Tablo Pak Gerry Gobang-Remake Fr. Karlo
Tablo Pak Gerry Gobang-Remake Fr. Karlo
Narator Utama :
Saudara / i, umat Allah, peziarah yang terkasih....
Kisah Golgota adalah kisah tragis 2000-an tahun lalu. Tragedi Golgota adalah sebuah sejarah
yang layak disimak. Sebuah kisah yang patut ditulis ulang. Adalah suatu kebenaran yang tak
dapat disangkal, yakni peristiwa wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman yang paling
tragis dalam hidupNya. Peristiwa yang tidak kita alami secara langsung ini, sangat menyentil
perasaan manusiawi kita.
Saudara – saudariku yang terkasih....
Sambil menatap bayangan Zaitun dan kenangan Golgota, yang telah menyulam wajah Kristus,
yang carut – marut, berlumuran darah, marilah kita menatap dosa – dosa kita.
Karena dosa kitalah, Dia datang. Karena kesalahan kitalah, Ia wafat....
Mari menapak Jalan salib Tuhan yang adalah tanda solidaritas Allah akan penderitaan manusia...
EPISODE GETSEMANI
Yesus : Dengarlah hai kamu semua; banyak orang tak lagi mencintai kebenaran dan keadilan.
Karena itu anak manusia datang untuk mewartakan kebenaran dan keadilan di tengah-tengah
bangsa ini…. Demi kebenaran dan keadilan itu, Anak Manusia harus menanggung penderitaan,
ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala, ahli-ahli taurat, lalu dibunuh, namun bangkit pada hari
ketiga. Berdolah kamu….. marilah kita pergi.
Yohanes : Guru, kemanakah kita harus pergi ?
Petrus : Guru, sebentar lagi gelap akan menyelimuti daerah ini, sebaiknya kita tak perlu pergi.…
Yesus : Kita harus pergi ke Bukit Getzemani, di Bukit Zaitun. Dari sanalah awal kesengsaraan
dimulai; orang-orang berdosa akan menangkap dan menyeret Anak Manusia untuk mati di kayu
salib. Dan kamu semua akan terguncang imanmu karena hal itu. Sebab ada tertulis …. Aku akan
membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai berai.
Petrus : Guru, biarlah mereka tergoncang imannya karena Engkau ! Aku sekali-kali tidak !
Yesus : Aku berkata kepadamu, Petrus. Sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok,
engkau telah menyangkal aku tiga kali.
Narator 1 : Kegelapan menyelimuti kota Yerusalem. Yesus berjalan menyusur Lembah Sedron
menuju ke taman Getzemani. Yesus menuju ke taman duka cita, untuk memperbaiki lagi dosa
yang telah diperbuat manusia pertama oleh manusia pertama dalam taman kenikmatan, firdaus.
Penghuni Yerusalem sedang tidur dengan nyenyaknya, mereka tidak menduga tentang kejadian
bersejarah yang sedang berlangsung di taman Getzemani. Kesengsaraan Tuhan telah dimulai.
Yesus masuk ke taman itu dengan membawa Petrus dan kedua Anak Zebedeus. Adapun Yudas
yang mengkhianati Yesus juga mengetahui tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ
bersama dengan murid-muridNya.
(Yesus berjalan dengan sangat pelan. Terlukis kesedihan di wajahnya, sementara para muridnya
mengikuti dari belakang, sambil menolah ke kiri dan ke kanan karena ada kecemasan di hati
mereka, terutama Petrus)
EPISODE PENGADILAN
( Musik instrument, sambil para prajurit menggiring Yesus menuju Kayafas....Pada perhentian
pertama, telah ada Imam Besar Kayafas dengan pakaian kebesarannya. Disampingnya ada
gambar perhentian pertama )
Kayafas : (tertawa sinis) : Oh… ya ! Sudah lama aku menantimu Yesus. Kita memang harus
bertemu. Yesus…. Benarkah Engkau ini Messias ?
