Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

INSENTIF RAIH HKI

KARTUN
“Kacamata Pintar Dengan Navigasi Suara Untuk Tunanetra”

Jenis HKI : Paten

Tahun : 2019

Pengusul/Inventor Utama : Nuyono Satya Widodo

SENTRA-HKI
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
Jalan Gondosuli 1, Yogyakarta-55166
Telp.(0274)542886, Faks.(0274)564604, HP.085746722592
4 Agustus 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul kegiatan yang diusulkan:

KARTUN “Kacamata Pintar Dengan Navigasi Suara Untuk Tunanetra”

Jenis HKI (pengusul wajib memilih yang sesuai):

Paten

Hak Cipta (khusus di bidang software)

Desain Industri

Desain Tata Letak dan Sirkuit Terpadu

Perlindungan Varietas Tanaman

Tahun: 2019

Keterangan Lembaga/Instansi Pengusul


Nama Pengusul/Inventor Utama Nuryono Satya Widodo
Nama Lembaga/Institusi Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP)
Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
Unit Organisasi Teknik Elektro - FTI - UAD
Alamat Jl Parang tritis KM 13, RT 12 Ngaglik Patalan, Jetis,
Bantul, Yogyakarta

HP /email 081392232952/nuryono.sw@ee.uad.ac.id

Jangka Waktu Kegiatan : 5 bulan

2
Rekapitulasi Biaya yang Diusulkan :

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Perlengkapan Yang diperlukan 5.557.000


2 Bahan Habis Pakai 665.000
3 Perjalanan 1.150.000
Lain-lain : Percetakan Produk, Administrasi, Paket
4 Internet, Publikasi, dan Pengadaan Laporan 845.000

Jumlah 8.217.000

Setuju diusulkan:
Pengusul/Inventor Utama, Atasan Langsung

Nuryono Satya Widodo, S.T., M.Eng. Nuryono Satya Widodo, S.T., M.Eng.

Kepala,
Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP)
Universitas Ahmad Dahlan,

Dr.Widodo, M.Si.

3
I. Pendahuluan

1) Latar Belakang

Indera penglihatan adalah salah satu sumber informasi vital bagi manusia. Tidak
berlebihan apabila dikemukakan bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh oleh
manusia berasal dari indera penglihatan, sedangkan selebihnya berasal dari panca indera yang
lain. Dengan demikian, dapat dipahami bila seseorang mengalami gangguan pada indera
penglihatan, maka kemampuan aktifitasnya akan jadi sangat terbatas, karena informasi yang
diperoleh akan jauh berkurang dibandingkan mereka yang berpenglihatan normal. Apabila
tidak mendapat penanganan/rehabilitasi khusus, hal ini akan mengakibatkan timbulnya
berbagai kendala psikologis, seperti misalnya perasaan inferior, depresi, atau hilangnya
makna hidup dan sebagainya.
Sardegna (2002) menjelaskan bahwa tunanetra adalah individu yang kehilangan
penglihatan karena kedua indera penglihatannya tidak berfungsi seperti orang awas.
Tunanetra dibagi menjadi dua, yaitu buta (totally blind) dan low vision. Pada umumnya
individu tunanetra tidak memiliki kendali yang sama terhadap lingkungan dan diri sendiri,
seperti yang dilakukan oleh individu awas. Keterbatasan tersebut dimungkinkan menghambat
penyandang tuna netra dalam melakukan akitivitas hari-hari (Delphie : 2006). Permasalahan
utama yang dialami individu yang mengalami tunanetra terkait dengan ketidakmampuan
untuk bekerja, hidup produktif, diasingkan dan akan selalu bergantung pada orang lain.
Dampak lain dari hilangnya penglihatan pada individu dewasa awal adalah perasaan
kehilangan kemampuan untuk mengikuti aturan sosial yang berlaku di masyarakat (Crews &
Campbell : 2004).
Pada umumnya penyandang tunanetra menggunakan alat bantu jalan berupa tongkat
putih atau anjing terlatih untuk membantu pergerakan dan meningkatkan keamanan dan
kemandirian pada saat berjalan. Maka dari itu penyandang tunanetra membutuhkan alat bantu
yang dapat memudahkan mereka dalam beraktivitas dan mengetahui lingkungan di sekitar
mereka, karena dengan mempunyai informasi yang cukup terhadap jalur perjalanan yang
akan di lewati penyandang tunanetra dapat lebih nyaman untuk bernavigasi pada lingkungan
yang belum dikenal (Gatra Wikan Arminda dkk : 2011)

