Anda di halaman 1dari 9

Kedudukan tanaman sedap malam dan tatanama (taksonomi)

tumbuh diklasifikasikan sebagai berikut:


Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)
Ordo : Amaryllidales
Family : Amaryllidaceae atau Liliaceae
Genus : Polianthes
Spesies : Polianthes tuberosa L.
Kerabat dekat suku bakung-bakungan (Amaryllidaceae) ini cukup
banyak, diantaranya adalah bakung bunga biru (Aganpathus africanus L.),
bakung laut (Crinum asiaticum L.), bunga September (Euryclesalba (R.Br.)
Back), dan bunga Lili (Liliu longiflorum).

Susunan tubuh tanaman sedap malam terdiri atas: akar, batang, umbi
(batang semu), daun, dan tangkai bunga lengkap dengan kuntum bunganya.
Sistem perakaran tanaman sedap malam menyebar ke segala arah pada
radius dan kedalaman 40 cm - 60 cm atau lebih. Akar-akarnya bersifat serabut
yang keluar dari batang utama.
Umbi-umbinya merupakan batang semu yang
berubah bentuk dan fungsinya sebagai
penyimpan cadanpagan makanan. Tiap rumpun
tanaman sedap malam terdiri atas satu atau
beberapa umbi induk, dan juga sekumpulan umbi
anak. Umbi induk biasanya berukuran besar-
besar, dan lapisan umbinya (bulbus) tidak begitu
jelas, serta warna daging umbinya putih bersih.
Umbi-umbi ini dapat digunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Daun tanaman sedap malam bentuknya
panjang dan pipih (tipis), berwarna hijau-
Struktur bagian mengkilap di bagian permukaan atas, dan hijau-
tanaman sedap malam muda pada permukaan bawah daun. Pada
(akar, umbi, daun dan pangkal daun terdapat bintik-bintik berwarna
tangkai bunga) kemerah-merahan.
Siklus hidup tanaman sedap malam termasuk
semusim atau setahun, tetapi dapat tumbuh lebih dari setahun. Pada fase
reproduktif akan muncul tangkai bunga dari ujung tanaman (titik tumbuh)
yang ukurannya panjang dan beruas-ruas. Tiap ruas terdapat daun bunga yang
bentuknya panjang dan pipih, dengan ukuran lebih kecil daripada daun biasa
(normal).
Tiap tangkai bunga melekat 5 kuntum - 12 kuntum bunga atau lebih yang
mekarnya tidak bersamaan. Warna mahkota bunga putih-bersih, namun ada
pula yang berwarna kemerah-merahan.
Pemberian nama “sedap malam” diduga karena bunga-bunganya menebar
aroma mewangi pada malam hari. Bila tangkai bunga sedap malam dipotong
bersama kuntum-kuntum bunga yang sebagian sudah mekar, maka kesegaran
bunga tersebutdapat bertahan cukup lama antara 5 hari - 10 hari, sehingga
cocok dijadikan “bunga potong”. Di Indonesia, tanaman sedap malam sulit
sekali menghasilkan biji, sehingga cara perbanyakannya hanya menggunakan
umbi-umbinya saja.
Sedap malam termasuk tanaman yang banyak mengandung air atau
sukulen (herbaceous), dan selama siklus hidupnya mengalami beberapa fase
pertumbuhan. Sejak umbi bibit ditanam, fase perkecambahan atau keluarnya
tunas-tunas dan akar baru berlangsung sekitar 1 minggu - 2 minggu setelah
tanam. Pada umur 3 minggu-5 minggu daun-daunnya mulai tumbuh, kemudian
sekitar umur 16 minggu - 20 minggu setelah tanam pertumbuhan daunnya
sudah berkembang optimal.
Setelah tanaman berumur 24 minggu - 26 minggu mulai keluar tangkai
bunga dari ujung tanaman induk. Bila tangkai bunga dibiarkan tumbuh alami
hingga kuntum-kuntum bunganya berguguran, maka pada saat yang
bersamaan mulai terbentuk umbi anakan. Umbi anakan ini tumbuh menjadi
tanaman muda pada umur 36 minggu. Anakan yang sudah berumur 7 bulan - 9
bulan dapat digunakan sebagai bakal bibit.