Yesus : Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, namun kamu tak percaya. Tetapi mulai dari
sekarang, Anak Manusia sudah duduk di samping kanan Allah Bapa yang mahakuasa.
Kayafas : Apa..? Apa katamu, Yesus…? Hai kalian (kepada orang-orang yang hadir) tidakkah
kalian mendengarkan sebuah penghojatan ? Karena itu saudara-saudaraku adalah lebih berguna
jikalau seorang mati untuk seluruh bangsa !
Orang Yahudi (satu orang) : Sekarang Dia telah ada di tangan kita, kita harus membunuhNya. Ia
layak untuk dihukum mati.
Orang Yahudi : (bersorak) : salibkan Dia… salibkan dia.
Kayafas : (berkata kepada pengawal dan Orang Yahudi) : Serahkanlah dan bawalah dia kepada
Pilatus.
(Adegan : Yesus diseret secara paksa menuju istana Pilatus. Sesampainya di Istana Pilatus, Orang
Yahudi dan para pengawal berteriak)
Narator 1 : Yesus kembali dibawa ke Pilatus. Sejarah kesengsaraan Kristus dapat mengangkat ke
permukaan, berapa banyak kebencian dan kedurhakaan dapat terpendap di dalam hati manusia.
Berapa banyak kejahatan dan sikap tidak tahu terima kasih mengalir di dalamnya. Kristus di
depan Pilatus. Suatu adegan yang memprihatinkan terjadi di tempat ini lagi….
Istri Pilatus : (Mendekati Pilatus dan menyampaikan mimpi semalam kepada Pilatus) :…..
Jangan engkau mencampur perkara orang benar ini, sebab karena Dia, aku menderita dalam
mimpiku malam tadi.
Pilatus : Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini. Aku akan mencambuk dan
menyiksa Dia setelah itu Dia akan kubiarkan pergi.
Orang Yahudi :(Berteriak....) Salibkanlah Dia....Salibkanlah Dia.... Kami mempunyai hukum dan
menurut hukum itu, Ia harus mati sebab Ia menganggap diriNya sebagai Anak Allah. Jika tuan
membebaskan Dia, tuan bukanlah sahabat Kaiser. Setiap orang yang menganggap dirinya raja, ia
melawan Kaiser. Enyalah Dia,.......Salibkanlah Dia.....
Pilatus : (melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan Yesus, Pilatus mencuci kedua tangannya
di hadapan banyak orang dan berkata ) : Aku tidak bersalah atas darah orang ini. Itu urusan kamu
sendiri. Adililah Dia menurut hukummu. (Pilatus berkata sambil menujuk kepada Yesus)
Ambillah Dia....!
Orang Yahudi : Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.
Orang Yahudi (Berteriak) : Salibkanlah dia ! Salibkan Dia !!
Serdadu : (Menaruh mahkota duri di atas kepala Yesus dan memberikan pakaian jubah ungu
sambil maju dan berkata...) Salam Hai Raja Orang Yahudi....( lalu menampar Yesus )
Serdadu : (Sambil mengejek Yesus) Heeh Messias, ayo sekarang buatlah mukjizat, supaya kami
semua percaya.. Ayo, bawa salib nya.
Narator 1 :
Dengan penuh kerelaan Yesus mengulurkan tanganNya dan menerima salib yang berat
itu. Ia hanya berdiam diri tetapi berteguh hati untuk menerima keputusan yang tidak adil itu.
Betapa kita kerap kali merasa tidak senang bahkan mengeluh bila suatu saat kita mendapat salib
kecil dalam kehidupan kita, semisal penyakit, kegagalan dalam studi, kegagalan dalam
pekerjaan, kegagalan dalam bercinta, kesalahpahaman dalam pergaulan serta kemiskinan materi.
