phenobarbital.
 Meningkatkan penyerapan fentanyl, jika digunakan dengan amonium klorida.
 Meningkatkan risiko turunnya tekanan darah, jika digunakan dengan chlorpromazine.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Fentanyl

Fentanyl dapat menimbulkan efek samping penggunaan obat yang berbeda-beda pada tiap
orang. Beberapa efek samping yang dapat terjadi atas penggunaan fentanyl meliputi:

 Sesak napas
 Irama jantung melambat
 Otot kaku

17
 Pusing
 Gangguan panglihatan
 Mual dan muntah
 Gatal
 Berkeringat
 Tekanan darah tinggi

3. Laxadin Syrup

Komposisi
Per 5 ml : Phenolphthalein 55 mg, liqd paraffin 1,200 mg, glycerin 378 mg

Indikasi Umum

Pelicin jalannya feses (kotoran), penambahan volume feses (kotoran) secara sistematis
sehingga mudah dikeluarkan

Deskripsi

LAXADINE SIRUP merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi susah buang air besar
(konstipasi). Obat ini mengandung Phenolphtalein, Paraffin Liquidum, dan Glycerin.
Laxadine bekerja dengan cara merangsang gerakan peristaltik usus besar, menghambat
reabsorpsi air dan melicinkan jalannya feses.

Kategori

Lambung & Saluran Pencernaan

18
Komposisi
Per 5 ml : Phenolphthalein 55 mg, liqd paraffin 1,200 mg, glycerin 378 mg

Dosis
>12 th: 1 x sehari 1-2 sendok makan, 6-12 th: 1 x sehari 0.5-1 sendok makan

Aturan Pakai
Sebelum / sesudah makan

Kemasan
Dus, Botol @ 60 ml

Kontra Indikasi
Ileus obstruktif, nyeri perut yang tidak diketahui penyebabnya.

Perhatian
Hindari penggunaan jangka lama dan terus menerus karena dapat mengakibatkan tubuh
menjadi kekurangan cairan dan elektrolit, kelemahan otot, dan penurunan BB. Hentikan
penggunaan jika terjadi gangguan usus misalnya mual dan muntah. Hamil, laktasi, anak < 6
tahun, lanjut usia

Segmentasi

Komposisi
Per 5 ml : Phenolphthalein 55 mg, liqd paraffin 1,200 mg, glycerin 378 mg

Dosis
>12 th: 1 x sehari 1-2 sendok makan, 6-12 th: 1 x sehari 0.5-1 sendok makan

Aturan Pakai
Sebelum / sesudah makan

Kemasan
Dus, Botol @ 60 ml

Kontra Indikasi
Ileus obstruktif, nyeri perut yang tidak diketahui penyebabnya.

Perhatian

19
Hindari penggunaan jangka lama dan terus menerus karena dapat mengakibatkan tubuh
menjadi kekurangan cairan dan elektrolit, kelemahan otot, dan penurunan BB. Hentikan
penggunaan jika terjadi gangguan usus misalnya mual dan muntah. Hamil, laktasi, anak < 6
tahun, lanjut usia

Segmentasi

Blue

Manufaktur
Galenika

E. Perhitungan Bahan Resep


Pada lembar instruksi medis tanggal 24-9-2019
Diberika secara unit dose dispensing
1. ONDANSETRON tab 8 mg
1x = 1 tab
1 hr = 3 tab
2. Laxadin Syrup
1x = 15 ml
1h = 15 ml

F. Perhitungan Dosis
Dosis obat dalam satu kali pemberian
1. ONDANSETRON tab 8 mg
DP 1 x = 8 mg
1 hr= 3 x 8 mg = 24 mg
2. Laxadine syrup
DP 1x : 15 ml
` 1 hr : 15 ml

G. Aturan Pakai
1. DUROGESIC PATCH
Fentanyl transdermal, obat perlu diganti setiap 72 jam, dan pastikan telah mencopot
obat yang lama saat obat baru digunakan.

