Anda di halaman 1dari 13

TEKS TABLO

Jalan salib solidaritas


Oleh Fr. Gerry Gobang

Narator Utama :
Saudara / i, umat Allah, peziarah yang terkasih....
Kisah Golgota adalah kisah tragis 2000-an tahun lalu. Tragedi Golgota adalah sebuah sejarah
yang layak disimak. Sebuah kisah yang patut ditulis ulang. Adalah suatu kebenaran yang tak
dapat disangkal, yakni peristiwa wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman yang paling
tragis dalam hidupNya. Peristiwa yang tidak kita alami secara langsung ini, sangat menyentil
perasaan manusiawi kita.
Saudara – saudariku yang terkasih....
Sambil menatap bayangan Zaitun dan kenangan Golgota, yang telah menyulam wajah Kristus,
yang carut – marut, berlumuran darah, marilah kita menatap dosa – dosa kita.
Karena dosa kitalah, Dia datang. Karena kesalahan kitalah, Ia wafat....
Mari menapak Jalan salib Tuhan yang adalah tanda solidaritas Allah akan penderitaan manusia...

EPISODE GETSEMANI

(Lagu/Koor : Aduh Bukit Zaitun (Atau lagu yang sesuai)


Narator : BALADA GETZEMANI (Diiringi Musik Instrumental)

Getzemani mengukir sejarah


Terpatri dalam ziarah pengikutnya
Yudas seorang sahabat memalingkan wajah
Lantaran tiga puluh keping perak
Hembusan angin dingin kaku
Menoreh tirai hati
Anak manusia dalam kesusahan
Awan berarak pelan
Mendung menyelimuti
Suram wajah
Yang basah oleh keringat darah
Oh…… betapa gelisah hatiku
Oh…… wajah yang ramah
Tak pantas ditampar para khianat
Getzemani ! Getzemani ! Getzemani !
Aromamu membaur dalam angkara sejagad
Dosa manca benua bergelantungan di rantingmu
Ya Bapaku, jikalau boleh
Biarlah piala ini berlalu dari padaKu
Namun bukan seperti yang Kukehendaki
Melainkan seperti yang Engkau kehendaki….

Tersobek wajahnya dikecup pasukan Yudas


Ludah-ludah khianat melekat di pipinya
Hatiku sedih
Seperti mau mati rasanya
Tinggalah di sini berjagalah dengan Daku
Sebab pengkhianat-Ku hampir datang
MenjemputKu di gerbang zaitun
Getzemani ! Getzemani ! Getzemani !
Kukenang dalam gelisah tak bertepi

Yesus : Dengarlah hai kamu semua; banyak orang tak lagi mencintai kebenaran dan keadilan.
Karena itu anak manusia datang untuk mewartakan kebenaran dan keadilan di tengah-tengah
bangsa ini…. Demi kebenaran dan keadilan itu, Anak Manusia harus menanggung penderitaan,
ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala, ahli-ahli taurat, lalu dibunuh, namun bangkit pada hari
ketiga. Berdolah kamu….. marilah kita pergi.
Yohanes : Guru, kemanakah kita harus pergi ?
Petrus : Guru, sebentar lagi gelap akan menyelimuti daerah ini, sebaiknya kita tak perlu pergi.…
Yesus : Kita harus pergi ke Bukit Getzemani, di Bukit Zaitun. Dari sanalah awal kesengsaraan
dimulai; orang-orang berdosa akan menangkap dan menyeret Anak Manusia untuk mati di kayu
salib. Dan kamu semua akan terguncang imanmu karena hal itu. Sebab ada tertulis …. Aku akan
membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai berai.
Petrus : Guru, biarlah mereka tergoncang imannya karena Engkau ! Aku sekali-kali tidak !
Yesus : Aku berkata kepadamu, Petrus. Sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok,
engkau telah menyangkal aku tiga kali.
Narator 1 : Kegelapan menyelimuti kota Yerusalem. Yesus berjalan menyusur Lembah Sedron
menuju ke taman Getzemani. Yesus menuju ke taman duka cita, untuk memperbaiki lagi dosa
yang telah diperbuat manusia pertama oleh manusia pertama dalam taman kenikmatan, firdaus.
Penghuni Yerusalem sedang tidur dengan nyenyaknya, mereka tidak menduga tentang kejadian
bersejarah yang sedang berlangsung di taman Getzemani. Kesengsaraan Tuhan telah dimulai.
Yesus masuk ke taman itu dengan membawa Petrus dan kedua Anak Zebedeus. Adapun Yudas
yang mengkhianati Yesus juga mengetahui tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ
bersama dengan murid-muridNya.
(Yesus berjalan dengan sangat pelan. Terlukis kesedihan di wajahnya, sementara para muridnya
mengikuti dari belakang, sambil menolah ke kiri dan ke kanan karena ada kecemasan di hati
mereka, terutama Petrus)

Narator 2 : (Dengan Iringan instrumen sengsara)