Bukankah Yesus pernah bersabda, “Barangsiapa ingin menjadi muridKu, ia harus berani
menyangkal diri serta memanggul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku” Betapa sering kita
melarikan diri dari resiko hidup ini, lebih sering kita mencari sesuatu dalam kenikmatan daging
dari pada harus berkeringat dan berjuang dengan tabah hati.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Yesus, jadikanlah kami hamba dan pengikutMu yang setia, terutama tenaga dan
pengorbanan kami yang sangat dibutuhkan bagi gereja, keluarga dan masyarakat kami.
Kuatkanlah niat dan keberanian kami untuk tidak melarikan diri dari tanggung jawab yang harus
kami pikul.
(Lagu Oleh Koor : O Sri Yesus / lagu lain yang sesuai)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Serdadu 1 : Heyy.. tidakkah engkau liat orang itu sudah letih sekali. Carikan orang lain untuk
membantunya. !!
Serdadu 2 : (Mencari orang dan menemukan Simon) : Siapa namamu ??
Simon : Simon, tuan…
Serdadu : Cepat bantu orang ini untuk memikul salibnya
Simon : Tapi , tuan saya….
Serdadu : Mau melawan ya.. cepat bantu orang itu !!!
Simon (kepada Yesus) : Guru, aku aku hendak membantumu, ampunilah aku sebab aku tidak
layak berada di dekatMu.
Narator 1 :
Yesus kelihatannya sangat letih sekali. Ia sudah tak sanggup lagi untuk memanggul
salibNya lebih jauh. Maka ditahanlah seorang yang bernama Simon dari Kirene yang baru
pulang dari kebun. Lalu diletakkannya salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil
mengikuti Yesus. Saudara-saudari, ketika Simon dipaksakan untuk memikul salib, ia dengan rela
menerimanya. Ia dengan rendah hati mau menerima salib dan membantu Yesus. Inilah tanda
cinta dan belaskasihannya yang mendalam kepada sesamanya yang menderita.
Kepada kita, diberikan kebebasan untuk mengikuti dia atau menolak dia. Dengan hati yang
lembut, Yesus berdiri di pintu hati kita. Ia mengetuk dan meminta jawaban dari kita. Memilih
Yesus berarti harus menyangkal diri dan memikul salib. Apakah kita mampu ?
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, tolonglah kami, untuk selalu mengingat bahwa kami telah Kau pilih untuk melayani
dan mengasihi sesama serta memampukan kami dengan kekuatanMu untuk mewujudkannya.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Veronika : (berlari mendekati Yesus) Ohh. Tuhanku… (sambil menyeka wajah Yesus. Setelah itu
menunjukkan wajah Yesus pada kain)
(Lagu Koor)
Narator 1 :
Di tengah keganasan, di tengah serdadu – serdadu memukul Yesus, ketika mereka
menyeret Yesus, Veronika masih sempat melihat Yesus. Veronika turut mengambil bagian dalam
kedukaan itu. Sikap Veronika bukan berhenti pada rasa duka, tetapi telah ada suatu keberanian
untuk mendekati dan berbuat kasih kepada Yesus. Veronika mengusapi wajah Yesus yang
dicucuri keringat bercampur darah. Dan tanda terima kasih Yesus, bukanlah kata–kata,
melainkan memberikan wajahNya, yang terbukti pada kain. Bahwa Yesus selalu memberikan
diriNya kepada setiap orang yang berbuat kasih. Setiap orang yang berani berbuat baik, terhadap
sesama akan mendapat pahala dari Tuhan. Tuhan akan memberikan ganjaran dan imbalan kepada
setiap orang setimpal dengan usahanya, bahkan lebih dari pada itu.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, kadang kala kami takut dan malu untuk berbuat baik. Kami tidak berani
mewartakan cinta kasih kepada sesama. Semoga hati dan perbuatan kami bersatu dan sesuai
dengan rencanaMu untuk menolong orang lain yang ditimpah kesusahan.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Narator 1 :
Sekelompok wanita Yerusalem turut berduka cita atas penderitaan Yesus. Mereka
menangis di pinggir jalan salib, menuju Kalvari.
