Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

METODE STATISTIKA
“HISTOGRAM DAN BOXPLOT”

Disusun oleh :
Aisyah Jiyantika G.
19070795040

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PASCASARJANA
PROGAM STUDI S-2 PENDIDIKAN SAINS
2019
Langkah awal dalam menganalisis data adalah mempelajari karakteristik dari data
tersebut. Untuk itu, kita perlu mengetahui misalnya pemusatan dan penyebaran data dari nilai
tengahnya, nilai ekstrim atau outliernya, dan beberapa pengukuran lainnya. Terdapat beberapa
teknik untuk mempelajari karakteristik dan distribusi data tersebut, misalnya dalam bentuk
diagram. Penyajian data dalam bentuk diagram dibutuhkan agar kita tidak banyak melihat
angka. Beberapa bentuk diagram yang digunakan dalam statistika adalah histogram dan
boxplot.

HISTOGRAM
Fungsi histogram adalah memperjelas atau menggambarkan secara grafis distribusi
frekuensi suatu data dengan bentuk segi empat. Secara grafis, histogram terdiri dari dua
sumbu, yaitu horizontal dan vertikal. Sumbu horizontal digunakan untuk menyatakan batas-
batas kelas interval, sedangkan sumbu vertial menyatakan frekuensi. Histogram dibuat dengan
cara manual atau bisa menggunakan program.
a. Cara Manual
Berikut ini merupakan langkah-langkah membuat histogram secara manual:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi untuk membuat histogram
2. Membuat batas kelas dengan cara:
a) Ujung bawah interval kelas dikurangi 0,5
b) Ujung atas interval kelas ditambah 0,5
c) Ujung atas interval kelas pertama ditambah ujung bawah interval kedua dan
dikalikan ½ (untuk batas skala yang ditengah).
3. Membuat absis dan ordinat
Absis merupakan sumbu horizontal/ mendatar (X) yang menyatakan batas-batas kelas
interval, sedangkan ordinat merupakan sumbu verikal/ tegak (Y) yang menyatakan
frekuensi.
4. Membuat skala absis dan ordinat
5. Membuat grafik histrogram

 Contoh Data Tunggal


Berdasarkan data-data berikut ini:
6, 2, 4, 5, 4, 7, 7, 9, 1, 3, 1, 5, 1, 8, 9, 7, 5, 3, 3, 5. Buatlah histogramnya!
Jawab:
Untuk data tunggal, maka data tersebut harus diurutkan terlebih dahulu, menjadi
1 1 1 2 3 3 3 4 4 5 5 5 5 6 7 7 7 8 9 9
Y (frekuensi)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 X (angka data)

 Contoh Data Kelompok


Disajikan tabel data distribusi frekuensi nilai ujian statistik sebagai berikut:
Nilai Frekuensi (f)
60 – 64 2
65 – 69 6
70 – 74 15
75 – 79 20
80 – 84 16
85 – 89 7
90 – 94 4
Jumlah 70
Buatlah histogram dari data di atas!
Jawab:
1. Membuat batas kelas
60 – 0,5 = 59,5
(64+65) x ½ = 64,5
(69+70) x ½ = 69,5
(74+67) x ½ = 74,5
(79+80) x ½ = 79,5
(84+85) x ½ = 84,5
(89+90) x ½ = 89,5
(74+67) x ½ = 74,5
94 + 0,5 = 94,5
2. Membuat tabel distribusi frekuensi yang baru untuk membuat histogram
Nilai Frekuensi (f) Batas Kelas atas
59,5
60 – 64 2 64,5
Nilai Frekuensi (f) Batas Kelas atas
65 – 69 6 69,5
70 – 74 15 74,5
75 – 79 20 79,5
80 – 84 16 84,5
85 – 89 7 89,5
90 – 94 4 94,5
Jumlah 70

3. Membuat grafik histogram

Y (frekuensi)

20

18

16

14

12

10

59,5 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5 94,5 X (nilai)

b. Menggunakan program (Excel)


Berikut ini langkah-langkah cara membuat Histogram di Excel berdasarkan data-
data yang didapatkan.
1. Membuka aplikasi Ms. Excel.
2. Masukan data-data yang didapat tersebut ke dalam Lembar Kerja Excel.
3. Tentukan Jumlah kelas dan rentang kelas yang diinginkan, kemudian isikan kedalam
Ms. Excel. Catatan : Rentang kelas yang diisi di lembar kerja Excel tersebut adalah
Batas Atas (Upper Limit) pada kelas yang bersangkutan.
4. Di Tab “Data” group “Analysis”, klik “Data Analysis”.
5. Pilih “Histogram” dan klik “OK”.
6. Di “Input Range”, Seleksi rentang data yang diinginkan.
7. Di “Bin Range”, Selesi rentang kelas yang telah dibuat.
8. Klik “Output Range” dan letakan di bagian lembar kerja Excel untuk posisi grafik
Histogram serta data frekuensinya.
Catatan : Jika anda ingin meletakan grafik Histogram di lembar kerja yang lain,
silakan klik “New Workbook”.
9. Centang Chart “Chart Output”.
10. Klik “OK”.
11. Histogram and Tabel Distribusi Frekuensi Data akan ditampilkan.

