Anda di halaman 1dari 107

LAPORAN AKHIR

KAJIAN PEMBENTUKAN SENTRA


USAHA KECIL MENENGAH

BAGIAN PEREKONOMIAN
SUB BAGIAN PENGEMBANGAN USAHA DAERAH
SETDA KOTA TANGERANG SELATAN
2013
KAJIAN PEMBENTUKAN SENTRA
USAHA KECIL MENENGAH

Tim Peneliti:

1. Dr. Indra Suhendra, SE., M.Si.


2. Cep Jandi Anwar, SE., ME.
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkah dan rakhmat-Nya sehingga “Penyusunan Kajian Pembentukan Sentra Usaha
Kecil Menengah di Kota Tangerang Selatan” dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan Kajian Pembentukan Sentra Usaha Kecil Menengah di Kota
Tangerang Selatan ini dimaksudkan dalam rangka mengidentifikasi agar
terbentuknya suatu sentra Usaha Kecil Menengah yang menjadi Pusat Kegiatan
UKM di Kota Tangerang Selatan guna mengembangankan dan memasarkan serta
mempromosikan hasil Produksi UKM. Penelitian diarahkan untuk :
o Memberikan Gambaran serta Informasi secara mikro maupun makro tentang
Sentra – Sentra Usaha Kecil Menengah.
o Tersedianya Zona / Sentra yang guna pengembangan dan pemasaran produk
Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan Perekonomian Kota Tangerang
Selatan
o Memberikan masukan dan sumbang saran kepada lembaga yang memiliki
kewenangan yang terkait pembentukan Sentra Usaha Kecil Menengah.
o Membantu memberikan gambaran tentang Informasi kawasan / sentra untuk
kepentingan masyarakat pada pelaku Usaha Kecil Menengah dan sebagai
tempat pariwisata
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan memberkahi
kita sekalian dalam melaksanakan tugas. Akhirnya kami berharap, semoga hasil
kajian ini dapat bermanfaat bagi perekonomian Kota Tangerang Selatan.

Cilegon, Oktober 2013

Tim Peneliti

73 Laporan Antara Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
1.1. Latarbelakang ....................................................... 1
1.2. Dasar Hukum ...................................................... 4
1.3. Maksud dan Tujuan.............................................. 5
1.4. Sasaran Kajian .................................................... 6
1.5. Ruang Lingkup Kajian........................................... 7
1.6. Output Kajian ...................................................... 8
1.7. Kerangka Kerja Kajian ......................................... 9

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ............................................... 11


2.1. Definisi UMKM di Indonesia .................................. 11
2.2. Definisi Sentra UMKM........................................... 12
2.3. Tahapan Pengembangan Sentra UMKM................. 14
2.4. Faktor Pembentuk Sentra .................................... 15
2.5. Faktor Pengembang Sentra ................................... 16
2.6. Kriteria Pemilihan Sentra ...................................... 18
2.7. Faktor Penentu Dinamika Sentra ......................... 19
2.8. Praktik Terbaik Pengembangan sentra/klaster ...... 22

BAB III KONDISI UMUM DAERAH ............................................. 30


3.1. Kondisi Geografis .................................................. 30
3.2. Kondisi Demografis ............................................... 32
3.3. Kondisi Sumber Daya Manusia ............................. 33

iii
3.4. Produk Domestik Regional Bruto ......................... 35
3.5. Kondisi Produksi................................................... 36

BAB IV PENDEKATAN DAN METODE........................................ 47


4.1. Kerangka Pendekatan ........................................... 47
4.2. Metode yang Digunakan........................................ 48
4.3. Urutan Pelaksanaan Pekerjaan ............................. 52

BAB V ORGANISASI PEKERJAAN DAN PERSONIL .................. 55


5.1. Organisasi Pekerjaan ............................................ 55
5.2. Personil yang Terlibat............................................ 56

BAB VI SISTEMATIKA DAN JADUAL ........................................ 59


6.1. Sistematika Pelaporan........................................... 59
6.1.1. Produk Pelaporan ...................................... 59
6.1.2. Format Pelaporan ..................................... 60
6.1.3. Penyampaian Laporan................................ 60
6.1.4. Pembahasan Produk Kegiatan.................... 61
6.1.5. Konsultasi ................................................. 61
6.2. Waktu dan Jadual Kegiatan .................................. 61
6.2.1. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan ................... 61
6.2.2. Jadual Pekerjaan ...................................... 62
6.2.3. Jadual Penugasan Tenaga Ahli .................. 62

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman


3.1. Nilai PDRB dan Distribusi Presentase PDRB Kota
Tangsel Per Lapangan Usaha Berdasarkan Harga
Berlaku .......................................................................... 36

3.2. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kota


Tangerang Selatan Tahun 2010-2011............................. 38

3.3. Jumlah Ternak Besar, Ternak Kecil, dan Unggas di Kota


Tangerang Selatan Tahun 2011...................................... 38

3.4. Produksi Ikan menurut Jenis Usaha Perikanan Kota


Tangerang Selatan Tahun 2011...................................... 39

3.5. Jumlah Perusahaan Berdasarkan Status Penanaman


Modal di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011................ 41

3.6. Jumlah Perusahaan berdasarkan Sektor dan Tenaga


Kerja Tahun 2011 .......................................................... 42

3.7. Penerbitan SIUP di Kota Tangerang Selatan Tahun


2011 .............................................................................. 47

6.1. Jadual Pelaksanaan Kegiatan......................................... 62

6.2. Jadual Penugasan Tenaga Ahli ....................................... 62

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Halaman


2.1. Tahap Perkembangan Sentra - Marshall ..................... 14
2.2. Faktor pembentuk sentra UKM................................... 17
5.1. Tim Pelaksana Pekerjaan ............................................ 55

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

UMKM telah memberikan kontribusi yang penting dan

besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan

pendapatan bagi masyarakat Indonesia. Karena itu,

pemberdayaan dan pengembangan yang berkelanjutan perlu

dilakukan terhadapnya agar UMKM tidak hanya tumbuh

dalam jumlah tetapi juga berkembang dalam kualitas dan

daya saing produknya.

Salah satu pendekatan untuk mengembangkan UKM

yang dianggap berhasil adalah melalui pendekatan

kelompok. Dalam pendekatan kelompok, dukungan (baik

teknis maupun keuangan) disalurkan kepada kelompok

UKM bukan per individu UKM. Pendekatan kelompok

diyakini lebih baik karena (1) UKM secara individual

biasanya tidak sanggup menangkap peluang pasar dan (2)

Jaringan bisnis yang terbentuk terbukti efektif

meningkatkan daya saing usaha karena dapat saling

bersinergi. Bagi pemberi dukungan, pendekatan kelompok

1 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


juga lebih baik karena proses identifikasi dan pemberdayaan

UKM menjadi lebih fokus dan efisien. Berdasarkan kasus

berhasil (success story) yang ditemui, pengembangan UKM

dalam kelompok berhasil meningkatkan kapasitas daya

saing usaha UKM, mengoptimalkan potensi sumberdaya

manusia dan sumberdaya alam setempat, memperluas

kesempatan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan

nilai tambah UKM.

Kajian literatur awal menunjukkan bahwa di masa

lalu telah terdapat program pengembangan UKM berbasis

kelompok yang dilakukan dalam kerangka program

pemerintah seperti melalui (1) extension workers, (2)

penyediaan motivator kepada kelompok usaha, (3)

pemberian dukungan teknis melalui unit pelayanan teknis

dan BDS, (4) pelaksanaan trade fairs untuk

mengembangkan jejaring pemasaran UKM, (5) pembuatan

trading house, dan lain-lain. Beberapa nama juga telah

dikaitkan dengan model pendekatan kelompok ini misalnya:

Sentra UKM, Klaster. Perkampungan Industri Kecil (PIK),

Lingkungan Industri Kecil (LIK), Enclave, Agropolitan dan

lain sebagainya.

Lembaga/Instansi yang melaksanakan upaya ini pun

beragam, mulai dari Pemerintah melalui Departemen-

2 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Departemen dalam pemerintahan hingga kelompok-

kelompok masyarakat melalui lembaga swadaya masyarakat.

Kementerian Negara Koperasi dan UKM secara intensif

melaksanakan pengembangan UKM melalui pendekatan

kelompok ini sejak akhir tahun 2000 dengan didirikannya

BPS-KPKM dan dilaksanakannya program Sentra UKM pada

tahun 2001.

Di beberapa negara yang menjadi rujukan, Klaster

bisnis telah menjadi mekanisme yang ampuh untuk

mengatasi keterbatasan UKM dalam hal ukuran usaha dan

untuk mencapai sukses dalam lingkungan pasar dengan

persaingan yang senantiasa meningkat. Langkah kolaboratif

yang melibatkan UKM dan perusahaan besar, lembaga

pendukung publik dan swasta serta pemerintah lokal dan

regional, semuanya akan memberikan peluang untuk

mengembangkan keunggulan local yang spesifik dan daya

saing perusahaan yang tergabung dalam klaster.

Pembentukan sentra menjadi issue yang penting

karena (sekali lagi) secara individual UKM seringkali tidak

sanggup menangkap peluang pasar yang membutuhkan

jumlah volume produksi yang besar, standar yang homogen

dan penyerahan yang teratur. UKM seringkali mengalami

kesulitan mencapai skala ekonomis dalam pembelian input

3 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


(seperti peralatan dan bahan baku) dan akses jasa-jasa

keuangan dan konsultasi.

Ukuran kecil juga menjadi suatu hambatan yang

signifikan untuk internalisasi beberapa fungsi pendukung

penting seperti pelatihan, penelitian pasar, logistik dan

inovasi teknologi; demikian pula dapat menghambat

pembagian kerja antar perusahaan yang khusus dan efektif

secara keseluruhan fungsi-fungsi tersebut merupakan inti

dinamika perusahaan.

Kajian tentang pembentukan sentra UKM oleh

Pemerintah Kota Tangerang Selatan, sebagai alat dan upaya

dari Pemerintah untuk mengatasi hambatan akibat ukuran

UKM. Melalui sentra UKM yang terbentuk, diharapkan

ukm-ukam yang terdapat di Kota Tangerang Selatan dapat

berhasil mengatasi persaingan dalam suatu lingkungan

pasar yang semakin kompetitif.

1.2. DASAR HUKUM

Pelaksanaan kajian pembentukan sentra UKM

didasari oleh beberapa kebijakan dibawah ini:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2012

tentang Perkoperasian

4 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

3. Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-05 /MBU/2007

tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara

4. Keputusan Presiden No. 56 tahun 2002 tentang

Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah

5. Keputusan Presiden No. 127 tahun 2001 tentang Bidang/

Jenis Usaha yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan

Bidang/ Jenis Usaha Untuk Usaha Menengah atau Besar

Dengan Syarat Kemitraan

6. Intruksi Presiden No. 10 tahun 1999 tentang

Pemberdayaan Usaha Menengah

7. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1999 tentang

Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

8. Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1997 tentang

Kemitraan

9. Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 tahun 1995

tentang Usaha Kecil.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1 Maksud Kajian

Kegiatan kajian pembentukan sentra UKM di Kota

Tangerang bermaksud untuk memfasiltasi pelaku usaha dalam

5 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


mempromosikan dan memasarkan hasil produksi Usaha Kecil

Menengah dalam bentuk Sentra Kawasan Khusus UKM :

1. Memberikan Gambaran serta Informasi secara mikro

maupun makro tentang Sentra – Sentra Usaha Kecil

Menengah.

2. Tersedianya Zona / Sentra yang guna pengembangan dan

pemasaran produk Usaha Kecil Menengah dalam

meningkatkan Perekonomian Kota Tangerang Selatan

3. Tersedianya suatu kawasan / tempat untuk

mempromosikan hasil produk Usaha Kecil Menengah

4. Membantu memberikan gambaran tentang Informasi

kawasan / sentra untuk kepentingan masyarakat pada

pelaku Usaha Kecil Menengah dan sebagai tempat

pariwisata

5. Memberikan masukan dan sumbang saran kepada lembaga

yang memiliki kewenangan yang terkait pembentukan

Sentra Usaha Kecil Menengah.

1.4. SASARAN KAJIAN

Adapun sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini

adalah:

1. Teridentifikasikannya Usaha Kecil Menengah di setiap

6 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Kelurahan dan Kecamatan di Kota Tangerang Selatan

berdasarkan kesamaan bahan baku dan sarana ;

kesamaan output yang dihasilkan dan kesamaan prospek

untuk dikembangkan menjadi klaster, dan kesamaan

omzet.

2. Tersusunnya pembentukan Zona / Sentra guna

pengembangan dan pemasaran produk Usaha Kecil

Menengah

3. Merumuskan pembentukan suatu kawasan / tempat

untuk mempromosikan hasil produk Usaha Kecil

Menengah

4. Tersusunnya suatu gambaran tentang Informasi kawasan

/ sentra untuk kepentingan masyarakat pada pelaku

Usaha Kecil Menengah dan sebagai tempat pariwisata

5. Tersusunnya Strategi dan Rekomendasi terkait kajian

pembentukan sentra UKM.

1.5. RUANG LINGKUP KAJIAN

a. Melakukan identifikasi terhadap Usaha Kecil Menengah

di setiap Kecamatan di Kota Tangerang Selatan

berdasarkan kesamaan bahan baku dan sarana ;

kesamaan output yang dihasilkan dan kesamaan prospek

7 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


untuk dikembangkan menjadi sentra, dan kesamaan

omzet.

b. Melakukan analisis secara komprehenship dalam rangka

pembentukan, pengembangan dan pemasaran produk

Usaha Kecil Menengah

c. Melakukan analisis secara komprehenship dalam rangka

pembentukan suatu kawasan / tempat untuk

mempromosikan hasil produk Usaha Kecil Menengah.

d. Merumuskan gambaran penyebaran Informasi kawasan /

sentra untuk kepentingan masyarakat pada pelaku

Usaha Kecil Menengah dan sebagai tempat pariwisata

e. Menyusun Strategi dan Rekomendasi terkait kajian

pembentukan sentra UKM.

1.6. OUTPUT KAJIAN

Output yang diharapkan dari kegiatan kajian pembentukan

ukm di Kota Tangerang Selatan, adalah berupa:

 Tersedianya dokumen kajian tentang pembentukan

sentra UKM di Kota Tangerang Selatan, sehingga

informasi yang disajikan dapat memberikan manfaat dan

8 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


nilai tambah bagi pihak-pihak yang berkepentingan,

khususnya kepada pihak;

(1) Instansi pemerintah di Kota Tangerang Selatan.

(2) Masyarakat Kota Tangerang Selatan, serta;

(3) Stakeholders yang terkait dan berkepentingan

dengan data tersebut.

 Terumuskannya analisis pembentukan Zona / Sentra

guna pengembangan dan pemasaran produk Usaha Kecil

Menengah

 Terumuskannya analisis pembentukan suatu kawasan /

tempat untuk mempromosikan hasil produk Usaha Kecil

Menengah

 Terumuskannya suatu gambaran penyebaran Informasi

kawasan / sentra untuk kepentingan masyarakat pada

pelaku Usaha Kecil Menengah dan sebagai tempat

pariwisata

 Terumuskannya suatu rekomendasi tentang arahan

kebijakan pembentukan, pengembangan dan pemasaran

produk Usaha Kecil Menengah.

1.7. Kerangka Kerja Kajian

Jumlah UMKM yang sangat banyak dan tersebar

menjadikan UMKM menjadi tulang punggung perekonomian

9 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


daerah. UKM tidak hanya mampu memberikan peningkatan bagi

para pelaku usahanya saja tetapi juga mampu membawa

peningkatan bagi erekonomian daerah secara keseluruhan,

sehingga UKM menjadi kekuatan strategis dan penting untuk

memperkuat perbangunan ekonomi daerah.

Salah satu kelemahan dari UKM adalah penyebaran lokasi

keberadaan UKM tersebut dan kurangnya sinergi antar pelaku

UKM. Jika setiap pelaku UKM dapat bersatu membentuk suatu

kelompok atau sentra UKM maka diharapkan akan terbentuk

suatu sinergi yang positif baik dalam penyediaan bahan baku,

proses pengembangan produk, maupun pemasaran hasil

produksinya.

Terbentuknya sentra-sentra UKM di setiap daerah akan

memberikan daya tarik tersendiri bagi pihak-pihak yang berkaitan

dengan UKM tersebut, maupun pemerintah sebagai pembuat

kebijakan. Pemerintah dapat membuat suatu strategi dalam

pengembangan UKM yang ada di daerah tersebut, sehingga

diharapkan keberlangsungan dan perkembangan UKM di

kemudian hari.

Salah satu permasalahan dari UKM adalah pemasaran.

Dengan adanya dukungan baik finansial maupun non finansial

dari pemerintah, maka diharapkan pemerintah dapat membantu

mengatasi permasalahan pemasaran tersebut. Salah satu

10 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


solusinya adalah membuat suatu zona/ kawasan pemasaran UKM

di tempat-tempat yang strategis sehingga masyarakat umum dapat

dengan mudah mengetahui dan mendapatkan produk dari UKM

tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, selanjutnya dapat dibuatkan

kerangka kerja konseptual untuk kajian Pembentukan Senta UKM

di Kota Tangerang Selatan sebagaimana dapat dilihat pada

Gambar 1.1. berikut:

Ketentuan Dukungan
Kementerian Pemerintah
UKM

Kebijakan Kawasan/
Kondisi Sentra Pengembangan Zona
Existing UKM Sentra UKM Pemasaran
UKM

Gambar 1.1
Alur Kerangka Kerja Konseptual

11 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1. DEFINISI UMKM DI INDONESIA

Beberapa lembaga atau instansi bahkan Undang-

Undang (UU) memberikan definisi Usaha Kecil Menengah

(UKM)1. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi

UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk usaha

kecil memiliki jumlah tenaga kerja lima sampai dengan 19

orang, sedangkan usaha menengah memiliki tenaga kerja 20

sampai dengan 99 orang.

Pada tanggal 4 Juli 2008 ditetapkan UU No. 20 Tahun

2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi

UMKM yang disampaikan oleh UU ini juga berbeda dengan

definisi di atas. Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang

disebut dengan Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Kemudian yang

disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki

kriteria sebagai berikut:

11 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


(1) Kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; dan

(2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus

juta rupiah).

