Desain Inklusif Sarana Membilas Pakaian Untuk Meminimalisir Nyeri Di Punggung Pada Lansia
Desain Inklusif Sarana Membilas Pakaian Untuk Meminimalisir Nyeri Di Punggung Pada Lansia
1
BAB III KAJIAN PENGGUNA PRODUK DAN LINGKUNGAN .................21
2
4.5.3 Detailed Part ..........................................................................................40
LAMPIRAN ..........................................................................................................43
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada lansia sering terjadi nyeri dan sakit pada tulang punggung, tulang
tangan dan bagian tulang lainnya dikarenakan terjadinya penurunan kekuatan otot,
elastis dan kefleksibelan otot. Tulang belakang adalah suatu kompleks yang
menghubungkan jaringan saraf, sendi, otot, tendon, dan ligamen, dan semua
struktur tersebut dapat menimbulkan rasa nyeri. Nyeri punggung diakibatkan oleh
regangan otot atau tekanan pada akar saraf. Nyeri punggung adalah masalah yang
sering dirasakan kebanyakan orang dalam hidup mereka. Nyeri punggung
biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan, atau rasa kaku di bagian
punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk dengan postur tubuh yang tidak
sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara menunduk yang salah, atau mengangkat
barang yang terlalu berat
Pada saat observasi lansia berumur 70 tahun sampai 80 tahun lebih, masih
terlihat kuat untuk melakukan kegiatan mencuci, membilas, dan lain sebagainya
secara manual. Mereka tidak mengungkapkan secara lisan saat sedang lelah atau
membutuhkan bantuan orang lain. Namun pada kenyataannya setelah
membungkuk terlalu lama, mereka akan memegang punggung belakangnya
pertanda lelah.
Produk yang akan dibuat untuk membantu para lansia dalam mencuci
seperti tempat untuk membilas yang praktis. Tidak perlu lagi mengangkat ember,
4
membungkuk terlalu lama karena membungkuk akan memperburuk kelenturan
otot dan sendi pada lansia.
b. Wawancara
Peran wawancara sebagai pelengkap dan menggali lebih dalam
informasi mengenai keluhan lansia pada saat mencuci . Selain itu dengan
5
info yang akan didapat dijadikan sebagai landasan terbentuknya suatu
desain, karena dari mereka akan kembali ke mereka pula.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk menambah data-data objektif sesuai fakta
dilapangan, mengenai postur tubuh dalam mencuci, anatomi, ergonomi,
melengkapi RULA, REBA, dan lain sebagainya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
7
ini, faktor penuaan adalah faktor utama penyebab gangguan keseimbangan
postural pada lansia.
Nyeri pada punggung dapat dirasakaan oleh semua orang mulai dari
remaja sampai lansia. Nyeri pada punggung dapat bertambah buruk jika
salah postur dalam mengangkat barang, membungkuk terlalu lama, atau
salah posisi duduk. Menurut dokter Huldani (2012) nyeri punggung dapat
bersifat akut atau kronik, nyerinya berlangsung terus menerus atau hilang
timbul, nyerinya menetap di suatu tempat atau dapat menyebar ke area
lain. Nyeri punggung dapat bersifat tumpul, atau tajam atau tertusuk atau
sensasi terbakar. Nyerinya dapat menyebar sampai lengan dan tangan atau
betis dan kaki, dan dapat menimbulkan gejala lain selain nyeri. Menurut
Iva Khusnul gejalanya dapat berupa perasaan geli atau tersetrum,
kelemahan, dan mati rasa. Keluhan pada punggung atau keluhan
muskuloskeletal merupakan keluhan pada otot skeletal yang dirasakan
dengan intensitas nyeri yang berbeda-beda, dari nyeri yang ringan sampai
nyeri yang sangat sakit. Pekerja laundry ini hampir sama aktifitas yang
dilakukan oleh lansia yaitu mencuci, menjemur, dan membilas. Suatu
penelitian pada pekerja laundry menyatakan keluhan Musculoskeletal
Disorders (MSDs) yaitu leher bagian atas, leher bagian bawah, bahu
kanan, punggung, lengan atas kanan, pinggang, panggul, pantat, siku
kanan, dan lengan bawah kanan. Keluhan tersebut dapat terjadi karena
melakukan pekerjaan secara terus menerus dengan sikap yang sama mulai
dari menimbang, mencuci, menjemur, menyetrika, melipat, dan mengemas
pakaian. Usia yang semakin bertambah akan menyebabkan penurunan
fungsi sistem tubuh manusia yang salah satunya adalah sistem
muskuloskeletal. Hal ini akan berakibat pada meningkatnya keluhan
muskuloskeletal yang di dalamnya termasuk keluhan nyeri punggung
bawah. Nyeri punggung bawah mulai sering dirasakan pada mereka yang
berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima.