Contoh:
Diberikan data nilai ujian statistika sebagai berikut
65 53 57 71 60 72 84 71
82 64 51 74 64 49 57 80
64 50 58 63 59 66 55 79
58 64 78 56 71 66 85 83
57 46 62 49 56 63 93 40
Buatlah histogram data tersebut menggunakan excel!
a. Membuat tabel data dan bin (interval kelas)

Bin yang diinginkan memiliki panjang interval 10


b. Blok data, kemudian klik “data analysis” pada tab “data”
c. Kemudian pilih “histogram” dan klik “ok”

d. Kemudian pilih range data (kolom data diblok) dan bin range (kolom bin diblok),
kemudian tentukan output range (tempat range/ cell hasil histogram muncul), dan
centang “chart output”

e. Histogram akan muncul, kemudian memperjelas atau memperbaiki beberapa informasi


di tabel dan Histogram agar lebih mudah dimengerti oleh pembacanya.
BOXPLOT

Boxplot dikenal sebagai diagram kotak-garis atau diagram box-and-whisker)


merupakan suatu box (kotak berbentuk bujur sangkar). Boxplot adalah cara standar untuk
menampilkan distribusi data berdasarkan lima rangkuman yakni data minimum, kuartil
pertama, median, kuartil ketiga, dan data maksimum. Dalam penggambarannya, boxplot dapat
digambarkan secara horizontal maupun vertikal.

Data max

Q1

Q2 Data min Data max

Q3 Q1 Q2 Q3

Data min

Gambar 1. Boxplot vertikal Gambar 2. Boxplot horizontal

Pada boxplot vertikal, Q1 berada di bagian atas kotak, sementara Q3 berada di bagian
bawah kotak. Pada boxplot horizontal, Q1 berada di sisi kiri kotak, sementara Q3 berada di sisi
kanan kotak. Q2 baik pada boxplot vertikal maupun pada boxplot horizontal berada di dalam
kotak. Letak Q2 bisa lebih dekat dengan Q1 atau Q3, bergantung data.
Untuk membuat diagram boxplot atau diagram kotak-garis, maka langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan nilai Q1, Q2, dan Q3
2. Hitunglah Q1 – 1,5(jangkauan interkuartil) dan Q3 + 1,5(jangkauan interkuartil).
Nilai-nilai tersebut merupakan pencilan, yakni nilai yang tidak cocok dengan badan utama
data, dan apabila terdapat nilai tersebut maka dapat merusak data. Pencilan bisa berupa
data yang terlalu kecil atau terlalu besar. Jangkauan interkuartil dirumuskan dengan Q3-
Q1.
3. Gambarlah kotak berdasarkan nilai Q1, Q2, dan Q3.
Jika tidak ada nilai yang kurang dari Q1 – 1,5(Q3-Q1), garis di ruas kiri dapat berhenti
pada nilai data terkecil. Jika ada satu atau lebih pencilan, maka garis di ruas kiri digambar
dari Q1 dan berhenti di Q1 – 1,5(Q3-Q1).
4. Garis pada ruas kanan digambar serupa, tetapi menggunakan Q3 + 1,5(Q3-Q1).
Contoh data tunggal (1):
Buatlah boxplot untuk data sebagai berikut:
43, 46, 50, 85, 56, 56, 67, 80, 67, 85, 43, 60, 80, 56, 67.
Jawab:
Data diurutkan terlebih dahulu, sehingga menjadi 43, 43, 46, 50, 56, 56, 56, 60, 67, 67, 67, 80,
80, 85, 85
 Banyaknya data = 15
 Data terkecil = min = 43
 Data terbesar = max = 85
1
 Kuartil 1 berada pada data ke 𝑥(15 + 1) = 4
4

Q1 = 50
2
 Kuartil 2 berada pada data ke 4 𝑥(15 + 1) = 8

Q2 = 60
3
 Kuartil 3 berada pada data ke 4 𝑥(15 + 1) = 12

Q3 = 80
 Jangkauan antar kuartil = 𝑄3 − 𝑄1 = 80 − 50 = 30
 Batas ‘pagar’ bawah = Q1 – 1,5(Q3-Q1)
= 50 – 1,5(30)
= 50 – 45
=5
 Batas ‘pagar’ atas = Q3 + 1,5(Q3-Q1)
= 80 + 1,5(30)
= 80 + 45
= 125
Karena nilai terkecil lebih besar dari batas pagar bawah dan nilai terbesar lebih kecil dari
batas pagar atas, maka dalam data ini tidak ditemukan data pencilan.

