Anda di halaman 1dari 8

Evaluasi Membuka Mulut

Pada pemeriksaan pasien dengan gangguan temporomandibula, pertama kali yang


harus diperiksa adalah pergerakan rahang secara aktif (Active jaw movements atau
Range of Motion) dan pasif (Passive jaw movements/endfeel) kemudian dilanjutkan
dengan palpasi otot-otot pengunyahan

Buka Mulut Maksimal

Pengukuran Buka Mulut Maksimal tanpa bantuan operator (maximum unassisted


opening). Pasien diminta untuk memposisikan rahang bawah senyaman mungkin.
Kemudian diminta untuk membuka mulut “Buka mulut selebar mungkin, meskipun
terasa sedikit nyeri”. Meletakkan ujung penggaris pada incisal edge gigi seri pertama
rahang atas dan diukur secara tegak lurus ke labio-incisal edge gigi seri pertama
rahang bawah, catatlah hasil pengukuran dan ada atau tidak ada rasa sakit. Bila ada
rasa sakit, catatlah lokasinya.

Hasil pengukuran untuk menentukan Buka Mulut Maksimal, berupa hasil pengukuran
inter-incisal edge (mm) ditambah dengan hasil pengukuran overjet (mm).

Pengukuran Buka Mulut Maksimal Tanpa Rasa Nyeri (pain-free unassisted opening).
Pasien diminta untuk memposisikan rahang bawah senyaman mungkin. Kemudian
diminta untuk membuka mulut “Buka mulut selebar mungkin, dan berhenti saat
mulai terasa nyeri”. Meletakkan ujung penggaris pada incisal edge gigi seri pertama
rahang atas dan diukur secara tegak lurus ke labio-incisal edge gigi seri pertama
rahang bawah, catatlah hasil pengukuran dan ada atau tidak ada rasa nyeri. Bila ada
rasa nyeri, catatlah lokasinya.

Hasil pengukuran untuk menentukan Buka Mulut Maksimal, berupa hasil pengukuran
inter-incisal edge (mm) ditambah dengan hasil pengukuran overjet (mm).

Pengukuran Buka Mulut Maksimal Dengan bantuan Operator (maximum assisted


opening). Pasien diminta untuk memposisikan rahang bawah senyaman mungkin.
Kemudian diminta untuk membuka mulut “Buka mulut selebar mungkin, meskipun
terasa sedikit nyeri” kemudian dengan bantuan jari jempol dan telunjuk operator
membuka mulut pasien lebih lebar. Meletakkan ujung penggaris pada incisal edge
gigi seri pertama rahang atas dan diukur secara tegak lurus ke labio-incisal edge gigi
seri pertama rahang bawah, catatlah hasil pengukuran dan ada atau tidak ada rasa
nyeri. Bila ada rasa nyeri, catatlah lokasinya.

Hasil pengukuran untuk menentukan Buka Mulut Maksimal, berupa hasil pengukuran
inter-incisal edge (mm) ditambah dengan hasil pengukuran overjet (mm).

Pergerakan Rahang Bawah ke kiri

Pengukuran pergerakan rahang bawah ke kiri. Pasien diminta untuk membuka mulut
sedikit dan menggerakkan rahang bawah sejauh mungkin ke kiri, meskipun terasa
tidak nyaman. Bila perlu, dilakukan pengulangan pergerakan (“gerakan rahang
bawah saudara sejauh mungkin ke kiri, meskipun ada rasa tidak nyaman dan
gerakan kembali ke posisi semula. Gerakkan rahang saudara kembali ke kiri”).
Gunakan penggaris untuk mengukur jarak antara labio-incisal embrasure gigi seri
rahang atas ke labio-incisal embrasure gigi seri rahang bawah.

Bila ada pergeseran garis median (incisal embrasure gigi seri rahang atas dan rahang
bawah tidak segaris vertical), proyeksikan labio-incisal embrasure gigi seri rahang
atas ke permukaan labial gigi seri rahang bawah dan beri tanda. kemudian jarak
diukur dari labio-incisal embrasure gigi seri rahang atas ke tanda pada gigi seri
rahang bawah dan catat hasil pengukuran dan ada atau tidak ada rasa sakit. Bila ada
rasa nyeri, catatlah lokasinya.

Pergerakan Rahang Bawah ke Kanan

Mencatat hasil pengukuran sama seperti yang dilakukan untuk mengukur pergerakan
rahang bawah ke kiri.
Protrusi

Pengukuran untuk pergerakan protrusi. Pasien diminta untuk membuka mulut sedikit
dan rahang bawah digerakkan maju ke depan (“Gerakkan rahang saudara ke depan
sejauh mungkin, meskipun terasa tidak nyaman”). Cara pengukuran, ukur overjet
lebih dulu, kemudian tambahkan dengan jarak pengukuran antara permukaan labial
rahang atas dan incisal edge rahang bawah. Pengukuran dapat memakai penggaris
atau kaliper dan catat hasil pengukuran serta ada atau tidak ada rasa nyeri. Bila ada
rasa sakit, catat lokasinya. Bila pasien deep overbite, pasien diminta untuk membuka
mulut lebih lebar agar dapat melakukan gerakan protrusi tanpa gangguan gigi
incisive rahang atas..