8
Bahkan keluhan NPB ini semakin lama semakin meningkat hingga umur
sekitar 55 tahun. 16
Hasil survey pada The Labor UK penyakit akibat kerja yang paling
sering terjadi berdasarkan adalah musculoskeletal disorder. Kasus
musculoskeletal disorder sebesar 1.144.000 dengan menyerang punggung
sebesar 493. 000 kasus, anggota tubuh bagian atas atau leher 426.000
kasus, dan anggota tubuh bagian bawah 224.000 kasus. Hasil penelitian
tentang Kecelakaan Kerja Dan Cedera Yang Dialami Oleh Pekerja Industri
Di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta milik Woro (2007)
menunjukkan bahwa pekerja industri yang pernah mengalami kecelakaan
kerja sebanyak 29,9% dengan cedera punggung bawah dan atas 40,2%,
cedera kepala 24,8%, cedera pergelangan tangan 14,3%, dan cedera mata
20,7%. Lalu dalam jurnal Mayrika (2009) menyatakaan sekitar 90% dari
seluruh cedera punggung bawah bukan disebabkan oleh kelainan organik,
melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Data penelitian
menunjukkan, dalam satu bulan rata-rata 23% pekerja tidak bekerja
dengan benar dan absen kerja selama delapan hari dikarenakan sakit
pinggang. Berdasarkan hasil survei tentang akibat sakit leher dan
pinggang, produktivitas kerja dapat menurun menjadi sebesar 60%.
9
lumbal. Pada posisi duduk kerja otot lebih ringan bila duduk membungkuk
duduk membungkuk, dan dengan duduk membungkuk tekanan pada
bantalan saraf lebih besar Marras dan Krawowski (2006) dalam Kantana
(2010), yang menyebutkan bahwa posisi membungkuk menyebabkan otot
lebih tegang. Oleh karena orang yang bekerja dengan posisi membungkuk
membutuhkan ketahanan otot yang besar, hal ini menyebabkan
pembebanan pada tulang belakang menjadi lebih besar dan meningkatkan
risiko NPB.
1. Isi satu ember besar dengan air dingin (air hangat atau panas dapat
merusak pakaian berbahan halus). Biasanya air panas hanya cocok untuk
mencuci pakaian dalam demi menghilangkan dan membunuh kuman atau
mikro-orgnisme yang mungkin menempel pada pakaian dalam.
2. Tambahkan deterjen untuk mencuci. Ingat pula untuk memilih deterjen
yang tidak menimbulkan iritasi.[WU1]
3. Masukkan pakaian dan rendam selama 15-30 menit agar deterjen bekerja
maksimal mengangkat noda.
4. Kucek pakaian secara lembut. Hindari mengucek dengan tergesa atau
terlalu bertenaga karena akan membuat pakaian rusak atau tangan menjadi
lecet.
5. Kosongkan ember dan bilas pakaian dalam air bersih yang dingin.
6. Ulangi hingga semua busa telah hilang. Agar proses membilas lebih cepat,
sebaiknya gunakan dua ember.
10
7. Peras air dengan cara mengguling-gulingkan pakaian di antara handuk
bersih. Jika tidak memungkinkan, lakukan perasan lembut agar serat-serta
baju tidak melar.