Data min Data max

Q1 Q2 Q3
X
X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X

X
X
X
X
x

x
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125


Contoh data tunggal (2):
Buatlah boxplot untuk data sebagai berikut:
1, 1, 2, 3, 5, 6, 8, 8, 100
Jawab:
 Banyaknya data = 9
 Data terkecil = min = 1
 Data terbesar = max = 100
1
 Kuartil 1 berada pada data ke 4 𝑥(9 + 1) = 2,5 = 3

Q1 = 2
2
 Kuartil 2 berada pada data ke 4 𝑥(9 + 1) = 5

Q2 = 5
3
 Kuartil 3 berada pada data ke 4 𝑥(9 + 1) = 7,5 = 8

Q3 = 8
 Jangkauan antar kuartil = 𝑄3 − 𝑄1 = 8 − 2 = 6
 Batas ‘pagar’ bawah = 2 – 1,5(6)
= 2 – 1,5(30)
=2–9
= -7
 Batas ‘pagar’ atas = Q3 + 1,5(Q3-Q1)
= 8 + 1,5(6)
=8+9
= 17
Karena nilai terkecil lebih besar dari batas pagar bawah, namun nilai terbesar lebih besar dari
batas pagar atas, maka dalam data terdapat data pencilan yakni 100.

Data min Data max

Q1 Q2 Q1 Q3 Q2 Q3
X
X

X
x
-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 100
Contoh data kelompok:
Perhatikan tabel dibawah ini!
No. Berat badan f
1 50 – 54 4
2 55 – 59 6
3 60 – 64 8
4 65 – 69 10
5 70 – 74 8
6 75 – 79 4
Jumlah 40
Buatlah diagram boxplot dari data di atas!
Jawab:
No. Berat badan f fkk
1 50 – 54 4 4
2 55 – 59 6 10
3 60 – 64 8 18
4 65 – 69 10 28
5 70 – 74 8 36
6 75 – 79 4 40
Jumlah 40

 Banyaknya data = 40
 Data terkecil = min = nilai tengah kelas bawah
50+54
= 2

= 52
 Data terbesar = max = nilai tengah kelas atas
75+79
= 2

= 77
1
 Kuartil 1 berada pada data ke 4 𝑥(40) = 10
1
𝑛−𝐹
𝑄1 = 𝑏 + 𝑝 (4 )
𝑓

1
40 − 4
𝑄1 = 54,5 + 5 (4 )
6

6
𝑄1 = 54,5 + 5 ( )
6
𝑄1 = 54,5 + 5
𝑄1 = 59,5
2 3
 Kuartil 2 berada pada data ke 4 𝑥(40) = 20  Kuartil 3 berada pada data ke 4 𝑥(40) = 30
2 3
𝑛 − 18 𝑛−𝐹
𝑄2 = 𝑏 + 𝑝 (4 ) 𝑄3 = 𝑏 + 𝑝 (4 )
𝑓 𝑓

2 3
40 − 18 40 − 28
𝑄2 = 64,5 + 5 (4 ) 𝑄3 = 69,5 + 5 (4 )
10 8

2 2
𝑄2 = 64,5 + 5 ( ) 𝑄3 = 69,5 + 5 ( )
10 8
𝑄2 = 64,5 + 1 𝑄3 = 69,5 + 1,25
𝑄2 = 65,5 𝑄3 = 70,75
 Jangkauan antar kuartil = 𝑄3 − 𝑄1 = 70,75 − 59,5
= 11,25
 Batas ‘pagar’ bawah = Q1 – 1,5(6)
= 59,5 – 1,5(11,25)
= 59,5 – 16,875
= 42,625
 Batas ‘pagar’ atas = Q3 + 1,5(Q3-Q1)
= 70,75 + 1,5(11,25)
= 70,75 + 16,875
= 87,625
Karena nilai terkecil lebih besar dari batas pagar bawah dan nilai terbesar lebih kecil dari
batas pagar atas, maka dalam data ini tidak ditemukan data pencilan.

Data min Data max

Q1 Q1 Q2 Q2 Q3 Q3
X
X

X
x

x
-

52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78

Anda mungkin juga menyukai