KARTUN
“Kacamata Pintar Dengan Navigasi Suara Untuk Tunanetra”
Tahun : 2019
SENTRA-HKI
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
Jalan Gondosuli 1, Yogyakarta-55166
Telp.(0274)542886, Faks.(0274)564604, HP.085746722592
4 Agustus 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Paten
Desain Industri
Tahun: 2019
HP /email 081392232952/nuryono.sw@ee.uad.ac.id
2
Rekapitulasi Biaya yang Diusulkan :
Jumlah 8.217.000
Setuju diusulkan:
Pengusul/Inventor Utama, Atasan Langsung
Nuryono Satya Widodo, S.T., M.Eng. Nuryono Satya Widodo, S.T., M.Eng.
Kepala,
Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP)
Universitas Ahmad Dahlan,
Dr.Widodo, M.Si.
3
I. Pendahuluan
1) Latar Belakang
Indera penglihatan adalah salah satu sumber informasi vital bagi manusia. Tidak
berlebihan apabila dikemukakan bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh oleh
manusia berasal dari indera penglihatan, sedangkan selebihnya berasal dari panca indera yang
lain. Dengan demikian, dapat dipahami bila seseorang mengalami gangguan pada indera
penglihatan, maka kemampuan aktifitasnya akan jadi sangat terbatas, karena informasi yang
diperoleh akan jauh berkurang dibandingkan mereka yang berpenglihatan normal. Apabila
tidak mendapat penanganan/rehabilitasi khusus, hal ini akan mengakibatkan timbulnya
berbagai kendala psikologis, seperti misalnya perasaan inferior, depresi, atau hilangnya
makna hidup dan sebagainya.
Sardegna (2002) menjelaskan bahwa tunanetra adalah individu yang kehilangan
penglihatan karena kedua indera penglihatannya tidak berfungsi seperti orang awas.
Tunanetra dibagi menjadi dua, yaitu buta (totally blind) dan low vision. Pada umumnya
individu tunanetra tidak memiliki kendali yang sama terhadap lingkungan dan diri sendiri,
seperti yang dilakukan oleh individu awas. Keterbatasan tersebut dimungkinkan menghambat
penyandang tuna netra dalam melakukan akitivitas hari-hari (Delphie : 2006). Permasalahan
utama yang dialami individu yang mengalami tunanetra terkait dengan ketidakmampuan
untuk bekerja, hidup produktif, diasingkan dan akan selalu bergantung pada orang lain.
Dampak lain dari hilangnya penglihatan pada individu dewasa awal adalah perasaan
kehilangan kemampuan untuk mengikuti aturan sosial yang berlaku di masyarakat (Crews &
Campbell : 2004).
Pada umumnya penyandang tunanetra menggunakan alat bantu jalan berupa tongkat
putih atau anjing terlatih untuk membantu pergerakan dan meningkatkan keamanan dan
kemandirian pada saat berjalan. Maka dari itu penyandang tunanetra membutuhkan alat bantu
yang dapat memudahkan mereka dalam beraktivitas dan mengetahui lingkungan di sekitar
mereka, karena dengan mempunyai informasi yang cukup terhadap jalur perjalanan yang
akan di lewati penyandang tunanetra dapat lebih nyaman untuk bernavigasi pada lingkungan
yang belum dikenal (Gatra Wikan Arminda dkk : 2011)
4
2) Ruang Lingkup
Inovasi dan invensi ini adalah berkaitan tentang alat kacamata pintar dengan navigasi suara
untuk tunanetra. Teknologi yang digunakan alat ini menggunakan beberapa perangkat seperti
GPS (Global Positioning System), Arduino pro micro, voice recognition, DFT Mp 3 player,
SRF HC-04, dan micro SD. Alat ini dibagi menjadi beberapa bagian komponen yang saling
terintegrasi yaitu bagian pendeteksi atau sensor, bagian pengolah dan menampilkan data,
bagian pengirim dan penerima sinyal. Invensi ini diharapakan dapat membantu para
penyandang tunanetra mampu berkaktifitas sehari lebih mudah sehingga layak untuk
dilakukan paten ke pihak berwenang
3) Tujuan/Sasaran Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah melakukan serangkaian proses pengajuan Paten terhadap
inovasi dan invensi yang telah dijelaskan di atas, dengan sasaran utama kegiatan adalah
diberikannya hak Paten oleh pihak berwenang, dan dapat membantu para penyandang
tunanetra Indonesia. Penambahan Paten dari penelitian diharapkan menumbuhkan kualitas
semangat penelitian dan paten dikalangan para peneliti maupun perguruan tinggi.
Target dalam penyusunan paten telah dibuat dalam lima tahap dari mulai perolehan
paten, pembuatan alat dan uji alat, publikasi ilmiah, sertifikasi dari kementrian sosial, hingga
tahap komersialisasi produk invensi yang tertuang pada diagram alir Gambar 1.