8. Keringkan di permukaan yang rata atau di tali jemuran, tergantung jenis
bahannya. Ibu juga bisa menggunakan hanger jika diperlukan.
2.3 Standart
11
Data Antropometri Masyarakat Indonesia serta Dimensionalnya (Nurmianto,
1991)
12
Menurut depkes (2010) pada lansia beberapa alat ukur perlu disesuaikan
dengan kondisi fisiologisnya. Seperti tinggi badan, pada lansia yang mengalami
keadaan bungkuk tidak mungkin dilakukan pengukuran tinggi badan karena
hasilnya tidak mungkin dapat menggambarkan ukuran tinggi badan yang
sebenarnya sehingga perlu dilakukan pengukuran lain yang juga bisa
menggambarkan tinggi badan lansia tersebut. Salah satu alat ukur yang dapat
digunakan adalah tinggi lutut.
Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau nomogram bagi
orang yang berusia diatas 59 tahun (Gibson, RS; 1993)
Selain dari tinggi lutut, tinggi badan lansia dapat diprediksi dari panjang depa, dan
tinggi duduk. Panjang depa relative kurang dipengaruhi oleh pertambahan usia,
tetapi nilai panjang depa pada kelompok lansia cenderung lebih rendah dari
dewasa muda.
13
semua aspek dalam konsep untuk semua disiplin ilmu desain. Prinsip-
prinsip ini berguna untuk mengevaluasi produk dan lingkungan yang ada,
membimbing proses desain dan mendidik desainer dan konsumen tentang
karakteristik desain. Tujuh prinsip desain universal menurut Story (Story,
2011) adalah:
14
2.4.2 Ergonomi
Istilah “ergonomi” mulai dicetuskan pada tahun 1949. Istilah
ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu “Ergon” dan “Nomos“ yaitu
aturan, prinsip kaidah atau dapat pula didefinisikan sebagai studi tentang
aspek–aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara
anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, managemen dan desain atau
perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi,
kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja maupun
lingkungan.
15
3. Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja.
Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prinsip-prinsip
ekonomi gerakan yaitu mengurangi gerakan kerja yang secara
berlebih. Gerakan kerja yang memenuhi prinsip ekonomi gerakan
dapat memperbaiki efisiensi kerja dan mengurangi kelelahan kerja.
2.4.3 Warna
Adit Gupta (2015) memberi keterangan pada tanya jawab Stack
Exchange bahwa lansia dapat tertarik dengan warna pastel tetapi mereka
mungkin tidak memerlukan ketajaman warna untuk merangsang pikiran
dan suasana hati. Masalah penglihatan juga dapat mengganggu bagaimana
warna terlihat dan apa yang dilihat.
Nuansa merah muda dan orange muda dapat membantu sirkulasi dan
meningkatkan energi pada sbuah ruangan. Selain kedua warna tersebut
terdapat warna krem, aprikot, coklat muda, dan terakota. Pemilihan warna
dapat menjadi refleksi dari masa lalu dan masa yang akan datang. Biru
muda, ungu muda, dan ungu adalah warna-warna yang dapat menjadi
warna refleksi dan suasana psikis.
Studi yang dilakukan di panti jompo/rumah sakit menunjukkan bahwa
merah muda dengan biru muda/ hijau dapat menenangkan jiwa dan
memberikan rasa damai. Menggunakaan pola bunga juga dapat
memberikan rasa tenang seperti di pedesaan atau menggambarkan masa
lalu. Mereka merekomendasikan warna berikut :
16
2.4.4 RULA (Rapid Upper Limb Assessment)
RULA atau Rapid Upper Limb Assesment dikembangkan oleh Dr.