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah

adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut:

(1) Kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan

(2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima

puluh miliar rupiah).

2.2. DEFINISI SENTRA UKM

Dalam Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan

UKM No: 32/Kep/M.KUKM/IV/2002, tanggal 17 April 2002

12 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra

UKM, SENTRA didefinisikan sebagai pusat kegiatan di

kawasan/lokasi tertentu dimana terdapat UKM yang

menggunakan bahan baku/sarana yang sama, menghasilkan

produk yang sama/sejenis serta memiliki prospek untuk

dikembangkan menjadi klaster.

Sedangkan KLASTER didefinisikan sebagai pusat

kegiatan UKM pada sentra yang telah berkembang, ditandai

oleh munculnya pengusaha-pengusaha yang lebih maju,

terjadi spesialisasi proses produksi pada masing-masing UKM

dan kegiatan ekonominya saling terkait dan saling

mendukung. Kedua istilah ini dalam pembahasan mengenai

UKM kerap digunakan dalam arti yang saling bergantian,

namun klaster sesungguhnya memiliki cakupan yang lebih

luas dan kompleks dibandingkan sentra.

Salah satu sasaran dari pelaksanaan program sentra

UKM adalah terciptanya mekanisme yang terstruktur untuk

mentransformasikan sentra-sentra UKM menjadi klaster-

klaster bisnis UKM yang dinamis dan berdaya saing. Klaster

bisnis yang diharapkan terbentuk ini dapat berkembang dari

sebuah sentra atau dari gabungan beberapa sentra yang

memiliki produk/kompetensi yang saling mendukung.

13 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


2.3. TAHAP PERKEMBANGAN SENTRA UKM

Tahap Perkembangan Sentra, menunjukkan tahapan

perkembangan sebuah sentra, mulai dari terbentuk, tumbuh,

berkembang, dan Evolusi. Daur ini diadopsi dari

perkembangan sentra menurut Marshall. Jika tambahan

perkuatan menghasilkan penurunan produktifitas, maka

diduga bahwa rata-rata sentra yang difasilitasi berada dalam

tahapan yang sedang berevolusi.

Gambar 2.1.
Tahap Perkembangan Sentra - Marshall

Ciri-ciri masing-masing tahap perkembangan adalah:

14 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Sentra dalam tahap baru TERBENTUK baru memiliki 1

atau 2 unit usaha innovator/pionir yang memulai

usahanya, dan Tenaga kerja didatangkan dari daerah lain.

Sentra TUMBUH memiliki unit usaha baru yang

bermunculan meniru produk innovator, tenaga kerja

berdatangan dari daerah lain, dan tenaga kerja lokal mulai

terlibat.

Sentra BERKEMBANG dicirikan dengan termasuk ke dalam

kategori Unit usaha baru bermunculan meniru produk

innovator atau menciptakan produk modifikasi, tenaga

kerja menetap, banyak tenaga kerja lokal terlibat penuh,

munculnya unit usaha pemasok bahan baku pembuatan

produk sentra, munculnya pedagang pengumpul/individu

yang bertindak sebagai agen penjualan, dan Pemerintah

Daerah membentuk institusi pendukung.

Sentra BEREVOLUSI tampak dari Pengusaha “besar” dalam

sentra mulai mencari produk baru yang lebih baik di luar

produk saat ini, Perusahaan Pemasok bahan baku

termasuk ke dalam kategori berkembang, Institusi

bentukan pemerintah daerah berfungsi dengan efektif, dan

Daya saing produk sentra kuat dan berkelanjutan.

15 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


2.4. FAKTOR PEMBENTUK SENTRA

Faktor pembentuk sentra adalah hal yang dianggap

memunculkan kegiatan produksi produk yang pada saat ini

menjadi sentra di suatu daerah. Menurut Porter, ada

beberapa faktor yang dapat menjadi pembentuk suatu sentra,

mereka adalah:

(1) Implementasi hasil penelitian perguruan tinggi yang

kemudian membutuhkan produk tertentu,

(2) Kumpulan industri tertentu yang memunculkan

kebutuhan produk khusus tertentu,

(3) Kebutuhan lokal,

(4) Keberadaan perusahaan atau individu inovatif yang secara

konsisten bergiat di suatu daerah, dan

(5) Chance event atau kejadian acak yang secara ”tidak

sengaja” mencetuskan kemunculan sentra tersebut.

Pandangan terhadap faktor pembentuk sentra

membantu pengambil keputusan untuk memahami latar

belakang munculnya suatu sentra dan memperkirakan

dampak aksi perkuatan yang diberikan.

Secara umum, faktor pembentuk sentra UKM di

Indonesia mengikuti pola sebagaimana di Gambar 2.2.,

16 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


dimana tampak bahwa sebagian besar sentra adalah sentra

yang muncul karena kebutuhan lokal akan suatu produk

yang didukung oleh keberlimpahan sumber daya alam di

daerah tersebut. Faktor lain yang muncul adalah permintaan

khusus untuk memenuhi pasar pariwisata (turisme dan

ekspor). Sedangkan faktor insiatif pemerintah mengarah pada

upaya pembukaan wawasan ketika permintaan lokal dan

sumber daya alam mendukung.

Gambar 2.2.
Faktor pembentuk sentra UKM

2.5. FAKTOR PENGEMBANG SENTRA

Faktor pengembang sentra adalah hal yang menjadi

trigger/pencetus bagi perkembangan sentra lebih lanjut.

Pandangan terhadap faktor pembentuk dan pengembang


17 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan
sentra membantu pengambil keputusan untuk memahami

latar belakang munculnya suatu sentra dan hal-hal yang

mengembangkannya untuk memperkirakan dampak aksi

perkuatan yang diberikan.

Beberapa hal yang muncul dan dikelompokkan sebagai

faktor pengembang sentra UKM, yang mendorong eksistensi

dan perkembangan sentra baik dengan ataupun tanpa

perkuatan yang sengaja diberikan kepada mereka,

diantaranya adalah:

1. Pasar; permintaan local, ekspor, turisme, permintaan

industry pengolahan, permintaan antar daerah, dan proyek

pemerintah.

2. Perilaku; Kemauan berkelompok, kerjasama, dan individu

sentral.

3. Lokasi; Lokasi sentra atau lebih tepat disebut faktor

pemasaran (karena lokasi disini adalah bagian dari

promosi).

4. Teknologi; dukungan perguruan tinggi

5. Pertumbuhan Penduduk. Faktor penduduk tidak muncul

secara eksplisit dalam jawaban wawancara. Faktor ini

merujuk pada pertumbuhan populasi penduduk dalam

sentra dan keikutsertaan pemuda dalam proses produksi.

18 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Jika diamati, pertumbuhan penduduk akibat perkawinan

dan tumbuhnya angkatan kerja baru dalam sentra diduga

memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan

sentra.

2.6. KRITERIA PEMILIHAN SENTRA

Pada saat ini, kriteria penetapan sentra yang dapat


difasilitasi oleh Kementerian Koperasi, adalah sebagai
berikut:
1) Terdapat sejumlah UKM, dengan kapasitas produksi yang
memadai dalam kawasan sentra yang memiliki prospek
untuk berkembang menjadi klaster UKM dengan pangsa
pasar yang layak.
2) Mempunyai omzet penjualan minimal mencapai Rp 200

juta/bulan.
3) Mempunyai prospek pasar yang berkelanjutan.
4) Mempunyai jaringan kemitraan dalam pengadaan bahan
baku maupun pemasaran.
5) Mampu menyerap tenaga kerja minimal 40 orang dalam
sentra.
6) Mengutamakan bahan baku lokal.
7) Menggunakan teknologi yang berpotensi meningkatkan
mutu produk.

8) Tersedianya sarana dan prasarana pendukung.

19 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


2.7 Faktor Penentu Dinamika Sentra
2.7.1. Faktor Penentu Kinerja Sentra UKM
Hasil menunjukkan bahwa fungsi produksi sentra UKM

dipengaruhi secara bermakna dan positif oleh faktor nilai

investasi, dan nilai produksi. Adapun bahan baku berpengaruh

signifikan dan negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata

nilai tambah sentra dari faktor bahan baku dan jumlah unit usaha

pada tahap penurunan. Artinya, penambahan bahan baku dan

jumlah unit usaha untuk meningkatkan nilai tambah yang

dihasilkan sentra UKM sudah tidak efektif. Upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah sentra UKM dengan

meningkatkan investasi dan nilai produksi. Peningkatan nilai

investasi dapat dilakukan oleh pemerintah daerah/lokal dengan

menyediakan pinjaman modal, sedangkan nilai produksi dapat

ditingkatkan dengan penggunaan teknologi yang relatif modern

dan/atau melakukan innovasi.

Apabila penambahan faktor produksi tersebut dilakukan

bersama-sama maka hanya kombinasi antara investasi dan

jumlah tenaga kerja yang tidak berpengaruh terhadap nilai

tambah sentra UKM. Hal ini menunjukkan bahwa investasi yang

dilakukan selama ini belum diselaraskan dengan ketrampilan

tenaga kerja yang bekerja pada sektor UKM.

Hasil estimasi berdasarkan perbedaan UKM yang maju

20 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


dengan yang kurang maju menunjukkan pengaruh perubahan

bahan baku dan nilai produksi terhadap kinerja sentra UKM

berbeda. Pada sentra UKM yang maju pengaruh bahan baku

tersebut lebih besar dibandingkan sentra UKM kurang maju. Lain

halnya dengan nilai produksi pengaruhnya terhadap nilai tambah

sentra UKM maju relatif lebih kecil daripada sentra UKM yang

belum maju.

Secara umum pengaruh faktor produksi bahan baku dan

investasi terhadap nilai tambah komoditas pada UKM yang maju

relatif lebih besar daripada UKM yang kurang maju, namun

pengaruh tenaga kerja lebih besar pada UKM yang kurang maju.

2.7.2 Faktor Penentu Kinerja UKM Dalam Sentra

Produktivitas UKM yang berada dalam sentra diukur dengan

laju perubahan nilai tambahnya. Nilai tambah per unit usaha

akan meningkat apabila investasi dan nilai produksi ditingkatkan,

sedangkan faktor tenaga kerja tidak berpengaruh. Hal ini

mengindikasikan bahwa mesin dan/atau peralatan yang

digunakan lebih mendukung peningkatan produktivitas per unit

usaha dibandingkan tenaga kerja. Dapat dikatakan bahwa tenaga

kerja hanya berperan sebagai operator peralatan atau mesin.

Pengaruh unit usaha terhadap nilai tambah per unit usaha

yang negatif mengindikasikan bahwa rata-rata nilai tambah per

unit usaha telah mengalami penurunan. Demikian pula pengaruh

21 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


bahan baku yang negatif terhadap nilai tambah per unit usaha

dalam sentra mengindikasikan bahwa pemanfaatan bahan baku

dalam proses produksi pada usaha kecil dan menengah dalam

suatu sentra belum efisien.

Apabila peningkatan penggunaan bahan baku dilakukan

secara bersamaan dengan peningkatan jumlah tenaga kerja atau

peningkatan investasi maka nilai tambah per unit usaha akan

meningkat pula. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

penggunaan bahan baku harus disertai dengan penambahan

penggunaan tenaga kerja atau penambahan penggunaan mesin

atau peralatan dalam proses produksi pada usaha kecil dan

menengah agar bahan baku dapat digunakan relatif efisien atau

optimal.

Apabila pembedaan berdasarkan UKM yang berada pada sentra

yang maju dan tidak maju, maka perbedaan yang muncul adalah

pengaruh jumlah tenaga kerja, bahan baku, dan nilai produksi

terhadap nilai tambah per unit usaha. Pengaruh bahan baku

terhadap nilai tambah per unit usaha pada UKM yang maju relatif

lebih besar 0,80% dibandingkan UKM yang kurang maju, namun

pengaruh jumlah tenaga kerja dan nilai produksi terhadap

produktivitas per unit usaha dalam sentra yang diukur dengan

nilai tambah per unit usaha relatif lebih kecil dibandingkan UKM

yang kurang maju dalam sentra. Dengan demikian untuk

meningkatkan kinerja nilai tambah per unit usaha pada UKM yang

22 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


kurang maju dilakukan dengan menambah tenaga kerja dan nilai

produksi.

Kinerja nilai tambah per UKM dalam sentra, secara umum

dipengaruhi secara positif dan bermakna oleh nilai produksi dan

dipengaruhi negatif oleh bahan baku serta jumlah unit usaha. Hal

ini mengindikasikan bahwa setiap UKM dalam sentra perlu

memikirkan strategi meningkatkan nilai produksi, misal melalui

innovasi. Indikasi yang lain adalah rata-rata nilai tambah per UKM

mencapai tingkat yang menurun.

2.7.3. Indikator Sentra UKM yang Dinamis

Kinerja UKM yang berada dalam sentra yang telah maju

relatif lebih baik dibandingkan dengan UKM yang berada dalam

sentra yang belum maju. Hasil kajian mengindikasikan sentra

yang dinamis di Indonesia umumnya memiliki kriteria sebagai

berikut:

 Jumlah UKM di dalam sentra rata-rata di atas 37 orang

pengusaha kecil dan menengah

 Jumlah omzet penjualan atau nilai produksi dari seluruh

UKM di dalam sentra rata-rata di atas Rp 2.737.500.000,00

per tahun

 Jumlah tenaga kerja di dalam sentra rata-rata di atas 147

orang.

23 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


 Jumlah tambahan investasi di dalam sentra rata-rata di atas

Rp 52.000.000,00 per tahun.

Pembinaan sentra UKM harus didasarkan pada potensi sentra

UKM yang dapat dikembangkan secara cepat. Untuk itu, perlu

ditentukan kriteria sentra yang dapat segera dikembangkan,

antara lain:

 Jumlah UKM di dalam sentra berkisar 20 orang pengusaha

atau lebih

 Jumlah omzet penjualan atau nilai produksi dari seluruh

UKM di dalam sentra berkisar Rp 393.500.000 per tahun

 Jumlah tenaga kerja di dalam sentra berkisar 70 orang

 Jumlah tambahan investasi di dalam sentra di atas Rp

10.000.000 per tahun

2.8 Praktik Terbaik Pengembangan Sentra/ Klaster

Di beberapa negara ada banyak contoh terbaik atau "best

practices" yang mungkin dapat dipelajari dalam mengembangkan

klaster UKM. Beberapa contoh "best practices" dalam

pengembangan klaster UKM adalah:

2.8.1. Di Italia

Italia, khususnya di Italia bagian Tengah-Utara sebagai

pusat pergerakan jejaring klaster UKM. Menurut C. Richard Hatch

24 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


(2000), bahwa pada awal tahun 1980-an pusat pertumbuhan yang

pesat di daerah Emilia-Romagna dan sekitarnya menjadi perhatian

para pakar di kawasan Eropa dan Amerika. Hasil studi

menunjukkan pertumbuhan yang pesat di daerah ini terjadi

karena kerjasama yang kuat antara asosiasi bisnis, dukungan

teknologi, dan keinginan belajar dari pengalaman kerjasama dalam

jejaring melalui klaster UKM yang telah mendukung keberhasilan

tersebut.

2.8.2. Di Denmark

Keberhasilan di bagian Tengah-Utara Italia telah mendorong

para pakar untuk melakukan kajian dalam pengembangan jejaring

UKM melalui klaster. Denmark diantaranya telah mengambil

konsep Italia untuk diterapkan dalam proyek pengembangan UKM

pada tahun 1989 melalui pendekatan klaster. Adapun yang

mendorong keberhasilan pengembangan jejaring bisnis melalui

klaster UKM di Denmark adalah peran dari "the Danish

Technological Institute". Secara prinsip program pengembangan

jejaring bisnis dilakukan secara transparan melalui mass media

(cetak dan elektronik). Disamping itu juga mengajak pelaku bisnis

sukses dan tentunya dukungan pemerintah dalam bentuk "grant"

untuk pengembangan jejaring produk baru atau memasuki pasar

25 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


baru, dan program pelatihan bagi pialang jejaring bisnis guna

mendorong kerjasama diantara UKM.

2.8.3. Di Chile

Salah satu proyek jejaring bisnis dengan pendekatan klaster

yang juga sangat penting adalah proyek yang dikembangkan oleh

"the Chilean SME Assistance Agency, SERCOTEC" pada akhir

tahun 1990. Proyeknya disebut "Chile's Proyectos de Fomento or

PROFO program". Proyek ini, ditujukan untuk mengorganisasikan

10 sampai 30 UKM dalam kelompok untuk mendorong kerjasama

dan menstimulus permintaan layanan SERCOTEC.

Untuk memfasilitasi UKM, SERCOTEC menunjuk dan

membayar penuh manajer yang melayani setiap kelompok. Tugas

manajer adalah mengkordinasikan layanan dari business

development services (BDS) providers, aktivitas kelompok seperti

kunjungan ke salah satu pabrik dan tranportasi ke pameran

dagang, serta promosi aktivitas bisnis kelompok (klaster). Sampai

dengan tahun 2000 sudah berkembang sebanyak 16

sentra/klaster PROFO.

2.8.4. Di India

Development Alternatives Inc. (DAI) melalui bantuan

26 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


USAID dengan proyek Microenterprise Best Practice telah

mengembangkan program kaji tindak yang melibatkan klaster

perusahaan kecil-kecil di bagian Utara kota-kota dan desa-desa di

India. Upaya ini ditujukan untuk membangun jejaring yang efektif

antara usaha mikro, kecil dan menengah. Seperti di negara-negara

lain, pendekatan pengembangan jejaring UKM dengan klaster juga

melibatkan pialang bisnis, BDS Providers, dan dana padanan

untuk memacu percobaan produk dan pasar baru.

Dalam hal ini kepercayaan antar pengusaha dan adanya

kemauan yang keras untuk bekerjasama menjadi kunci penting

bagi suksesnya pengembangan klaster UKM untuk mendorong

terjadinya jejaring bisnis. Pada sisi lain, peranan BDS Providers

juga sangat penting dan oleh karena itu setiap BDS Providers

harus menguasai operasionalisasi bisnis secara rutin. Secara

konsepsi bahwa disadari pemanfaatan layanan BDS secara

bersama dalam kelompok menjadi semakin ringan kalau jumlah

UKM dalam sentra atau klaster semakin besar.