5
Tahap I :
Perolehan Paten
Tahap II:
Pembuatan alat dan uji
alat
Tahap III :
Publikasi ilmiah
Tahap IV :
Sertifikasi Kelayakan
Kementrian Sosial
Tahap V :
Komersialisasi Produk
Invensi
6
Perolehan HKI (Paten) dari peneliti Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adalah menjadi
penting karena target ini sudah tertuang dalam Rencana Induk Penelitian (RIP) UAD Tahun
2016-2019. Untuk mewujudkan target tersebut Pimpinan UAD melalui Lembaga Penelitian
dan Pengembangan (LPP) telah membentuk Sentra HKI. Dengan adanya Sentra HKI akan
mampu mempercepat perolehan HKI (Paten) dari peneliti UAD. Diyakini bahwa perolehan
HKI (Paten) dari peneliti UAD akan mampu meningkatkan daya saing Perguruan Tinggi di
Indonesia dan mampu meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia dalam bidang
karya teknologi.
b) Rencana Pemasaran
Invensi ini berkaitan dengan teknologi terapan alat kacamata pintar dengan navigasi
suara. Penggunanya adalah para penyandang Tunanetra . Gambar 1 adalah diagram alir
tahapan proses menuju komersialisasi. Tahap pertama adalah perolehan Paten. Kegiatan ini
berisi pencarian informasi (searching) Paten, drafting Paten, dan proses pengajuan Paten ke
Kemenkum dan HAM RI. Perolehan Paten adalah langkah pertama dan hal yang penting
untuk melindungi secara hukum invensi tersebut sebelum dipublikasi ke masyarakat luas.
Tahap kedua adalah perancangan dan pembuatan alat yang kemudian diuji penerapannya
untuk berkomunikasi para pelaku komunikasi.Uji kemampuan alat dilakukan melalui
penggunaan terhadap penyandang dissabilitas . Tahap ketiga adalah kegiatan publikasi ilmiah
pada jurnal Nasional terakreditasi maupun Jurnal Internasional bereputasi. Tahap keempat
adalah pengurusan sertifikat layak menjadi alat kacamata pintar dengan navigasi suara
bekerja sama dengan kementrian sosial. Tahap kelima adalah produksi dan komersialisasi
produk dari invensi tersebut dengan membangun hilirisasi produk yaitu pendirian badan
usaha.
c) Keberlanjutan
Proses jaminan keberlanjutan dari LPP UAD dapat dilihat pada Lampiran.
7
Daftar Pustaka
8
III. Biodata Inventor
Inventor I
Inventor II
Inventor III
Nama Lengkap : Ahmad Yogaswara
9
Inventor IV
Nama Lengkap : Farah Nurul Yanis Syarifa
Deskripsi
10
melalui headset pada kacamata. Lalu ketika penyandang tunanetra yang
menggunaka alat tersesat dan meminta dijemput, maka pengguna bisa
menekan tombol tengah yang nantiya sistem akan mengirimkan lokasi ke
smartphone sanak saudara yang sudah terintegrasi.
Latar Belakang
11
sekitar mereka, karena dengan mempunyai informasi yang cukup
terhadap jalur perjalanan yang akan di lewati penyandang tunanetra
dapat lebih nyaman untuk bernavigasi pada lingkungan yang belum
dikenal (Gatra Wikan Arminda dkk : 2011)
Lokasi Tujuan
Mendeteksi
Arduino
Objek
12
pada kacamata. Lalu ketika penyandang tunanetra yang menggunaka alat
tersesat dan meminta dijemput, maka pengguna bisa menekan tombol tengah
yang nantiya sistem akan mengirimkan lokasi ke smartphone sanak saudara
yang sudah terintegrasi.
Alur kerja dari kacamata ini adalah dengan cara menembakkan gelombang
ultrasonik yang kemudian gelombang tersebut akan memantul apabila gelombang
tersebut menabrak benda yang ada didepannya yang kemudina gelombang
ultrasonik tersebut akan diterima kembali oleh sensor, lalu sensor akan
menghitung lamanya waktu dari gelombang ditembakkan sampai diterimanya
kembali. Satuan waktu itulah yang digunakan sebagai trigger untuk
menentukan apakah buzzer harus berbunyi keras atau tidak.
13
Gambar 3. Perancangan perangkat keras pada Kacamata Pintar
pada smartband ini akan diletakkan pada lengan agar memudahkan mobilitas
penyandang tunanetra dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.
14
pengguna. Setelah lokasi tujuan diketahui maka tunanetra akan di
bimbing dengaan suara petunjuk arah yang akan keluar dari headset
pengguna.
15
Tabel 2. Bahan - bahan Sarung tangan pintar
1. Kain 1 buah
Uraian Klaim
16
a) Kacamata dan smartband yang mudah digunakan dan mudah untuk
melakukan perawatannya, sistem microkontroller terpasang
secara fleksibel, sehingga mudah untuk dibuka ketika hendak
di bersihkan.