20
2. LAXADINE SYRUP
Satu kali sehari lima belas mili sendok takar, tiap 24 jam
3. ONDANSETRON tab 8 mg
Tiga kali sehari satu tablet, setiap delapan jam

H. Penyimpanan Obat
Disimpan di suhu ruangan terhindar dari sinar matahari langsung dan jangkauan anak-
anak.

I. Etiket
Resep

1. Laxadine Syrup 60 ml

RSU FARMASI SIMULASI


PALEMBANG
No. Resep:
Nama : Ny. Lusi
No.RM: 000147315 TTL:02-
01-1981 L /P

Tanggal : 24-09-2019
..1...x Sehari Tab / Kapsul
/Bungkus
Sendok makan (15
Ml) Sendok teh
(5 Ml)

:Nama Obat : Laxadine syrup 60ml


J:umlah: 1 botol Tgl.Exp: november
2021
P:etunjukKhusus

21
2. Obat ONDANSETRON 8 mg

RS FARMASI SIMULASI PALEMBANG


INSTALASI FARMASI

Tgl : 25-09-2019

No. Resep :
NRM : 000147315
Tgl Lahir : 02-01-1981
Nama Pasien : Ny. Lusi L/P

Pagi / Siang / Sore / Malam


Sebelum Makan / Sedang / Sesudah Makan

3. Durogesic Patch

RS FARMASI SIMULASI
PALEMBANG
INSTALASI FARMASI
Tgl : 24-11-2019
No. :
Resep : 000147315
: 02-01-1981
NRM : Ny. Lusi
Tgl Lahir L/P
Nama Pagi / Siang / Sore /
Pasien Malam
OBATLUAR

22
BAB IV
SKENARIO

TTK 1 : Selvi Agustini


TTK 2 : Tria Yulinda
TTK 3 : Sofiah Maridani Rahman
TTK 4 : Riski Wulandari
Perawat : Laksmita Adelia Aprilina

Pada Selasa malam yang cerah di Rumah Sakit Umum Farmasi Simulasi Palembang, terlihat
semua TTK dan tenaga kesehatan lainnya sedang disibukkan dengan aktifitasnya masing-
masing. Kemudian datang seorang perawat ke tempat pengambilan obat membawa kartu
instruksi medis farmakologis dan resep obat atas nama Ny. Lusi usia 38 tahun dengan
diagnosa CA Mamae.
Perawat : “Selamat malam mbak, saya mau memberikan kartu instruksi medis
farmakologis beserta lampiran resep obat narkotik atas nama Ny. Lusi usia 38
tahun di ruangan Musi Elok. Disini ada perubahan obat yang dikonsumsi
pasien karena berdasarkan keterangan dokter bahwa pasien tersebut
kondisinya sudah agak membaik jadi dokter menurunkan dosis obatnya dan
menghentikan pemakaian obat MST Continus dan menggantikannya dengan
durogesic patch yang dosisnya lebih rendah, lalu berdasarkan laporan pasien
tadi siang bahwa pasien mengalami konstipasi akibat efek samping dari obat
ondansetron jadi dokter juga meresepkan obat laxadin syrup untuk mengatasi
konstipasinya.”
TTK 1 : “Baik mbak, saya cek dulu kartu instruksi medis farmakologis beserta
lampiran resep obat narkotiknya, lalu nanti akan segera disiapkan obatnya.
Terima kasih mbak.”
Perawat : “Iya mbak.”

TTK 1 kemudian memberikan kartu instruksi medis farmakologis beserta lampiran


resep narkotik kepada TTK 2 untuk dilakukan telaah
TTK 1 : “Tria, ini ada kartu instruksi medis farmakologis dan lampiran resep narkotik
dari pasien atas nama Ny. Lusi usia 38 tahun di ruangan Musi Elok, tolong kamu cek ya
karena ada perubahan obat yang dikonsumsi pasien.”
TTK 2 : “Baik Sel, akan saya cek.”
TTK 1 : “Kalau sudah, segera siapkan obatnya ya.”
TTK 2 : “Iya Sel.”