“Lihatlah manusia ini”. Di sini, di tempat ini, suatu rahasia abadi terjadi, suatu
misteri sepanjang abad terbukti. Di taman Getzemani, Yesus sudah mengalami penderitaan yang
membawa maut. Betapa tidak, sebagai Allah Ia sudah mengetahui siksaan itu sebelumnya dan
sebagai manusia ia merasakan dalam hatinya segala kengerian. Ia merasakan penghinaan dan
kebengisan yang sudah mendekat. Ia melihat serdadu-serdadu ganas yang mendaratkan tinju dan
jotos di wajahnya. Ia melihat mereka meludahinya, menginjaknya, menderainya, dan
memahkotainya dengan mahkota duri. Ia merasakan deraan, paku-paku yang tajam, tali temali
dan beban salib yang amat berat. Ia melihat Golgota…… ya Golgota. Ia melihat dirinya
digantung di salib, diapiti dua penjahat. Ia melihat hujatan dari lautan manusia. Ia melihat
penderitaan Ibunya di kaki salib …. Tidaklah mengherankan kalau seluruh kodrat manusiawinya
merasa ngeri atas semua penderitaan itu. Ia gemetar ketakutan. Dan ketika segala-galanya
seakan-akan sudah meninggalkannya, bergaunglah seruannya yang penuh duka cita : “Bapa,
kalau boleh jauhkanlah dari padaKu penderitaan yang Aku harus alami ini.”
Yesus : (Berbicara kepada murid-muridNya) “Tinggalah di sini dan berdoalah, supaya kamu
tidak jatuh ke dalam percobaan.
(Adegan: Yesus mengambil jarak sedikit jauh dari murid-muridNya untuk berdoa. Tangan kanan
Yesus diangkat, tangan kirinya melekat di dada. Kemudian kedua tangannya diangkat sampai
selesai untuk berdoa dalam hati. Lalu Yesus berkata :…. )
Yesus : Jiwaku sedih hingga mau mati rasanya. Ya Bapa…. Aku berdoa kepadamu….. Bapaku
jikalau boleh, biarlah piala ini lalu dari padaku…. (menundukkan kepala)…. Tetapi bukan
kehendakKu ya Bapa, melainkan kehendakMu …. Terjadilah !
(Adegan : Yesus bangun berdiri lalu mendapatkan tiga rasulnya yang sedang tidur nyenyak. Ia
menatap dalam dan segera membangunkan mereka )
Yesus : “Petrus….. Yohanes….. Yakobus bangunlah ….. (Petrus dan kedua murid serentak
bangun) memang bebanmu berat, tetapi tidak sanggupkah kamu berjaga bersamaku satu jam saja
? Roh memang kuat tapi daging lemah. Kini waktunya sudah tiba. Bangunlah orang yang
menyerahkan aku sudah datang.
Yudas, Algoju, Orang Yahudi : (Berteriak, ribut, gaduh. Bawa tombak, obor dan tali). Tangkap
Yesus ! Tangkap Yesus ! Yesus, kau penipu, Kau penghujat Allah !
Yudas: (Memberikan isyarat diam) Ssssttt…. Lihat para pengikut Yesus itu, dan orang yang
kucium itulah dia dan bawalah dia dengan selamat. Semua berteriak riuh)
Yakobus : Ada apa ini, mengapa ribut – ribut begini ? ( Murid - murid ketakutan )
Yesus : Putera Manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa. Lihatlah, orang yang
mengkhianati Aku sudah dekat.
Yudas : ( Maju mendekati Yesus dan berkata) Salam hai Guru….! (lalu Yudas mencium Yesus)
Yesus : Hai sahabat, untuk inikah engkau datang ? Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia
dengan ciuman. Betapa kejamnya engkau. Adalah lebih baik jika engkau tidak dilahirkan ke
dunia ini. (lalu Yesus berpaling kepada gerombolan orang dan berkata)
Yesus : Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi : Yesus dari Nazareth ( 2 X )
Yesus : Akulah Dia, yang kamu cari. ( Mereka semua mundur dan rebah ke tanah. Yesus
mendekati mereka dan berkata )
Yesus : Bangunlah…. Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi : Yesus dari Nazareth ( 2 X )
Yesus : Telah aku katakan, akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari biarlah mereka pergi.
(Adegan : para murid nampak kebingungan, sedang Algojo dan Orang Yahudi segera menangkap
dan membelenggu Yesus, mengikatnya dengan tali dan menyeretNya. Melihat itu, Petrus lalu
menghunus pedangnya dan memotong telinga Maltus, seorang hamba Imam besar, hingga putus)
Yesus : (Kepada Petrus) Petrus, sarungkanlah pedangmu itu. Sebab barang siapa menggunakan
pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kau sangka, bahwa Aku tak dapat berseru kepada
Bapaku, supaya ia mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku !
(Adegan: Lalu Yesus mengambil telinga orang itu lalu menyambungnya kembali)
Yesus : (Kepada algoju dan orang Yahudi) Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang
lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari aku duduk mengajar di Bait Allah,
dan kamu tidak menangkap Aku !
Algoju, orang Yahudi :(Menangkap dan mengikat Yesus. Dan Berteriak sambil terus menyeret
Yesus) Yesus, kau penipu, kau penghujat Allah! Kau harus dibunuh ! Siksa Dia !
(Adegan : Setelah itu, serdadu langsung membawa Yesus ke tempat pengadilan)