Lynn Mc Attanmey dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergononom
dari universitas di Nottingham (University's Nottinghamlnstitute of
Occupational ergonomics). Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jumal
aplikasi ergonomic pada tahun 1993 (Lueder, 1996). Rapid Upper Limb
Assesment adalah metode yang dikembangkan alam bidang ergonomi
yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dialakukan 204
oleh tubuh bagi an atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus
dalam memberikan pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian
atas sejalan dengan fungsi otot dan beban ekstemal yang ditopang oleh
tubuh. Penilaian dengan menggunakan metode RULA membutuhkkan
waktu sedikit untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada
daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko
yang diakibatkan pengangkatan fisik yang dilakukan operator. RULA
diperuntukkan dan dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan
yang luas (McAtamney, 1993). Teknologi ergonomi tersebut mengevaluasi
pastur atau sikap, kekuatan dan aktivitas otot yang merumbulkan cidera
akibat aktivitas bemlang (repetitive starain injuries). Ergonomi diterapkan
untuk mengevaluasi hasil pendekatan yang bempa skor resiko antara satu
sampai tujuh, yang mana skor tertinggi menandakan level yang
mengakibatkan resiko yang besar (berbahaya) untuk dilakukan dalam
bekerja. Hal ini bukan berarti bahwa skor terendah akan menjamin
pekerjaan yang diteliti bebas dan ergonomic hazard. Oleh sebab itu metode
RULA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang bensiko dan
dilakukan perbaikan sesegera mungkin (Lueder, 1996). Pengembangan
RULA terdiri atas 3 (tiga) tahapan, yaitu :
• Pengembangan metode untuk pencatatan postur kerja
• Perkembangan sistem pengelompokan skor postur bagian tubuh
• Pengembangan Grand Score dan Daftar Tindakan
17
18
2.4.5 NBM (Nordic Body Map)
Untuk memperkuat data, para peneliti menggunakaan kuisoner NBM,
berikut kuisonernya
19
2.4.6 HTA (Hierarchy Task Analysis)
20
BAB III
21
menyiapkan 2 ember dan detergen lalu di letakkan dibawah kran air.
Setelah itu beliau mulai mencuci dan mengucek. Pada tahap membilas
mbah Jasmin melakukan 3 kali dengan alasan untuk menghilangkan buih
yang tersisa di pakaian.
22
3.2 RULA
Dari hasil RULA, postur tubuh mbah Jasmine pada saat mencuci perlu dirubah,
karena menurut data dapat membahayakan ketika terus dilakukan seperti nyeri
berkepanjangan.
23
3.3 NBM
Dari hasil NBM, mbah Jasmine tidak terlalu mengeluhkan nyeri pada saat
mencuci.
24
3.4 HTA (Hierarchy Task Analysis)
25
BAB IV
b. Bahan
• Kapasitas : 1-2 kg
• Material : plastik anti patah
26
c. Artikulasi bahan :
- Terdapat 2 ember, ukuran besar dan kecil
- Handle bersifat permanen
- Handle menyatu dengan ember kecil
- Ember besar terdapat kaki, yang berguna untuk menopang berat
dan sebagai tempat pembuangan air
- Ember kecil terdapat lubang-lubang untuk keluar masuknya air,
terdapat juga tutup ember
- Ember besar memiliki tonjolan memanjang kebawah disisi kanan
kiri atau menonjol keluar
2. Analisa konten
- Memiliki lekukan pada handle
3. Analisa formal :
- Teksture handle kasar
- Teksture penutup lampu licin karena menggunakan bahan plastik
- Memiliki 2 warna, yaitu : ember besar, dan tutup ember kecil berwarna
putih. Ember kecil beserta handle berwarna biru muda
II. DEDUKSI
1. Sensori :
- Cara memegang dengan cara di genggam pada handlenya
- Handle bermotif serat grid
- Tekstur pada ember yaitu licin
- Memiliki bentuk yang fungsional
2. Intelektual :
- Mengapa handle memiliki lekukan dan bertekstur?
Untuk memudahkan user dalam mengangkat.
- Jenis kayu apakah yang digunakan?
Kayu yang digunakaan adalah kayu ulin.
27
- Apa fungsi penutup pada ember kecil?
Ketika ember kecil didorong, pakaian terkunci oleh penutup sehingga
pakaian tidak terdorong keluar.
- Mengapa ember kecil dan penutup memiliki lubang?
Lubang berguna untuk keluar dan masuknya air dan juga sebagai
mekanisme alat tersebut bekerja, agar pakaian lebih bersih.