4
2) Ruang Lingkup

Inovasi dan invensi ini adalah berkaitan tentang alat kacamata pintar dengan navigasi suara
untuk tunanetra. Teknologi yang digunakan alat ini menggunakan beberapa perangkat seperti
GPS (Global Positioning System), Arduino pro micro, voice recognition, DFT Mp 3 player,
SRF HC-04, dan micro SD. Alat ini dibagi menjadi beberapa bagian komponen yang saling
terintegrasi yaitu bagian pendeteksi atau sensor, bagian pengolah dan menampilkan data,
bagian pengirim dan penerima sinyal. Invensi ini diharapakan dapat membantu para
penyandang tunanetra mampu berkaktifitas sehari lebih mudah sehingga layak untuk
dilakukan paten ke pihak berwenang

3) Tujuan/Sasaran Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah melakukan serangkaian proses pengajuan Paten terhadap
inovasi dan invensi yang telah dijelaskan di atas, dengan sasaran utama kegiatan adalah
diberikannya hak Paten oleh pihak berwenang, dan dapat membantu para penyandang
tunanetra Indonesia. Penambahan Paten dari penelitian diharapkan menumbuhkan kualitas
semangat penelitian dan paten dikalangan para peneliti maupun perguruan tinggi.

Target dalam penyusunan paten telah dibuat dalam lima tahap dari mulai perolehan
paten, pembuatan alat dan uji alat, publikasi ilmiah, sertifikasi dari kementrian sosial, hingga
tahap komersialisasi produk invensi yang tertuang pada diagram alir Gambar 1.

5
Tahap I :
Perolehan Paten

Tahap II:
Pembuatan alat dan uji
alat

Tahap III :
Publikasi ilmiah

Tahap IV :
Sertifikasi Kelayakan
Kementrian Sosial

Tahap V :
Komersialisasi Produk
Invensi

Gambar 1. Diagram alir proses perolehan Paten dan komersialisasi invensi

II. Ruang Lingkup dan Rencana Kegiatan

a) Kepentingan Perolehan HKI

Teknologi di Indonesia haruslah mampu mencetak teknologi yang berhubungan sosial


masarakat khususnya pada penyandang tunanetra. Ada permasalahan yang timbul ketika
seseorang memiliki keterbatasan pada indera penglihatannya. Salah satu solusi untuk
membantu kemudahan aktifitas penyandang tunanetra adalah menggunakan kacamata pintar
dengan navigasi suara. Dengan memaksimalkan pendidikan di perguruan tinggi yang ada,
maka selain perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi pada masalah kemanusiaan juga
dapat mencetak penemuan untuk dipatenkan, karena jumlah paten yang dihasilkan oleh
peneliti di Indonesia masih tergolong rendah. Salah satu butir Tri Dharma Perguruan Tinggi
adalah penelitian. Penelitian yang dilakukan diharapkan mampu memberikan kontribusi
untuk masyarakat dan bangsa sebagai Paten yang berasal dari Perguruan Tinggi di Indonesia.

6
Perolehan HKI (Paten) dari peneliti Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adalah menjadi
penting karena target ini sudah tertuang dalam Rencana Induk Penelitian (RIP) UAD Tahun
2016-2019. Untuk mewujudkan target tersebut Pimpinan UAD melalui Lembaga Penelitian
dan Pengembangan (LPP) telah membentuk Sentra HKI. Dengan adanya Sentra HKI akan
mampu mempercepat perolehan HKI (Paten) dari peneliti UAD. Diyakini bahwa perolehan
HKI (Paten) dari peneliti UAD akan mampu meningkatkan daya saing Perguruan Tinggi di
Indonesia dan mampu meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia dalam bidang
karya teknologi.

b) Rencana Pemasaran

Invensi ini berkaitan dengan teknologi terapan alat kacamata pintar dengan navigasi
suara. Penggunanya adalah para penyandang Tunanetra . Gambar 1 adalah diagram alir
tahapan proses menuju komersialisasi. Tahap pertama adalah perolehan Paten. Kegiatan ini
berisi pencarian informasi (searching) Paten, drafting Paten, dan proses pengajuan Paten ke
Kemenkum dan HAM RI. Perolehan Paten adalah langkah pertama dan hal yang penting
untuk melindungi secara hukum invensi tersebut sebelum dipublikasi ke masyarakat luas.
Tahap kedua adalah perancangan dan pembuatan alat yang kemudian diuji penerapannya
untuk berkomunikasi para pelaku komunikasi.Uji kemampuan alat dilakukan melalui
penggunaan terhadap penyandang dissabilitas . Tahap ketiga adalah kegiatan publikasi ilmiah
pada jurnal Nasional terakreditasi maupun Jurnal Internasional bereputasi. Tahap keempat
adalah pengurusan sertifikat layak menjadi alat kacamata pintar dengan navigasi suara
bekerja sama dengan kementrian sosial. Tahap kelima adalah produksi dan komersialisasi
produk dari invensi tersebut dengan membangun hilirisasi produk yaitu pendirian badan
usaha.

c) Keberlanjutan

Proses jaminan keberlanjutan dari LPP UAD dapat dilihat pada Lampiran.