EPISODE PENGADILAN

( Musik instrument, sambil para prajurit menggiring Yesus menuju Kayafas....Pada perhentian
pertama, telah ada Imam Besar Kayafas dengan pakaian kebesarannya. Disampingnya ada
gambar perhentian pertama )

Perhentian I : YESUS DIHUKUM MATI

P : Kami memuji Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu Engkau telah menebus dunia
Narator 1 :
Yesus diseret ke pengadilan. Di sana telah menanti Imam Besar Kayafas. Namun, Yesus bagai
domba yang diam membisu ketika dihantar ke tempat pembantaian. Ia dianiaya, tetapi itu
ditanggungnya dengan sabar, tanpa membuka mulutnya. Ia membiarkan dirinya digolongkan di
antara kaum durjana, sebab itu ia memikul kejahatan banyak orang dan berdoa bagi orang-orang
berdosa.
(Koor : Lagu Yesus Tuhanku Atau lagu Lain yang sesuai)
Narator 2 : Balada Pengadilan
Kau,
Datang di tengah – tengah milikMu,
Tetapi mereka tidak menerima Mu
Kau, tak dikenal
Bagaikan seorang penjahat politik,
Kau, dihadapkan pada Pilatus
Di sana, ditelingaMu
Pekikan mengguntur, “ Salibkanlah Dia....Salibkanlah Dia...”
Orang – orang garang dihasut pemimpin – pemimpin durjana
Yang telah bertahun – tahun menjebak kebenaran
Ke dalam kepalsuan demi nikmatnya kedudukan
Pilatus,
Dijerat rasa takut akan kehilangan kedudukan empuk
Menipu suara hati yang mengaku
Kaulah Raja, datang menyaksikan kebenaran yang menguasai badai dunia
Kau, bisu lantaran rela pada kehendak Bapa
Dan cinta pada manusia
Hanya mata memancar kasih
Pada wajah – wajah palsu penuh ambisi
Yang keindahannya bagaikan kubur dicat putih.
Kini Kau dihukum mati
Oleh kehendak dan pengadilan tak adil
Kaulah Raja - Kaulah Kebenaran

Kayafas : (tertawa sinis) : Oh… ya ! Sudah lama aku menantimu Yesus. Kita memang harus
bertemu. Yesus…. Benarkah Engkau ini Messias ?
Yesus : Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, namun kamu tak percaya. Tetapi mulai dari
sekarang, Anak Manusia sudah duduk di samping kanan Allah Bapa yang mahakuasa.
Kayafas : Apa..? Apa katamu, Yesus…? Hai kalian (kepada orang-orang yang hadir) tidakkah
kalian mendengarkan sebuah penghojatan ? Karena itu saudara-saudaraku adalah lebih berguna
jikalau seorang mati untuk seluruh bangsa !
Orang Yahudi (satu orang) : Sekarang Dia telah ada di tangan kita, kita harus membunuhNya. Ia
layak untuk dihukum mati.
Orang Yahudi : (bersorak) : salibkan Dia… salibkan dia.
Kayafas : (berkata kepada pengawal dan Orang Yahudi) : Serahkanlah dan bawalah dia kepada
Pilatus.

(Adegan : Yesus diseret secara paksa menuju istana Pilatus. Sesampainya di Istana Pilatus, Orang
Yahudi dan para pengawal berteriak)

Orang Yahudi : Hidup Pilatus !! Hidup Sahabat Kaisar !!!


(Adegan: Pilatus nampak heran bercampur bingung melihat orang-orang datang kepadanya
sambil membawa Yesus)
Pilatus : Saudara-saudara apa tuduhanmu terhadap orang ini !!1
Orang Yahudi : Orang ini mengaku dirinya raja, dan mengacaukan rakyat dengan ajaran sesatnya
!
Pilatus : (Kepada Yesus) Tidakkah Engaku dengar, betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini
terhadapMu ? Benarkah Engkau ini raja ?
Yesus : Apakah Engkau mengatakan hal itu dari hatimu sendiri, ataukah ada orang lain yang
mengatakan kepadamu tentang Aku ?
Pilatus : Apakah Engkau kira aku ini seorang Yahudi ? Bangsamu sendiri dan Imam-imam
kepalamu sendirilah yang menyerahkan Engkau kepadaku. Apa yang telah Engkau perbuat?
Yesus : KerajaanKu bukan dari dunia ini, jika kerajaanKu dari dunia ini pasti hamba-hambaku
telah melawan supaya aku jangan diserahkan kepada orang-orang Yahudi. Akan tetapi
kerajaanku bukan dari sini.
Pilatus : Jadi… Engkau adalah Raja ?
Yesus : Engkau sendirilah yang mengatakan bahwa Aku adalah Raja.
Pilatus : (sambil berdiri) Siapa yang kamu kehendaki, supaya aku membebaskan bagimu :
Barabas atau Yesus yang kamu sebut Kristus ?
Orang Yahudi : Barabas !! Barabas !!! Barabas !!! Bebaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus : Jika demikian, apa yang kuperbuat dengan Yesus yang disebut Kristus ini ?
Serdadu dan Orang Yahudi : Salibkan Dia !! Salibkan Dia !!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus : Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukannya ?
Serdadu dan Orang Yahudi : Salibkan Dia !! Salibkan Dia !!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus : Yesus ! Apa yang Kau ajarkan ? Apakah Engkau sunggguh-sungguh Raja Orang
Yahudi ?
Orang Yahudi : Tidak !! Tidak !!! Penguasa kami hanyalah Kaisar. Dia ini penghasut, penghujat.
Dia harus dihukum, kalau tidak engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Orang Yahudi (satu Orang) ; Dia mengaku dirinya Raja dan mengacaukan rakyat, apakah dia
harus dibebaskan.. ?
Pilatus : Orang apakah Dia ini ?
Kayafas : Galilea !!
Pilatus : Bukankah Herodes ada di kota ini. Bawalah Dia ke Herodes.
(Adegan : Yesus diseret menuju Istana Raja Herodes. Orang-orang Yahudi tetap bersorak-sorai)
Herodes : (Tertawa) Kini aku baru bertemu dengan kau yang namanya Yesus itu. ! Ehhh. Yesus
Sang pembuat mukjizat, buatlah mukjizat-mukjizarmu di hadapanku, kalau engkau sungguh-
sungguh Mesias !
Herodes : Mengapa kau diam. Ayo siksa dia biar dia mau bicara !!
Pengawal : Hormatku padamu hai Raja orang Yahudi ! (menampar Yesus) Coba bernubuatlah
siapa yang menamparmu ? (Para pengawal lain mengolok-olokkan Dia)
Herodes : Bawa Dia kembali kepada Pilatus !!!

