Anda di halaman 1dari 13

TEMPAT IBADAH AGAMA KONGHUCU (KELENTENG)

Kelenteng adalah tempat ibadah bagi umat agama konghucu.


Kelenteng pada umumnya digunakan sebagai sarana tempat
bersembahyang/ibadah oleh kebanyakan orang Tionghoa (Buddha,
Khonghucu dan Tao). Namun secara umum bangunan Kelenteng
biasanya bergaya arsitektur khas Tiongkok, misalnya terdapat ukiran
Naga atau Liong pada bagian atas atap atau tiang/pilarnya,ada lukisan
Qilin binatang yang dianggap suci, bentuknya seperti seekor rusa,
kulitnya bersisik berwarna hijau keemasan, bertanduk tunggal.
TEMPAT IBADAH AGAMA BUDDHA (VIHARA)

Vihara adalah tempat ibadah umat Buddha yang juga dinamakan kuil.
Orang yang pergi ke vihara biasanya terdiri atas etnis Tionghoa. Hal inilah
yang kemudian membedakan antara sinkritisme, Buddisme, Taoisme, dan
Konfuciusisme dalam peribadatan pada ajaran Buddha. Vihara biasanya
berbentuk lokal yang mempunyai fungsi spiritual saja. Akan tetapi, ada juga
vihara yang berbentuk bangunan tradisional Tionghoa, seperti halnya pada
bangunan Vihara Buddhis aliran Mahayana yang berasal dari Tiongkok.
TEMPAT IBADAH AGAMA KATOLIK (GEREJA)

Agama Katolik juga termasuk ke dalam 6 agama di Indonesia


yang diakui keberadaannya. Agama Katolik menggunakan kitab
suci Alkitab dan memiliki tempat ibadah yang sama dengan Kristen
protestan yaitu Gereja. Hari besar keagamaan agama katolik juga
sama persis seperti pada hari besar keagamaan dalam agama
Kristen protestan.
TEMPAT IBADAH AGAMA KRISTEN PROTESTAN
(GEREJA)
Agama Kristen Protestan juga termasuk ke dalam agama
yang diakui di Indonesia dan memiliki jumlah penganut yang
cukup banyak. Nama kitab suci yang digunakan oleh umat
Kristen protestan adalah Alkitab. Untuk tempat ibadahnya, umat
Kristen protestan menggunakan Gereja. Agama Kristen protestan
memiliki hari-hari besar yaitu Hari Jumat Agung, Hari Natal, Hari
peringatan Yesus Kristus atau Isa Almasih, dan Hari paskah.
TEMPAT IBADAH AGAMA HINDU (PURA)
Agama di Indonesia lainnya yang sudah diakui
keberadaannya sejal lama adalah agama Hindu. Tempat ibadah
agama di Indonesia untuk agama hindu dinamakan Pura.
Permulaan agama hindu di Indonesia sudah dimulai sekitar 3000
tahun yang lalu. Untuk kitab sucinya, agama Hindu memiliki
kitab suci Weda, dan untuk hari rayanya terdapat 3 hari raya
yaitu Hari Raya Nyepi, Hari Raya Pagerwesi, dan Hari raya
Sagerwesi.
TEMPAT IBADAH AGAMA ISLAM (MESJID)

Agama Islam merupakan agama di Indonesia yang paling


banyak penganutnya. Sebagian besar masyarakat di Indonesia pada
berbagai wilayah yang tersebar merupakan umat muslim. Islam
mulai menyebar dan masuk ke Indonesia adalah pada abad ke-13.
Agama islam dapat tersebar di seluruh wilayah Indonesia tentunya
atas peran dari beberapa tokoh pengembang agama Islam di
Indonesia. Untuk tempat ibadahnya, agama islam memiliki tempat
ibadah yang disebut Mesjid.
RUMAH ADAT PADANG ( RUMAH GADANG )