7
Daftar Pustaka

Administrator. 2017. “Modul komunikasi GSM/GPRS menggunakan core IC SIM900A”.


http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/719/jbptunikompp-gdl-stevenrmca-35903-10-
unikom_s-i.pdf. Diakses pada 07 November 2018 11.00 WIB.
Abidin Hasanuddin, Z. 2007. “Penentuan Posisi Dengan GPS Dan Aplikasinya”. Jakarta: PT
Pradnya Paramita.
Arminda Gatra., Hendriawan. A., Akbar Reesa., & Sulistijono Legowo. 2011. ”Desain
Sensor Jarak Dengan Output Suara Sebagai Alat Bantu Jalan Bagi Penyandang Tuna
Netra”. Surabaya: Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Crews, J & Campbell, V.A. 2004. “Vision Impairment And Hearing Loss Among Community-
Dwelling Older Americans: Implications for health and functioning”. .American
Journal of Public Health. 94, 823-829.
Delphie, B. 2006. “Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus”. Bandung: Refika Aditama.
Dwiono Wakhyu., & Posma Siska, N. 2014. “Alat Bantu Navigasi Penyandang Tuna Netra
Menggunakan Sensor Ping Dan Buzzer”. Riau: Jurnal Teknik Elektro dan Komputer
Vol.2, 105-113 105.
Faris Muhammad, Arifin Achmad, dan Nuh Mohammad. “Perbaikan Sistem Kendali Robot
Tangan EH1 Milano Menggunakan Sistem Kendali Loop Tertutup”. Surabaya : Jurnal
Teknik Its Vol. 4, No. 1 Issn: 2337-3539.
Kemensos. 2014. “Buletin Situasi Penyandang Cacat Disabilitas”. Jakarta: Kementrian
kesehatan.
Rachman Fathur, Z., & Yanti Nur. 2016. “Robot Penjejak Ruangan Dengan Sensor
Ultrasonik Dan Kendali Ganda Melalui Bluetooth”. Balikpapan: Jurnal Teknologi
Terpadu No. 2 Vol. Issn 2338-6649 2016.
Sardegna, J., Shelly, S., Rutzen, A.R., & Steidl, S.M. 2002. “The encyclopedia of blindness
and vision impairement”. New York: Facts On File, Inc.
Setiawan Charles. 2006. “Prototype Alat Bantu Tuna Netra Berupa Tongkat Menggunakan Arduino
dan Sensor Ultrasonik”. Malang: Journal of Information and Technology, Vol 5 No 02 ISSN :
2303-1425 E-ISSN : 2580-720X.

8
III. Biodata Inventor
Inventor I

Nama Lengkap : Nuryono Satya Widodo,S.T.,M.Eng

Jenis Kelamin : Laki-laki

Unit Kerja : Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan

Bidang Keahlian : Robotika

Riwayat Pendidikan : S-1 Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM)

S-2 Teknik Eletro Universitas Gadjah Mada (UGM)

Inventor II

Nama Lengkap : Ponco Sukaswanto

Jenis Kelamin : Laki-laki

Unit Kerja : R&D CV.Dline utama engineering

Bidang Keahlian : Control and Image Processing

Riwayat Pendidikan : S-1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

Inventor III
Nama Lengkap : Ahmad Yogaswara

Jenis Kelamin : Laki-laki

Unit Kerja : R&D CV.Dline utama engineering

Bidang Keahlian : Control and Image Processing

Riwayat Pendidikan : S-1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

9
Inventor IV
Nama Lengkap : Farah Nurul Yanis Syarifa

Jenis Kelamin : Perempuan

Unit Kerja : Sekretaris dan Bendahara

Bidang Keahlian : Control and Image Processing

Riwayat Pendidikan : S-1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

Lampiran Draft Paten:

Deskripsi

KARTUN “Kacamata Pintar Dengan Navigasi Suara Untuk Tunanetra”