2.8.5. Di Thailand

Satu pelajaran dari sesama negara Asia dapat diambildari

Thailand. Thailand memiliki program yang disebut One Tambun

One Product (OTOP), yang berarti “satu desa satu produk”.

Pendekatan OTOP ini adalah pendekatan kelompok dengan unit

27 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


pengelompokkan desa. Dalam pendekatan ini, dengan mendorong

setiap desa memiliki, setidaknya, satu produk akan mendorong

desa untuk bertindak sebagai satu unit usaha. Produk desa

kemudian menjadi salah satu sumber penerimaan masyarakat

desa dan mendorong pertumbuhan desa. Dengan pendekatan

OTOP, penduduk diharapkan peduli dengan lingkungan desanya.

2.8.6. Belajar Dari Pengalaman Negara Lain

Belajar dari pengalaman negara-negara lain seperti Italia,

Denmark, Chile, dan India sebagaimana diuraikan di atas, C.

Richard Hatch (2000) mengusulkannrencana kerja atau "workplan"

dalam pengembangan jejaring UKM dengan pendekatan

sentra/klaster. Rencana kerja tersebut meliputi:

1. Mengembangkan kriteria untuk menyeleksi partners

(pasangan) yang memiliki pengalaman dan pengetahuan

lokal yang memadai.

2. Mengkaji sistem bisnis dan operasi secara internal setiap

pelaku bisnis yang akan dikembangkan.

3. Mengembangkan kurikulum dan materi pelatihan bagi UKM,

broker/pialang bisnis atau konsultan BDS Providers dan

dikomunikasikan lewat berbagai media termasuk internet.

28 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


4. Merancang skim subsidi yang efisien yang dapat mencegah

terjadinya distorsi untuk menutupi biaya awal bagi pialang

jejaring bisnis.

5. Menyediakan bantuan teknis bagi setiap UKM yang

bekerjasama

6. Merancang dan melakukan evaluasi secara seksama setiap

upaya pengembangan jejaring bisnis melalui klaster UKM.

7. Memberikan perhatian dari berbagai usulan kajian yang

dilakukan oleh staf, pihak-pihak yang bekerjasama, pialang

bisnis termasuk BDS Providers dalam penyempurnaan

setiap konsep yang akan dikembangkan dalam

pengembangan klaster UKM.

29 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


BAB III
KONDISI UMUM DAERAH

3.1. KONDISI GEOGRAFIS

Secara geografis Kota Tangerang Selatan terletak di

bagian timur Provinsi Banten pada posisi 160014’ – 160022’

Bujur Timur dan 6039’ – 6047’ Lintang Selatan dengan luas

wilayah 147,19 km2. Secara administratif Kota Tangerang

Selatan terbagi atas 7 kecamatan, 49 kelurahan, dan 5 desa.

Batas-batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai

berikut:

1. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang;

2. Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta;

3. Sebelah utara berbatasan dengan Kota Tangerang;

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor

dan Kota Depok.

Ditinjau dari letak geografisnya, Kota Tangerang

Selatan langsung berbatasan dengan ibukota negara, dan

Kabupaten Bogor serta Kota Depok sehingga sangat strategis

dalam perkembangan perekonomian daerah.

Topografi daerah Kota Tangerang Selatan relatif datar

yang terdiri dataran rendah di 0-25 m di atas permukaan

30 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


laut dan lebih 25 m diatas permukaan laut. Berdasarkan data

dari Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, suhu udara rata-rata

di Kota Tangerang Selatan berkisar 23,8 – 32,70C. suhu

maksimum tertinggi terjadi pada bulan September, yaitu

34,50C dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Juli,

yaitu 23,00C. Rata-rata kelembaban udara sekitar 79% dan

rata-rata intensitas matahari 54%. Curah hujan tertinggi

terjadi pada bulan Februari dengan hari hujan sebanyak 28

hari, sedangkan pada bulan Agustus hanya terjadi 1 hari

hujan.

Kota Tangerang Selatan memiliki luas wilayah 147,19

km2 atau 93.645 ha, sebagian besar berupa lahan kering yang

mencapai 53.427 ha (57%), sedangkan luas lahan sawah

mencapai 40.218 ha (43%). Lahan sawah yang dimanfaatkan

penduduk untuk menanam padi sebagian besar

menggunakan sistem pengairan teknis serta sebagian kecil

sistem pengairan non teknis. Dari 40,218 Ha lahan padi

sawah, sistem pengairan teknis melingkupi 22.846 ha (57%),

tadah hujan 12.991 ha (32%), setengah teknis 3.016 ha (6%),

dan lainnya 3%.

Kota Tangerang Selatan sebagai daerah penyangga

Jakarta mengalami pertumbuhan sektor perumahan yang

sangat pesat, sehingga mengakibatkan banyak terjadi

31 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


peralihan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan

perumahan. Dari total luas lahan kering 53.427 ha, sebagian

besar dimanfaatkan untuk bangunan, pekarangan, dan

halaman yang mencapai 23.089 ha (43,22 %), sedangkan

sisanya untuk tegal dan kebun seluas 16.427 ha (30,75 %).

3.2. KONDISI DEMOGRAFI

Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2011,

penduduk Kota Tangerang Selatan berjumlah 1.342.618 jiwa.

Pertambahan penduduk yang cenderung meningkat selain

disebabkan oleh pertumbuhan penduduk secara alamiah juga

disebabkan oleh masuknya penduduk dari daerah lain karena

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah industri dan

perdagangan serta jasa.

Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kota

Tangerang Selatan tahun 2011 adalah 102,25, artinya

penduduk laki-laki sedikit lebih banyak daripada penduduk

perempuan. Kecenderungan sex ratio di atas 100

dimungkinkan dengan banyaknya pendatang yang terserap di

lapangan pekerjaan, khususnya sektor industri dan

perdagangan/jasa yang lebih banyak didominasi dari

kalangan perempuan. Jika dilihat menurut kelompok umur,

persentase terbesar penduduk Kota Tangerang Selatan tahun

32 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


2011 adalah pada kelompok umur 15-29 tahun, yaitu sekitar

65,40%, sedangkan kelompok umur 0-14 tahun sekitar

31,2%, dan kelompok umur 65 tahun ke atas berjumlah

3.4%.

3.3. KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA

Indeks pembangunan manusia (IPM) dianggap dapat

mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan

pembangunan manusia di suatu wilayah, mencakup Indikator

kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan

(indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan

indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk / purchasing

power parity / PPP).

Angka harapan hidup Kota Tangerang Selatan pada

tahun 2011 sebesar 68,65 atau meningkat tipis jika

dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 68,54, atau

dapat dikatakan rata-rata bayi yang baru dilahirkan di Kota

Tangerang Selatan pada tahun 2011 akan menjalani hidup

selama 68,65 tahun. Selanjutnya dari angka harapan hidup

dapat diturunkan untuk mendapatkan indeks harapan hidup

yang telah dicapai jika dibandingkan dengan kondisi “ideal”

yang diharapkan sesuai nilai standar UNDP, yaitu 85 tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui indeks harapan

33 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


hidup masyarakat di Kota Tangerang Selatan tahun 2011

sebesar 68,65 yang menunjukkan pencapaian harapan hidup

0 tahun, hanya naik 0,11% dibandingkan tahun 2010.

Kota Tangerang Selatan tahun 2011 masih memiliki

1,81% penduduk (usia 15 tahun ke atas) yang buta huruf, hal

ini dapat dilihat dari angka melek huruf yang mencapai

98,19% Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan tahun

2010 yang sebesar 98,15%, terjadi peningkatan yang cukup

baik. Indikator pendidikan yang lain, yaitu rata-rata lama

sekolah, Kota Tangerang Selatan mencapai 10,70 tahun. Hal

ini berarti terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan

tahun 2010 yang mencapai 10,15 tahun atau meningkat rata-

rata 0,65 tahun.

Indikator pendidikan ini dapat menghasilkan angka

indeks melek huruf sebesar 98,19 yang berarti pencapaiannya

belum mencapai nilai maksimal 100 dan indeks rata-rata

lama sekolah baru mencapai 67,93 yang berarti bahwa rata-

rata pencapaian penduduk Kota Tangerang Selatan yang

mengikuti pendidikan formal hanya 67,93% dari seluruh lama

pendidikan yang mestinya dijalani, yaitu 15 tahun.

Unsur dasar pembangunan manusia lainnya yang

diakui secara luas adalah daya beli masyarakat karena

komponen ini diyakini mempunyai hubungan baik langsung

maupun tidak langsung dengan beberapa variabel seperti

34 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


keterampilan, kesempatan kerja, dan pendapatan. Secara

umum persentase indeks daya beli masyarakat Kota

Tangerang Selatan masih rendah karena berada pada kisaran

50–60% dari nilai standar daya beli yang direkomendasikan

UNDP, yaitu Rp 732.720. Indeks daya beli Kota Tangerang

Selatan Tangerang hanya mencapai 60,04%.

Pada tahun 2010 angka IPM Kota Tangerang Selatan

adalah 75,38, pada tahun 2011 angka IPM Kota Tangerang

Selatan naik 0,73% menjadi 76,01. Jika ukuran menengah

menurut skala internasional dibagi lagi menjadi kelas

“menengah-atas” dan “menengah bawah”, Kota Tangerang

Selatan masuk dalam kategori “menengah atas” bersama Kota

Tangerang, Kota Cilegon, dan Kabupaten Serang dengan nilai

IPM antara 66,00 dan 79,99, sedangkan Kabupaten Lebak

dan Pandeglang masih berada pada kategori “menengah

bawah” dengan nilai IPM antara 50,00 dan 65,99.

3.4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Nilai PDRB Kota Tangerang Selatan berdasarkan harga

berlaku Rp 13.290.617 juta. Sektor-sektor yang memberikan

kontribusi besar dalam pembentukan PDRB Kota Tangerang

Selatan tahun 2011 adalah sektor perdagangan, hotel, dan

restauran sebesar 30,78% atau senilai Rp 4.091.275 juta,

kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar

15,07% (Rp 2.002.052 juta) serta sektor industry pengolahan

35 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


14,86% (Rp 1.975.201juta). Sementara untuk sektor yang

lainnya, sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

sebesar 12,07% (Rp 1.603.954 juta), sektor jasa-jasa 14,83%

(Rp 1.971.421 juta), sektor Bangunan dan Konstruksi 8,15%

(Rp 1.083.120 juta), sektor listrik, gas, dan air 3,36% (Rp

447.042 juta) dan terakhir sektor Pertanian Peternakan,

Kehutanan dan Perikanan 0,86% (Rp 113.653 juta).

Tabel 3.1.
Nilai PDRB dan Distribusi Presentase PDRB Kota Tangsel
Per Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Berlaku
2010 2011
Lapangan Usaha PDRB (Juta PDRB (Juta
% %
Rp) Rp)
Pertanian, Peternakan,
105.523 0,91 113.653 0,86
Kehutanan dan Perikanan
Pertambangan dan
2.615 0,02 2.898 0,02
Penggalian
Industri Pengolahan 1.780.231 15,33 1.975.201 14,86
Listrik, Gas, dan Air
393.129 3,39 447.042 3,36
Bersih
Bangunan dan Konstruksi 929.156 8,00 1.083.120 8,15
Perdagangan, Hotel, dan
3.594.931 30,95 4.091.275 30,78
Restoran
Pengangkutan dan
1.721.915 14,82 2.002.052 15,07
Komunikasi
Keuangan, Persewaan,
1.430.404 12,31 1.603.954 12,07
dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa 1.657.242 14,27 1.971.421 14,83
Jumlah 11.615.146 100,00 13.290.617 100,00
Sumber: PDRB Kota Tangerang Selatan, 2012

3.4. KONDISI PRODUKSI

a. Sektor Pertanian

Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sejak ditetapkan

sebagai Kota otonom termuda di Provinsi Baten pada 26

November 2008, terus berbenah diri. Salah satunya

36 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


mengoptimalkan potensi pertanian. Walaupun isu aktual

yang terus menghantui Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan (Distan KP) Kota Tangsel adalah “alih fungsi lahan

pertanian”, namun usaha pengembangan pertanian

diarahkan pada pertanian perkotaan. Yakni suatu

pertanian agrobisnis yang menuju agrowisata.

Saat ini potensi sumber daya alam atau lahan

pertanian Kota Tangsel seluas sekitar 3.918,04 hektar

(Ha). Lahan itu terdiri dari dari lahan darat 3.741,04 Ha,

lahan sawah 177 Ha, lahan perikanan 137,43 Ha dan

lahan eks Galian C 15,27 Ha.

(1) Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Kontribusi subsektor tanaman bahan makanan

berdasarkan harga berlaku pada tahun 2011 terhadap

PDRB Kota Tangerang Selatan sangat kecil yaitu Rp

113.652,61 juta atau 0,86%. Keadaan luas areal dan

produksi tanaman bahan makanan di Kota Tangerang

Selatan pada tahun 2011 memperlihatkan bahwa padi

sawah memiliki areal terluas (luas areal 177 ha dan

produksi 1.728 ton), Perkembangan luas panen

tanaman pangan selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 3.8.2.

37 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Tabel 3.2.
Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2010-2011
2011
Komoditi
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
Padi 177 1.728
Jagung 157 703,83
Ubi Kayu 257 4.223,80
Ubi Jalar 126 1.498,90
Kacang Tanah 265 416,05
Jumlah 885 8.571
Sumber: Kota Tangerang Selatan, 2012

(2) Subsektor Peternakan


Jumlah ternak yang banyak dipelihara dan
dibudidayakan di Kota Tangerang Selatan pada tahan
2011, secara umum terdiri dari; Sapi sebanyak 1.589
ekor, Kerbau sebanyak 264 ekor, Kambing sebanyak
684 ekor, ayam buras sebanyak 1.680 ekor, Ayam Ras
Pedaging sebanyak 2.386.500 ekor, Ayam Ras Petelur
sebanyak 239.600 ekor, dan Itik sebanyak 2.300 ekor.
Tabel 3.3.
Jumlah Ternak Besar, Ternak Kecil, dan Unggas
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011
Jenis Ternak 2011
Sapi 1.589
Kerbau 264
Kambing 684
Domba 732
Babi 88
Ayam Buras 1.680
Ayam Ras Pedaging 2.386.500
Ayam Ras Petelur 239.600
Itik 2.300
Jumlah 2.633.437
Sumber: Kota Tangsel Dalam Angka 2012

38 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


(3) Subsektor Perikanan

Dilihat dari subsektor perikanan di Kota

Tangerang Selatan, produksi ikan pada tahun 2012,

sebanyak 57,40% (18.788,4 ton) berasal dari usaha

penangkapan ikan, yaitu terdiri dari penangkapan laut

sebanyak 18.654 ton dan dari penangkapan perairan

umum sebanyak 134 ton.

Sementara, produksi ikan dari usaha budidaya

hanya sebesar 42,60% (13.961,6 ton), terdiri dari;

budidaya ikan tambak (7.649,6 ton), budidaya ikan

kolam (2.469,2 ton), budidaya ikan sawah (12,4 ton),

budidaya ikan jaring terapung (192,2 ton), dan

budidaya ikan laut (3.638,2 ton).

Tabel 3.4.
Produksi Ikan menurut Jenis Usaha Perikanan
Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
Jenis Usaha Perikanan Produksi (Ton) Nilai (Rp. 000)
I. Penangkapan 18.788,4 188.251.582
1. Laut 18.654,0 187.725.896
2. Perairan Umum 134,4 525.686
II. Budidaya 13.961,6 168.049.593
1. Tambak 7.649,6 132.204.615
2. Kolam 2.469,2 20.250.220
3. Sawah 12,4 105.560
4. Japung (unit) 192,2 1.833.818
5. Budidaya Laut 3.638,2 13.655.380
Jumlah 32.750,00 356.301.175
Sumber: Kota Tangsel Dalam Angka, 2010

39 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Ikan tambak yang banyak dibudidayakan

adalah Bandeng, Belanak, Udang Windu, Udang Putih,

Udang Api-api, Mujair/Nila, dan ikan lainnya. Ikan

yang banyak dibudidayakan di Kolam adalah; ikan

Mujair/Nila, Mas, Patin, Gurame, Lele, Nilam, dan

Ikan Lainnya. Ikan yang banyak dibudidayakan di

Sawah dan Jaring Apung adalah ikan Mas dan Mujair.

Sedangkan kerang hijau adalah hasil laut yang banyak

dibudidayakan.

b. Sektor Perindustrian

Dilihat dari sisi industri, pada tahun 2011 terdapat

164 perusahaan di Kota Tangerang Selatan berdasarkan

status penanaman modal, sebagaimana dapat dilihat pada

Tabel 3.8.5. Pada tabel tersebut, terlihat bahwa ada

sebanyak 53 perusahaan non fasilitas, 17 perusahaan

PMDN dan 147 perusahaan PMA.

Tabel 3.5.
Jumlah Perusahaan Berdasarkan Status Penanaman Modal
di Kota Tangerang Selatan Tahun 2011
Jenis Industri Jumlah Unit
1. Perusahaan PMDN 17
2. Perusahaan PMA 147
3. Perusahaan Non Fasilitas 53
Jumlah 217
Sumber: Kota Tangsel Dalam Angka, 2012

40 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Keberadaan 164 perusahaan Penanaman Modal

tersebut, telah mampu menyerap tenaga kerja sekitar

27.916 orang di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009.

Jumlah tenaga kerja yang banyak terserap berasal dari

Serpong Utara sebanyak 18.247 orang, diikuti tenaga

kerja dari Kecamatan Ciputat sebanyak 5.087 orang,

Kecamatan Pamulang sebanyak 1.564 orang, Kecamatan

Ciputat Timur sebanyak 1.285 orang, Kecamatan Serpong

sebanyak 1.223 orang, sedangkan sisanya berasal dari

Kecamatan Pondok Aren sebanyak 391 orang dan

Kecamatan Setu sebanyak 119 orang.