Umbi anakan yang


ukurannya cukup besar Perkembangan
Penampilan tangkai dan
dapat digunakan mekarnya kuntum
kuntum bunga sedap
sebagai bahan bunga sedap malam
malam
perbanyakan tanaman

1. Syarat Tumbuh
Tanaman sedap malam termasuk salah satu jenis flora pendatang dari
Meksiko (Amerika), yang telah menyebar luas dan beradaptasi dengan baik di
daerah yang beriklim panas (tropis). Di Indonesia tanaman ini cocok
dikembangkan di daerah-daerah yang memiliki kondisi prasyarat tumbuh sebagai
berikut:
 Keadaan Iklim
 Topografi : 600 mdpl - 1.500 mdpl
 Iklim : cukup lembab
 Suhu : 13o C - 27 o C
 Curah hujan : 1.900 mm - 2.500 mm/tahun
 Penyinaran : penuh (terbuka)

 Keadaan Tanah
Pada dasarnya hampir semua jenis tanah yang umum digunakan
untuk usaha pertanian cocok bagi tanaman sedap malam. Tanaman ini
paling baik ditanam pada jenis tanah Andosol, namun ideal pula pada jenis
tanah Latosol dan Regosol.
Ciri-ciri Tanah
Tanah Andosol Tanah Latosol Tanah Regosol
 Solum tanahnya agak  Bersolum sangat  Solum tanahnya tidak
tebal antara 100 cm - tebal antar 1,30 m -5 lebih dari 25 cm.
225 cm. m.  Berwarna kelabu atau
 Berwarna hitam ,  Berwarna merah cokelat atau cokelat
kelabu sampai cokelat atau cokelat ke kekuning-kuningan
tua. kuning-kuningan. atau keputih-putihan.
 Teksturnya debu atau  Tekstur tanahnya iat  Berstruktur lengkap
lempung berdebu dan berstruktur (butir tunggal)
sampai lempung. remah. dengan tekstur pasir
 Berstruktur remah dan  Serta pH-nya antara sampai lempung
derajat keasaman asam sampai agak berdebu, dan derajat
tanah antara asam asam (pH 4,5 - 6,5). kemasaman tanahnya
sampai netral (pH 5,0 - antara asam sampai
7,0). netral.

Hal yang penting dalam pemilihan jenis tanah untuk tanaman sedap
malam adalah memilik prasyarat:
 Subur.
 Gembur.
 Banyak mengandung bahan organik (humus).
 Tata udara (aerasi) san tata air (drainase)tanahnya baik.
 Derajat kemasaman tanahnya (pH) 5,0 – 5,7.

2. Penyiapan bahan tanam (Bibit)


Benih atau bibit sedap malam berupa umbi yang diperoleh dari tanaman
produksi yang telah berumur lebih dari 1,5 tahun. Ukuran (diameter) umbi rata-
rata 1 cm – 2 cm dan telah dikeringkan selama lebih kurang 2 minggu – 3 minggu
di bawah terik matahari. Sebaiknya umbi disimpan lebih dahulu antara 1 bulan –
2 bulan sebelum tanam dengan tujuan agar setelah ditanam tunas akan lebih
cepat keluar.

3. Pengolahan tanah
Tempat (lokasi) penanaman sedap malam dapat berupa lahan sawah bekas
tanaman padi ataupun lahan kering (tegalan) yang cukup pengairannya.
Tata cara penyiapan lahan untuk kebun (pertanaman) sedap malam adalah
sebagai berikut:
 Buang rumput-rumput liar (gulma) maupun batu-batuan ke pinggir
atau keluar kebun tempat penampungan sisa-sisa tanaman (limbah).
 Olah tanah dengan cangkul/bajak/traktor hingga cukup gembur
sedalam 20 cm – 40 cm.
 Biarkan tanah selama 15 hari – 30 hari.
 Olah tanah untuk kedua kalinya sambil membuat bedengan-bedengan
selebar 100 cm, tinggi 20 cm - 30 cm, dan panjangnnya tergantung
kondisi lahan. Jarak parit antar-bedengan diatur antara 30 cm – 40 cm,
dan di sekeliling kebun dibuatkan saluran pemasukan maupun
pembuangan air.
 Tambahkan pupuk kandang yang telah matang (jadi) dengan dosis 10
ton – 20 ton per hektar sambil dicampur merata dengan tanah.
 Rapihkan bedengan-bedengan sambil meratakan tanah. Lahan sudah
siap ditanami bibit sedap malam.
Pada tanah yang pH-nya asam perlu dilakukan dulu pengapuran untuk
menaikkan pH tanah agar menjadi atau mendekati netral. Bahan kapur dapat
berupa batu kapur (CaCO3), kapur mati (Ca(OH)2), fosfat alam seperti Dolomit
(CaMgSO4) ataupun Zeagro. Waktu pemberian bahan kapur minimal 1 bulan
sebelum penanaman. Cara pemberian kapur adalah disebar merata di permukaan
tanah, kemudian dibalikkan sambil dicampur merata dengan tanah.