Setelah selesai menelaah kartu instruksi medis farmakologis dan lampiran resep
narkotik serta memastikan semuanya telah terverifikasi dengan benar, kemudian TTK
2 meminta bantuan kepada TTK 3 untuk menyiapkan obat.
TTK 2 : “Sofiah, tolong kamu siapkan obatnya ya. Ini kartu instruksi medis
farmakologis dan juga lampiran resep narkotiknya. Obat yang harus disiapkan
yaitu ondansetron tablet, laxadin syrup, dan durogesic patch.”

23
TTK 3 : “Baik Tria, akan segera saya siapkan”

Kemudian TTK 3 menyiapkan obat


TTK 3 : “Riski, obatnya sudah saya siapkan untuk pasien atas nama Ny. Lusi umur 38
tahun dengan diagnosa CA Mamae diruang Musi Elok. Obatnya ada
ondansetron tablet, laxadin syrup, dan durogesic patch. Tolong kamu antarkan
ya obatnya dan ini bawa juga kartu instruksi medis farmakologisnya.”
TTK 4 : “Baik Fiah, saya antarkan sekarang.”

TTK4 masuk ke ruangan pasien


Perawat menjelaskan dan memakaian Durogesic patch ke pasien
TTK 4 : “Selamat malam bu. Permisi, saya dari farmasis bu mau mengantarkan obat.
Gimana bu kondisinya? Sudah baikan belum bu?”
Pasien : “Iya mbak, sudah sedikit membaik dari yang sebelumnya tapi masih suka
nyeri.”
TTK 4 : “Oh masih nyeri ya bu. Kalau mualnya, masih nggak bu?”
Pasien : “Iya masih mual mbak.”
TTK 4 : “Oh iya bu, itu gakpapa ya bu berarti efek dari operasinya masih ada, jadi ibu
gak perlu khawatir. Oh ya bu, tadi kata perawatnya ibu mengalami susah BAB
ya bu ?
Pasien : Iya benar mbak.
K. pasien : Itu kenapa ya mbak kok tiba-tiba Mbak lusi susah BAB ?
TTK 4 : Oh itu karena efek samping dari obat ondansetron yang diminum. Nah, ini
saya mau memberikan Ibu Lusi obat laxadin syrup untuk mengatasi susah
BAB nya. Obat ini diminum satu kali sehari sebelum tidur ya bu, jadi nanti
kalau ibu Lusi mau tidur jangan lupa minum obatnya ya.
Pasien : Oh gitu ya mbak, baik mbak.
TTK 4 : Lalu ini ibu Lusi juga harus tetap minum obat ondansetron ini ya bu karena
Ibu Lusi nya kan masih mual. Untuk pemakaiannya ini sama bu, diminum satu
tablet. Apakah ibu sudah paham bu?”
Pasien : “Iya mbak.”
TTK 4 : “Bisa tolong diulang bu untuk cara pemakaiannya?”
Pasien : “Iya mbak, jadi ini tadi ada laxadin syrup untuk mengatasi susah BAB dan
diminum satu kali sehari sebelum tidur. Terus ada obat ondansetron untuk
mengatasi mual, diminum satu tablet.”
TTK 4 : Baiklah jadi ibu sudah mengerti ya bu, lalu untuk penyimpanan obat laxadin
syrup ini disimpan di suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan jauhkan
dari jangkauan anak-anak ya bu.”
Pasien : “Iya baik mbak.”
TTK 4 : “Baik bu, kalau sudah paham, saya tinggal dulu ya bu nanti kalau ada apa-
apa ibu bisa tanyakan ke perawat atau bisa langsung ke instalasi farmasi.”
K.Pasien : “Iya mbak, terima kasih ya.”
TTK 4 : “Iya, terima kasih kembali.”