Tabel 3.6.
Jumlah Perusahaan berdasarkan Sektor
dan Tenaga Kerja Tahun 2011
Perusahaan Tenaga
No Sektor Usaha
Kerja
1. Pertanian Peternakan,
Kehutanan, dan 6 93
Perikanan
2. Pertambangan dan
9 651
Penggalian
3. Industri Pengolahan 91 25.927
4. Listrik, Gas dan Air
19 599
Bersih
5. Bangunan 65 3.685
6. Perdagangan, Hotel dan
303 15.219
Restoran
7. Pengangkutan dan
51 3.217
Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan
133 5.392
dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa dan lainnya 230 6.550
Jumlah 907 74.960
Sumber: Kota Tangsel Dalam Angka, 2012

41 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Sementara itu, dilihat dari jumlah perusahaan
berdasarkan sektor, terdapat sebanyak 907 jumlah
perusahaan di Kota Tangerang Selatan yang bergerak
diberbagai sektor ekonomi. Keberadaan perusahaan
tersebut dapat menyerap sebanyak 74.960 orang tenaga
kerja di sektor tersebut. Perusahaan yang paling banyak
menyerap tenaga kerja adalah sektor industri pengolahan
sebanyak 25.927 orang (91 perusahaan), diikuti oleh
penyerapan tenaga kerja di sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran yaitu sebanyak 15.219 orang (303 perusahaan).

c. Sektor Perdagangan

Dalam pembentukan PDRB, sektor perdagangan


merupakan agregasi dari 3 subsektor, yaitu perdagangan
besar dan eceran, hotel, dan restoran. Sektor perdagangan
di Kota Tangerang Selatan mampu memberikan kontribusi
terbesar dalam pembentukan PDRB tahun 2011, dimana
menurut harga berlaku kontribusinya sebesar 30,78%
dengan nilai Rp 4.091.275 juta.
Jumlah penerbitan surat izin usaha perdagangan

(SIUP) pada tahun 2011 di Kota Tangerang Selatan secara

keseluruhan berjumlah 2.330, terdiri dari SIUP untuk

usaha kecil sebanyak 1.556 buah (66,78%), SIUP untuk

usaha menengah sebanyak 717 buah (30,77%), dan SIUP

untuk usaha besar sebanyak 57 buah (2,45%).

42 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Tabel 3.7.
Penerbitan SIUP di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2011
No Penerbitan SIUP 2011
1 Usaha Besar 57
2 Usaha Menengah 717
3 Usaha Kecil 1.556
Jumlah 2.330
Sumber: Kota Tangsel Dalam Angka, 2012

Nilai ekspor komoditi perdagangan di Kota

Tengerang Selatan pada tahun 2008 tercatat sebanyak

59.605.879 kg dengan nilai ekspor sebesar US$

208.178.011. Sedangkan nilai impor Kota Tangerang

Selatan pada tahun yang sama adalah sebanyak

10.596.544 kg, dengan nilai impor sebesar

US$ 14.702.907.

d. Sektor Pariwisata, Hotel, dan Restoran

Jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Tangerang

Selatan pada tahun 2007 adalah sebanyak 5.052.500

orang. Adapun objek wisata yang dikunjungi di Kota

Tangerang Selatan adalah wisata makam, wisata situ dan

wisata belanja. Pada tahun 2007 terdapat sebanyak

432.500 orang wisatawan yang berkunjung ke Makam

Pahlawan Seribu Kecamatan Serpong, dan terdapat

sebanyak 455.000 orang wisatawan yang berkunjung ke

objek wisata situ, diantaranya ke Situ Pamulang di

43 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Kecamatan Pamulang sebanyak 235.000 orang wisatawan

dan ke Situ Gintung di Kecamatan Ciputat sebanyak

220.000 orang wisatawan.

Disamping berkunjung ke dua objek wisata

tersebut, terdapat 4.165.000 orang wisatawan yang

ditujukan untuk berwisata belanja. Beberapa tempat

belanja yang banyak dikunjungi di Kota Tangerang

Selatan adalah Plaza Serpong di Kecamatan Serpong telah

dikunjungi sebanyak 550.000 orang wisatawan, Plasa

BSD di Kecamatan Serpong telah dikunjungi sebanyak

750.000 orang wisatawan, WTC Matahari di Kecamatan

Serpong telah dikunjungi sebanyak 900.000 orang

wisatawan, Plaza Bintaro di Kecamatan Pondok Aren telah

dikunjungi sebanyak 865.000 orang wisatawan, Giant

Villa Melati di Kecamatan Serpong telah dikunjungi

sebanyak 750.000 orang wisatawan, dan Mall Sumarecon

Gading di Kecamatan Serpong telah dikunjungi sebanyak

350.000 orang wisatawan.

Jumlah usaha restoran/rumah makan di Kota

Tangerang Selatan pada tahun 2007 adalah 199 restoran,

dengan konsentrasi restoran berada di Kecamatan

Serpong (40 restoran), Kecamatan Serpong Utara (35

restoran), dan Kecamatan Pondok Aren (31 restoran).

44 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Sedangkan sisanya, tersebar di beberapa kecamatan yang

ada di Kota Tangerang Selatan. Jumlah hotel/losmen di

Kota Tangerang Selatan pada tahun 2007 sebanyak 4

Hotel dengan 247 kamar tidur. Di Kota Tangerang

Selatan juga terdapat 70 buah biro (agen) perjalalan

umum dan wisata, dengan jumlah terbanyak terdapat di

Kecamatan Serpong.

e. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun

2011 atas harga berlaku menyumbang 15,07% dalam

pembentukan PDRB Kota Tangerang Selatan, atau senilai

Rp 2.002.052 juta. Jumlah perusahaan yang bergerak di

sektor pengangkutan dan telekomunikasi di Kota

Tangerang Selatan sebanyak 51 Perusahaan. Jumlah

angkutan kota yang beroperasi di Kota Tangerang Selatan

pada tahun 2011 adalah 1.650 unit kendaraan, yang

melayani sebanyak 21 trayek antar kota di Kota

Tangerang Selatan. Jumlah ini belum termasuk data

angkutan jenis pikap, boks dan truk.

Jalan di kota Tangerang Selatan merupakan salah

satu infrastruktur terpenting. Berdasarkan Data kota

Tangerang Selatan dalam Angka 2012, Kota Tangerang

Selatan memiliki total panjang 640,93 Km dengan 83,04%


45 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan
dari panjang total tersebut dalam kondisi baik, 15,13%

dalam kondisi sedang dan 1,83% dalam kondisi rusak.

Titik rawan kemacetan utamanya terdapat pada 12 titik

yang umumnya terdapat pada sekitar persimpangan jalan

atau pasar. Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5

buah dan tersebar di tiga kecamatan yaitu Serpong,

Ciputat dan Ciputat Timur.

46 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


BAB IV

PENDEKATAN DAN METODE

4.1. KERANGKA PENDEKATAN

Terkait kajian pembentukan sentra UKM di Kota

Tangerang Selatan, terdapat sejumlah pendekatan yang

digunakan, yaitu:

1) Pendekatan Kondisi Obyektif

Merupakan pendekatan yang berbasis kondisi eksisting

fakta lapangan dari tentang kondisi perekonomian yang

dimiliki oleh masing-masing kecamatan di Kota Tangerang

Selatan.

2) Pendekatan Kajian Teori dan Empiris

Merupakan pendekatan yang menggunakan kajian teori

dan studi empiris (terdahulu) tentang database

perekonomian.

 Analisis menggunakan pendekatan kajian teori yaitu

melakukan analisis dengan mendasarkan pada rujukan

teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli terkait

tema dimaksud.

47 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


 Analisis menggunakan pendekatan studi empiris yaitu

melakukan analisis dengan mendasarkan pada

kajian-kajian terdahulu yang pernah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya tema dimaksud, yang disesuaikan

dengan konteks Kota Tangerang Selatan.

3) Pendekatan Survey Lapangan

Pendekatan survey data lapangan dimaksudkan

melakukan observasi secara langsung ke wilayah studi

dengan cara menggali informasi yang utuh di lapangan

tentang data dan informasi mengenai kajian pembentukan

sentra UKM yang ada di masing-masing kecamatan di

Kota Tangerang Selatan.

4.2. METODE YANG DIGUNAKAN

1. Daerah Penelitian

Daerah penelitian adalah seluruh kecamatan di Kota

Tangerang Selatan, yaitu sebanyak; 7 kecamatan, dan

ditetapkan dengan berbagai pertimbangan dan

keterbatasan dalam penelitian.

2. Jenis Data

Jenis data dan informasi terdiri dari :

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, diamati, dicermati atau dicatat untuk

pertama kali oleh si peneliti sendiri. Umar Husein

48 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


(2000: 130) menjelaskan data primer adalah data yang

didapat dari sumber pertama baik dari individu atau

perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil

pengisian kuisioner. Dalam kajian ini, peneliti

menggunakan data dan informasi yang diperoleh

secara langsung dari nara sumber/responden terkait.

b. Data Sekunder, yaitu data yang bukan diperoleh

sendiri oleh peneliti. Menurut Umar Husein (2000:

130) data sekunder yaitu data primer yang telah diolah

lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data

primer atau oleh pihak lain. Data ini diperoleh dengan

mengambil data yang telah tersedia oleh pihak-pihak

lain berupa laporan-laporan, informasi dari dokumen,

publikasi ilmiah dan lain sebagainya. Dalam kajian ini,

data sekunder diperoleh dari dokumen/publikasi/

laporan penelitian dari dinas/instansi maupun

sumber data lainnya yang menunjang.

Tabel 3.1.
Data-data yang diperlukan Untuk Kajian Pembentukan Sentra
UKM

No. Data Dinas Terkait Status Data

1. Aturan dan Kebijakan Dinas Koperasi Ada dan sudah


tentang UKM dan UKM diperoleh
2. Daerah dalam angka BPS Kota Ada dan sudah
Kota Tangerang Selatan Tangerang diperoleh
Tahun 2011 dan 2012 Selatan

49 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


3. Data UKM di Kota Dinas Koperasi Ada dan sudah
Tangerang Selatan dan UKM diperoleh
4. Data Eksisting Kota BPS Ada dan sudah
Tangerang Selatan Propinsi diperoleh
5. Data-data pendukung - Sedang dilengkapi
lainnya (rujukan)

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam tahap pengumpulan data lapangan

juga digunakan pendekatan dengan metoda wawancara,

FGD dan indepth survai. Selanjutnya dalam tahap analisis

data dan perumusan hasil digunakan pendekatan

scientific problem solving.

Metodologi survai dan pengumpulan data mencakup

kegitan survai lapangan dan survai instansional yang

berlokasi di Kota Tangerang Selatan. Adapun tahapan

kegiatan survai dan pengumpulan data adalah

sebagaimana tersaji dalam berikut.

50 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Persiapan Survai lapangan:
Tim Tenaga Ahli; instrumen survey, metode survay;
pengarahan pada surveyor; dukungan logistik

Pengumpulan database perekonomian


di Kota Tangerang Selatan

Instrumen pengumpulan data Teknis pengolah data dan


lapangan dan instansional: penyajiannya secara kualitatif
instrumen kuesioner, dan secara kuantitatif
wawancara dan studi dokumen.

Analisis Data dan Perumusan Hasil

Gambar 4.1.
Tahapan Kegiatan Survey

Pada Gambar 4.1. ditunjukkan bahwa tahapan

survay dan pengumpulan data secara umum terbagi

dalam dua kegiatan yaitu (1) survai lapangan; dan (2).

Survay instansional.

Survai lapangan dilakukan dengan menggunakan

instrumen wawancara terstruktur berupa kuesioner untuk

responden maupun wawancara bebas (in depth) kepada

narasumber terkait. Sedangkan survai instansional

dilakukan untuk memperoleh dokumen-dokumen yang

yang ada di instansi pemerintah untuk kebutuhan kajian

pembentukan sentra UKM di Kota Tangerang

Selatan.

3. Teknik Analisis Data

Dalam kajian ini akan digunakan 2 (dua) metode teknik

51 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


analisis data, meliputi:

a. Analisis Deskriptif

Merupakan analisis bersifat uraian atau penjelasan

dengan membuat tabel-tabel, grafik-grafik, bagan,

mengelompokkan, menganalisa data berdasarkan pada

hasil jawaban kuisioner yang diperoleh dari tanggapan

responden dengan menggunakan tabulasi data.

b. Metode Kuantitatif

Analisis dengan mengolah data dari hasil kajian yang

telah dinyatakan dalam satuan angka untuk dianalisis

dengan perhitungan statistik terhadap variabel obyek

yang diteliti. Dalam kajian ini alat analisis yang

digunakan adalah distribusi frekuensi, perbandingan

rasio, analisis pertumbuhan (growth), analisis share

(kontribusi), dari masing-masing objek data yang

berasal dari hasil data di lapangan.

4.3. URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan kajian dan analisis data dilakukan secara

bertahap, yaitu sebagai berikut:

 Tahap Persiapan

Proses ini bertujuan untuk mempersiapkan pelaksanaan

kajian, meliputi mobilisasi personel dan penyusunan

rencana kerja. Mobilisasi personel mencakup pembagian


52 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan
tupoksi kerja dan tanggung jawab masing-masing disetiap

kegiatan kajian. Dalam proses ini juga mencakup

diskusi-diskusi (focus group discussion), baik antara

intern pelaksana maupun dengan pihak pekerjaan, terkait

instrumen survey dan output yang akan dicapai.

 Pelaksana survey dan pengumpulan data

Pelaksanaan survey dengan menggunakan instrumen

yang telah disusun, dilakukan melalui survey lapangan

maupun survey institusional terhadap narasumber yang

telah ditetapkan bersama, sesuai dengan substansi

pekerjaan. Data yang terkumpul disusun dan diberi

penomeran agar memudahkan dalam pelaksanaan input

dan tabulasi data.

 Input data dan analisis data

Setelah data hasil survey terkumpul, selanjutnya pada

tahapan ini akan dilakukan input data dan pembuatan

tabulasi data dari survey lapangan, serta melakukan

review dokumen hasil kegiatan survey instansional.

Apabila tahapan ini telah selesai, terhadap data tersebut

selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan

teknik kuantitatif, supaya data tersebut dapat memaknai,

dianalisis dan dapat diinterpretasi, sehingga

menghasilkan informasi yang dengan mudah dapat dibaca

dan dimengerti oleh semua pihak-pihak terkait yang

53 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


berkepentingan.

 Konsultasi dan Diskusi-diskusi

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan

komprehensif, dilakukan konsultasi dan diskusi-diskusi

dengan pemberi kerja maupun stakeholders lainnya yang

terkait. Hal ini menjadi bagian yang penting dalam

pelaksanaan pekerjaan guna memberikan nilai tambah

tertentu atas hasil pekerjaan sesuai dengan yang

diinginkan.

 Menyusun Laporan Kajian

Setelah semua data terkumpul dan dilakukan berbagai

treatment terhadap data, selanjutnya tim konsultan

menyiapkan dan menyusun laporan hasil kajian

sebagaimana yang diminta oleh pemberi kerja.

54 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


BAB V

GAMBARAN IKM DI
TANGERANG SELATAN

Kajian pembentukan sentra UKM di Kota Tangerang Selatan

secara umum ingin mengetahui apakah UKM yang ada di setiap

kecamatan di Tangerang Selatan dapat dibentuk menjadi sentra-

sentra tertentu.

Tabel 5.1
Sebaran IKM berdasarkan jenis industri tiap kecamatan
Pond Ʃ
Cipu Ciputat Cipu Ciputat Pam
No Jenis Industri ok Setu Indus
tat Utara tat Timur ulang
Aren tri
Industri kayu anyaman dari
1 3 4 8 7 6 3 5 36
bambu/ rotan
2 Industri gerabah - - - - - 2 - 2
Industri pakaian
3 16 14 13 8 1 186 2 240
jadi/konveksi/penjahit
Industri makanan dan
4 49 25 24 8 15 32 41 194
minuman
5 Industri kulit/alas kaki 1 2 2 - 2 2 - 9
6 Industri Kertas 3 1 - 1 - - - 5
Industri penerbitan/
7 percetakan reproduksi 8 4 6 1 4 2 3 28
media rekaman
8 Industri kimia 3 7 1 - 4 2 15 32
9 Industri karet/plastik 2 11 5 1 1 1 8 29
10 Barang galian bukan logam 5 2 3 1 1 1 3 16
11 Barang dari logam 2 2 4 2 2 3 2 17
12 Mesin dan perlengkapannya 2 1 2 - - 1 8 14
Mesin dan peralatan kantor/
13 1 4 - - 1 - 2 8
rumah tangga

55 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Kosmetik/ obat-obatan/
14 4 5 5 2 5 10 10 41
sabun
Jumlah 99 82 73 31 42 245 99 671
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan

Tabel diatas menunjukan sebaran industri kecil dan

menengah (IKM) yang ada di Kota Tangerang Selatan tiap

kecamatan berdasarkan jenis industri. Secara keseluruhan

terdapat 671 IKM yang ada di Kota Tangerang Selatan pada tahun

2012, meningkat sebanyak 89 IKM dibandingkan tahun 2011.

Jenis industri yang paling banyak di Tangerang Selatan adalah

industri pakaian jadi/ konveksi sebanyak 240 IKM, kemudian di

ikuti industri makanan dan minuman sebanyak 194 IKM.

Sedangkan yang paling sedikit jumlahnya adalah industri serabah

sebanyak 2 IKM. Untuk industri pakaian jadi/ konveksi terdapat

di Kecamatan Pondok Aren sebanyak 186 industri, kemudian

Ciputat 16 industri, Ciputat Utara 14 industri, Ciputat sebanyak

13 industri, Ciputat Timur 8 Industri, Setu 2 industri, dan

pamulang 1 industri.

5.1 Kecamatan Serpong

Kecamatan Serpong memiliki luas wilayah sebesar 24.040

km2 atau 16,33% dari luas wilayah Kota Tangerang Selatan.

Kecamatan Serpong secara administratif terdiri dari 9 kelurahan

106 Rukun Warga (RW) dan 449 Rukun Tetangga (RT). Jumlah

56 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


penduduk Kecamatan Serpong pada tahun 2012 sebanyak

144.963 orang terdiri dari 75.375 orang laki-laki dan 76.524

orang perempuan dengan sex ratio 98,50. Sedangkan pada tahun

2011 jumlah penduduk Kecamatan Serpong sebanyak 144.963

orang terdiri dari 71.955 laki-laki dan 73.008 perempuan dengan

sex ratio 98,56. Dari sektor perdagangan banyak terdapat di

Kecamatan Serpong antara lain 1 pasar tadisional terdapat di

Kelurahan Serpong dan 1 Pasar Modern di Kelurahan Rawa Mekar

Jaya wisata belanjan terdapat 4 Mall yaitu BSD Plasa ITC BSD dan

BSD Junction Teras kota dan Giant. Gedung Bioskop juga ada 2 di

Mall BSD Plasa dan di Teras Kota. Selain itu di Kecamatan

Serpong terdapat 12 SPBU yang tersebar di Seluruh Kecamatan

Serpong baik baik SPBU Pertamina dan Total. Di Kecamatan

Serpong juga terdapat 83 koperasi dimana jenis koperasi

terbanyak adalah KSU sebanyak 27 koperasi.