17
Abstrak
Bagi seseorang yang normal dalam pengelihatan, berjalan dari tempat satu ke
tempat lain sangatlah mudah, sedangkan bagi orang yang memiliki gangguan
pengelihatan atau tunanetra hal tersebut tentu menjadi sebuah kendala.
Mereka masih perlu alat bantu untuk melihat ketika berjalan terutama dalam
hal menentukan dan mengetahui objek-objek penghalang di lingkungan
sekitarnya. Pesatnya perkembangan teknologi kami berinovasi dan menciptakan
KARTUN (Kacamata Pintar dengan Navigasi Suara Untuk Tunanetra). Sistem yang
dibagun memiliki dua rancangan yakni kacamata dan smart band. Kacamata
pintar ini sudah dikombinasikan dengan sensor jarak sebagai perangkat untuk
menentukan jarak suatu objek. Sedangkan pada smart band dibangun
menggunakan komponen utama GPS (Global Positioning System) untuk
mendapatkan posisi dan membenarkan arah dengan aturan sudut yang dibentuk
olehnya. Posisi yang didapat dari GPS tersebut dipadukan dengan database
yang berisi data titik koordinat dari rute yang ditentukan. Kedua rancangan
tersebut saling berhubungan dan selalu memberikan informasinya melalui
keluaran suara. Dengan demikian alat ini menjadi salah satu alat alernatif
untuk penyandang tunanetra yang semulanya memiliki keterbatasan visual dan
sulit dalam mobilitasnya dalam berjalan menjadi dapat membenarkan arah
ketika berjalan ke suatu tempat tujuannya secara mandiri tanpa bantuan
orang lain dan mampu meningkatkan produktivitas dari penyadang tunanetra
dalam aktivitas sehari-hari.
18
Proposal Biaya
No. Kegiatan Jumlah Anggaran
(Rp)
A. Biaya persiapan dan penyusunan dokumen permohonan Paten
1. Kertas HVS Kuarto 80 gram (2 rem) 80.000
2. Catridge Printer 450.000
3. Flash disk 16 GB 190.000
4. Cetak dan Foto kopi 500.000
5. Makan dan snack diskusi ( 2 kali x 2 org x Rp. 180.000
30.000)
6. Biaya Konsultatif (drafting Paten) 2.000.000
7. Biaya searching Paten (internet) 1.000.000
Total A. 4.400.000
B. Biaya Aplikatif
1. Permohonan Paten 575.000
2. Biaya 4 Klaim 160.000
3. Denda Terhadap keterlambatan pemenuhan 200.000
persyaratan permohonan
4. Percepatan pengumuman yang dilaksanakan segera 200.000
setelah 6 bulan
Total B. 1.135.000
C. Biaya Penilaian Substansi
1. Pemeriksaan substantif Paten 2.000.000
Total C. 2.000.000
D. Biaya Transportasi
1. Biaya Perjalanan Jakarta – Yogya PP (1 org x Rp 2.000.000
2.000.000)
2. Lum sum (1 org x 2 hari x 1.000.000) 2.000.000
Total D. 4.000.000
E. Lain-lain
1 Biaya lain-lain (tidak terduga) 3.465.000
Total E. 3.456.000
TOTAL (A + B + C + D + E) 15.000.000
19
LAMPIRAN
20
LAMPIRAN 1.
LAPORAN HASIL PENELITIAN dan
PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, dan HASIL
PENGELOLAANNYA
Sesuai PP: 20/2005 atau Peraturan Menteri Negara Ristek No. 04/Kp/III/2007
Identitas Kegiatan
21
ketika berjalan ke suatu tempat tujuannya secara mandiri tanpa
bantuan orang lain dan mampu meningkatkan produktivitas
dari penyadang tunanetra dalam aktivitas sehari-hari.
Publikasi
22
Identitas Kekayaan Intelektual dan Hasil Litbang
23
Spesifikasi
- Dimensi kacamata pintar 15x15 cm
- Dimensi wadah smartband 10 cm x 14 cm x 5,5 cm
- Berat : ±200 gram
-jarak deteksi : 0-200 cm
Pemanfaatan = Pendeteksi halangan dan arah mata angin.
.
Gambar 2. Keseluruhan prototipe alat dan penerapan kepada penyandang tunanetra
24
Pengelolaan
1. Sumber Pembiayaan Penelitian dan Mitra Kerja
a. APBN : Rp 15.000.000,00
b. APBD : Rp ……..................
c. Mitra Kerja : Rp ...........................
- Dalam Negeri : Rp. ……..................
Mitra : Rp. ..........................
- Luar Negeri : Rp. ……..................
Mitra : Rp. ..........................
Dr.Widodo, M.Si
NIP. 196002211987091001
25
LAMPIRAN 2.
Surat Pernyataan
Kesanggupan Membiayai Pemeliharaan
Dr.Widodo, M.Si
Kepala LPP UAD
26
LAMPIRAN 3.
Dr.Widodo, M.Si
Kepala LPP UAD
27