(Adegan : Yesus kembali dibawa kepada Pilatus)

Narator 1 : Yesus kembali dibawa ke Pilatus. Sejarah kesengsaraan Kristus dapat mengangkat ke
permukaan, berapa banyak kebencian dan kedurhakaan dapat terpendap di dalam hati manusia.
Berapa banyak kejahatan dan sikap tidak tahu terima kasih mengalir di dalamnya. Kristus di
depan Pilatus. Suatu adegan yang memprihatinkan terjadi di tempat ini lagi….
Istri Pilatus : (Mendekati Pilatus dan menyampaikan mimpi semalam kepada Pilatus) :…..
Jangan engkau mencampur perkara orang benar ini, sebab karena Dia, aku menderita dalam
mimpiku malam tadi.
Pilatus : Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini. Aku akan mencambuk dan
menyiksa Dia setelah itu Dia akan kubiarkan pergi.
Orang Yahudi :(Berteriak....) Salibkanlah Dia....Salibkanlah Dia.... Kami mempunyai hukum dan
menurut hukum itu, Ia harus mati sebab Ia menganggap diriNya sebagai Anak Allah. Jika tuan
membebaskan Dia, tuan bukanlah sahabat Kaiser. Setiap orang yang menganggap dirinya raja, ia
melawan Kaiser. Enyalah Dia,.......Salibkanlah Dia.....
Pilatus : (melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan Yesus, Pilatus mencuci kedua tangannya
di hadapan banyak orang dan berkata ) : Aku tidak bersalah atas darah orang ini. Itu urusan kamu
sendiri. Adililah Dia menurut hukummu. (Pilatus berkata sambil menujuk kepada Yesus)
Ambillah Dia....!
Orang Yahudi : Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.
Orang Yahudi (Berteriak) : Salibkanlah dia ! Salibkan Dia !!

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....


U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian II : YESUS MEMANGGUL SALIBNYA (Masih di tempat yang sama)

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu : (Menaruh mahkota duri di atas kepala Yesus dan memberikan pakaian jubah ungu
sambil maju dan berkata...) Salam Hai Raja Orang Yahudi....( lalu menampar Yesus )
Serdadu : (Sambil mengejek Yesus) Heeh Messias, ayo sekarang buatlah mukjizat, supaya kami
semua percaya.. Ayo, bawa salib nya.
Narator 1 :
Dengan penuh kerelaan Yesus mengulurkan tanganNya dan menerima salib yang berat
itu. Ia hanya berdiam diri tetapi berteguh hati untuk menerima keputusan yang tidak adil itu.
Betapa kita kerap kali merasa tidak senang bahkan mengeluh bila suatu saat kita mendapat salib
kecil dalam kehidupan kita, semisal penyakit, kegagalan dalam studi, kegagalan dalam
pekerjaan, kegagalan dalam bercinta, kesalahpahaman dalam pergaulan serta kemiskinan materi.
Bukankah Yesus pernah bersabda, “Barangsiapa ingin menjadi muridKu, ia harus berani
menyangkal diri serta memanggul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku” Betapa sering kita
melarikan diri dari resiko hidup ini, lebih sering kita mencari sesuatu dalam kenikmatan daging
dari pada harus berkeringat dan berjuang dengan tabah hati.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Yesus, jadikanlah kami hamba dan pengikutMu yang setia, terutama tenaga dan
pengorbanan kami yang sangat dibutuhkan bagi gereja, keluarga dan masyarakat kami.
Kuatkanlah niat dan keberanian kami untuk tidak melarikan diri dari tanggung jawab yang harus
kami pikul.
(Lagu Oleh Koor : O Sri Yesus / lagu lain yang sesuai)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

( Selanjutnya Yesus mulai memanggul salib adan berjalan. Hingga jatuh)

Perhentian III : YESUS JATUH DI BAWAH SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu 1 : Hai bangsat …… ayo bangun…. !