Tabel 5.2
Daftar IKM di Kecamatan Serpong
JML JML
No Industri No Industri
INDUSTRI INDUSTRI
Industri Pengolahan dan Industri Pengolahan dan
5 5
1 Pengawetan Daging 19 Pengawetan Daging
Industri Minyak Makan Dan
Lemak Lainnya Dari Nabati Dan 1 Industri Bahan Farmasi 1
2 Hewani 20
Industri Sabun Dan Bahan
Industri Roti Dan Sejenisnya 13 Pembersih Keperluan Rumah 2
3 21 Tangga, Termasuk Pasta Gigi
Industri Pengolahan Teh Dan Industri Bahan Kosmetik Dan
1 1
4 Kopi 22 Kosmetik

57 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Industri Bahan Kimia Dan
Industri Es 1 1
5 23 Barang Kimia Lainnya
6 Industri Tempe Dan Tahu 11 24 Industri Barang Dari Plastik 1
Industri Kerupuk, Keripik, Peyek Industri Media Rekam Dari
6 1
7 Dan Sejenisnya 25 Plastik
8 Industri Kue-Kue Basah 5 26 Industri Kemasan Dari Plastik 1
Industri Makanan Yang Tidak Industri Bahan Bangunan dari
2 1
9 Diklasifikasikan Di tempat Lain 27 Porselin
Industri Minuman Ringan (Soft Industri Batu Bata Dari Tanah
1 1
10 Drink) 28 Liat/Keramik
Industri Air Minum Dalam Industri Barang-barang Dari
3 4
11 Kemasan 29 Kapur
Industri Barang-barang Dari
Industri Barang Jadi Tekstil
1 Logam Bukan Aluminium Siap 2
Untuk Keperluan Rumah Tangga
12 30 Pasang Untuk Bangunan
Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Industri Macam-macam Wadah
15 1
13 Dan Perlengkapannya 31 Dari Logam
Industri Barang Logam Lainnya
Industri Mulding Dan
2 Yang Tidak Diklasifikasikan Di 3
Komponen Bahan Bangunan
14 32 Tempat Lain
Industri Kemasan Dan Kotak Industri Alat Pengangkat Dan
2 1
15 Dari Kertas Dan Karton 33 Alat Pemindah
Industri Barang Dari Kertas Dan
Karton Yang Tidak 1 Industri Mesin Umum Lainnya 1
16 Diklasifikasikan Di Tempat Lain 34
Industri Peralatan Kedokteran,
Industri Percetakan 8 Dan Perlengkapan Orthopaedic 1
17 35 Lainnya
Industri Pupuk Buatan Tunggal
1 Industri Furnitur 1
18 Hara Makro Primer 36
19 Industri Cat 1 37 Industri Mainan 1
Jumlah IKM 110
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah IKM yang ada di

Kecamatan serpong sebanyak 110 buah industri. Industri yang

paling dominan terdapat di Kecamatan Serpong adalah industri

pakaian jadi/ konveksi sebanyak 15 industri, kemudian industri

roti sebanyak 13 industri, dan industri tempe tahu sebanyak 11

58 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


industri. Sedangkan industri lainnya tersebar di seluruh

Kecamatan Serpong dengan jumlah yang relatif sedikit.

5.2 Kecamatan Serpong Utara

Kecamatan Serpong Utara memiliki luas wilayah sebesar

17.84 km2 atau 12,12% dari luas wilayah Kota Tangerang Selatan.

Kecamatan Serpong Utara secara administratif terdiri dari 7

kelurahan 91 Rukun Warga (RW) dan 404 Rukun Tetangga (RT).

Jumlah penduduk Kecamatan Serpong Utara pada tahun 2012

sebanyak 142.328 orang terdiri dari 70.915 orang laki-laki dan

71.413 orang perempuan dengan sex ratio 99,30. Sedangkan

pada tahun 2011 jumlah penduduk Kecamatan Serpong Utara

sebanyak 14135.211 orang terdiri dari 67.389 laki-laki dan

767.882 perempuan dengan sex ratio 99,36.

Dari sektor perdagangan banyak terdapat di Kecamatan

Serpong Utara antara lain 2 pasar tadisional dan 19 komplek

pertokoan. Sedangkan sektor keuangan terdiri dari 22 Bank

Umum dan 2 BPR, serta 5 buah koperasi.

59 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Tabel 5.3
Daftar IKM di Kecamatan Serpong Utara
No Industri IKM No Industri IKM
Industri Sabun Dan Bahan Pembersih
Industri Pengolahan dan
1 4 20 Keperluan Rumah Tangga, Termasuk 3
Pengawetan Daging
Pasta Gigi
2 Industri Es Krim 1 21 Industri Bahan Kosmetik Dan Kosmetik 1
3 Industri Tepung Dan Pati 1 22 Industri Tinta 1
Industri Bahan Kimia Dan Barang Kimia
4 Industri Roti Dan Sejenisnya 6 23 3
Lainnya
Industri Makaroni, Mie, Spagheti,
5 1 24 Industri Pipa Dan Selang Dari Plastik 2
Bihun, So'un Dan Sejenisnya
Industri Perlengkapan Dan Peralatan
6 Industri Es 1 25 Rumah Tangga (Tidak Termasuk 3
Furnitur)
Industri Bumbu Masak Dan
7 4 26 Industri Kemasan Dari Plastik 2
Penyedap Masakan
Industri Barang-barang Dan Peralatan
8 Industri Minuman Ringan (Soft Drink) 4 27 3
Teknik/Industri Dari Plastik
9 Industri Bordir/Sulaman 1 28 Industri Barang-barang Plastik Lainnya 1
10 industri Kain Rajut 1 29 Industri Barang-barang Dari Kapur 2
Industri Barang-barang Dari Logam
Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dan
11 12 30 Aluminium Siap Pasang Untuk 1
Perlengkapannya
Bangunan
Industri Barang Dari Kulit dan Kulit Industri Komponen Dan Suku Cadang
12 1 31 1
Buatan Untuk Keperluan Lainnya Motor Penggerak Mula
Industri Alas Kaki Untuk Keperluan Industri Mesin/Peralatan Untuk
13 1 32 1
Sehari-hari Pengolahan/Pengerjaan Logam
Industri Mulding Dan Komponen Industri Peralatan Listrik Yang Tidak
14 2 33 1
Bahan Bangunan Diklasifikasikan Di Tempat Lain
Industri Perlengkapan Dan Komponen
15 Industri Kertas Tisue 1 34 Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau 1
Lebih
Industri Komponen Dan Perlengkapan
16 Industri Percetakan 3 35 Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan 1
Tiga
17 Industri Jasa Penunjang Percetakan 1 36 Industri Furnitur Dari Kayu 1
18 Industri Cat 1 37 Industri Furnitur Dari Plastik 1
19 Industri Bahan Farmasi 1 Jumlah 76
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan

Jumlah IKM yang ada di Kecamatan Serpong Utara

sebanyak 76 IKM yang terdiri dari 37 jenis industri. Jumlah

60 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


industri yang banyak dikelola yaitu industri pakaian jadi/

konveksi sebanyak 12 industri, sedangkan industri-industri

lainnya sangat sedikit pelaku IKM nya.

5.3 Kecamatan Ciputat

Kecamatan Ciputat memiliki luas wilayah sebesar 18.380

km2 atau 12,49% dari luas wilayah Kota Tangerang Selatan.

Kecamatan Ciputat secara administratif terdiri dari 7 kelurahan

101 Rukun Warga (RW) dan 521 Rukun Tetangga (RT). Jumlah

penduduk Kecamatan Ciputat pada tahun 2012 sebanyak

207.885 orang terdiri dari 105.746 orang laki-laki dan 102.139

orang perempuan dengan sex ratio 103,53. Sedangkan pada

tahun 2011 jumlah penduduk Kecamatan Ciputat sebanyak

201.265 orang terdiri dari 102.410 laki-laki dan 98.855

perempuan dengan sex ratio 103.

Sektor pertanian di Kecamatan ciputat, Luas panen padi

sawah di Kecamatan Ciputat pada tahun 2010 seluas 45 ha dan

lahan kering seluas 492,25 ha. Kelurahan yang masih terdapat

daerah pertanian khususnya sawah hanya ada di kelurahan

Sawah Baru. Namun semua luas lahan sawah yang dimiliki

kecamatan Ciputat milik property perumahan yang dimanfaatkan

oleh masyarakat sekitar dengan persetujuan property setempat.

61 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Selebihnya penggunaan lahan darat dimanfaatkan untuk tanaman

palawija, sayur, dan buah. Pengunaannya tersebar hampir di

setiap kelurahan di Kecamatan Ciputat.

Sektor industri di Kecamatan Ciputat terdapat industri kecil,

menengah, dan besar sebanyak 76 perusahaan. Untuk beberapa

sektor lainnya terdapat 76 unit koperasi, 14 Bank, 8 BPR, 6

Pegadaian, dan 11 SPBU. Sedangkan dari sektor perdagangan

kecamatan Ciputat hanya memiliki pasar tradisional yaitu pasar

Jombang, pasar Ciputat, dan pasar Ciputat Permai. Untuk pusat

perbelanjaan juga terdapat Ramayana, Carefour, Plasa Ciputat,

dan Tip Top.

Tabel 5.4
Daftar IKM di Kecamatan Ciputat
No Industri Jml No Industri Jml
Industri Kimia Dasar Organik
Industri Pengolahan dan Pengawetan
1 1 18 Yang Menghasilkan Bahan Kimia 1
Daging
Khusus
Industri Pengolahan Dan Pengawetan
2 Lainnya Untuk Buah-buahan Dan 1 19 Industri Simplisia (Bahan Jamu) 1
Sayuran
Industri Sabun Dan Bahan
3 Industri Roti Dan Sejenisnya 3 20 Pembersih Keperluan Rumah 1
Tangga, Termasuk Pasta Gigi
Industri Makaroni, Mie, Spagheti, Bihun, Industri Bahan Kosmetik Dan
4 2 21 2
So'un Dan Sejenisnya Kosmetik
Industri Barang-barang Dari Karet
5 Industri Tempe Dan Tahu 6 22 1
Untuk Keperluan Rumah Tangga
Industri Kerupuk, Keripik, Peyek Dan
6 4 23 Industri Barang Dari Plastik 3
Sejenisnya
Industri Genteng Dari Tanah
7 Industri Kue-Kue Basah 3 24 1
Liat/Keramik
Industri Makanan Yang Tidak Industri Barang-barang Dari
8 1 25 2
Diklasifikasikan Di tempat Lain Kapur

62 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Industri Barang-barang Dari
Industri Minuman Ringan (Soft Drink),Air
9 1 26 Logam Aluminium Siap Pasang 1
Minum Dalam Kemasan
Untuk Bangunan
Industri Peralatan Lainnya dari
10 Industri Minuman Ringan (Soft Drink) 1 27 1
Logam
Industri Alat Pengangkat Dan Alat
11 Industri Air Minum Dalam Kemasan 1 28 1
Pemindah
12 Industri Tali 2 29 Industri Mesin Umum Lainnya 1
Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dan
13 13 30 Industri mesin Pembangkit Listrik 1
Perlengkapannya
Industri Peralatan Pengukuran,
14 Industri Penyamakan Kulit 1 31 1
Pengatur Dan Pengujian Manual
Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit
15 1 32 Industri Furnitur Dari Kayu 7
Buatan Untuk Keperluan Pribadi
Industri Furnitur Dari Rotan, Dan
16 Penerbitan Dalam Media Rekaman 1 33 1
Atau Bambu
Daur Ulang Barang-Barang Bukan
17 Industri Percetakan 5 34 1
Logam
Jumlah 74
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan

Di Kecamatan Ciputat terdapat 74 buah IKM dengan jumlah

industri sebanyak 34 jenis. IKM yang paling dominan di

kecamatan Ciputat adalah industri pakaian jadi/ Konveksi

sebanyak 13 IKM, sedangkan jenis industri lainnya sangat sedikit

pelaku IKM nya.

5.4 Kecamatan Ciputat Timur

Kecamatan Ciputat Timur memiliki luas wilayah sebesar

15.430 km2 atau 10,48% dari luas wilayah Kota Tangerang

Selatan. Kecamatan Ciputat Timur secara administratif terdiri dari

6 kelurahan 79 Rukun Warga (RW) dan 440 Rukun Tetangga (RT).

Jumlah penduduk Kecamatan Ciputat Timur pada tahun 2012

sebanyak 190.415 orang terdiri dari 95.937 orang laki-laki dan

63 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


94.478 orang perempuan dengan sex ratio 101,54. Sedangkan

pada tahun 2011 jumlah penduduk Kecamatan Ciputat sebanyak

185.737 orang terdiri dari 93.608 laki-laki dan 92.129 perempuan

dengan sex ratio 101,60.

Dari sektor pertanian, Penggunaan lahan untuk pertanian

hampir tidak ada di daerah Ciputat Timur. Kalaupun ada adalah

milik komplek yang belum dibangun dan dimanfatkan warga

untuk menanam padi. Pertanian di Kecamatan Ciputat Timur

lebih banyak di dominasi lahan kebun untuk palawija dan

sayuran. Pada bulan Juni 2011, BPS melaksanakan Pendataan

Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau dimana hasilnya diketahui

jumlah sapi potong yang ada di Kecamatan Ciputat Timur ada 11

ekor sapi terdiri dari 11 sapi jantan. Untuk Sapi Perah tidak

terdapat di Kecamatan Ciputat Timur. Untuk Kerbau terdapat 1

ekor terdiri dari 1 kerbau jantan.

Perusahaan di Kecamatan Ciputat Timur sebagian besar

adalah yang terkonsentrasi pada pelayanan jasa. Untuk

Perusahaan industri tekstil yang terbesar di kecamatan Ciputat

Timur adalah PT. Sandratex , lainya adalah perusahaan kecil dan

menegah yang bergerak di bidang makanan ringan dan industri

konveksi skala rumahan. Dari sektor perdagangan juga banyak

terdapat di Kecamatan Ciputat Timur, antara lain 1 pasar

tadisional terdapat di Kelurahan Rengas, wisata belanjan terdapat

64 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


6 Supermarket. Selain itu di Kecamatan Ciputat Timur Terdapat

10 SPBU yang tersebar di Seluruh Kecamatan Ciputat Timur baik

baik SPBU Pertamina dan Petronas.

Tabel 5.5
Daftar IKM di Kecamatan Ciputat Timur
No Industri Jml
1 Industri Roti Dan Sejenisnya 3
2 Industri Tempe Dan Tahu 2
3 Industri Kerupuk, Keripik, Peyek Dan Sejenisnya 1
4 Industri Minuman Ringan (Soft Drink),Air Minum Dalam Kemasan 1
5 Industri Air Minum Dalam Kemasan 1
6 Industri Bordir/Sulaman 1
7 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dan Perlengkapannya 7
8 Industri Anyam-anyaman Dari Rotan Dan Bambu 1
9 Industri Percetakan 1
Industri Sabun Dan Bahan Pembersih Keperluan Rumah Tangga,
10 1
Termasuk Pasta Gigi
11 Industri Kemasan Dari Plastik 1
Industri Tabung dan Katup Elektronik Serta Komponen Elektronik
12 1
Lainnya
13 Industri Karoseri Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih 1
14 Industri Furnitur Dari Kayu 6
28
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan

Jumlah IKM yang ada di Kecamatan Pamulang sebanyak 28

IKM dengan 14 jenis industri. Industri yang paling dominan

adalah industri pakaian jadi/ Konveksi, sedangkan industri

lainnya sedikit jumlah IKM nya.

5.5 Kecamatan Pamulang

Kecamatan Pamulang memiliki luas wilayah sebesar 24.040

km2 atau 16,33% dari luas wilayah Kota Tangerang Selatan.

65 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Kecamatan Pamulang secara administratif terdiri dari 8 kelurahan

152 Rukun Warga (RW) dan 781 Rukun Tetangga (RT). Jumlah

penduduk Kecamatan Pamulang pada tahun 2012 sebanyak

308.272 orang terdiri dari 155.700 orang laki-laki dan 152.572

orang perempuan dengan sex ratio 102,05. Sedangkan pada

tahun 2011 jumlah penduduk Kecamatan Pamulang sebanyak

299.084 orang terdiri dari 151.104 laki-laki dan 147.980

perempuan dengan sex ratio 102,11.

Sektor pertanian di Kecamatan Pamulang, untuk hewan

ternak terdiri dari sapi potong sebanyak 88 ekor, 86 ekor sapi

jantan dan 2 ekor sapi betina. Sedangkan jumlah ternak kerbau

sebanyak 25 ekor. Di Kecamatan Pamulang juga terdapat

pertanian tanaman hias yang meliputi tanaman anggrek, palem,

aglaonema dll dengan luas lahan sekitar 27,45 Ha dan total

produksi tahun 2011 sebanyak 11.531 kuintal. Untuk sub sektor

biofarmaka, luas lahan di Kecamatan Pamulang sebanyak 28,969

Ha dan total produksi sebanyak 690,695 kuintal. Sedangkan luas

lahan tanaman sayuran sebanyak 284 Ha dengan produksi 408

kuintal.

Dari sektor perdagangan banyak terdapat di Kecamatan

Pamulang antara lain 3 pasar tadisional/ semi permanen terdapat

di Kelurahan pamulang barat dan di Kelurahan Benda Baru.

Selain itu juga terdapat 55 usaha minimarket, dan 4 buah super

66 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


market di kelurahan Pamulang barat yaitu Pamulang Square,

Carefour, Giant, dan Superindo. Untuk sektor keuangan terdiri

dari 14 Bank Umum, 5 buah BPR, 5 KUD, dan 11 koperasi

lainnya.

