Anda di halaman 1dari 5

Transaksi Barter atau Tukar Faktur

Pada Accurate Dekstop

Oleh : Agus Muladi Sukarno

Transaksi barter atau dikenalkan dalam program accurate online (AOL) dengan istilah tukar
faktur belum ada modulnya dalam accurate dekstop, lalu bagaimana caranya jika ada transaksi
usaha yang melakukan transaksi tukar faktur tersebut sedangkan kita saat ini menggunakan
program accurate dekstop. Pada saat ini usaha yang melakukan transaksi tukar faktur ini
misalnya usaha dalam bidang perdagangan LPG, beberapa saat lalu kita dengar program
konversi tabung LPG 3 kg sebanyak 3 tabung menjadi tabung LPG 5,5 kg 1 tabung… atau usaha
perdagangan aki yang di dalam promosinya selalu menyertakan informasi jika aki bisa ditukar
tambah dengan aki lama.

Sebagai gambaran awal transaksi ini nanti tidak perlu kita membuat pelanggan dan pemasok
yang sama, tetapi cukup kita buat satu pelanggan, karena faktor PPN atas barang yang kita
terima diabaikan atau tidak ada, sedangkan untuk kasus PPN atas barang yang kita terima ada
nilainya atau ada faktur pajaknya maka perlakuannya tetap ada pelanggan dan pemasok atas
satu lawan transaksi tersebut.

Transaksi atas barang masuk dari pelanggan ini akan kita tampung dalam akun aktiva lancar
lainnya, sebelum kita jurnal menjadi item barang sesuai barang yang kita terima, dengan
moduljob costing pada accurate.

Dalam studi kasus ini akan saya simulasikan melakukan pencatatan barter untuk usaha agen
LPG. Adapun langkah persiapan dan kondisi khusus untuk transaksi ini meliputi :
1. Membuat akun dengan tipe aktiva lancar lainnya dengan nama akun barter sebagai
akun perantara atas barang non persediaan yang kita terima sebelum kita konversi
menjadi item barang persediaan. Saldo atas akun barter ini setelah tutup buku sore hari
mestinya selalu bernilai Rp. 0,- (nol rupiah), karena kita akan melakukan penyesuaian
setelah melakukan transaksi penjualan yang ada unsur barternya.
2. Membuat barang non persediaan dengan nama barang barter, yang akan kita pakai
untuk mengurangi nilai faktur penjualan dan menampung sementara barang non
persediaan yang kita terima. Nilai persediaan atas barnag ini seharusnya juga 0 (nol)
unit tiap tutup buku akir hari.
3. Barang dari penjual yang kita terima akan mengurangi langsung nilai tagihan pada
faktur penjualan kita
4. Dalam tukar barang untuk skema ini tidak ada PPN di dalam barang yang masuk kepada
kita.
5. Sedangkan PPN keluaran tetap bisa kita munculkan.
6. Modul yang akan kita pakai untuk mengubah barang barter non persediaan menjadi
barang persediaan adalah dengan menggunakan modul jobs costing.
Persiapan Setting Akun tipe aktiva lancar lainnya, sebagai berikut :

Persiapan setting barang dan jasa, sebagai berikut :

Contoh Transaksi :
1. Diterima tabung Gas 5 KG dari PT. AAA sebanyak 1.000 unit dari pesanan pembelian.

2. Membeli gas 5 kg ke PT. BBB sebanyak 850 x 5 KG


3. Mengirim pesanan ke PT. CCC sebanyak 150 tabung dan 350 LPG 5 kg

4. Menerima penukaran tabung 3 KG dari PT. CCC sebanyak 300 dengan 100 tabung 5 kg
a. Inputan dalam pengiriman pesanan hanya diinput untuk 100 tabung 5 kg

b. Saat membuat faktur penjualan dibuat sebagai berikut :

c. Tampilan stock setelah faktur diterbitkan sebagai berikut:


d. Tampilan Aktiva Lancar Lainnya

5. Melakukan konversi Barter tabung menjadi persediaan tabung 3 KG, dengan modul job
costing :
a. Mengakui beban job costing, sebagai berikut :

b. Penyelesaian job costing, sebagai berikut :


c. Stock setelah selesai job costing, sebagai berikut :

d. Tampilan neraca setelah penyelesaian job costing, sebagai berikut :

Kesimpulan :
1. Dalam contoh ini kunci dari rangkaian transaksi ini adalah poin 4.b dan poin 5.a sd 5.d
2. Akun barter adalah akun yang selalu bersaldo Rp. 0,-
3. Nilai persediaan LPG salah jika nilainya lebih besar dari pada nilai persediaan tabung.

Anda mungkin juga menyukai