Rumah Gadang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang


merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat,
Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat
dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama
Rumah Baanjuang. Namun tidak semua kawasan di Minangkabau (darek)
yang boleh didirikan rumah adat ini, hanya pada kawasan yang sudah memiliki
status sebagai nagari saja Rumah Gadang ini boleh didirikan.
RUMAH ADAT SULAWESI UTARA (WALEWANGKO)
Rumah adat Minahasa Sulawesi Utara disebut dengan nama
Walewangko. Nama tersebut berasal istilah wale atau bale, yaitu rumah atau
tempat melakukan akivitas untuk hidup keluarga. Ciri utama rumah
tradisional ini berupa ”Rumah Panggung” dengan 16 sampai 18 tiang
penyangga dengan dua tangga di depan rumah. Menurut kepercayaan nenek
moyang Minahasa, peletakan tangga tersebut dimaksudkan apabila ada roh
jahat yang mencoba untuk naik dari salah satu tangga maka roh jahat tersebut
akan kembali turun di tangga yang sebelahnya.
RUMAH ADAT JAWA TIMUR ( JOGLO )

Rumah adat Jawa Timur dikenal dengan nama Joglo. Rumah adat
Jawa Timur Joglo dikenal dengan bentuk limas dengan atap yang sangat
megah. Sebutan Joglo adalah dimaksudkan untuk atapnya yang besar
dengan mengambil stilasi model sebuah gunung. Mayoritas Rumah Joglo
dimiliki oleh para bangsawan dengan salah satu tujuan untuk menerima
tamu dengan jumlah yang besar. Rumah adat Jawa Timur Joglo memiliki
keunikan tersendiri yang membedakan dengan rumah adat lainnya. Salah
satu keunikannya adalah bahan pembuatan rumah yang dominan terbuat
dari kayu jati.
RUMAH ADAT BALI ( RUMAH GAPURA CANDI
BENTAR )
Rumah adat gapura canti bentar merupakan rumah adat
yang berasal dari provinsi Bali. Ciri khas rumah adat ini adalah
bentuknya menyerupai pura dan memiliki gapura di bagian
depan rumah. Rumah adat di Bali sangan kental dengan budaya
dan agamanya. Berbeda dengan rumah adat yang lainnya di
Indonesia. Rumah adat ini masih sangat mudah untuk
ditemukan. Itu artinya masyarakat di Bali sangat menjaga harta
kebudayaan yang mereka miliki.
RUMAH ADAT KALIMATAN TIMUR ( RUMAH LAMIN )
Rumah Lamin adalah rumah adat dari Kalimantan Timur. Rumah
Lamin adalah identitas masyarakat Dayak di Kalimantan Timur.Rumah
Lamin mempunyai panjang sekitar 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi
kurang lebih 3 meter.Rumah Lamin juga dikenal sebagai rumah panggung
yang panjang dari sambung menyambung.Rumah ini dapat ditinggal oleh
beberapa keluarga karena ukuran rumah yang cukup besar. Salah satu
rumah Lamin yang berada di Kalimantan Timur bahkan dihuni oleh 12
sampai 30 keluarga. Rumah Lamin dapat menampung kurang lebih 100
orang. Pada tahun 1967, rumah Lamin diresmikan oleh pemerintah
Indonesia.
RUMAH ADAT SUMATERA UTARA ( RUMAH
BOLON )

Rumah Bolon adalah rumah adat dari suku Batak


yang ada di Indonesia.Rumah Bolon berasal dari
daerah Sumatera Utara.Rumah Bolon adalah simbol
dari identitas masyarakat Batak yang tinggal di
Sumatera Utara. Sayangnya, rumah Bolon saat ini
jumlah tidak terlalu banyak sehingga beberapa jenis
rumah Bolon bahkan sulit ditemukan.Saat ini, rumah
bolon adalah salah satu objek wisata di Sumatera
Utara.
RUMAH ADAT PAPUA ( RUMAH HONAI )
Nama rumah adat Papua, baik Provinsi Papua maupun
Provinsi Papua Barat, keduanya sama-sama disebut Honai.
Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut
yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja dibangun
sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk
menahan hawa dingin pegunungan Papua. Honai biasanya
dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah
disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk
menghangatkan diri.

RUMAH ADAT

TEMPAT IBADAH
NAMA : CHRISTIANA JUNITA PANJAITAN
KELAS : VII – 1

Anda mungkin juga menyukai