Bidang Teknik Invensi

Invensi ini berhubungan tentang alat kacamata pintar dengan


navigasi suara dengan prinsip dasar dengan menggerakan kode-kode
jari yang sudah ditentukan. KARTUN (Kacamata Pintar Dengan Navigasi
Suara Untuk Tunanetra) ini memiliki bagian utama, yakni kacamata
yang memilki peranan untuk penyandang tunanetra yang menggunakannya
dapat mengetahui lingkungan di sekitarnya dan smartband yang
berfungsi sebagai alat navigasi dengan keluaran suara. mekanisme
kerja dari KARTUN dimulai melalui pengguna memasukan perintah tujuan
rute yang diinginkan melalui suara melalui mic dan voice recognition
yang kemudian diolah oleh Arduino. Jika masukan rute sesuai dengan
rute yang tersimpan maka sistem akan meroating tujuan dan memberikan
informasi berupa suara seperti belok kanan, belok kiri, 50 meter
belok kanan, 50 meter belok kiri dan sebagainya layaknya google
maps, namun jika inputan suara itu tidak ada pada list rute maka
harus mengulangi mamasukan inputan rute. Kemudian pada saat
bersamaaf fungsi dari kacamata untuk mendeteksi objek juga bekerja,
saat objek terdeteksi maka pengguna akan menerima informasi ketukan

10
melalui headset pada kacamata. Lalu ketika penyandang tunanetra yang
menggunaka alat tersesat dan meminta dijemput, maka pengguna bisa
menekan tombol tengah yang nantiya sistem akan mengirimkan lokasi ke
smartphone sanak saudara yang sudah terintegrasi.

Latar Belakang

Indera penglihatan adalah salah satu sumber informasi vital


bagi manusia. Tidak berlebihan apabila dikemukakan bahwa sebagian
besar informasi yang diperoleh oleh manusia berasal dari indera
penglihatan, sedangkan selebihnya berasal dari panca indera yang
lain. Dengan demikian, dapat dipahami bila seseorang mengalami
gangguan pada indera penglihatan, maka kemampuan aktifitasnya akan
jadi sangat terbatas, karena informasi yang diperoleh akan jauh
berkurang dibandingkan mereka yang berpenglihatan normal. Apabila
tidak mendapat penanganan/rehabilitasi khusus, hal ini akan
mengakibatkan timbulnya berbagai kendala psikologis, seperti
misalnya perasaan inferior, depresi, atau hilangnya makna hidup dan
sebagainya.
Sardegna (2002) menjelaskan bahwa tunanetra adalah individu
yang kehilangan penglihatan karena kedua indera penglihatannya tidak
berfungsi seperti orang awas. Tunanetra dibagi menjadi dua, yaitu
buta (totally blind) dan low vision. Pada umumnya individu tunanetra
tidak memiliki kendali yang sama terhadap lingkungan dan diri
sendiri, seperti yang dilakukan oleh individu awas. Keterbatasan
tersebut dimungkinkan menghambat penyandang tuna netra dalam
melakukan akitivitas hari-hari (Delphie : 2006). Permasalahan utama
yang dialami individu yang mengalami tunanetra terkait dengan
ketidakmampuan untuk bekerja, hidup produktif, diasingkan dan akan
selalu bergantung pada orang lain. Dampak lain dari hilangnya
penglihatan pada individu dewasa awal adalah perasaan kehilangan
kemampuan untuk mengikuti aturan sosial yang berlaku di masyarakat
(Crews & Campbell : 2004).
Pada umumnya penyandang tunanetra menggunakan alat bantu jalan
berupa tongkat putih atau anjing terlatih untuk membantu pergerakan
dan meningkatkan keamanan dan kemandirian pada saat berjalan. Maka
dari itu penyandang tunanetra membutuhkan alat bantu yang dapat
memudahkan mereka dalam beraktivitas dan mengetahui lingkungan di

11
sekitar mereka, karena dengan mempunyai informasi yang cukup
terhadap jalur perjalanan yang akan di lewati penyandang tunanetra
dapat lebih nyaman untuk bernavigasi pada lingkungan yang belum
dikenal (Gatra Wikan Arminda dkk : 2011)

Uraian Ringkas Invensi

Dengan adanya permasalahan tersebut, maka penelitian yang


dilakukan berhubungan dengan “Kacamata Pintar Dengan Navigasi Suara Untuk
Tunanetra” yang dapat membantu para penyandang tunanetra dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.