Layout bedengan

4. Pupuk dan Pemupukan


Pupuk adalah bahan atau material yang mengandung satu atau lebih unsur
hara yang diperlukan tanaman, sedangkan pemupukan adalah aktivitas
pemberian satu atau lebih pupuk ke tanah atau ke tanaman untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara tanaman.
Pupuk kandang dapat berupa kotoran ayam, kuda, domba atau kompos
yang telah matang (siap pakai). Dosis sebanyak 20 ton sampai 30 ton/ha atau 2 kg
– 3 kg per m2. Pupuk kandang ditaburkan merata setelah bedengan dibuat dan
ditutup dengan tanah pada saat merapikan bedengan (1 minggu sebelum tanam).
Pemberian pupuk kandang berikutnya dilakukan dengan interval 5 bulan – 6
bulan.
Pupuk NPK diberikan sebulan setelah tanam atau diperkirakan akar pada
umbi telah tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga pupuk yang diberikan
dapat diserap langsung oleh tanaman. Dosis pupuk sebayak 200 kg/ha atau
200g/m2. Pemberian pupuk NPK berikutnya dilakukan dengan interval 3 bulan.
Selain itu, pupuk daun dapat juga disemprotkan sesuai dengan dosis anjuran
dengan interval 2 minggu.

5. Penanaman
Penanaman adalah memindahkan bahan tanam ke dalam media tanam.
Jarak tanam yang digunakan adalah 30 cm antar barisan dan 25 cm dalam
barisan. Sebelum penanaman terlebih dahulu dibuat lubang tanam dengan
kedalaman sekitar 5 cm, kemudian umbi sedap malam dimasukkan ke dalam
lubang dan ditutup dengan tanah.
6. Hama dan Penyakit
 Hama
1. Thrips (Thaeniothrip Sp.)

Thrips (Thaeniothrip Sp.) merupakan hama


yang menyebabkan daun menjadi kecoklatan.
Hama ini mulai menyerang sejak awal penanaman
hingga berbunga. Thrips biasa ditemukan dicelah
celah antar daun dan juga pada daun yang masih
kuncup.
Ciri-ciri awal adanya serangan hama Thrips
adalah munculnya bekas gigitan pada permukaan daun yang nanti kelamaan
akan menyebabkan daun berwarna kecoklatan.
Langkah awal pengendalian hama Thrips bisa menggunakan kertas perekat
warna kuning, untuk pengendalian bisa disemprot dengan digunakan
insektisida berbahan aktif dimetoat atau diafentiuron.

2. Kutu Dompolan atau Mealybugs (Dysmicoccus Brevipes)

Hama kutu dompolan menyerang dengan cara


menghisap cairan sehingga tanaman bisa mati. Kutu
ini biasa menyerang disaat musim kemarau, efek
paling bahaya ketika hama ini menyerang bagian
umbi sehingga menyebabkan gagal panen.
Untuk mengatasi hama kutu dompolan pada
tanaman bunga sedap malam bisa menggunakan insektisida berbahan aktif
diafentiuron ditambah dengan mineral oil dengan dosis 1 cc/l.

3. Kutu Perisai (Coccus Sp.)

Untuk kutu perisai ini biasa menyerang pada tanaman yang sudah diatas
satu tahun. Kutu perisai menyebabkan tanaman menguning lalu layu dan
akhirnya mati. Ciri terserangnya hama kutu perisai adalah dengan adanya
semut yang mengerubungi tanaman.
Untuk mencegah kutu ini bisa dilakukan perompesan daun atau bisa juga
dilakukan penyemprotan dengan bakterisida berbahan aktif streptomisin
sulfat.
 Penyakit
1. Penyakit Bercak Daun

Penyakit bercak daun disebabkan oleh


Xanthomonas sp. Penyakit ini biasanya terjadi
ketika musim hujan. Gejala awal terkenanya
penyakit bercak daun adalah munculnya bercak
kecoklatan pada daun dan nantinya akan
membusuk dan mengering.
Untuk mencegah terjadinya penyakit bercak
daun lebih baik dilakukan perompesan daun, bisa
juga dilakukan penyemprotan dengan bakterisida
berbahan aktif streptomisin sulfat.

