Anda di halaman 1dari 2

Sikap Aliansi BEM Seluruh Indonesia

Terhadap Ajakan Pertemuan dengan Presiden Jokowi

Bahwa sesungguhnya setiap aspirasi mahasiswa berasal dari kantung-kantung


kegelisahan masyarakat akibat tidak sesuainya kebijakan negara dengan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai gerakan yang dilakukan mahasiswa diberbagai
wilayah saat ini telah menyuarakan tuntutan yang jelas. Seluruh aksi demonstrasi ini tidak
akan terjadi apabila negara mau membuka diri serta mampu mendengar apa yang
diinginkan oleh masyarakat.
Di saat yang sama, kami kecewa atas setiap tindak kekerasan yang dilakukan aparat
keamanan yang mana di era Pasca Reformasi seolah mendapatkan angin segar. Presiden
Jokowi seharusnya bisa menangani setiap aksi demonstrasi sebagai bagian aspirasi publik
dengan cara yang persuasif, humanis, dan tidak represif. Namun demikian, kondisi saat ini
mengharuskan Presiden untuk ambil bagian dalam mengusut, menindak, dan memberikan
sanksi kepada aparat yang telah melakukan tindak kekerasan kepada massa aksi.
Bagi kami gerakan ini muncul dari kesadaran kolektif yang didasarkan kepada moral
dan intelektual, sehingga tidak ada niatan sedikitpun untuk melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan konstitusi. Ruang dialog di kampus adalah bagian dari proses yang
mendewasakan mahasiswa. Berbagai diskusi kritis, tulisan yang beredar, dan rekomendasi
kebijakan kerap diajukan. Hanya saja, selama ini suara mahasiswa tidak banyak
dipertimbangkan dalam proses pembuatan kebijakan negara. Akhirnya, mahasiswa datang
kepada penguasa menuntut ruang partisipasi yang memungkinkan suara mahasiswa bisa
didengarkan. Akan tetapi, baru saja beredar instruksi dari Menristekdikti yang mengancam
Rektor untuk menertibkan mahasiswa yang ingin mengartikulasikan pikiran di arena
publik.
Dalam sejarah lima tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, ruang dialog dengan
pemerintah sangat terbatas. Aliansi BEM Seluruh Indonesia pernah diundang ke Istana
Negara satu kali pada 2015. Akan tetapi, undangan tersebut dilakukan diruang tertutup.
Hasilnya jelas, gerakan mahasiswa terpecah. Kami belajar dari proses ini dan tidak ingin
menjadi alat permainan penguasa yang sedang krisis legitimasi publik, sehingga akhirnya
melupakan substansi terkait beberapa tuntutan aksi yang diajukan.
Kami juga merasa tuntutan yang kami ajukan telah tersampaikan secara jelas di
berbagai aksi dan juga jalur media. Sehingga sejatinya yang dibutuhkan bukanlah sebuah
pertemuan yang penuh negosiasi, melainkan sikap tegas Presiden terhadap tuntutan
mahasiswa. Secara sederhana, tuntutan kami tak pernah tertuju pada pertemuan, melainkan
tujuan kami adalah Bapak Presiden memenuhi tuntutan.
Dengan demikian, menyikapi ajakan pertemuan dengan Presiden Jokowi, Aliansi
BEM Seluruh Indonesia hanya bersedia bertemu dengan Presiden apabila:
1. Dilaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui
kanal televisi nasional.
2. Presiden menyikapi berbagai tuntutan mahasiswa yang tercantum di dalam
‘Maklumat Tuntaskan Reformasi” secara tegas dan tuntas.

Pertemuan tersebut harus menjamin bahwa nantinya akan ada kebijakan yang
konkret demi terwujudnya tatanan masyarakat yang lebih baik. Demikian sikap Aliansi
BEM Seluruh Indonesia. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

Tertanda,
Koordinator Pusat Aliansi BEM seluruh Indonesia
Muhammad Nurdiyansyah

Anda mungkin juga menyukai