Lokasi Tujuan

Input Suara Roating


Voice Recognition Arduino
Sesuai Tujuan

Roating Meminta Informasi Suara


SFR HC-04 Dijemput dari Headset
Tujuan

Smartphone Tekan Tombol


Lokasi
Keluarga Tengah

Mendeteksi
Arduino
Objek

Gambar 1. Bagan sistem KARTUN


Dapat dijelaskan pada gambar 8 bahwa mekanisme kerja dari KARTUN
dimulai melalui pengguna memasukan perintah tujuan rute yang diinginkan
melalui suara melalui mic dan voice recognition yang kemudian diolah oleh
Arduino. Jika masukan rute sesuai dengan rute yang tersimpan maka sistem
akan meroating tujuan dan memberikan informasi berupa suara seperti belok
kanan, belok kiri, 50 meter belok kanan, 50 meter belok kiri dan sebagainya
layaknya google maps, namun jika inputan suara itu tidak ada pada list rute
maka harus mengulangi mamasukan inputan rute. Kemudian pada saat bersamaaf
fungsi dari kacamata untuk mendeteksi objek juga bekerja, saat objek
terdeteksi maka pengguna akan menerima informasi ketukan melalui headset

12
pada kacamata. Lalu ketika penyandang tunanetra yang menggunaka alat
tersesat dan meminta dijemput, maka pengguna bisa menekan tombol tengah
yang nantiya sistem akan mengirimkan lokasi ke smartphone sanak saudara
yang sudah terintegrasi.

Gambar 2. Flowchart Kacamata Pintar

Alur kerja dari kacamata ini adalah dengan cara menembakkan gelombang
ultrasonik yang kemudian gelombang tersebut akan memantul apabila gelombang
tersebut menabrak benda yang ada didepannya yang kemudina gelombang
ultrasonik tersebut akan diterima kembali oleh sensor, lalu sensor akan
menghitung lamanya waktu dari gelombang ditembakkan sampai diterimanya
kembali. Satuan waktu itulah yang digunakan sebagai trigger untuk
menentukan apakah buzzer harus berbunyi keras atau tidak.

13
Gambar 3. Perancangan perangkat keras pada Kacamata Pintar

pada smartband ini akan diletakkan pada lengan agar memudahkan mobilitas
penyandang tunanetra dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.

Gambar 3. Flowchart Smartband

Pada smartband terdapat 2 buah tombol yang mana tombol pertama


berfungsi untuk mengirim lokasi terbaru dari pengguna yang akan
dikirimkan ke sanak saudara melalui SMS, kemudian untuk tombol kedua
adalah untuk mengaktifkan microphone jika pengguna ingin mencari
lokasi tertentu. Cara kerja dari tombol kedua ini adalah dengan
menerima inputan berupa suara dari pengguna, lalu suara tersebut
akan diteruskan ke mikrokontroller yang kemudian diproses oleh
mikrokontroller untuk dicarikan tujuan yang diinginkan oleh

14
pengguna. Setelah lokasi tujuan diketahui maka tunanetra akan di
bimbing dengaan suara petunjuk arah yang akan keluar dari headset
pengguna.

Gambar 4. Perancangan perangkat keras pada Smartband

Spesifikasi dari setiap komponen berdasarkan kebutuhan


rancangan sarung tangan pintar terdaftar pada tabel 1.

Tabel 1. Komponen pada sistem

No. Nama Bahan Komponen Jumlah

1. Mikrokontroller Arduino Promicro 3 buah

2. Sensor SRF HC-04 2 buah

3. Voice Recognition 1 buah

4. GPS Neo M8N 1 buah

5. Bateray lipo 150mAh 3.7 V 2 buah

6. DFT Mp3 Player 1 buah

Sistem ini membutuhkan bahan pendukung yaitu bahan pendukung


pokok dan bahan pendukung tambahan yang digunakan pelengkap
keseluruhan alat supaya tersusun dan berjalan sesuai kondisi yang
telah diprogram. Bahan tersebut meliputi berikut tersusun dalam
tabel 2.

15
Tabel 2. Bahan - bahan Sarung tangan pintar

No. Nama Bahan Jumlah

1. Kain 1 buah

2. Perekat fleksibel 1 buah

3. Benang jahit 1 buah

4. Kabel sensor 1 meter

Bahan pendukung pokok pada tabel 2 meliputi, Sarung tangan,


perekat flexibel, kabel kabel sensor. Bahan pendukung tambahan
meliputi benang jahit.