2. Penyakit Bercak Hitam

Penyakit ini menyerang pada bagian bunga


dengan tanda munculnya bercak hitam dan
mengeras sehingga bunga tidak bisa mekar.
Untuk mencegah terjadinya penyakit bercak
daun lebih baik dilakukan perompesan daun, bisa
juga dilakukan penyemprotan dengan bakterisida
berbahan aktif streptomisin sulfat.

7. Pemeliharaan
Pemeliharaan berupa penyiangan dan pengairan dapat dilakukan satu
bulan satu kali. Sementara penyiraman dilakukan satu minggu satu kali. Pada
musim kemarau yang panjang pengairan dilakukan dengan cara memenuhi
saluran antar bedengan dengan air sampai penuh dan dibiarkan satu malam.
Tindakan tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah serangan hama kutu
dompolan agar tidak sampai ke bagian umbi sedap malam.

8. Panen
Ciri-ciri bunga sedap malam sudah saatnya dipanen adalah sebagai berikut
• Tanaman sudah berumur 7 bulan - 8 bulan setelah tanam.
• Pada setiap tangkai bunga mekar 2 kuntum - 3 kuntum bunga.
Cara panen (pemungutan) bunga sedap malam tergantung dari tujuan
penggunaan bunga sedap malam pada umumnya untuk tujuan sebagai “bunga
potong” dan “bunga tabur”
Cara pemanenan untuk tujuan bunga potong adalah memangkas atau
memotong pangkal tangkai bunga dengan alat bantu pisau atau gunting pangkas
yang tajam dan steril. Pemotongan dilakukan hanya pada tangkai bunga yang
terdapat 2 kuntum - 3 kuntum bunga yang sudah mekar.
Berbeda dengan cara panen bunga sedap malam untuk tujuan sebagai bunga
tabur. Caranya adalah dengan memetik kuntum-kuntum bunga yang sudah mekar
penuh saja, sedangkan kuntum bunga yang belum mekar di tinggalkan untuk
dipetik tahap berikutnya setelah mekar penuh.
Hal yang harus diperhatikan sewaktu pemungutan hasil bunga potong sedap
malam sebagai berikut:
1. Bunga dipetik pada saat sudah cukup umur, yakni dengan memperhatikan
ciri-ciri atau saat panen yang tepat.
2. Pemetikan di lakukan pada waktu pagi atau sore hari.
3. Pemotongan tangkai bunga dilakukan dengan alat bantu pisau atau gunting
pangkas yang tajam, bersih, dan steril, agar permukaan luka potongannya
halus dan rata.
4. Gunakan wadah atau kontainer tempat menyimpan sementara hasil panen
bunga potong yang telah diberi (dicuci) dengan detergent untuk mengurangi
kontaminasi.
5. Bunga sedap malam yang sudah di potong segera di masukan kedalam
wadah. Cara meletakkan dalam wadah adalah diatur berdiri agar pangkal
tangkai bunga terendam air bersih, sehingga kuntum bungannya tetap segar.
Panen bunga sedap malam berikutnya dalam dilakukan rutin setiap 3 hari - 7
hari sekali atau tergantung keadaan bunga di kebun yang siap (layak) dipanen.
Pada pertanaman sedap malam yang baik, panen perdana dapat menghasilkan ±
160.000 tangkai (80%) dari populasi ± 200.000 tanaman (rumpun) per hektar, dan
setiap rumpun minimal terdapat satu tangkai bunga yang siap dipanen. Hasil
panen berikutnya akan terus meningkat, karena hampir setiap rumpun sudah
berbunga, dan tiap rumpunnya dapat lebih dari 1 tangkai bunga.