Tabel 5.6
Daftar IKM di Kecamatan Pamulang
No Industri Jml No Industri Jml
Industri Pengolahan dan Pengawetan Industri Kimia Dasar Organik Yang
1 2 16 1
Daging Menghasilkan Bahan Kimia Khusus
Industri Minyak Kasar (Minyak Makan) Dari
2 1 17 Industri Cat 1
Nabati Dan Hewani
3 Industri Minyak Goreng Dari Minyak Kelapa 1 18 Industri Jamu 1
Industri Sabun Dan Bahan
4 Industri Roti Dan Sejenisnya 2 19 Pembersih Keperluan Rumah 1
Tangga, Termasuk Pasta Gigi
Industri Bahan Kosmetik Dan
5 Industri Sirop 1 20 3
Kosmetik
Industri Kerupuk, Keripik, Peyek Dan
6 2 21 Industri Perekat/Lem 1
Sejenisnya
Industri Barang-barang Plastik
7 Industri Kue-Kue Basah 1 22 1
Lainnya
Jasa Industri Untuk Berbagai
8 Industri Minuman Ringan (Soft Drink) 2 23 Pekerjaan Khusus Terhadap Logam 1
Dan Barang-barang Dari Logam
Industri Keperluan Rumah Tangga
9 Industri Air Minum Dalam Kemasan 2 24 1
Lainnya dari Logam
Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dan Industri Karoseri Kendaraan
10 1 25 1
Perlengkapannya Bermotor Roda Empat Atau Lebih
Industri Perlengkapan Dan
Industri Pakaian Jadi Dari Tekstil Dan
11 1 26 Komponen Kendaraan Bermotor 1
Perlengkapannya Dari Kulit
Roda Empat Atau Lebih
Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Buatan
12 1 27 Industri Furnitur Dari Kayu 4
Untuk Keperluan Pribadi
13 Industri kayu Lapis 1 28 Industri Furnitur Dari Logam 1
Industri Mulding Dan Komponen Bahan
14 1
Bangunan Jumlah 41
15 Industri Percetakan 4
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan

67 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Jumlah IKM yang ada di Kecamatan Pamulang berjumlah 41

IKM dengan 28 jenis industri. IKM di kecamatan Pamulang tidak

ada yang dominan atau tidak ada industri yang memiliki jumlah

IKM yang banyak.

5.6 Kecamatan Pondok Aren

Kecamatan Pondok Aren memiliki luas wilayah sebesar

29.880 km2 atau 20,30% dari luas wilayah Kota Tangerang

Selatan. Kecamatan Pondok Aren secara administratif terdiri dari

11 kelurahan 123 Rukun Warga (RW) dan 783 Rukun Tetangga

(RT). Jumlah penduduk Kecamatan Pondok Aren pada tahun

2012 sebanyak 331.664 orang terdiri dari 167.894 orang laki-laki

dan 163.750 orang perempuan dengan sex ratio 102,53.

Sedangkan pada tahun 2011 jumlah penduduk Kecamatan

Pondok Aren sebanyak 319.301 orang terdiri dari 161.694 laki-laki

dan 73.008 perempuan dengan sex ratio 98,56.

Dari sektor perdagangan banyak terdapat di Kecamatan

Pondok Aren antara lain 8 pasar tadisional dan 99 komplek

pertokoan (ruko). Di sektor keuangan, terdiri dari 21 Bank Umum,

4 BPR, 1 KUD, 8 koperasi lainnta.

68 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Tabel 5.7
Daftar IKM di Kecamatan Pondok Aren
No Industri Jml No Industri Jml
Industri Pengolahan dan Pengawetan Industri Mulding Dan Komponen
1 2 17 1
Daging Bahan Bangunan
Industri Pengolahan Dan Pengawetan
2 Lainnya Untuk Ikan Dan Biota Perairan 1 18 Industri Percetakan 2
Lainnya
Industri Pengeringan Buah-buahan Dan Industri Pemurnian Dan
3 1 19 1
Sayuran Pengilangan Minyak Bmi
Industri Minyak Kasar (Minyak Makan) Dari Industri Kimia Dasar Organik Yang
4 1 20 1
Nabati Dan Hewani Menghasilkan Bahan Kimia Khusus
5 Industri Susu 1 21 Industri Lak 1
6 Industri Roti Dan Sejenisnya 5 22 Industri Farmasi dan Jamu 1
Industri Sabun Dan Bahan
7 Industri Pengolahan Teh Dan Kopi 2 23 Pembersih Keperluan Rumah 1
Tangga, Termasuk Pasta Gigi
Industri Bahan Kosmetik Dan
8 Industri Tempe Dan Tahu 1 24 7
Kosmetik
Industri Kerupuk, Keripik, Peyek Dan Industri Barang Lainnya Dari
9 4 25 1
Sejenisnya Tanah Liat/Keramik
Industri Bumbu Masak Dan Penyedap
10 2 26 Industri Barang-barang Dari Kapur 2
Masakan
Jasa Industri Untuk Berbagai
Pekerjaan Khusus Terhadap
11 Industri Kue-Kue Basah 5 27 1
Logam Dan Barang-barang Dari
Logam
Industri Barang Logam Lainnya
Industri Makanan Yang Tidak
12 2 28 Yang Tidak Diklasifikasikan Di 1
Diklasifikasikan Di tempat Lain
Tempat Lain
13 Industri Minuman Ringan (Soft Drink) 5 29 Industri Mesin Umum Lainnya 1
Industri Komponen Dan
Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dan
14 185 30 Perlengkapan Kendaraan 1
Perlengkapannya
Bermotor Roda Dua Dan Tiga
15 Industri Kulit Buatan/Imitasi 1 31 Industri Furnitur Dari Kayu 3
Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Buatan
16 1 Jumlah 244
Untuk Keperluan Pribadi
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan

Kecamatan Pondok Aren memiliki 244 buah IKM dengan 31

jenis industri. Industri yang paling banyak IKM nya yaitu industri

pakaian jadi/ konveksi sebanyak 185 IKM. Industri pakaian jadi/

konveksi tersebar di jalan panti asuhan, jalan pesantren, jalan

69 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


bambu, dan jalan K.H Wahid Hasyim. Sedangkan industri lainnya

tidak ada yang memiliki IKM yang dominan.

5.7 Kecamatan Setu

Kecamatan Setu memiliki luas wilayah sebesar 14,800 km2

atau 10,06% dari luas wilayah Kota Tangerang Selatan.

Kecamatan Setu secara administratif terdiri dari 6 kelurahan/

Desa 40 Rukun Warga (RW) dan 195 Rukun Tetangga (RT).

Jumlah penduduk Kecamatan Setu pada tahun 2012 sebanyak

72.727 orang terdiri dari 37.200 orang laki-laki dan 35.527 orang

perempuan dengan sex ratio 104,71. Sedangkan pada tahun

2011 jumlah penduduk Kecamatan Setu sebanyak 69.898 orang

terdiri dari 35.763 laki-laki dan 34.135 perempuan dengan sex

ratio 100,98.

Dari sektor keuangan, di kecamatan setu terdapat 2 buah

Bank Umum, 1 buah BPR, 6 Koperasi Unit Desa, dan 2 koperasi

lainnya.

70 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Tabel 5.8
Daftar IKM di Kecamatan Setu
No Industri Jml No Industri Jml
Industri Pengolahan dan Pengawetan
1 4 27 Industri Jamu 1
Daging
Industri Sabun Dan Bahan
Industri Pelumatan Buah-buahan Dan
2 1 28 Pembersih Keperluan Rumah 1
Sayuran
Tangga, Termasuk Pasta Gigi
Industri Bahan Kosmetik Dan
3 Industri Tepung Terigu 1 29 5
Kosmetik
Industri Bahan Kimia Dan Barang
4 Industri Pati Lainnya 2 30 Kimia Yang Tidak Diklasifikasikan Di 1
Tempat Lain
5 Industri Roti Dan Sejenisnya 4 31 Industri Tinta 1
Industri Makanan Dari Coklat Dan Kembang
6 2 32 Industri barang Plastik Lembaran 1
Gula
Industri Makanan dari Kedelai dan Kacang- Industri Barang-barang Dan
7 Kacangan Lainnya Selain Kecap, Tempe dan 1 33 Peralatan Teknik/Industri Dari 1
Tahu Plastik
Industri Kerupuk, Keripik, Peyek Dan Industri Barang-barang Plastik
8 16 34 5
Sejenisnya Lainnya
Industri Bumbu Masak Dan Penyedap Industri Barang-barang Dari Semen
9 3 35 2
Masakan Dan Kapur Lainnya
Industri Barang Dari Marmer Dan
Industri Makanan Yang Tidak
10 8 36 Granit Untuk Keperluan Bahan 1
Diklasifikasikan Di tempat Lain
Bangunan
Jasa Industri Untuk Berbagai
11 Industri Minuman Ringan (Soft Drink) 1 37 Pekerjaan Khusus Terhadap Logam 2
Dan Barang-barang Dari Logam
Industri Peralatan Lainnya dari
12 Industri Air Minum Dalam Kemasan 1 38 1
Logam
Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dan
13 1 39 Industri Paku, Mur Dan Baut 1
Perlengkapannya
Industri Kayu Lapis Laminasi, Termasuk Industri Mesin Pertanian Dan
14 1 40 1
Decorative Plywood Kehutanan
Industri Mulding Dan Komponen Bahan Industri Mesin/Peralatan Untuk
15 1 41 1
Bangunan Pengolahan/Pengerjaan Logam
Industri Mesin-mesin Untuk
Industri Barang Dari Kayu, Rotan, Gabus
16 1 42 Pertambangan, Penggalian Dan 1
Yang Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain
Konstruksi
Industri Kompor, Dan Alat-alat
Industri Kemasan Dan Kotak Dari Kertas Dan Pemanas, Dan Alat Pemanas
17 4 43 1
Karton Ruangan, Tanpa Menggunakan
Arus Listrik
Industri Barang Dari Kertas Dan Karton Yang Industri Mesin Kantor, Komputasi
18 1 44 1
Tidak Diklasifikasikan Di Tempat Lain Dan Akuntansi Elektronik
Penerbitan Buku, Brosur, Buku Musik Dan
19 1 45 Industri mesin Pembangkit Listrik 1
Publikasi Lainnya
20 Industri Percetakan 2 46 Industri Panel Listrik Dan Swicth 1

71 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Gear
Industri Kimia Dasar Organik Yang Industri Peralatan Listrik Yang Tidak
21 1 47 1
Menghasilkan Bahan Kimia Khusus Diklasifikasikan Di Tempat Lain
22 Industri Kimia Dasar Organik Lainnya 1 48 Industri Kapal/Perahu 1
23 Industri Pupuk Lainnya 1 49 Industri Furnitur Dari Kayu 3
Industri Kerajinan Yang Tidak
24 Industri Cat, Pernis Dan Lak 3 50 1
Diklasifikasikan Di Tempat Lain
Daur Ulang Barang-Barang Bukan
25 Industri Cat 1 51 1
Logam
26 Industri Farmasi 1 Jumlah 101
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan

Jumlah IKM di Kecamatan Setu sebanyak 101 IKM denga

jenis industri sebanyak 51 buah. Industri yang paling banyak IKM

nya yaitu industri kerupuk dan keripik sebanyak 16 IKM,

sedangkan industri lainnya tidak banyak IKM yang melakukannya.

72 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


BAB VI

PEMBENTUKAN SENTRA

6.1 FAKTOR PEMBENTUK SENTRA

Faktor pembentuk sentra adalah hal yang dianggap

memunculkan kegiatan produksi produk yang pada saat ini

menjadi sentra di suatu daerah. Menurut Porter, ada beberapa

faktor yang dapat menjadi pembentuk suatu sentra, mereka

adalah (1) Implementasi hasil penelitian perguruan tinggi yang

kemudian membutuhkan produk tertentu, (2) kumpulan industri

tertentu yang memunculkan kebutuhan produk khusus tertentu,

(3) kebutuhan lokal, (4) Keberadaan perusahaan atau individu

inovatif yang secara konsisten bergiat di suatu daerah dan (5)

chance event atau kejadian acak yang secara ”tidak sengaja”

mencetuskan kemunculan sentra tersebut. Pandangan terhadap

faktor pembentuk sentra membantu pengambil keputusan untuk

memahami latar belakang munculnya suatu sentra dan

memperkirakan dampak aksi perkuatan yang diberikan. Sebagian

besar sentra yang diamati adalah sentra yang muncul karena

kebutuhan lokal akan suatu produk yang didukung oleh

keberlimpahan sumber daya alam di daerah tersebut. Faktor lain

yang muncul adalah permintaan khusus untuk memenuhi pasar

73 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


pariwisata (turisme dan ekspor). Sedangkan faktor insiatif

pemerintah mengarah pada upaya pembukaan wawasan ketika

permintaan lokal dan sumber daya alam mendukung.

6.1.1 Faktor Penentu Kinerja Sentra UKM

Hasil menunjukkan bahwa fungsi produksi sentra UKM

dipengaruhi secara bermakna dan positif oleh faktor nilai

investasi, dan nilai produksi. Adapun bahan baku berpengaruh

signifikan dan negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata

nilai tambah sentra dari faktor bahan baku dan jumlah unit usaha

pada tahap penurunan. Artinya, penambahan bahan baku dan

jumlah unit usaha untuk meningkatkan nilai tambah yang

dihasilkan sentra UKM sudah tidak efektif. Upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah sentra UKM dengan

meningkatkan investasi dan nilai produksi. Peningkatan nilai

investasi dapat dilakukan oleh pemerintah daerah/lokal dengan

menyediakan pinjaman modal, sedangkan nilai produksi dapat

ditingkatkan dengan penggunaan teknologi yang relatif modern

dan/atau melakukan innovasi. Apabila penambahan faktor

produksi tersebut dilakukan bersama-sama maka hanya

kombinasi antara investasi dan jumlah tenaga kerja yang tidak

berpengaruh terhadap nilai tambah sentra UKM. Hal ini

menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan selama ini belum

74 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


diselaraskan dengan ketrampilan tenaga kerja yang bekerja pada

sektor UKM. Adapun hasil estimasi berdasarkan perbedaan sentra

UKM yang maju dengan yang kurang maju menunjukkan hasil

yaitu pengaruh perubahan jumlah unit usaha dan bahan baku

terhadap nilai tambah sentra UKM berbeda. Pada UKM yang maju

pengaruh bahan baku dan jumlah unit usaha tersebut lebih besar

dibandingkan UKM kurang maju. Lain halnya dengan faktor

produksi tenaga kerja dan nilai produksi pengaruhnya terhadap

nilai tambah sentra UKM maju relative lebih kecil daripada UKM

yang belum maju. Baik pada UKM yang maju dan belum maju,

pengaruh faktor produksi investasi tidak berbeda dan umumnya

memiliki pengaruh terhadap perkembangan kinerja sentra UKM.

Dengan demikian untuk mengembangkan sentra UKM yang

tergolong belum maju dalam suatu sentra dilakukan dengan

menambah tenaga kerja dan meningkatkan nilai produksinya.

Secara umum dinamika perkembangan sentra UKM dipengaruhi

secara signifikan dan positif oleh nilai produksi dan dipengaruhi

secara bermakna dan negatif oleh faktor produksi bahan baku.

Selain dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut di

6.1.2 Faktor Penentu Kinerja UKM Dalam Sentra

Produktivitas UKM yang berada dalam sentra diukur dengan

laju perubahan nilai tambahnya. Nilai tambah per unit usaha

75 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


akan meningkat apabila investasi dan nilai produksi ditingkatkan,

sedangkan tenaga kerja tidak berpengaruh. Hal ini

mengindikasikan bahwa mesin dan/atau peralatan yang

digunakan lebih mendukung peningkatan produktivitas per unit

usaha dibandingkan tenaga kerja. Dapat dikatakan bahwa tenaga

kerja hanya berperan sebagai operator peralatan atau mesin.

Pengaruh unit usaha terhadap nilai tambah per unit usaha yang

76elative mengindikasikan bahwa rata-rata nilai tambah per unit

usaha telah mengalami penurunan. Demikian pula pengaruh

bahan baku yang relative terhadap nilai tambah per unit usaha

dalam sentra mengindikasikan bahwa pemanfaatan bahan baku

dalam proses produksi pada usaha kecil dan menengah dalam

suatu sentra belum efisien. Apabila peningkatan penggunaan

bahan baku dilakukan secara bersamaan dengan peningkatan

jumlah tenaga kerja atau peningkatan investasi maka nilai tambah

per unit usaha akan meningkat pula. Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan penggunaan bahan baku harus disertai dengan

penambahan penggunaan tenaga kerja atau penambahan

penggunaan mesin atau peralatan dalam proses produksi pada

usaha kecil dan menengah agar bahan baku dapat digunakan

relative efisien atau optimal.

76 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


6.2 Gambaran Umum Industri

6.2.1 Gambaran Umum Industri Kerupuk dan Keripik

Industri kerupuk dan keripik merupakan salah satu industri

makanan yang banyak terdapat di Kota Tangerang Selatan. Secara

umum, industri tersebut terdapat di Kecamatan Setu sebanyak 16

perusahaan yang terpusat di desa keranggan, dan di Kecamatan

Serpong sebanyak 6 perusahaan. Kedua kecamatan tersebut

saling berdekatan sehingga letak dari masing-masing industri

tidak begitu jauh sehingga masih bisa dimasukan menjadi suatu

sentra industri.