Pola arah gerakan membuka rahang bawah.

Pasien diminta untuk memposisikan rahang bawah senyaman mungkin (“Posisikan


mulut saudara pada posisi yang paling nyaman dengan gigi-gigi saling bersentuhan
secara ringan”). Letakakan ibu jari dibawah bibir bawah pasien sehingga tampak
gigi-gigi anterior rahang bawah. Kemudian pasien diminta untuk membuka mulut
selebar mungkin meskipun ada rasa nyeri.

Bila derajat deviasi tidak jelas, gunakan penggaris yang diletakkan secara vertikal
diantara embrasure gigi seri rahang atas dan bawah (atau beri tanda pada gigi seri
rahang bawah bila garis median tidak sesuai) sebagai panduan. Pasien diminta untuk
membuka mulut sebanyak 3 kali.

Lurus : bila tidak ada penyimpangan selama membuka mulut

Defleksi : penyimpangan ke satu arah pada saat membuka mulut dan makin besar
saat akhir membuka mulut maksimal. (penyimpangan pergerakan rahang
bawah dari garis median ke salah satu sisi selama membuka mulut dan
tidak kembali ke garis median).

Deviasi : penyimpangan pergerakan rahang bawah ke kanan atau kiri tetapi kembali
ke garis median saat akhir membuka mulut maksimal (pergerakan rahang
bawah yang menjauh dari garis median selama membuka mulut dan
kembali ke garis median saat akhir membuka mulut / ROM).

GAMBAR DAPAT DILIHAT DI “MANUAL CLINICAL EXAMINATION TECHNIQUES FOR


SYSTEMATIC TESTING OF TEMPOROMANDIBULA DISORDER”.

Palpasi Otot Pengunyahan

Palpasi otot pengunyahan adalah pemeriksaan pada jaringan lunak dengan memakai
tekanan ringan. Palpasi dilakukan pada posisi otot pasif atau istirahat, gigi tidak
saling bersentuhan. Bila perlu untuk menentukan letak otot dengan tepat, pasien
dapat diminta untuk menyentuhkan gigi-giginya dengan ringan kemudian relaks.

Palpasi pada otot-otot pengunyahan akan menampakkan apakah otot-otot tersebut


keras atau lunak yang berhubungan dengan aktifitas yang berlebihan dari otot-otot
sehingga hasil kerja yang berlebihan akibat dari pergerakan yang tidak beraturan.
Kerja otot yang berlebihan akan terjadi bila dipakai untuk menahan rahang terus
menerus selama pergerakan menutup mulut ke ICP.

Bila akan memulai tindakan palpasi, jelaskan pada pasien bahwa anda akan
memberikan tekanan ringan pada otot pengunyahannya. Tunjukkan besarnya
tekanan yang akan diberikan pada lengan pasien dan pastikan pada daerah yang
tidak nyeri sebagai contoh. Katakan pada pasien bahwa anda memerlukan
penjelasan darinya baik ada rasa nyeri yang ringan, cukup nyeri, nyeri sekali atau
tidak nyeri. (“Saya akan mulai menekan otot anda. Saya ingin anda menyentuhkan
gigi anda dengan ringan kemudian relaks dan gigi-gigi anda sedikit terbuka, dan
katakan bila ada rasa nyeri”)

Pada saat palpasi, memakai gerakan yang berkesinambungan, geserkan jari sejawat
disepanjang panjang dan lebar otot sambil menanyakan adanya rasa nyeri pada
daerah yang ditekan. Sejawat juga merasakan apakah ada kelainan, kontraksi atau
pembesaran dari otot-otot tersebut.

Gerakan palpasi dimulai dari otot anterior, medial dan posterior temporalis, maseter,
medial dan lateral pterygoid.

Otot Temporalis

Otot yang pertama kali diperiksa adalah otot Temporalis. Dengan meminta pasien
untuk menyentuhkan gigi-giginya (clench), sejawat akan dapat menentukan letak
otot Temporalis. Tekan disepanjang panjang dan lebar otot (bentuk seperti kipas)
sambil menanyakan adanya rasa nyeri/atau tidak.

Otot Temporalis merupakan pusat nyeri kepala akibat dari perbaikan oklusal. Otot
Temporalis merupakan otot yang langsung berlawanan dengan lateral pterygoid.
Otot ini mempunyai perlekatan di belakang dinding samping mata dan dapat menjadi
sumber rasa nyeri di belakang mata. Nyeri kepala temporal merupakan keluhan yang
paling sering berhubungan dengan ketidakseimbangan oklusal-otot.