24
TTK 4 keluar dari ruangan pasien dan menemui perawat.
TTK 4 : “Permisi sus, saya mau memberikan obat Durogesic patch untuk pasien atas
nama Ny. Lusi umur 38 tahun. Nanti tolong pakaikan ke pasiennya. Cara
penggunaan nya bersihkan terlebih dahulu bagian dada yang ingin ditempelkan
durogesic patch kemudian tempelkan durogesic patch ke dada kiri bagian atas
dan tekan selama 30 detik agar semua bagian tertempel lalu biarkan selama 3
hari. Setelah ditempelkan beri tahu pasien bahwa patch tersebut diusahakan
jangan terkena air agar patchnya tidak lepas.”
Perawat : “Baik mbak nanti akan berikan obatnya ke pasien.”
TTK 4 :”Oh iya mbak, saya mau minta tandatangan sebagai bukti bahwa obat telah
kami serahkan kepada pasien.”
Perawat : “Iya boleh mbak.”
TTK 4 : “Untuk obat Durogesic patch nya segera dipakaikan ke pasien ya mbak dan
jangan lupa pastikan bahwa pasien telah meminum obat oral.”
Perawat : “Iya baik mbak.”
TTK 4 : “Kalau begitu saya permisi dulu ya mbak.”

Perawat masuk ke ruangan pasien dan memakaian durogesic patch ke pasien


Perawat : “Selamat malam bu. Gimana bu kondisinya? udah enakan belum?”
Pasien : “Masih sedikit sakit sus, tapi sudah agak baikan dari yang sebelumnya.”
Perawat : “Iya bu, setelah ini ibu segera minum obatnya ya. Supaya sakitnya cepat
sembuh bu.”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Oh iya bu, karena kondisi ibu sudah agak baikan jadi dokter menghentikan
penggunaaan obat MST continus yang sebelumnya ibu konsumsi dan
menggantikannya dengan obat durogesic patch bu yang dosisnya lebih rendah.
Obat ini untuk menghilangkan rasa nyeri ibu karena setelah selesai operasi.
Obatnya ini nanti ditempelkan di bagian atas dada kiri ibu. Biar saya bantu
untuk memakainya ya bu.”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Maaf ya bu bisa dibuka dulu bu kancing bajunya?”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Saya bersihkan dulu ya bu setelah itu baru saya pakaian patch nya, patch
nya ini jangan dilepas selama 3 hari dimulai dari hari ini ya bu. Nanti kalau ibu
mau membersihkan badan di lap-lap aja bu yang jelas patch nya jangan sampai
terkena air nanti takutnya lepas. Nanti ngelepas patch nya biar saya aja ya bu
sekalian saya juga yang buang patch nya.”
Pasien : “Oh gitu ya sus, makasih ya sus.”
Perawat : ”Iya bu sama-sama. Kalau begitu saya permisi dulu ya bu. Semoga cepat
sembuh.”

Perawat keluar dari ruangan pasien.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter.com. 2017. Fentanyl di http://www.alodokter.com/fentanyl (diakses 30 September


2019)

Anonim. 2017. Informasi Spesialite Obat (ISO)Indonesia, Jakarta: Isfi Penerbitan vol: 51

Anonim. 2017. Makalah Pelayanan Kefarmasian : Golongan Obat Narkotika Dan


Psikotropika di http://bisnisrumahq.blogspot.com/2017/08/makalah-pelayanan-
kefarmasian-golongan_31.html (diakses 23 September 2019)

Anonim. 2014. Makalah Penyalahgunaan Narkotika Dan Psikotropika di


http://sangpujanggakecil.blogspot.com/2014/11/makalah-penyalahgunaan-
narkotika-dan_12.html (diakses 23 September 2019)

Halodoc. 2019. Laxadine Syrup 60 ml di https://www.halodoc.com/obat-dan-


vitamin/laxadine-syrup-60-ml-per-botol-sirup (diakses pada 30 September 2019)

Halodoc. 2019. Ondansetron 8 mg di https://www.halodoc.com/obat-dan-


vitamin/ondansetron-8-mg-6-tablet-per-strip-tablet (diakses pada 23 September
2019)

26

Anda mungkin juga menyukai