Tabel 6.1
Industri Kerupuk dan Keripik
di Kecamatan Setu dan Serpong
NAMA
No JENIS INDUSTRI ALAMAT Kecamatan
PERUSAHAAN
Keripik Singkong,
KOPERASI CIPTA Jl. Lingkar Selatan Kranggan
1 Rengginang Trasi, Jipang Setu
BOGA KRANGGAN No.48 RT.11/05 Kel. Kranggan
Ketan
Jl. Kranggan RT.11/05 Kel.
2 PO. SARDAN Keripik Pisang Setu
Kranggan
Keripik Singkong, Keripik Jl. Lingkar Selatan Rt. 012/005
3 KRIPSUS Setu
Pisang Desa. Keranggan
Jl. Lingkar Selatan Rt. 013/005
4 PO. JUMI Keripik Pisang Setu
Desa. Keranggan
Jl. Lingkar Selatan Rt. 012/005
5 KERIPIK UMI DIAN Keripik Balado Setu
Desa. Keranggan
Jl. Lingkar Selatan Rt. 012/005
6 KERIPIK ABDI JAYA Keripik Bawang Setu
Desa. Keranggan
Jl. Lingkar Selatan Rt. 012/005
7 ENYE BU NUR Opak, Enye-enye Setu
Desa. Keranggan
Kacang Sangrai dan Jl. Lingkar Selatan Rt. 09/04
8 BILA SNACK Setu
Rengginang Desa. Keranggan

Keripik Singkong, Keripik


9 PO. FAOZUDIN Kp. Keranggan Rt. 012/05 Setu
Pisang

77 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


10 PO. ITA Keripik Gadung Kp. Keranggan Rt. 011/05 Setu

KERIPIK PUTRI Jl. Lingkar Selatan Rt. 012/005


11 Keripik Singkong Setu
MALU Desa. Keranggan
BINA MANDIRI Jl. Lingkar Selatan Rt. 09/04
12 Enye-enye, Opak, Nastar Setu
INSANI (BMI) Desa. Keranggan
Keripik Pisang, Keripik
Singkong, Keripik Ubi
Ungu, Keripik Bawang,
Keripik Gadung, Keripik
Jl. Lingkar Selatan Rt. 09/04
13 KCBS KRG (MA KITA) Balado, Kerupuk Tulang Setu
Desa. Keranggan
Lele, Rengginang,
Kembang Goyang, Kacang
Sangrai, Opak, Enye-enye,
Rempeyek, Abon Ikan
Citra Prima Serpong II Blok. Cc
14 PO. ADE Kerupuk Beras Setu
2 No. 7 Rt. 01/06
Keripik Singkong, Keripik Jl. Lingkar Selatan Rt. 012/005
15 PO. SITI ARDIANAH Setu
Bawang Desa. Keranggan
KUE KITA SEMUA Jl. Lingkar Selatan Rt. 013/005
16 Kembang Goyang Setu
(KKS) Desa. Keranggan
USAHA KERUPUK
17 Kerupuk Tempe Serpong No. 35 RT.04/01 Serpong
TEMPE KOMAR
18 KERUPUK DIMAS Kerupuk Tempe Serpong RT.06/01 Serpong
USAHA
PEMBUATAN Jl. Swadaya Pd. Benda
19 Kerupuk Kulit Serpong
KERUPUK KULIT RT.03/05
BPK. TARMUJI
PABRIK KERUPUK Jl. Roda Hias Kp. Serpong
20 Kerupuk Serpong
AGUNG RT.005/002
PABRIK KERUPUK
21 Kerupuk Serpong RT.03/02 Serpong
WARSO
BSD Sektor 1.2 Jl. Magnolia V
22 PO. ELFIRA Rempeyek Serpong
Blok J No. 29 Kel. Rawabuntu
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, data diolah

Industri keripik dan kerupuk di Kecamatan Setu

terkonsentrasi di Desa Keranggan, dimana terdapat 15 industri

milik perseorangan dan 1 koperasi yang menaungi beberapa

usaha. Di Kecamatan Serpong terdapat 6 industri kerupuk milik

perseorangan.

78 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


6.2.2 Gambaran Umum Industri Konveksi

Industri konveksi adalah suatu perusahaan yang

menghasilkan pakaian jadi, pakaian wanita, pria, anak, pakaian

olahraga, maupun pakaian-pakaian partai politik. Industri

konveksi bisa di bilang perusahaan yang sedang karena tenaga

kerjanya masih dibilang sedikit. Umumnya, perusahaan-

perusahaan konveksi mempergunakan bahan baku berupa tekstil

dari bermacam-macam jenis, seperti katun, kaos, linen, polyester,

rayon, dan bahan-bahan syntesis lain ataupun campuran dari

jenis bahan-bahan tersebut. Konveksi termasuk dalam klasifikasi

barang konsumen yaitu shopping goods kelompok heterogeneus

shopping goods. Konveksi termasuk dalam kelompok Heterogeneus

Shopping Goods sebab aspek karakteristik atau ciri-cirinya

(features) dianggap lebih penting oleh konsumen daripada aspek

harganya. Dengan kata lain, konsumen mempersepsikannya

berbeda dalam hal kualitas dan atribut

79 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


a. Industri Pakaian Jadi/ Konveksi di Kecamatan Serpong

utara dan Serpong

Secara keseluruhan, jumlah industri konveksi yang ada di

serpong utara adalah 10 industri dan yang berada di kecamatan

serpong sebanyak 15 industri.

Tabel 6.2
Industri Konveksi di Kecamatan Serpong Utara
dan Serpong
No NAMA PERUSAHAAN JENIS INDUSTRI ALAMAT KECAMATAN

Pakaian Jadi & Jl. Pusdiklantas No.8 Serpong


1 PT. DELIMA PETTO
Tekstil Pondok Jagung Utara

Pakaian Jadi & Jl. Pusdiklantas No.8 Serpong


2 PT. CIPTA NIAGA
Tekstil Pondok Jagung Utara

MELATI SUKSES Villa Melati Mas Serpong


3 Pakaian Jadi
MAKMUR Sektor 2/9 Utara

Jl. Pusdiklantas No. 8


Serpong
4 PT. DELIMA PETTO Pakaian Jadi RT.04/05 Pondok
Utara
Jagung

Jl. Raya Serpong


PT. GERBANG BENUA Serpong
5 Pakaian Jadi Km.7 RT.02/01 Blok
RAYA Utara
B.10 Pakualam

PT. TRIKARSA MAJU Villa Melati Mas Blok Serpong


6 Pakaian Luar
JAYA PRIMA V 9 No.34 Utara

Villa Melati Mas Blok Serpong


7 CV. USAHA MAPAN Pakaian Luar
V 9 No.29 Utara

80 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


CV. MARLAE S OPPO Gading Serpong B Serpong
8 Pakaian Jadi
GARMENT 4/27 Utara

Jl. Bayangkara No.8


PT. HANSONESIA Serpong
9 Pakaian Jadi RT.02/05 Pondok
INTITAMA Utara
Jagung Timur

Ruko Melati Mas


HRM PRIMA Pakaian Jadi dari Serpong
10 Square Blok A3-17,
GARMINDO Tekstil Utara
Kel. Lengkong Karya

PT. HANSONESIA Jl. Serpong Km. 17


11 Pakaian Jadi Serpong
INTITAMA RT.02/01

BSD Sektor 1.3 Blok


Pakaian Jadi &
12 PT. MARINFIG UTAMA BE No. 15 Rawa Serpong
Tekstil
Buntu

13 CV. KERTOPATI Pakaian Jadi Ketapang Serpong

PT. HANSONESIA Jl. Serpong Km. 8 No.


14 Pakaian Jadi Serpong
INTITAMA 10A

BSD Blok G 7/09


15 CV. PUTRA ADIL Kemeja Pria Serpong
Sektor 1-4 RT.03/06

CV. UTAMA JAYA Kp. KB Pisang


16 Pakaian Luar Serpong
LESTARI GARMINDO RT.04/02

PT. AL HUSAINY
17 Kemeja Jl. Parigi RT.18/06 Serpong
BERKAH INSANI

CV. KHADAR BUSANA Kp. Dangdang


18 Pakaian Jadi Serpong
INTERNASIONAL RT.01/01

BSD Blok RA. 15


19 CV. JASA WARGI Pakaian Jadi Serpong
Sektor 1-1

CV. SANDANG Kompl. Batan Indah


20 BERSAMA ASRINDO Pakaian Jadi Blok G No.34 Serpong
PERKASA RT.08/04

81 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Jl. Raya Serpong
21 PT. BRANTIJAYA MUKTI Pakaian Luar Serpong
RT.01/01 No.80

PT. AJENG WAHYU Jl. Cempaka 1 No.09


22 Pakaian Jadi Serpong
MANUNGGAL RT.05/02

Pakaian Jadi BSD Blok RF.3/19


PT. INTAN RAYA JAYA
23 Lainnya dari Sektor 1.1 Kel. Serpong
KNITTING
Tekstil Rawabuntu

Ciater Permai Blok F


24 ALDINO COLEEAN Konveksi Serpong
8/3 RT.03/04

Ruko Golden Road


25 NK. BOUTIQUE Butik Serpong
Blok C 30/20

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, data diolah

b. Industri Pakaian Jadi/ Konveksi di Kecamatan Ciputat

Timur dan Ciputat

Industri konveksi yang berada di kecamatan ciputat timur

sebanyak 7 industri, sedangkan di kecamatan ciputat sebanyak 13

industri.

Tabel 6.3
Industri Konveksi
di Kecamatan Ciputat Timur dan Ciputat
NAMA
No JENIS INDUSTRI ALAMAT KECAMATAN
PERUSAHAAN

Jl. Ciputat Raya No.75 Ciputat


1 PT. TRIARTA Pakaian Jadi
X Cirendeu Timur

PT. JAWDAP Jl. Jalak 10 No. 4 Ciputat


2 Pakaian Jadi
UTAMA Komp. DPR RT.03/04 Timur

82 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


CV. BORNEO Jl. Garuda RT.06/07 Ciputat
3 Pakaian Jadi
GARMENT No. 5 Timur

Jl. Rempoa Raya Ciputat


4 CV. ANDHIKA Pakaian Jadi
RT.03/03 No. 46 Timur

PT. TUNAS Jl. H. Amit RT.06/03 Ciputat


5 Pakaian Jadi
PERDANA NIAGA Cempaka Putih Timur

Kp. Setu RT.04/08 Ciputat


6 CV. FIRRINI JAYA Pakaian Luar
Rempoa Timur

PT. DUTA Industri Pakaian Jl. Tarumanagara No. Ciputat


7
FOTRUNA SARI Jadi 37 RT.03/04 Timur

PT. RAMA CIPTA


8 Pakaian Jadi Jl. Pluto Ujung No. 19 Ciputat
MITRA UTAMA

MEGA KENCANA Pakaian Jadi Jl. Pluto Ujung No. 19


9 Ciputat
TRI AGUNG Lainnya RT.05/04

CV. GEMA
Jl. H. Abdul Manap
10 SEMBILAN Pakaian Jadi Ciputat
RT.03/01 No. 42
SEMBILAN

PT. LESTARI DINI Jl. Ir. H. Juanda No.


11 Pakaian Jadi Ciputat
TUNGGAL 75 M. Ciputat Centre

Jl. Jombang Raya GG.


12 CV. HARAPAN JAYA Pakaian Jadi Ciputat
Jiun No.90 RT.03/06

PT. INKABIZ Pakaian Jadi Jl. Tarumanagara No.


13 Ciputat
INDONESIA Tekstil 47

Jln. Otista Raya Blok


CV. CITRA Pakaian Jadi dari
14 A No. 29 RT.003/011, Ciputat
CEMERLANG Tekstil
Kel. Ciputat

83 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


KONVEKSI Jl. Suka Makmur
15 Konveksi Ciputat
REAMON RT.01/02

KONVEKSI Jl. Taruma Negara


16 Konveksi Ciputat
KUSWANA No. 68 RT.03/04

KONVEKSI Jl. Masjid Al Barkah


17 Konveksi Ciputat
KUSWANA RT.01/06

Jl. Panda Raya


18 KONVEKSI NIMIN Jasa Menjahit Ciputat
RT.2/06

Jl. Pahlawan Raya


19 IDA MODISTE Konveksi Ciputat
RT.05/09

Jl. H. Usman Mess


KONVEKSI/
20 Pakaian Jadi Kasubsi No.47 Ciputat
PAKAIAN JADI
RT.02/04

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, data diolah

c. Industri Pakaian Jadi/ Konveksi di Kecamatan Pondok Aren

Indusri konveksi di Kecamatan Pondok Aren dilakukan oleh

185 IKM, dari jumlah tersebut berada di beberapa kawasan,

seperti jalan Panti asuhan, jalan pesantren, jalan bambu, dan

jalan K.H. Wahid hasyim. Sehingga masing-masing kawasan

tersebut bisa di bentuk suatu sentra industri konveksi, dan

kedepannya di Kecamatan Pondok Aren tersebut bisa di bentuk

suatu klaster industri konveksi.

Tabel 6.4
Industri Konveksi di Kecamatan Pondok Aren
No NAMA PERUSAHAAN JENIS INDUSTRI ALAMAT KECAMATAN

Jl. Delima II No. 17


PT. SARAKA MANDIRI
1 Pakaian Jadi RT.13/07 Pdk. JM Pondok Aren
SEMESTA
Indah

84 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Jl. Panti Asuh Gg. H.
2 CV. NYO PATNA CO Pakaian Jadi Pondok Aren
Amin RT.06/05
3 CV. TRI MITRA BUSANA Pakaian Jadi Jurang Mangu Pondok Aren
Kp. Batas Indah
4 CV. FAJAR KURNIADHI Pakaian Jadi RT.07/01 Pondok Pondok Aren
Betung
Jl. Panti Asuhan
5 PT. MARATA CHATULISTIWA Pakaian Jadi RT.06/05 Jurang Pondok Aren
Mangu
PT. TELAGA BERLIAN Kp. Lio A Nurul Ewan
6 Pakaian Luar Pondok Aren
JAYATAMA No.18
Jl. Panti Asuhan
7 CV. ADI KARYA MAKMUR Kemeja Pondok Aren
RT.02/12
Kp. Geger RT.03/06
8 CV. MAKMUR INDAH JAYA Pakaian Jadi Pondok Aren
Jurang Mangu Barat
Jl. Swadaya pondok
9 CV. PUNDI KENCANA ABADI Pakaian Jadi Pondok Aren
Jati NC. 92 RT.02/03
CV. RANINDO SUKSES Kp. Kebantenan No. 9
10 Pakaian Jadi Pondok Aren
GARMENT RT.01/08
Kp. Geger RT.03/06
11 CV. INDAH LESTARI Pakaian Luar Pondok Aren
Jurang Mangu Barat
Jl. Cendrawaih Kav.
12 ZUFFY BROTHER Pakaian Jadi Pajak RT.04/08 Pondok Aren
Jurangmangu Timur
Jl. Nurul Ihwan Kp.
13 TELAGA BERLIAN Pakain Jadi Pondok Aren
Lio No. 18B RT.05/01
14 KONVEKSI Pakaian Jadi Kp. Lio RT.03/01 Pondok Aren
Pd. Maharta B A5/4
15 GARMEN Pakaian Jadi Pondok Aren
RT.01/10
KONVEKSI PAKAIAN,
16 Konveksi Pakaian Kp. Rawa RT.08/16 Pondok Aren
SOMAD
Jl. Raya Pondok Aren
17 SWAHASTA Konveksi Pondok Aren
No. 20 RT.01/01
Jl. Mushola 1 No. 24
18 KONVEKSI NAWIRI Konveksi Pondok Aren
RT.05/011
Jl. Puskesmas
19 KONVEKSI AHMAD TOTO Konveksi Pondok Aren
RT.04/11
20 KONVEKSI BU JANAH Konveksi Jur-Bar RT.02/01 Pondok Aren
21 KONVEKSI HERMAN Konveksi Jl. Jur-Bar RT.0 3/01 Pondok Aren
Jurang Mangu Barat
22 KONVEKSI DEVI Konveksi Pondok Aren
RT.04/01
23 KONVEKSI JULEHA Konveksi Jur-Bar RT.02/01 Pondok Aren
24 KONVEKSI BP. ROHMAT Konveksi Jl. Jur-Bar RT.03/01 Pondok Aren
Jl. Jur-Bar No. 43
25 KONVEKSI MNASUR Konveksi Pondok Aren
RT.03/01
26 KONVEKSI JUNAEDI Konveksi Jl. Jur-Bar RT.03/01 Pondok Aren
27 KONVEKSI AGUS Konveksi Jl. Belia RT.06/03 Pondok Aren
28 KONVEKSI NANANG Konveksi Pd. Jati RT.06/03 Pondok Aren

85 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


29 KONVEKSI ROJALI Konveksi Pd. Jati RT.06/03 Pondok Aren
Jl. Pdk. Belimbing No.
30 PENJAHIT JAYINAH Konveksi Pondok Aren
78 RT.05/04
Jl. Pdk. Belimbing No.
31 KONVEKSI JANDAN Konveksi Pondok Aren
82 RT.05/04
Jl. Bulak Kelapa
32 KONVEKSI ROHADI Konveksi Pondok Aren
RT.04/04
Jl. Bulak Kelapa 8
33 KONVEKSI BP. ABDULLAH Konveksi Pondok Aren
RT.04/04
34 KONVEKSI H. MUSLIM Konveksi Pd. Jati RT.02/03 Pondok Aren
Jl. Panti Asuhan
35 SURYA GEMILANG Konveksi Pondok Aren
Ceger RT.06/11
Jl. Makam Pondok
36 KONVEKSI H. NARIS Konveksi Pondok Aren
Jati RT.02/03
Jl. Panti Asuhan
37 KONVEKSI H. JIDIH Konveksi Pondok Aren
Ceger RT.06/11
Jl. Ujung Kenari 38
38 KONVEKSI TARKIN Konveksi Pondok Aren
RT.07/11
Jl. Amal Bakti 17
39 KONVEKSI USUP A Konveksi Pondok Aren
RT.04/11
Jl. Pdk. Belimbing
40 KONVEKSI ZAINUDIN Konveksi Pondok Aren
RT.03/04
Jl. Pdk. Belimbing 138
41 KONVEKSI RULI Konveksi Pondok Aren
RT.03/04
Jl. Pdk. Belimbing
42 KONVEKSI PAITIMAH Konveksi Pondok Aren
RT.03/04
Jl. Japos Raya Pd. Jati
43 KONVEKSI WAHIT HIDAYAT Konveksi Pondok Aren
RT.04/03
Jl. Pdk. Belimbing
44 KONVEKSI BPK. SUNARKO Konveksi Pondok Aren
RT.01/04
45 KONVEKSI ROJALI Konveksi Kp. Pd. Jati RT.03/03 Pondok Aren
46 KONVEKSI H. NAPIS Konveksi Pondok Jati RT.02/03 Pondok Aren
Jl. Japos Raya Kp. Pd
47 KONVEKSI RUDI Konveksi Pondok Aren
Jati RT.03/03
48 KONVEKSI PENDI Konveksi Ceger RT.08/05 Pondok Aren
49 KONVEKSI DELAM ABDILLAH Konveksi Ceger RT.01/05 Pondok Aren
50 KONVEKSI ASHARI Konveksi Ceger RT.01/05 Pondok Aren
51 KONVEKSI SIDODADI Konveksi Ceger RT.02/05 Pondok Aren
Jl. Panti Asuhan
52 KONVEKSI RAPI Konveksi Pondok Aren
Ceger RT.03/01
Jl. Panti Asuhan
53 ZACKY ART ABD MUKTI Konveksi Pondok Aren
Ceger RT.03/11
Jl. Panti Asuhan
54 KONVEKSI ARIFIN Konveksi Pondok Aren
Ceger RT.03/11
Jl. Panti Asuhan
55 KONFEKSI MULIAH Konveksi Pondok Aren
Ceger RT.03/11
Jl. Ceger Raya
56 KONVEKSI JUNAIDI Konveksi Pondok Aren
RT.01/02
57 KONVEKSI KARNADI Konveksi Jl. Pesantren No. 38 Pondok Aren

