Anda di halaman 1dari 4

NAMA: DEVIA AFIANI

NIM: 14041202038

KELOMPOK: 2

1. Analisis ABC

Analisis ABC adalah analisis konsumsi obat tahunan untuk menentukan item-item obat
mana saja yang memiliki porsi dana terbesar. Analisis ABC dapat diterapkan dengan
menggunakan data konsumsi obat selama satu tahun atau kurang. Metode ini dalam proses
pengadaan digunakan untuk memastikan bahwa pengadaan sesuai dengan prioritas kesehatan
masyarakat dan menaksir frekuensi pemesanan yang mempengaruhi keseluruhan
persediaan.Dalam analisis ABC persediaan dikelompokkan menjadi tiga kelompok (A, B, dan C)
berdasarkan nilai penggunaan tahunan. Analisis ABC dibedakan menjadi dua macam, yaitu
analisis nilai pakai dan analisis nilai investasi. Analisis nilai pakai adalah analisis untuk
mengelompokkan obat berdasarkan jumlah pemakaian dari setiap item obat. Analisis nilai
invetasi adalah analisis untuk mengelompokkan obat berdasarkan nilai investasi dari setiap item
obat.

Metode analisis ABC membantu menentukan prioritas untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas anggaran. Metode ini dapat membantu untuk merasionalkan jumlah pemesanan dan
mengurangi perencanaan untuk periode tertentu. Jika semua obat diperlakukan dengan cara yang
sama, makadapat dibutuhkan biaya yang besar dan kemungkinan salah dalam memprioritaskan
barang . Prinsip perhitungan dengan metode analisis ABC adalah dengan menempatkan jenis-
jenis perencanaan obat ke dalam suatu urutan, dimulai dengan jenis yang memakan anggaran
terbanyak. Urutan langkahnya, sebagai berikut:

a) Mengumpulkan kebutuhan sediaan farmasi yang diperoleh dari salah satu metode
perencanaan, daftar harga sediaan farmasi, dan biaya yang diperlukan untuk tiap
nama obat. Kemudian mengelompokkan ke dalam jenis/kategori, dan jumlahkan
biaya per jenis kategori sediaan farmasi;
b) Menjumlah anggaran total, lalu menghitung masing-masing persentase jenis sediaan
farmasi terhadap anggaran total;

c) Mengurutkan kembali jenis-jenis sediaan farmasi diatas, dimulai dengan jenis yang
memakan persentase biaya terbanyak;

d) Menghitung persentase kumulatif, dimulai dengan urutan 1 dan seterusnya;

e) Mengelompokkan berdasarkan nilai pemakaian obat, dengan cara mengurutkan nilai


pemakaian terbesar sampai nilai yang terkecil:

1) Sediaan farmasi kategori A menyerap anggaran 70% dengan jumlah item obat
sebanyak 20%;

2) Sediaan farmasi kategori B menyerap anggaran 20% dengan jumlah item obat
sebanyak 10%;

3) Sediaan farmasi kategori C menyerap anggaran 10% dengan jumlah item obat
sebanyak 70%.

Analisis ABC memiliki kelemahan, antara lain:

a. Analisis ABC tidak memberikan informasi berhubungan dengan obat yang penting dan kritis;

b. Beberapa obat dengan pemakaian yang tinggi yang memiliki nilai kontribusi tinggi pada
persediaan, bisa saja tidak penting seperti obat yang ada pada kategori B dan C.

Berdasarkan kelemahan tersebut, analisis ABC tidaklah cukup untuk mendukung manajemen
pengendalian persediaan obat. Oleh karena itu, analisis ABC harus disertai dengan klasifikasi
VEN dimana analisis ini berfokus pada obat-obatan kritis berdasarkan tingkat urgensi obat di
rumah sakit.