- Mengapa ember besar memiliki tonjolan memanjang keluar?
Tonjolan berfungsi sebagai jalan untuk handle.
3. Emosional :
- Setiap lekukan menggambarkan kemewahan
- Warna putih yang berarti bersih
III. SPEKULASI
1. Teori :
Produk ini berguna untuk mencuci dan membilas dalam ruangan yang
sempit maupun terbuka. Produk ini juga tidak membutuhkan banyak air
seperti kebanyakaan saat mencuci. Produk ini bersifat manual yang artinya
sangat aman digunakaan, tidak menggunakan listrik, ramah lingkungan.
Produk ini 3 in 1, yang dapat mencuci, membilas, hingga memeras. Lalu
produk ini dapat dibawa kemana saja, bersifat praktis, dan ringan
2. Hipotesa :
Berdasarkan hasil analisa, pengetahuan dan teori yang didapat, peneliti
menduga bahwa objek tersebut merupakan :
- Alat mencuci portable
- Aman digunakaan, ramah lingkungan
- Dapat digunakaan diruangan sempit
28
4.3 Gagasan Desain
4.3.1 Sketsa Awal
29
30
4.4 Konsep Desain
4.4.1 Profil Lansia
31
32
4.4.3 Image Board
(Halaman sebaliknya)
33
4.4.4. Sketsa Rendering
34
35
36
4.4.5 Matriks
Pemilihan desain berdasarkan survey dengan 5 responden. Berikut
matriksnya:
37
4.4.6 Rendering
38
4.5 Perwujudan Karya
4.5.1 Model
39
4.5.3 Detailed Part
40
4. 5.5 Gambar Teknik
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran dari pengguna agar terdapat terdapat bantalan pada pegangan. Lalu
saluran pembuang air dinilai terlalu licin, hingga sulit untuk membukanya.
42
LAMPIRAN
Mbah Jasmin : “Saya trauma lewat situ, soalnya situ turun kan
terus licin. Pernah kepleset disitu. Biasanya nyuci
pas mandi, sekarang nyucinya ga pas mandi
hehehe”
Q : “Ngebilasnya 3x ya mbah?”
Mbah Jasmin : “Iya, biar bersih. Sudah, dah bersih. Terus dijemur.
Biar buihnya hilang”
Mbah Jasmin : “Ya yang kaya gitu, yang cor-coran, biasanya saya
nyuci disitu. (punggung di tegakkan sambil
memegang punggung)”
43
Ketika mbah Jasmine sedang mencuci
44
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian lansia
https://www.academia.edu/36311942/Pengertian_Lansia
Penurunan kemampuan
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/viewFile/718/587
- keseimbangan :
https://www.researchgate.net/publication/265243607_PENINGKATAN_STABIL
ITAS_POSTURAL_PADA_LANSIA_MELALUI_BALANCE_EXERCISE
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/60740/Velina%20Silviya
ni.pdf?sequence=1;Hubungan
- Definisi MSDs :
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/158/jtptunimus-gdl-ivakhusnul-7877-3-
babii.pdf
- Nyeri Punggung :
http://eprints.ulm.ac.id/210/1/HULDANI%20-%20NYERI%20PUNGGUNG.pdf
Antropometri
- Pengertian :
http://digilib.unila.ac.id/15787/18/BAB%20II.pdf
45
https://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/12/PENGUKURAN-
ANTROPOMETRI.pdf
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2010/07/komposisi-tubuh-lansia.pdf
Inklusif Desain :
- Download : S1-2013-252363-chapter1.pdf
- Download : 1089-2211-2-PB.pdf
Warna
https://ux.stackexchange.com/questions/83592/studies-on-color-for-the-elderly
RULA
https://media.neliti.com/media/publications/185645-ID-none.pdf
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2081/KIN.
HC.066.pdf?sequence=1
http://brainplusiqs.com/worksheet/rula-assessment-worksheet.html
NBM
https://www.slideshare.net/yadauwwirabuana/nordic-body-map-questionare
46