Serdadu 2 : Ha..ha..ha.. Raja Bangsa Yahudi terjatuh… (tertawa)
Narator 1 :
Dengan sesungguhnya kelemahan – kelemahan kitalah yang ditanggungNya dan segala
dukacita kitalah yang dipanggulNya. Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan
sampai mati dikayu salib. Itulah sebabnya Allah telah meninggikan Dia dan mengaruniakan
kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di
langit dan yang ada di bawah bumi.
Sesudah jatuh, Yesus segera bangun kembali. Tenaga manusiawiNya sudah sangat lemah. Maka
sebenarnya salib tak dapat dipikulNya lagi. Hanya karena kasih dan cinta-Nyalah yang
mendorongNya untuk tetap tabah.
Jatuh adalah pengalaman yang menyakitkan sekaligus memalukaan. Sekian sering kita juga terus
jatuh pada kesalahan dan dosa yang sama. Satu pertanyaan untuk kita renungkan, “ Bersediakah
kita bangun lagi dari kesalahan dan kedosaan kita ?” Bumi takkan menangis jika kita terantuk
dan jatuh. Namun ia akan meneteskan air mata jika kita tak mau bangun.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Yesus, hampir setiap kesusahan kami rasakan terlalu berat. Namun kami percaya
kelemahan itu akan kami atasi dengan kekuatanMu.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian IV : YESUS BERJUMPA DENGAN IBUNYA

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Narator 1 : (Instrument mengiringi puisi) :

MAWAR INI, MAWAR DUKA


Kubacakan puisi ini...
Ketika mentari hanyalah lembayung jingga
Bersama alam yang merunduk sunyi
Sebisu hatimu Bunda, disaat terpekur di kakiNya
Yang lunglai memikul kayu salib
Bunda...
Bening matamu menatap wajah nan terkulai
Tatapanmu membelai seraut wajah letih
Air matamu membasahi dahagaNya nan lara
Sejuk telingamu menangkap rintihanNya sedih
“ Ibu, inilah anakmu “
Belati duka menikam wajahmu pasrah
Meratap Bunda dalam hening
“ Duka manakah seberat dukaku ?”
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu
Mawar yang Bunda petik pada samudera kehidupan
Adalah mawar dari taman hati penuh cinta
Berpadu gelombang kasih
Mengalir pada sungai hati nan tak bertepi
Salam Bintang Laut
Kau hadirkan keribaan Bapa setangkai mawar pengabdian
Mahkotanya mekar dalam lautan ziarah yang tak bertepi
Bunda...
Di pintu hatimu kami mengetuk
Salam Pintu Surga
Mawar nan terkulai ini kupersembahkan buatmu
Dari hatiku yang patah berkeping retak
Dari jantungku yang berdetak lamban
Dari nuraniku yang puntung buntung
Oleh wajah pertiwiku penuh tangis nan sedih

(Lagu Oleh Koor: Ave Maria)


Narator 2 : Marilah berdoa :
Bunda pengasih, aku sendirilah yang membuat engkau menderita. Terimakasih atas
segala jerih payahmu menerima derita dalam cinta, bersama Puteramu Yesus untuk merangkul
semesta jagat, milikmu sendiri. Tolonglah semua kaum ibu di seluruh dunia, terutama mereka
yang berada di daerah kami ini, agar dalam masa penderitaan ini, mereka dapat mendidik anak –
anak mereka mengikuti jalan kebenaran, mengikuti jalan terang dan jalan surgawi.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Perhentian V : YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu 1 : Heyy.. tidakkah engkau liat orang itu sudah letih sekali. Carikan orang lain untuk
membantunya. !!
Serdadu 2 : (Mencari orang dan menemukan Simon) : Siapa namamu ??
Simon : Simon, tuan…
Serdadu : Cepat bantu orang ini untuk memikul salibnya
Simon : Tapi , tuan saya….
Serdadu : Mau melawan ya.. cepat bantu orang itu !!!
Simon (kepada Yesus) : Guru, aku aku hendak membantumu, ampunilah aku sebab aku tidak
layak berada di dekatMu.

Narator 1 :
Yesus kelihatannya sangat letih sekali. Ia sudah tak sanggup lagi untuk memanggul
salibNya lebih jauh. Maka ditahanlah seorang yang bernama Simon dari Kirene yang baru
pulang dari kebun. Lalu diletakkannya salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil
mengikuti Yesus. Saudara-saudari, ketika Simon dipaksakan untuk memikul salib, ia dengan rela
menerimanya. Ia dengan rendah hati mau menerima salib dan membantu Yesus. Inilah tanda
cinta dan belaskasihannya yang mendalam kepada sesamanya yang menderita.
Kepada kita, diberikan kebebasan untuk mengikuti dia atau menolak dia. Dengan hati yang
lembut, Yesus berdiri di pintu hati kita. Ia mengetuk dan meminta jawaban dari kita. Memilih
Yesus berarti harus menyangkal diri dan memikul salib. Apakah kita mampu ?
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, tolonglah kami, untuk selalu mengingat bahwa kami telah Kau pilih untuk melayani
dan mengasihi sesama serta memampukan kami dengan kekuatanMu untuk mewujudkannya.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian VI : VERONIKA MENYAPU WAJAH YESUS