2. Analisis VEN

Analisis VEN adalah metode untuk membantu membuat prioritas untuk pembelian obat-
obatan dan menjaga persediaan. Obat-obatan dibagi berdasarkan dampaknya pada kesehatan
menjadi Vital (V), Esensial (E), dan Non-Esensial (N).
a) Vital (V) adalah kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital), yang termasuk dalam
kelompok ini, antara lain obat penyelamat (life saving drug), obat-obatan untuk
pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit penyebab
kematian terbesar dengan penambahan 20 % untuk buffer stock. Contoh obat yang
termasuk jenis obat vital adalahadrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung.

b) Esensial (E) bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk menyembuhkan
penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien dengan penambahan 10 % untuk buffer
stock. Contoh obat yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotik, obat
gastrointestinal, NSAID dan lain-lain.

c) Non-esensial (N) meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang digunakan untuk
penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), perbekalan farmasi yang diragukan
manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namun tidak mempunyai kelebihan manfaat
dibanding perbekalan farmasi lainnya dengan penambahan 5 % untuk buffer stock.
Contoh obat yang termasuk jenis obat non-essensial adalah vitamin, suplemen dan lain-
lain.

Dalam penentuan kriteria perlu mempertimbangkan kebutuhan masing-masing spesialisasi.


Kriteria yang disusun dapat mencakup berbagai aspek antara lain klinis, konsumsi, target kondisi
dan biaya. Langkah-langkah dalam melakukan analisis VEN menurut WHO (2007), sebagai
berikut:

1) Klasifikasi semua obat dalam daftar sebagai V, E, atau N;

2) Menganalisis item N. Bila memungkinkan, kurangi jumlah pembelian atau penghapusan


pembelian seluruhnya;

3) Identifikasi dan batasi duplikasi terapeutik;

4) Pertimbangkan kembali jumlah pembelian yang diajukan;

5) Temukan dana tambahan jika dibutuhkan atau mungkin.

3. Analisis pendukung
a) Analisis ABC Indeks Kritis

Analisis ABC indeks kritis digunakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana
dengan mengelompokkan obat berdasarkan dampaknya pada kesehatan. Nilai Indeks Kritis
(NIK) dikelompokkan dalam kriteria kelompok A dengan NIK 9,5–12, kelompok B dengan NIK
6,5–9,4, dan kelompok C dengan NIK 4–6,4. Kelompok A dengan NIK tertinggi, yaitu 12 (dua
belas) merupakan obat yang sangat kritis bagi sebagian besar pemakainya atau bagi satu atau dua
pemakai dan memiliki turn over yang tinggi

b) Safety Stock

Safety stock adalah jumlah stok yang harus tetap ada dalam persediaan. Jumlah ini harus
ada selama tidak ada suplai dari pemasok atau saat ada permintaan di luar dugaan. Jumlah safety
stock minimal diperlukan untuk mencegah stock out. Tingkat persediaan rata-rata ditentukan
oleh tingkat layanan. Walaupun demikian, peningkatankebutuhan safety stock tidak berbanding
lurus dengan peningkatan pelayanan. Lead time yang tidak menentu juga dapat meningkatkan
jumlah safety stock.

c) Economic Order Quantity (EOQ)

Economic Order Quantity (EOQ) adalah suatu model matematika yang dikembangkan dalam
manajemen persediaan. Model ini banyak digunakan dalam perusahaan yang melakukan
pembelian terus menerus. Ide dasar EOQ adalah jumlah pesanan yang ideal untuk setiap item
obat, yang optimal dan seimbang antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Penghitungan
EOQ secara periodik untuk item dengan penggunaan dan investasi tinggi (kelompok A) sangat
berguna untuk membandingkan teori jumlah pemesanan ideal dengan prakteknya

d) Reorder Point (ROP)

Reorder point atau titik pemesanan kembali sering digunakan dalam penjadwalan
pembelian. Dengan menggunakan pendekatan teoretik, stok diupayakan dapat memenuhi
permintaan, namun tidak berlebih. Stok terakhir untuk pemesanan selanjutnya ditentukan pada
titik tertentu. Safety stock dapat menjadi bagian dari stok minimal untuk melindungi dari variasi
jumlah permintaan dan kinerja supplier.

Anda mungkin juga menyukai