Uraian Klaim

1. Kacamata pintar dan smartband ini dirancang dan diciptakan


terpadu dalam sistem digital yang terdiri dari beberapa komponen
elektronik yang bekerja secara terprogram dan otomatis. Komponen-
komponen dalam sistem ini ini ditunjukkan sebagai berikut:
a) Komponen yang digunakan dalam alat ini ini menggunakan sensor
SRF HC-04, GPS (Global Positioning System), voice
recognition, DFT Mp3 palyer. Voice recognition digunakan
untuk memberikan inputan suara rute yang ingin dituju oleh
pengguna, yang kemudian dari pilihan tersebut dipilih rute
yang sudah tersimpat pada DFT Mp3 Player. Sensor SRF HC-04
digunakan untuk mendeteksi objek.
b) Mikrokontroller/Mini komputer yang digunakan adalah arduino
promicro dengan cips IC ATMEGA32U4 yang difungsikan untuk
mengendalikan keseluruhan sistem dan data dari masukan sensor
kemudian diolah menjadi data pada serial monitor dan sinyal
sebagai komunikasi untuk mengeluarkan suara pada headset.
c) Sumber daya yang digunakan terdiri dari jenis baterai isi
ulang, dengan spesifikasi kebutuhan daya sistem perangkat
sebesar ±5 Volt.
2. Penggunakan media wadah perangkat untuk klaim 1 digunakan wadah
fleksibel dan mudah pakai seperti:

16
a) Kacamata dan smartband yang mudah digunakan dan mudah untuk
melakukan perawatannya, sistem microkontroller terpasang
secara fleksibel, sehingga mudah untuk dibuka ketika hendak
di bersihkan.

3. Pada klaim 1 dan 2 telah dijelaskan pemilihan komponen elektronis


dan media tata letak pemasangan perangkat. Sistem kerja alat
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pengguna mengaktifkan alat pada pengendali sistem yang
terletak pada smartband dengan menaikkan switch.
b) Pengguna menginputkan rute melalui mic yang tersedia pada
smartband.
c) Kemudian jika rute tersebut terdapat pada list maka akan
terdengan suara bahwa tujuan akan berjalan.
d) Ketika sudah dalam perjalanan sistem akan mengahrahkan
pengguna layaknya google maps.
e) Saat pengguna tersesat dan ingin dijemput maka pengguna hanya
menekan tombol yang terdapat pada smartband yang nantinya
lokasi pengguna dapat diketahui melalui smartphone keluarga
yang telah terintegrasi dengan sistem.
f) Jika sumber daya baterai telah habis, pengguna cukup
melakukan isi ulang dengan melakukan charger.

17
Abstrak

“KARTUN” Kacamata Pintar Dengan Navigasi Suara Untuk Tunanetra.

Bagi seseorang yang normal dalam pengelihatan, berjalan dari tempat satu ke
tempat lain sangatlah mudah, sedangkan bagi orang yang memiliki gangguan
pengelihatan atau tunanetra hal tersebut tentu menjadi sebuah kendala.
Mereka masih perlu alat bantu untuk melihat ketika berjalan terutama dalam
hal menentukan dan mengetahui objek-objek penghalang di lingkungan
sekitarnya. Pesatnya perkembangan teknologi kami berinovasi dan menciptakan
KARTUN (Kacamata Pintar dengan Navigasi Suara Untuk Tunanetra). Sistem yang
dibagun memiliki dua rancangan yakni kacamata dan smart band. Kacamata
pintar ini sudah dikombinasikan dengan sensor jarak sebagai perangkat untuk
menentukan jarak suatu objek. Sedangkan pada smart band dibangun
menggunakan komponen utama GPS (Global Positioning System) untuk
mendapatkan posisi dan membenarkan arah dengan aturan sudut yang dibentuk
olehnya. Posisi yang didapat dari GPS tersebut dipadukan dengan database
yang berisi data titik koordinat dari rute yang ditentukan. Kedua rancangan
tersebut saling berhubungan dan selalu memberikan informasinya melalui
keluaran suara. Dengan demikian alat ini menjadi salah satu alat alernatif
untuk penyandang tunanetra yang semulanya memiliki keterbatasan visual dan
sulit dalam mobilitasnya dalam berjalan menjadi dapat membenarkan arah
ketika berjalan ke suatu tempat tujuannya secara mandiri tanpa bantuan
orang lain dan mampu meningkatkan produktivitas dari penyadang tunanetra
dalam aktivitas sehari-hari.