86 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


RT.03/01
Jl. Pesantren No. 39
58 KONVEKSI SOPENAH Konveksi Pondok Aren
RT.03/01
Jl. Pesantren
59 PENJAHIT ANA Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Panti Asuhan
60 KONVEKSI IBU KAMILA Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
61 KONVEKSI BPK. ASWAD Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
62 KONVEKSI BPK. ADAM Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
63 KONVEKSI BPK. A KHOIR Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan Rt.
64 KONVEKSI BPK. MURDANI Konveksi Pondok Aren
02/12
Jl. Pesantren No. 37
65 KONVEKSI AGUN Konveksi Pondok Aren
RT.03/01
Jl. Panti Asuhan
66 KONVEKSI BPK. ASMAWI Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
67 KONVEKSI BPK. SUHAEMI Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
68 KONVEKSI IBU ROSITA Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
69 KONVEKSI BPK. SAARI Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
70 KONVEKSI BPK. M. MUNIR Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
71 KONVEKSI BPK. AMUD Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
72 KONVEKSI BPK. ABIN Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
73 KONVEKSI BPK. BADRI Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
74 KONVEKSI BPK. SAINI Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
75 KONVEKSI BPK. KASAD Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
76 KONVEKSI BPK. MAYEH Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
77 KONVEKSI BPK. EDI Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
78 KONVEKSI BPK. KHOIRUDIN Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
79 KONVEKSI BPK. JAMIL Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
80 KONVEKSI BPK. HERMAN Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
81 KONVEKSI BPK. WASNA Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
82 KONVEKSI BPK. ROYANI Konveksi Pondok Aren
RT.02/12

87 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Jl. Panti Asuhan
83 KONVEKSI BPK. DIRMAN Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
84 KONVEKSI AMIN Konveksi Pondok Aren
RT.03/12
Jl. Panti Asuhan
85 KONVEKSI BPK. MUHIDIN Konveksi Pondok Aren
RT.03/12
Jl. Panti Asuhan
86 KONVEKSI IBU. HJ. INDUN Konveksi Pondok Aren
RT.03/12
Jl. Panti Asuhan
87 KONVEKSI BPK. MUSLIH Konveksi Pondok Aren
RT.02/12
Jl. Panti Asuhan
88 KONVEKSI IBU. RODIAH Konveksi Pondok Aren
RT.03/12
Jl. Pesantren
89 PENJAHIT UDIN GERI Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
90 PENJAHIT IBU. MANI Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
91 KONVEKSI MUNALI Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Panti Asuhan
92 KONVEKSI ANSHORI Konveksi Pondok Aren
RT.03/12
KONVEKSI BPK. IMAM Jl. Panti Asuhan
93 Konveksi Pondok Aren
GOZALI RT.03/12
Jl. Panti Asuhan
94 KONVEKSI BPK. SUYANTO Konveksi Pondok Aren
RT.03/12
Jl. Panti Asuhan
95 KONVEKSI IBU. ROSADAH Konveksi Pondok Aren
RT.03/12
Jl. Pesantren
96 PENJAHIT BEJO Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
97 KONVEKSI JAIRIN Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
98 KONVEKSI ROBIYANTO Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
99 KONVEKSI NYA MURNAH Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
100 KONVEKSI SODIK Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
101 KONVEKSI IBU SUABAH Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
102 KONVEKSI NUJIH Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
103 KONVEKSI SUKAR NAEN Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
104 KONVEKSI MAHYUDI Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
105 KONVEKSI SIDIH Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
106 PENJAHIT IBU ROMIH Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
107 PENJAHIT ROBBY Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
108 PENJAHIT IBU AMINAH Konveksi Jl. Pesantren Pondok Aren

88 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


RT.01/03
Jl. Pesantren
109 PENJAHIT NAPSAN Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
110 KONVEKSI WINARTO Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
111 KONVEKSI M. YUSUP Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
112 PENJAHIT IBU SA'ANIH Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
113 PENJAHIT MARDANI Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
114 PENJAHIT BPK. MANIM Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
115 PENJAHIT ASE Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
116 KONVEKSI BPK. PAIJO Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
117 KONVEKSI MUALIM Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
118 PENJAHIT NURAINI Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren No. 97
119 KONVEKSI SAJIDAH Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren No. 69
120 KONVEKSI SAPRIDOL Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren No. 117
121 KONVEKSI JUMADI Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren No. 28C
122 KONVEKSI RUSTAN Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren No. 75
123 KONVEKSI A. GOPUR Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren No. 236
124 KONVEKSI YASIN Konveksi Pondok Aren
RT.04/03
Jl. Pesantren No. 111
125 KONVEKSI DANI. R Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren No. 28
126 KONVEKSI UDIN Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren No. 37
127 KONVEKSI KARTUBI Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren No. 22
128 KONVEKSI MANADI Konveksi Pondok Aren
RT.01/03
Jl. Pesantren
129 KONVEKSI MURSAIH Konveksi Pondok Aren
RT.04/03
Jl. Pesantren
130 KONVEKSI ROMELIH Konveksi Pondok Aren
RT.04/03
Jl. K. H. Wahid
131 KONVEKSI MUHIDIN Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
Jl. K. H. Wahid
132 KONVEKSI BEJO Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
Jl. K. H. Wahid
133 KONVEKSI ARSIN Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04

89 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Jl. K. H. Wahid
134 KONVEKSI MUHIYAR Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
Jl. K. H. Wahid
135 KONVEKSI MIJAR Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
Jl. K. H. Wahid
136 KONVEKSI ROHMANI Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
Jl. K. H. Wahid
137 KONVEKSI ACIP Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
Jl. K. H. Wahid
138 KONVEKSI DEBEN Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
Jl. K. H. Wahid
139 KONVEKSI NAHWIN Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
Jl. K. H. Wahid
140 KONVEKSI SULAIMAN Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
Jl. K. H. Wahid
141 KONVEKSI PAHIN Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
Jl. K. H. Wahid
142 KONVEKSI NAIDI Konveksi Pondok Aren
Hasyim RT.05/04
143 PENJAHIT TITI Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
144 PENJAHIT TIMAH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
145 PENJAHIT ABDILAH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
146 PENJAHIT SALAMAH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
147 PENJAHIT IDUP Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
148 PENJAHIT JAYA Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
149 PENJAHIT AMSUNAH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
150 PENJAHIT SUAMAH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
151 PENJAHIT JUMINI Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
152 PENJAHIT MUSA Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
153 PENJAHIT SENIL Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
154 PENJAHIT SAINAH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
155 PENJAHIT JARIAH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
156 PENJAHIT HAMIDAH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
157 PENJAHIT OPIK Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
158 PENJAHIT MATIYAH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
159 PENJAHIT SEROH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
160 PENJAHIT MARHENA Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
161 PENJAHIT ARPIAH Konveksi Jl. Bambu RT.02/05 Pondok Aren
Jl. Pesantren
162 KONVEKSI PAISAL Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Pesantren
163 PENJAHIT YUSRI Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Pesantren
164 PENJAHIT SAMBAS Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Pesantren
165 KONVEKSI HAPSAH Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Pesantren Kp.
166 KONVEKSI ABDUL GONI Konveksi Pondok Aren
Ceger RT.02/03
167 KONVEKSI BPK.MARJOYO Konveksi Gg. Mushola Pondok Aren

90 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


RIBUT RT.03/03
168 KONVEKSI WAWAN Konveksi Jl. PLN RT.02/01 Pondok Aren
Jl. Mawar 4 Deplu
169 KONVEKSI HERMANSYAH Konveksi Pondok Aren
RT.01/08
Jl. Caraka Raya Deplu
170 KONVEKSI OSKAR BAIMAR Konveksi Pondok Aren
RT.01/08
Jl. Caraka Raya Deplu
171 KONVEKSI SANTIKA Konveksi Pondok Aren
RT.01/08
Gg. H. Paten
172 KONVEKSI NOMIR Konveksi Pondok Aren
RT.10/01
Jl. PLN Gg. Mushola
173 KONVEKSI KHUSNI Konveksi Pondok Aren
RT.03/01
Jl. PLN Gg. Amat
174 KONVEKSI WINA Konveksi Pondok Aren
RT.03/01
Jl. Wadasati No. 11
175 KONVEKSI MULYADI Konveksi Pondok Aren
RT.07/02
Jl. Kebon Kopi
176 PENJAHIT H. MINAN Konveksi Pondok Aren
RT.08/04
Jl. Kebon Kopi
177 PENJAHIT H. MINUN Konveksi Pondok Aren
RT.08/04
178 KONVEKSI JOS Konveksi Pd. Betung RT.04/06 Pondok Aren
Jl. Aren 3 Pd. Betung
179 KONVEKSI BPK. CHACA Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Aren 3 Pd. Betung
180 KONVEKSI BPK. NUR Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Aren 3 Pd. Betung
181 KONVEKSI BPK. BABEH Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Aren 3 Pd. Betung
182 KONVEKSI BPK. AZIS Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Aren 3 Pd. Betung
183 KONVEKSI BPK. OHAN Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Aren 3 Pd. Betung
184 KONVEKSI VINA Konveksi Pondok Aren
RT.02/03
Jl. Pondok Aren
185 KONVEKSI ANDY Konveksi Pondok Aren
RT.02/01
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan, data diolah

Kajian pembentukan sentra UKM di Kota Tangerang Selatan

secara umum ingin mengetahui apakah UKM yang ada di setiap

kecamatan di Tangerang Selatan dapat dibentuk menjadi sentra-

sentra tertentu.

Kriteria Sentra UKM adalah :


a. terdapat minimal 20 (dua puluh) orang UKM, dengan

kapasitas produksi yang memadai dalam kawasan sentra


91 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan
yang memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi bagian

integral dari klaster;

b. mempunyai omzet penjualan minimal mencapai Rp. 200

juta/bulan;

c. mempunyai prospek pasar yang baik;

d. mempunyai jaringan kemitraan dalam pengadaan bahan

baku maupun pemasaran;

e. mampu menyerap tenaga kerja minimal sebanyak 40 (empat

puluh) orang dalam kawasan sentra;

f. mengutamakan bahan baku lokal (dalam negeri);

g. menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya

meningkatkan mutu produk;

h. tersedianya sarana dan prasarana pendukung.

Dari 8 kriteria tersebut, kemudian diturunkan uraian penilaian

sentra seperti tersaji di tabel berikut ini

Tabel 6.5
Kriteria Penetapan dan Penilaian Sentra
No Kriteria Bobot Keterangan Nilai
20-29 UKM =1
1 Jumlah UKM 10 30-49 UKM =2
lebih dari 50 UKM =3
200-274 juta Rp/bulan =1
275-349 juta Rp/bulan =2
2 Omzet 25 350-424 juta Rp/bulan =3
425-499 juta Rp/bulan =4
> 500 juta Rp/bulan =5

92 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Pemasaran produk 15 Kurang luas =1
3 Lokal/ dalam negeri 7 Luas =2
Luar gegeri 8 Sangat luas =3
Kemitraan 10 Kurang bermitra =1
4 Kerjasama pasar 5 Cukup bermitra =2
Kerjasama bahanbaku 5 Sangat bermitra =3
Kurang dari 100 orang =1
5 Tenaga kerja 10 100-149 orang =2
lebih dari 150 orang =3
Bahan baku 10
Ratio bahan baku lokal/import 5 L=40% ; I = 60% =1
L=60% ; I = 40% =2
Kontinuitas L=100% ; I = 0% =3
6
5
Kurang =1
Cukup =2
Lancar =3
Sederhana =1
7 Teknologi 10 Madya =2
Tinggi =3
Kurang (3 sarana) =1
Memadai (4 sarana) =2
Lengkap (listrik, =3
8 Sarana dan prasarana 10
telepon, jalan,
pelabuhan, sarana
ekonomi: bank, pasar)
Total 100
Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM

Penilaian ini digunakan oleh Instansi yang membidangi

Koperasi dan UKM untuk menilai sentra-sentra yang potensial dan

prospektif untuk difasilitasi pembinaannya oleh Kementerian

Koperasi dan UKM. Sebuah sentra yang akan dibina diusulkan

oleh instansi yang membidangi koperasi dan UKM di tingkat

93 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


kabupaten/kota untuk kemudian diverifikasi oleh instansi yang

membidangi di tingkat Propinsi untuk kemudian diputuskan oleh

Kementerian Koperasi di tingkat Pusat.

6.3 Perkuatan dan Pengembangan Sentra

Pengembangan sentra di Indonesia saat ini didasarkan pada

Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No:

32/Kep/M.KUKM/IV/2002, tanggal 17 April 2002 tentang

Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra UKM, fasilitasi

perkuatan BDS-P dan penyediaan modal awal dan padanan (MAP).

5.3.1 Business Development Service (BDS)

BDS adalah suatu lembaga berbadan hukum atau bagian

dari lembaga berbadan hukum yang memberikan layanan

pengembangan bisnis dalam rangka meningkatkan kinerja UKM.

Lembaga tersebut bukan lembaga keuangan serta dapat

memperoleh fee dari jasa layanannya.

Fasilitas perkuatan BDS adalah dukungan dana operasional

kepada BDS untuk meningkatkan layanan pengembangan bisnis

kepada UKM di dalam sentra terpilih yang penggunaannya harus

dipertanggungjawabkan kepada pemerintah c.q. Kementerian

Koperasi dan UKM secara berkala, maupun pada masa akhir

kontrak.

94 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


Tujuan Perkuatan Business Development Services dalam

pengembangan Sentra Usaha Kecil dan Menengah adalah untuk

meningkatkan kemampuan sumber daya lokal dalam upaya

memacu pertumbuhan daya saing UKM. Sasaran Perkuatan

Business Development Services dalam Pengembangan Sentra

Usaha Kecil dan Menengah adalah:

a. Tumbuh dan berkembangnya sentra UKM di seluruh

Indonesia dan berfungsinya UKM sebagai wujud

pembangunan sistem ekonomi kerakyatan.

b. Terlaksananya program perkuatan BDS dalam rangka

mewujudkan BDS yang mampu memberikan layanan

pengembangan bisnis dan pemecahan masalah UKM

sehingga tercipta peningkatan kinerja dan daya saing serta

kemampuan akses pasar UKM dalam sentra terpilih.

6.3.2 Modal Awal dan Padanan (MAP)

Modal Awal dan Padanan atau disingkat MAP adalah dana

stimulan dari Pemerintah untuk disalurkan kepada Usaha Kecil

dan Menengah (UKM) melalui KSP/USP Koperasi.

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah Koperasi yang kegiatannya

hanya usaha simpan pinjam sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Simpan Pinjam. Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi adalah unit

95 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


usaha Koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam, sebagai

unit usaha otonom dari kegiatan usaha Koperasi yang

bersangkutan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9

Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam.

Kriteria yang perlu dimiliki oleh KSP/USP Koperasi agar

dapat menjadi penyalur dana MAP bagi sentra diatur dalam surat

keputusan sebagai berikut.

1. Apabila telah berbadan hukum lebih dari 1 tahun harus

telah menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan dalam 1

Tahun terakhir.

2. Melayani anggota atau calon anggota dalam sentra/klaster

UKM yang akan melakukan pengembangan usaha, memiliki

dampak peningkatan nilai tambah dan penyerapan tenaga

kerja.

3. Menyiapkan rencana usaha pengelolaan dana MAP 3 tahun

yang memberikan indikasi layak dan dapat

diwujudkan/diimplementasikan

4. Mendapat penilaian sehat atau cukup sehat dari Dinas yang

menangani penilaian kesehatan KSP/USP Koperasi.

96 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


5. Mudah dijangkau oleh Usaha Mikro dan Kecil yang berada di

dalam sentra (diprioritaskan bagi KSP/USP Koperasi yang

berada di dalam sentra)

6. Bagi KSP harus melampirkan neraca dan laba/rugi, khusus

untuk USP Koperasi melampirkan Neraca dan Laba/Rugi

tersendiri.

7. Jumlah anggota yang mengajukan pinjaman pertama kali

minimal 20 orang yang mempunyai usaha produktif/non

konsumtif.

8. Telah memiliki modal sendiri untuk Usaha Simpan Pinjam

minimal sebesar 7,5% dari dana MAP yang akan diterima

atau sekurang-kurangnya sebesar Rp. 15juta.

9. Diprioritaskan kepada KSP/USP Koperasi yang bersedia

bekerjasama dan mendapatkan dukungan Bank

Pelaksana/Lembaga Keuangan dalam hal:

a. Penyediaan dana padanan atau cadangan likuiditas.

b. Pembinaan dan supervisi manajemen.

c. Paket teknologi komputerisasi sistem manajemen

KSP/USP Koperasi dengan Bank Pelaksana/Lembaga

Keuangan yang bersangkutan.

97 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


10. Prioritas yang kedua diberikan kepada KSP/USP Koperasi

yang telah bersedia dan mendapatkan dukungan dari pihak

lain seperti Pemerintah Daerah, lembaga keuangan bank

maupun non-bank terutama dalam hal:

a. Penyediaan dana padanan atau cadangan likuiditas.

b. Pembinaan dan supervisi manajemen

11. Diutamakan yang belum mendapatkan bantuan sejenis dari

APBN senilai Rp. 50 juta atau lebih selama tiga tahun

terakhir, kecuali untuk mendukung pengembangan Usaha

Mikro dan Kecil berorientasi ekspor.

98 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan


BAB VII

KESIMPULAN, SARAN, DAN


REKOMENDASI

7.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam kajian
pembentukan sentra UKM di Kota Tangerang Selatan yaitu sebagai
berikut:
1.

99 Laporan Akhir Pembentukan Sentra UKM Kota Tangerang Selatan

Anda mungkin juga menyukai