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Veronika : (berlari mendekati Yesus) Ohh. Tuhanku… (sambil menyeka wajah Yesus. Setelah itu
menunjukkan wajah Yesus pada kain)
(Lagu Koor)
Narator 1 :
Di tengah keganasan, di tengah serdadu – serdadu memukul Yesus, ketika mereka
menyeret Yesus, Veronika masih sempat melihat Yesus. Veronika turut mengambil bagian dalam
kedukaan itu. Sikap Veronika bukan berhenti pada rasa duka, tetapi telah ada suatu keberanian
untuk mendekati dan berbuat kasih kepada Yesus. Veronika mengusapi wajah Yesus yang
dicucuri keringat bercampur darah. Dan tanda terima kasih Yesus, bukanlah kata–kata,
melainkan memberikan wajahNya, yang terbukti pada kain. Bahwa Yesus selalu memberikan
diriNya kepada setiap orang yang berbuat kasih. Setiap orang yang berani berbuat baik, terhadap
sesama akan mendapat pahala dari Tuhan. Tuhan akan memberikan ganjaran dan imbalan kepada
setiap orang setimpal dengan usahanya, bahkan lebih dari pada itu.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, kadang kala kami takut dan malu untuk berbuat baik. Kami tidak berani
mewartakan cinta kasih kepada sesama. Semoga hati dan perbuatan kami bersatu dan sesuai
dengan rencanaMu untuk menolong orang lain yang ditimpah kesusahan.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian VII : YESUS JATUH KEDUA KALINYA DI BAWAH SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu 1 : Hai bangsaat… ayo jalan. Tempat penyaliban masih jauh..


Serdadu 2 : Cepat keparat (sambil mencambuk Yesus)

Narator 1 (Diiringi Instrument ) :


Simon telah memohon diri dan kini Yesus seorang diri memikul beratnya salib kayu. Ia ditikam
karena kedurhakaan kita. Dan dihancurkan karena kejahatan kita. Siksaan yang menimpahNya
membawa perdamaian untuk kita, dan kita sembuh berkat bilur – bilur tubuhNya. Kita semua
bagaikan domba yang hilang dan tersesat, masing – masing menempuh jalannya sendiri. Tetapi
kepada Dia, Tuhan menimpahkan segala kesalahan kita semua, Ia dianiaya dan Ia pun tunduk,
dan tidak membuka mulutNya. Bagaikan domba yang diam tak mengembik bila dicukur. Seperti
anak domba yang dihantar ke pembantaian, demikian pun Ia tidak membuka mulutNya. Yesus
jatuh ke tanah lagi, karena orang tidak ingat akan kebaikanNya terhadap mereka. Namun cinta
kasihNya tidak hilang. Sebab itu, segera Ia bangun...

Narator 2 : Marilah berdoa :


Ya Yesus, buatlah hati kami untuk selalu peka dan terdorong untuk dapat menerima
segala kesusahan. Berilah supaya kami dapat membantu sesama kami yang menderita dengan
cara kami sendiri. Berilah kami hati yang rela untuk membantu sesama kami.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian VIII : YESUS MENASEHATI WANITA – WANITA YANG MENANGIS

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Narator 1 :
Sekelompok wanita Yerusalem turut berduka cita atas penderitaan Yesus. Mereka
menangis di pinggir jalan salib, menuju Kalvari.
(para wanita menangis dengan menyanyikan lagu duka cita/Ovos)
Yesus : Jangan menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak – anakmu.
Narator 2 :
Dengan ini, Yesus menunjukkan bahwa karya amal lebih berharga dari pada kata – kata
dan air mata. Lebih baik merubah diri dari pada menangisi dosa kita.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian IX : YESUS JATUH KETIGA KALINYA DI BAWAH SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu (menendang Yesus dengan keras sehingga Yesus jatuh ) : Ha..ha..ha… Ayo bangun…
tempat kematianmu sudah dekat..
Narator 1 :
Kalvari bukit tengkorak. Jalan menuju ke puncak tidaklah mudah. Dakian berbatu dan
berkelok – kelok menampakkan keganasan dunia bagi sang Kasih. Dapat dipahami, mengapa
Yesus dapat jatuh sampai tiga kali? Yesus yang telah lemah karena tidak tidur semalaman, didera
dan diseret kemana–mana, harus menempuh perjalanan yang begitu berat. Yesus harus
menjalankan semuanya itu karena satu hal yakni “ KASIH “.
Dan Yesus pun jatuh lagi untuk ketiga kalinya. Namun, Ia tetap bangkit dan berdiri untuk
melanjutkan perjalananNya. Ia harus terus berjuang untuk mencapai tujuan. Maka dalam
kehidupan, ketika kita menghadapi berbagai tantangan zaman, sebagai pengikut Kristus yang
perkasa, kita tidak boleh pernah menyerah sekalipun harus jatuh – bangun....
Narator 2 :
Marilah berdoa :Tuhan Yesus, karena kasihMu kepada Bapa dan kepada kami, Engkau
harus menderita hingga jatuh berulang – ulang. Anugerahkanlah Roh kekuatan kepada kami agar
kami mampu bangkit dari kelemahan kami untuk terus berjuang menerjang tantangan hidup ini.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian X : PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN (di tempat penyaliban)

