Anda di halaman 1dari 11

PENATALAKSANAAN TRISMUS KARENA

MUSCULAR SPASM DENGAN TEHNIK FORCIBLE


JAW OPENING : LAPORAN KASUS

Surya Atmajaya* Amalia Fauqiah Ashari * Indra Mulyawan**


Andra Rizqiawan**
*Residen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
**Staf Pengajar Bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial Universitas Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
PENDAHULUAN
• Trismus merupakan gangguan temporomandibular dengan gejala
keterbatasan membuka mulut disertai rasa sakit akibat terjadinya
disfungsi otot-otot pengunyahan dan sendi temporomandibular.
• Muscular spasme atau trismus adalah kontraksi tak sadar dari otot rahang
yang terjadi secara tiba-tiba maupun berkesinambungan biasanya nyeri
dan seringkali dapat menimbulkan gangguan fungsi, deviasi mandibula
saat membuka mulut dan keterbatasan pergerakan mandibular.
• Mengukur pembukaan rahang menggunakan penggaris atau kaliper, dari
tepi bawah gigi insisvus yang terletak tepat ditengah maksila sampai
dengan tepi atas gigi insisivus yang terletak tepat di rahang mandibula.,
yang normal 35 mm untuk wanita, 40 mm untuk laki-laki
• Forcible jaw opening salah satu penatalaksanaan pada trismus dengan
metode perlakuan pembukaan mulut secara paksa menggunakan alat
dengan general anestesi dan dipertahankan selama beberapa waktu,
dengan heister maupun mouthgag.
CASE REPORT
• Pasien perempuan usia 22 tahun , keluhan nyeri
sendi rahang dan kesulitan untuk membuka mulut
lebar (± 2,5 cm), dirasakan memberat 1 tahun
terakhir, riwayat jatuh dari sepeda motor dengan
wajah membentur jalan sejak 5 tahun yang lalu dan
tidak ada penanganan khusus.
• klinis regio maksilofasial : asimetri wajah (-), edema
(-), hiperemi(-), pergerakan condyle simetris,
clicking region TMJ D, nyeri TMJ D et S (+), buka
mulut 2 jari (± 2,5 cm), oklusi RA/RB baik
Foto membuka mulut pre operasi

Pada pemeriksaan tampak buka mulut 2 jari (± 2,5 cm), oklusi


RA/RB baik, disertai nyeri ketika membuka mulut lebar.
Panoramik

posisi processus condyle berada pada fossa


glenoidalis.
Radiografik TMJ Open-closed mouth

gambaran condyle D
et S diatas puncak
tuberculum/
eminentia articularis
saat posisi membuka
mulut, kemudian
processus condyle D
et S tidak melebihi
eminentia articularis
pada saat posisi
membuka mulut.
Durante operasi Forcible jaw opening
heister dengan general anestesi.

dilakukan Forcible jaw opening dengan menggunakan heister hingga


membuka mulut maksimal (± 3,5 cm) dan dipertahankan dengan mouth gag
/ bite block selama 1 hari .
Pembukaan mulut post operasi H+1

pada post operasi H+1 tampak buka mulut ± 3,5 cm, oklusi RA/RB baik,
keluhan nyeri minimal saat membuka mulut lebar (skala nyeri 1)
Pembukaan mulut post operasi H+14

Pada H+14 post operasi tampak buka mulut tetap ± 3,5 cm


dengan oklusi baik dan tidak ada keluhan nyeri (skala nyeri 0
Pembahasan
• Temporomandibula Disorder (TMD) oleh karena muscular spasme
dengan gejala trismus, clicking TMJ serta nyeri saat membuka mulut
lebar.
• Disebabkan oleh daya benturan diterima mandibula diteruskan
pada sendi TMJ, dimana arah dan kekuatan benturan
mempengaruhi prognosis serta tatalaksana perawatan
• Forceful jaw opening penatalaksanaan trismus karena muscular
spasme, denga membuka paksa rahang mandibula dengan
menggunakan heister kemudian diukur hingga selebar ± 3,5cm
(jarak maximal interincisal (MID) gigi insisve atas dan bawah)
• Pertahankan posisi membuka mulut dengan mouthgag post op H+1
hingga 2 bulan dirumah, kemudian dievaluasi.
• Tatalaksana trismus dengan teknik forcible jaw opening dengan
general anestesi dapat mempersingkat perawatan dibandingkan
dengan anestesi lokal.
Kesimpulan
Tatalaksana pasien trismus oleh karena muscular
spasm dengan mengunakan cara forcible jaw
opening dengan general anesthesi memberikan
hasil yang baik pada post operasi, sehingga
membuka mulut lebar (± 3,5cm) serta
kenyamanan selama dan sesudah operasi.

Anda mungkin juga menyukai