Kata Kunci: Tunanetra, Navigasi, Sensor Jarak, GPS, KARTUN

18
Proposal Biaya
No. Kegiatan Jumlah Anggaran
(Rp)
A. Biaya persiapan dan penyusunan dokumen permohonan Paten
1. Kertas HVS Kuarto 80 gram (2 rem) 80.000
2. Catridge Printer 450.000
3. Flash disk 16 GB 190.000
4. Cetak dan Foto kopi 500.000
5. Makan dan snack diskusi ( 2 kali x 2 org x Rp. 180.000
30.000)
6. Biaya Konsultatif (drafting Paten) 2.000.000
7. Biaya searching Paten (internet) 1.000.000
Total A. 4.400.000
B. Biaya Aplikatif
1. Permohonan Paten 575.000
2. Biaya 4 Klaim 160.000
3. Denda Terhadap keterlambatan pemenuhan 200.000
persyaratan permohonan
4. Percepatan pengumuman yang dilaksanakan segera 200.000
setelah 6 bulan
Total B. 1.135.000
C. Biaya Penilaian Substansi
1. Pemeriksaan substantif Paten 2.000.000
Total C. 2.000.000
D. Biaya Transportasi
1. Biaya Perjalanan Jakarta – Yogya PP (1 org x Rp 2.000.000
2.000.000)
2. Lum sum (1 org x 2 hari x 1.000.000) 2.000.000
Total D. 4.000.000
E. Lain-lain
1 Biaya lain-lain (tidak terduga) 3.465.000
Total E. 3.456.000
TOTAL (A + B + C + D + E) 15.000.000

19
LAMPIRAN

20
LAMPIRAN 1.
LAPORAN HASIL PENELITIAN dan
PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL
PENGELOLAANNYA
Sesuai PP: 20/2005 atau Peraturan Menteri Negara Ristek No. 04/Kp/III/2007

Identitas Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Nama Perguruan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP)


Tinggi/Lembaga
Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Penelitian dan
Pengembangan

Pimpinan Dr. Widodo, M.Si

Alamat Jalan Gondosuli no. 1, Yogyakarta . Telp. 0274-542886,


Fax. 0274-564604

Identitas Kegiatan

Judul 00-Proposal HKI Paten “KARTUN” KACAMATA PINTAR


DENGAN NAVIGASI SUARA UNTUK TUNANETRA .

Abstraksi Bagi seseorang yang normal dalam pengelihatan,


berjalan dari tempat satu ke tempat lain sangatlah mudah,
sedangkan bagi orang yang memiliki gangguan pengelihatan
atau tunanetra hal tersebut tentu menjadi sebuah kendala.
Mereka masih perlu alat bantu untuk melihat ketika berjalan
terutama dalam hal menentukan dan mengetahui objek-objek
penghalang di lingkungan sekitarnya. Pesatnya perkembangan
teknologi kami berinovasi dan menciptakan KARTUN
(Kacamata Pintar dengan Navigasi Suara Untuk Tunanetra).
Sistem yang dibagun memiliki dua rancangan yakni kacamata
dan smart band. Kacamata pintar ini sudah dikombinasikan
dengan sensor jarak sebagai perangkat untuk menentukan jarak
suatu objek. Sedangkan pada smart band dibangun
menggunakan komponen utama GPS (Global Positioning
System) untuk mendapatkan posisi dan membenarkan arah
dengan aturan sudut yang dibentuk olehnya. Posisi yang
didapat dari GPS tersebut dipadukan dengan database yang
berisi data titik koordinat dari rute yang ditentukan. Kedua
rancangan tersebut saling berhubungan dan selalu memberikan
informasinya melalui keluaran suara. Dengan demikian alat ini
menjadi salah satu alat alernatif untuk penyandang tunanetra
yang semulanya memiliki keterbatasan visual dan sulit dalam
mobilitasnya dalam berjalan menjadi dapat membenarkan arah

21
ketika berjalan ke suatu tempat tujuannya secara mandiri tanpa
bantuan orang lain dan mampu meningkatkan produktivitas
dari penyadang tunanetra dalam aktivitas sehari-hari.

Tim Peneliti 1. Nuryono Satya Widodo, S.T., M. Eng.


1. Nama Koordinator/ 2. Ponco Sukaswanto
Peneliti Utama (PU) 3. Ahmad Yogaswara
2. Alamat Koordinator/PU 4. Farah Nurul Yanis Syarifa
3. Nama Anggota Peneliti
4. Nama Anggota Peneliti

Waktu Pelaksanaan 4 Agustus 2019 – 20 September 2019

Publikasi

22
Identitas Kekayaan Intelektual dan Hasil Litbang

Ringkasan Kekayaan Intelektual


1. Perlindungan Kekayaan Intelektual
(1) Paten Waktu Pendaftaran:
Judul Invensi: “kartun” kacamata pinta dengan navigasi suara untuk tunanetra.

Inventor: Nuryono Satya Widodo (siap didaftarkan)

(2) Hak Cipta Waktu Pendaftaran: ......................


(3) Merek Waktu Pendaftaran: ......................
(4) Disain Industri Waktu Pendaftaran: ......................
(5) Disain Tata Letak Sirkuit Terpadu Waktu Pendaftaran: .....................
(6) Varietas Tanaman Waktu Pendaftaran: .....................