9. Pasca Panen
Seusai panen bunga potong sedap malam, kegiatan selanjutnya adalah
menangani pasca panen agar kesegaran bunga dapat dipertahankan cukup lama.
Tahapan penanganan pasca panen bunga potong sedap malam adalah sebagai
berikut:

 Pengumpulan
 Kumpulkan hasil panen bunga potong sedap malam disuatu tempat
penampungan sementara dekat kebun yang letaknya staretegis dan situasi
teduh (nyaman).
 Angkut bunga tersebut dari tempat penampungan sementara ke tempat
pengumpulan (penampungan) hasil panen untuk penanganan berikutnya.

 Pembersihan dan Penyortiran


 Bersihkan tangkai bunga dari daun-daun yang masih menempel, yakni
dengan cara memotong atau membuang 3 helai - 4 helai daun terbawah.
 Sortir tangkai bunga yang rusak, busuk atau keadaannya tidak normal
(tidak layak dipasarkan).

 Pemilahan (Pengkelasan)
 Klasifikasi berdasarkan kelas atau ukuran yang sama (seragam).

 Pengikatan
 Ikat kumpulan tangkai bunga yang seragam hasil klasifikasi dengan tali
rapia atau bahan tali lainnya menurut jumlah yang diminta pasar
(konsumen). Tiap ikat dapat berisi 10 tangkai -100 tangkai bunga
tergantung standar permintaan pasar.
 Pembungkusan
 Bungkus tangkai yang telah diikat berdasarkan kelas dan ukurannya
dengan kertas atau plastik polyetilin untuk melindungi kemulusan daun
mahkota bunga.

 Pengemasan dan Penyimpanan


 Kemas ikatan bunga dalam keranjang atau karton yang berlubang
(berventilasi)
 Angkut bunga potong yang telah dikemas ke pasar atau bursa bunga .
 Simpan bunga yang akan dipasarkan (dijual) dalam tempat atau ruangan
yang bersuhu dingin (Cold storage) ataupun ruangan ber-AC.

10. Pemasaran
Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi,
menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan
jasa. Pemasaran terkait dengan bauran pemasaran, yaitu aspek produk, harga,
distribusi, dan aspek promosi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai
masing-masing bauran pada aspek pemasaran:

 Produk

Produk bunga yang akan dipasarkan harus memenuhi mutu dan kualitas
bunga yang sesuai dengan permintaan pasar, yang mempunyai jumlah kuntum
bunga yang telah mekar sebanyak 2 kuntum - 3 kuntum. Jumlah kumtum bunga
harus seragam dan bebas dari hama dan penyakit. Untuk mendapatkan produk
tersebut perlu dilakukan sortasi sesuai dengan panjang dan keseragaman bunga
tersebut.

 Kemasan

Produk bunga yang akan dipasarkan harus dikemas dengan baik dan
kemasannya diusahakan menggunakan kertas atau tali yang mempunyai standar
SNI untuk pengemasan dan memberikan jaminan pada pedagang maupun
konsumen.

 Harga

Harga merupakan nilai barang yang ditentukan atau dirupakan dengan uang
yang dapat menunjukkan posisi perusahaan/organisasi dalam persaingan, oleh
karena itu, perlu dilakukan survei pasar mengenai harga produk bunga potong.
Setelah dilakukan negosiasi baik mengenai sistem penjualan, pengiriman dan
ongkos kirim perlu menjaga kualitas dan kontinuitas yang dihasilkan oleh
petani/perusahaan yang lebih baik.

 Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah


perusahaan/organisasi untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan
barang yang dipasarkannya kepada konsumen. Trasportasi pengangkutan baik itu
sewa kendaraan, sopir, uang tol dan bensin ditanggung berdarkan negosiasi
pemasaran. Distribusi yang digunakan oleh Kelompok Tani/perusahaan harus
dijaga kebersamaannya dari mulai petani, pedagang pengumpul maupun langsung
dijual ke pasar sehingga saling menguntungkan dari kedua belah pihak.

 Promosi

Dalam memasarkan produk sebaiknya mempunyai strategi khusus yang


digunakan dalam mempromosikan produknya. Baik itu sistem pemasaran
langsung melalui pendekatan personal terhadap konsumen maupun ke pedagang
pengumpul/pedagang besar dan juga perlu mengikuti berbagai pameran tanaman
hias. Adapun harga kisaran satu tangkai bunga Rp.3.000 dan perikat kisaran harga
Rp.10.000 – Rp.15.000.

Anda mungkin juga menyukai