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Narator 1 :
Akhirnya tibalah mereka di puncak Golgota. Di sana serdadu – serdadu secara kasar
menanggalkan pakaian Yesus yang melekat pada tubuhNya yang penuh luka. Luka – lukaNya
terasa amat pedih dan sakit. Ini merupakan saat yang paling memalukan. Dia ditelanjangi
didepan umum. PribadiNya yang luhur mulia, direndahkan. Ia dicemoohkan. Penghinaan itu
bukan hanya menimpah tubuh, tetapi juga mengoyahkan kehormatan, wibawa dan harga diri
seseorang yang harus dijaga.
(Adegan : Para serdadu melepaskan jubah Yesus)
Serdadu : Salam haii Raja… (kemudian menarik dengan kasar pakaian Yesus)
Kepala pasukan : (menangkap jubah yang dilemparkan serdadu) baiklah kita undi saja, siapa
yang akan mendapat jubah raja ini (tertawa mengolok)
Narator 1 :
Yesus harus mengorbankan segala – galanya. Ia tak menyimpan apapun bagi diriNya
sendiri. Di sini, di depan pintu kematian, semakin terasa bahwa hidupNya dipertaruhkan untuk
sesamaNya. pengorbananNya merupakan satu – satunya jalan untuk menciptakan ikatan yang
kuat dan perdamaian yang kokoh dengan mereka yang menolak Dia. Yesus menyerahkan diri
pribadiNya sendiri untuk menebus semua orang, termasuk kita semua yang hadir di sini.
Narator 2 : Marilah berdoa : Ya Bapa, beranikanlah kami untuk mengorbankan harta kekayaan,
kehormatan, wibawa dan jabatan demi menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran yang
dibutuhkan bagi keselamatan umat manusia.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XI : YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia
Serdadu : (membawa paku dan palu) : He…. Yesus, sekarang rasakan paku-paku ini akan
menembus tangan dan kakiMu.
Yesus (Mengerang kesakitan saat paku menembus tangan dan kakinya) : Ahhh…..

Narator 1 :
Puncak Golgota sudah didaki oleh Putera Manusia. Dan kini, tiba saatnya Dia akan
dibantai di mimbar salib. Keringat bercucuran membasahi tubuh. Dan darah meleleh seakan
meminta dikasihi oleh mahklukNya. Namun mahklukNya tega membiarkan tangan dan kakiNya
dipaku di palang penghinaan.
Tangan yang selama 33 tahun rajin bekerja, sekarang dipaku karena kemalasan manusia. Kaki
kudusNya yang telah mengembara ke banyak tempat untuk menolong orang, kini dipaku karena
manusia sering melangkah ke tempat – tempat hina, ke ladang korupsi, ke tempat pelacuran, ke
tempat perjudian, dan menjadi biang ketidakadilan.
Oh....manusia, mengapa kamu berbuat demikian kepadaKu ? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku ini
Tuhanmu? “ Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
Saudara – saudaraku....Memang jalan satu – satunya untuk menyelamatkan manusia adalah
dengan penderitaanNya di salib. Allah sungguh mengasihi manusia sehingga Ia rela mengutus
PuteraNya ke dunia. Betapa Tuhan baik kepada kita,....Sungguh mengagumkan bagi kita.....Lalu
bagaimana sikap kita dalam mengikuti jalan salib PuteraNya itu ? Apakah kita termasuk dalam
kelompok prajurit yang bermain dadu untuk mengundi jubahNya ? Mulut mereka digenggam
kerakusan, kebencian dan dendam membara....Ataukah kita termasuk orang – orang setia, seperti
Maria BundaNya, Maria Magdalena dan Yohanes ?

Narator 2: Marilah berdoa :


Ya Yesus, tangan dan kakiMu dipaku karena dosa dan kesalahan kami. Perbuatan dan tindakan
kami yang jahat adalah paku – paku yang melukai dan menembusi tanganMu. Semoga kami
semakin sadar akan kekilafan dan kalalaian kami sehari – hari....
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XII : YESUS WAFAT DI SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

(Instrument seram.....sayup – sayup ada instrument insilentio sambil dibacakan narator


berikut......)
Narator 1 :
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan
juga kedua orang penjahat itu. Yang seorang di sebelah kanan dan yang lainnya di sebelah kiri
Yesus. Yesus, hati dan tindakan kami begitu keras dan angkuh, bagaikan paku – paku yang
menembusi kaki dan tanganMu.
Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia tidak
mau minum. (Pemberian Anggur dilakonkan )
Pilatus menyuruh memasang sebuah tulisan di salib Yesus yang berbunyi Yesus dari Nazareth
Raja Orang Yahudi – INRI – Iesus Naserimus Rex Iudaorum (Seorang membawa tulisan INRI,
paku dan pemukul lalu dipasangnya tulisan itu pada salib Yesus). Lalu muncullah orang Yahudi
dan Farisi, datang mengolok – olok Dia.