Nama Penemuan Baru


Inovasi baru alat bantu arah bagi tunanetra
(1) Nama Penemuan Baru Non Komersial
---
2. Cara Alih Teknologi
1. Lisensi,
2. Kerjasama,
3. Pelayanan Jasa Iptek,
4. Publikasi

Ringkasan Hasil Penelitian dan Pengembangan


1. Hasil Penelitian dan Pengembangan
Hasil yang diperoleh dari kegiatan riset ini berupa kacamata pintar dengan navigasi suara
untuk tunanetra. Alat ini telah dilakukan uji penerapan pada individu penyandang tunanetra.
Dari hasil uji diperoleh kesimpulan bahwa alat dapat digunakan berpindah sesuai dengan
arah lokasi yang diinginkan,alat ini juga memberi informasi berupa ketukan suara jika
terdeteksi ada benda disekitar pengguna dan informasi mengenai arah jalan yang harus
dilalui penyandang tunanetra untuk sampai ke tempat tujuan. Selain itu kartun juga dapat
mengirimkan file yang berisi letak keberadaan penyandang tunanetra jika ingin dijemput
oleh sanak saudara.
2. Produk, spesifikasi, dan pemanfaatannya.
Produk = “kartun” Kacamata pintar untuk penyandang tunanetra menggunakan
deteksi jarak berbasis sensor ultrasonik dan kompas

23
Spesifikasi
- Dimensi kacamata pintar 15x15 cm
- Dimensi wadah smartband 10 cm x 14 cm x 5,5 cm
- Berat : ±200 gram
-jarak deteksi : 0-200 cm
Pemanfaatan = Pendeteksi halangan dan arah mata angin.

3. Gambar/Photo Produk Hasil Penelitian dan Pengembangan (cantumkan gambar atau


photo)

Gambar 1. Kacamata dan Smart Band

.
Gambar 2. Keseluruhan prototipe alat dan penerapan kepada penyandang tunanetra

24
Pengelolaan
1. Sumber Pembiayaan Penelitian dan Mitra Kerja
a. APBN : Rp 15.000.000,00
b. APBD : Rp ……..................
c. Mitra Kerja : Rp ...........................
- Dalam Negeri : Rp. ……..................
Mitra : Rp. ..........................
- Luar Negeri : Rp. ……..................
Mitra : Rp. ..........................

2. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Penelitian


a. Sarana : Blower Soldering, PC Komputer, komponen-komponen elektronis
b. Prasarana : ……...................................................
3. Pendokumentasian
Flash disk (open drive) dan Hard copy
(Uraikan dgn ringkas mengenai pendokumentasian kekayaan intelektual dan hasil litbang
yg telah dilakukan [misal dengan CD, microfiche])

Yogyakarta, 1 5 Maret 2018


Kepala LPP
Universitas Ahmad Dahlan,

Dr.Widodo, M.Si
NIP. 196002211987091001

25
LAMPIRAN 2.

Surat Pernyataan
Kesanggupan Membiayai Pemeliharaan

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Dr. Widodo, M.Si
Jabatan : Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP)
Instansi : Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Alamat Instansi :Jalan Gondosuli No. 1, Yogyakarta

Menyatakan dengan sesungguhnya kesediaan untuk membiayai pemeliharaan HKI


yang berjudul “KARTUN” KACAMATA PINTAR DENGAN NAVIGASI
SUARA UNTUK TUNANETRA

dengan inventor 1) Nuryono Satya Widodo, 2) Ponco Sukaswanto 3) Ahmad


Yogaswara 4) Farah Nurul Yanis Syarifa, yang diusulkan pada Insentif HKI
Kementerian Riset dan Teknologi.

Yogyakarta, 4 Agustus 2019


Yang menyatakan,

Dr.Widodo, M.Si
Kepala LPP UAD

26
LAMPIRAN 3.

Surat Pernyataan Keaslian Invensi HKI

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Dr. Widodo, M.Si
Jabatan : Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP)
Instansi : Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Alamat Instansi :Jalan Gondosuli No. 1, Yogyakarta

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa invensi HKI yang berjudul “KARTUN”


KACAMATA PINTAR DENGAN NAVIGASI SUARA UNTUK TUNANETRA

dengan inventor 1) Nuryono Satya Widodo, 2) Ponco Sukaswanto 3) Ahmad


Yogaswara 4) Farah Nurul Yanis Syarifa yang diusulkan pada Insentif HKI
Kementerian Riset dan Teknologi adalah asli.

Yogyakarta, 4 Agustus 2019


Yang menyatakan,

Dr.Widodo, M.Si
Kepala LPP UAD

27

Anda mungkin juga menyukai