(para wanita menangis dengan menyanyikan lagu duka cita/Ovos)
Yesus : Jangan menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak – anakmu.
Narator 2 :
Dengan ini, Yesus menunjukkan bahwa karya amal lebih berharga dari pada kata – kata
dan air mata. Lebih baik merubah diri dari pada menangisi dosa kita.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Serdadu (menendang Yesus dengan keras sehingga Yesus jatuh ) : Ha..ha..ha… Ayo bangun…
tempat kematianmu sudah dekat..
Narator 1 :
Kalvari bukit tengkorak. Jalan menuju ke puncak tidaklah mudah. Dakian berbatu dan
berkelok – kelok menampakkan keganasan dunia bagi sang Kasih. Dapat dipahami, mengapa
Yesus dapat jatuh sampai tiga kali? Yesus yang telah lemah karena tidak tidur semalaman, didera
dan diseret kemana–mana, harus menempuh perjalanan yang begitu berat. Yesus harus
menjalankan semuanya itu karena satu hal yakni “ KASIH “.
Dan Yesus pun jatuh lagi untuk ketiga kalinya. Namun, Ia tetap bangkit dan berdiri untuk
melanjutkan perjalananNya. Ia harus terus berjuang untuk mencapai tujuan. Maka dalam
kehidupan, ketika kita menghadapi berbagai tantangan zaman, sebagai pengikut Kristus yang
perkasa, kita tidak boleh pernah menyerah sekalipun harus jatuh – bangun....
Narator 2 :
Marilah berdoa :Tuhan Yesus, karena kasihMu kepada Bapa dan kepada kami, Engkau
harus menderita hingga jatuh berulang – ulang. Anugerahkanlah Roh kekuatan kepada kami agar
kami mampu bangkit dari kelemahan kami untuk terus berjuang menerjang tantangan hidup ini.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Narator 1 :
Akhirnya tibalah mereka di puncak Golgota. Di sana serdadu – serdadu secara kasar
menanggalkan pakaian Yesus yang melekat pada tubuhNya yang penuh luka. Luka – lukaNya
terasa amat pedih dan sakit. Ini merupakan saat yang paling memalukan. Dia ditelanjangi
didepan umum. PribadiNya yang luhur mulia, direndahkan. Ia dicemoohkan. Penghinaan itu
bukan hanya menimpah tubuh, tetapi juga mengoyahkan kehormatan, wibawa dan harga diri
seseorang yang harus dijaga.
(Adegan : Para serdadu melepaskan jubah Yesus)
Serdadu : Salam haii Raja… (kemudian menarik dengan kasar pakaian Yesus)
Kepala pasukan : (menangkap jubah yang dilemparkan serdadu) baiklah kita undi saja, siapa
yang akan mendapat jubah raja ini (tertawa mengolok)
Narator 1 :
Yesus harus mengorbankan segala – galanya. Ia tak menyimpan apapun bagi diriNya
sendiri. Di sini, di depan pintu kematian, semakin terasa bahwa hidupNya dipertaruhkan untuk
sesamaNya. pengorbananNya merupakan satu – satunya jalan untuk menciptakan ikatan yang
kuat dan perdamaian yang kokoh dengan mereka yang menolak Dia. Yesus menyerahkan diri
pribadiNya sendiri untuk menebus semua orang, termasuk kita semua yang hadir di sini.
Narator 2 : Marilah berdoa : Ya Bapa, beranikanlah kami untuk mengorbankan harta kekayaan,
kehormatan, wibawa dan jabatan demi menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran yang
dibutuhkan bagi keselamatan umat manusia.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Narator 1 :
Puncak Golgota sudah didaki oleh Putera Manusia. Dan kini, tiba saatnya Dia akan
dibantai di mimbar salib. Keringat bercucuran membasahi tubuh. Dan darah meleleh seakan
meminta dikasihi oleh mahklukNya. Namun mahklukNya tega membiarkan tangan dan kakiNya
dipaku di palang penghinaan.