Orang Farisi : Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak bisa Ia selamatkan.
Orang Yahudi : Hai, Raja Orang Yahudi, turunlah dari salib itu supaya kami dapat percaya !
Orang Farisi : Engkau yang ingin merobohkan bait Allah, turunlah dari salib jikalau Engkau
sungguh – sungguh anak Allah !
Orang Yahudi : Selamatkanlah diriMu dan turunlah dari salib itu !
Yesus : Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat
Orang banyak : ( Terheran – heran sambil melihat satu sama lain )
Yesus: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku ?
Yesus : ( Musik seram, ada hembusan angin...) Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan
hidupKu.......( disambung dengan bunyi menggelegar. Instrument In Silentio sambil dibawakan
sebuah puisi......Atau bisa juga ratapan dalam bahasa daerah....)

Narator 2 (diiringi instrumen)


Golgota…. Golgota…..
Terbantai tubuh tak berdaya
Tersobek jantungnya mawar merah tua
Kedukaan itu sangat hebat
Dan di bawah palang hina
Berdiri Bunda Saksikan Putera
Anakku, Apa salahMu, mengapa mereka telah
MembunuhMu
Oh… Bunda Dukacita
Ini salah kami, Ini dosa kami.
Kamilah yang telah meludahi mukaNya
Menampar pipiNya
Merobek jubahNya suci
Golgota ! Golgota !
Terukir pualam cinta tetes darah hapuskan dosa
Mengalir mengalun bersama geliat tubuhMu
Golgota ! Golgota !
Saksikan cinta Tuhan
Terucap dari bibir tertampar serdadu bengis : Bapa Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu
apa yang mereka perbuat, dan di palang ini.
Mazmur-mazmur cinta berkumandang.
Bapa, selesailah sudah.
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XIII : JENASAH YESUS DITURUNKAN DARI SALIB

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Narator 1 :
Sesudah itu, Yosef dari Arimatea, ia adalah murid Yesus tetapi sembunyi – sembunyi
karena takut kepada orang – orang Yahudi, meminta kepada Pilatus supaya ia diperbolehkan
menurunkan jenasah Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya. Juga Nikodemus, datang ke
tempat itu. Dialah mula – mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran
minyak dan mur serta gaharu. Kira – kira 50 kilo beratnya. Meraka mengambil jenasah Yesus,
mengapaninya dengan rempah – rempah menurut adat orang Yahudi. Di sini dibenarkan sabda
Yesus bahwa benih yang ditanam harus mati dahulu agar dapat menghasilkan buah.
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Yesus, segala kesulitan kami merupakan juga benih yang suci, yang menghasilkan
buah yang melimpah. Karena itu, berikanlah kemampuan kepada kami untuk memahami serta
menemukan arti dari kesulitan – kesulitan hidup kami.
(Adegan: Musik Instrument In Silentio mengiringi perarakan peti jenasah sampai ke dalam
Gereja. Peti disemayamkan di depan altar....)
(Lagu Oleh Koor)
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XIV : YESUS DIMAKAMKAN

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu


U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia
Doa – doa Penyerahan :
1. Doa orang tua
2. Doa seorang anak sekolah
3. Doa sepasang pemuda dan pemudi. Dll.....

Narator :Marilah berdoa :


Tuhan Yesus, Engkau sendiri juga mau merasakan kegelapan makam sebagaimana yang
akan kami alami. Tiga hari lamanya Engkau berbaring di dalam perut bumi sampai dengan saat
kebangkitanMu. Menyaksikan semuanya ini, kami teringat akan sabdaMu, “Biji gandum kalau
tidak jatuh ke tanah, ia akan tinggal sendirian saja. Tetapi kalau ia mati, ia akan berbuah
banyak.” Ditabur dalam kefanaan, dibangkitkan dalam keadaan baka. Ditabur dalam kelemahan,
dibangkitkan dalam kekuatan. Semoga dengan jalan salibMu ini, kami pun dikuatkan untuk
memikul tanggung jawab atas hidup kami di bumi ini. Teguhkanlah iman kami agar tetap setia
dan percaya kepadaMu. Dengan demikian akan hidup selalu dalam namaMu dan akhirnya kami
pun dapat turut bangkit bersama Dikau.....Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
(Lagu Oleh Koor)

DOA PENUTUP
(Oleh Narator Utama)

Marilah berdoa :
Tuhan Yesus, bersama Engkau kami telah tiba di bukit Golgota. Dari salibMu yang suci akan
Kau pancarkan kemuliaan Paskah bagi kami yang sedang berziarah ini. Jalan salib ini masih
akan kami lalui dalam hidup dan perjuangan kami di tengah dunia ini. Namun kami percaya
bahwa pengorbanan dan perjuangan kami di dunia akan mendapat kekuatan bila senantiasa
memandang pada salib suciMu. Engkau kami puji kini dan sepanjang masa......
Umat : Amin.

Anda mungkin juga menyukai