Otot Masseter

Otot Masseter permukaannya memanjang dari bawah tulang pipi turun ke arah
rahang bawah di daerah molar. Bila sejawat meminta pasien untuk menggigit, akan
memudahkan mengetahui tempat otot tersebut. Otot akan terasa membengkak atau
membesar pada pasien dengan bruxism. Rasa sakit pada penekanan hampir selalu
mengindikasikan adanya gangguan oklusal yang memerlukan perpindahan kondili
pada sisi yang sama untuk mencapai MI.

Rasa sakit dan kesulitan membuka mulut pada pagi hari mengindikasikan nocturnal
bruxism.
Otot Medial Pterygoid

Otot Medial Pterygoid merupakan otot yang tebal bersisi empat (quadrilateral) yang
dapat dicapai dari dalam rongga mulut dibelakang molar ketiga. Pasien diminta
membuka mulut kira-kira 10-15 mm dari MI, geserkan jari telunjuk kearah belakang
sepanjang permukaan bukal.

Penekanan pada otot Medial Pterygoid memberikan tanda klinis yang signifikan
untuk ketidakseimbangan oklusal-otot. Otot ini mudah ditekan dan mempunyai
hubungan langsung dengan arah perpindahan kondili pada sisi yang sama. Otot
Medial Pterygoid merupakan petunjuk diagnosis yang dapat dipercaya pada rasa
sakit saat dilakukan penekanan bila kondili pada sisi yang sama harus berpindah
untuk mencapai MI.

Otot Lateral Pterygoid

Otot Lateral Pterygoid dibagi menjadi 2 bagian yaitu Inferior Lateral Pterygoid dan
Superior Lateral Pterygoid. Otot Lateral Pterygoid merupakan otot yang tebal dan
pendek dengan fungsi untuk menggerakkan rahang bawah dan berperan untuk
membuka dan menutup mulut.

Penekanan pada otot Lateral Pterygoid tidak praktis, hanya efektif untuk
menentukan sumber rasa nyeri. Minta pasien untuk memajukan sedikit (protrude)
rahang bawah dan pada saat yang sama dilakukan penekanan rahang bawah ke
belakang untuk merangsang reaksi otot. Rasa nyeri otot merupakan reaksi dari tes
tersebut.

Evaluasi Suara Sendi

Pasien mungkin mengeluh ada suara klik selama pemeriksaan. Suara dari TMJ dapat
diketahui dengan menggunakan alat bantu stetoskop atau Doppler. Suara sendi juga
dapat didengar tanpa bantuan alat. Selama evaluasi, sejawat mungkin dapat
mendengar suara krepitus atau klik selama pasien mulai membuka mulut atau
membuka mulut lebar.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara meminta pasien untuk membuka dan menutup
mulut perlahan-lahan dan mendengarkan ada tidaknya suara klik atau krepitus saat
rahang bawah bergerak membuka (open click) dan menutup (close click)..

A. Evaluasi Membuka Mulut :

Sejawat menentukan seberapa besar membuka mulut maksimal


(maximum unassisted opening) dan bila tidak dapat membuka mulut maksimal,
seberapa besar yang dapat dicapai oleh pasien tanpa rasa nyeri (pain-free
unassisted opening) serta seberapa besar membuka mulut maksimal dengan
bantuan operator (maximum assisted opening).

Normal (mm)

- Buka mulut maksimal (mm) ……………………………………………..35 – 40


- Pergerakan kesamping kanan …………………………………………….. 7 – 15
- Pergerakan kesamping kiri …………………………………………………. 7 – 15
- Pergerakan Protrusi ………………………………………………………… 7 – 15

Selain itu, menentukan ada tidaknya deviasi/defleksi ke kanan atau kiri bila pasien
membuka mulut maksimal dan protrusi.

Bila ada, dicatat dengan “Ya” pada kolom 1 Borang Temuan Gangguan
Temporomandibula dan lembar analisis data.

B. Palpasi Otot Pengunyahan

Palpasi otot pengunyahan merupakan prosedur standar pada


pemeriksaan gangguan temporomandibula. Otot pengunyahan akan terasa nyeri
bila otot-otot tersebut mengalami kerja yang berlebihan akibat dari kerja otot
yang tidak teratur.

Bila ada reaksi positif dicatat dengan “Ya“ pada kolom 1 Borang Temuan
Gangguan Temporomandibula dan lembar analisis data.
C. Evaluasi Suara Sendi Rahang.

Hubungan sendi rahang yang normal tidak menimbulkan suara. Bila


terdengar suara pada saat sendi bergerak menunjukkan kemungkinan adanya
gangguan pada sendi rahang (intracapsular disorder). Bila pasien membuka
mulut, terdengar krepitasi berupa suara berisik atau suara klik. Suara klik dapat
berupa open click dan/atau close click, bila keduanya terjadi disebut dengan
reciprocal click,

Bila ada suara klik atau krepitus dicatat dengan “Ya” pada kolom 1 Borang
Temuan Gangguan Temporomandibula dan lembar analisis data.

Anda mungkin juga menyukai