Tangan yang selama 33 tahun rajin bekerja, sekarang dipaku karena kemalasan manusia. Kaki
kudusNya yang telah mengembara ke banyak tempat untuk menolong orang, kini dipaku karena
manusia sering melangkah ke tempat – tempat hina, ke ladang korupsi, ke tempat pelacuran, ke
tempat perjudian, dan menjadi biang ketidakadilan.
Oh....manusia, mengapa kamu berbuat demikian kepadaKu ? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku ini
Tuhanmu? “ Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
Saudara – saudaraku....Memang jalan satu – satunya untuk menyelamatkan manusia adalah
dengan penderitaanNya di salib. Allah sungguh mengasihi manusia sehingga Ia rela mengutus
PuteraNya ke dunia. Betapa Tuhan baik kepada kita,....Sungguh mengagumkan bagi kita.....Lalu
bagaimana sikap kita dalam mengikuti jalan salib PuteraNya itu ? Apakah kita termasuk dalam
kelompok prajurit yang bermain dadu untuk mengundi jubahNya ? Mulut mereka digenggam
kerakusan, kebencian dan dendam membara....Ataukah kita termasuk orang – orang setia, seperti
Maria BundaNya, Maria Magdalena dan Yohanes ?
Orang Farisi : Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak bisa Ia selamatkan.
Orang Yahudi : Hai, Raja Orang Yahudi, turunlah dari salib itu supaya kami dapat percaya !
Orang Farisi : Engkau yang ingin merobohkan bait Allah, turunlah dari salib jikalau Engkau
sungguh – sungguh anak Allah !
Orang Yahudi : Selamatkanlah diriMu dan turunlah dari salib itu !
Yesus : Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat
Orang banyak : ( Terheran – heran sambil melihat satu sama lain )
Yesus: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku ?
Yesus : ( Musik seram, ada hembusan angin...) Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan
hidupKu.......( disambung dengan bunyi menggelegar. Instrument In Silentio sambil dibawakan
sebuah puisi......Atau bisa juga ratapan dalam bahasa daerah....)
Narator 1 :
Sesudah itu, Yosef dari Arimatea, ia adalah murid Yesus tetapi sembunyi – sembunyi
karena takut kepada orang – orang Yahudi, meminta kepada Pilatus supaya ia diperbolehkan
menurunkan jenasah Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya. Juga Nikodemus, datang ke
tempat itu. Dialah mula – mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran
minyak dan mur serta gaharu. Kira – kira 50 kilo beratnya. Meraka mengambil jenasah Yesus,
mengapaninya dengan rempah – rempah menurut adat orang Yahudi. Di sini dibenarkan sabda
Yesus bahwa benih yang ditanam harus mati dahulu agar dapat menghasilkan buah.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Yesus, segala kesulitan kami merupakan juga benih yang suci, yang menghasilkan
buah yang melimpah. Karena itu, berikanlah kemampuan kepada kami untuk memahami serta
menemukan arti dari kesulitan – kesulitan hidup kami.
(Adegan: Musik Instrument In Silentio mengiringi perarakan peti jenasah sampai ke dalam
Gereja. Peti disemayamkan di depan altar....)
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
DOA PENUTUP
(Oleh Narator Utama)
Marilah berdoa :
Tuhan Yesus, bersama Engkau kami telah tiba di bukit Golgota. Dari salibMu yang suci akan
Kau pancarkan kemuliaan Paskah bagi kami yang sedang berziarah ini. Jalan salib ini masih
akan kami lalui dalam hidup dan perjuangan kami di tengah dunia ini. Namun kami percaya
bahwa pengorbanan dan perjuangan kami di dunia akan mendapat kekuatan bila senantiasa
memandang pada salib suciMu. Engkau kami puji kini dan sepanjang masa......
Umat : Amin.