METODE STATISTIKA
“HISTOGRAM DAN BOXPLOT”
Disusun oleh :
Aisyah Jiyantika G.
19070795040
HISTOGRAM
Fungsi histogram adalah memperjelas atau menggambarkan secara grafis distribusi
frekuensi suatu data dengan bentuk segi empat. Secara grafis, histogram terdiri dari dua
sumbu, yaitu horizontal dan vertikal. Sumbu horizontal digunakan untuk menyatakan batas-
batas kelas interval, sedangkan sumbu vertial menyatakan frekuensi. Histogram dibuat dengan
cara manual atau bisa menggunakan program.
a. Cara Manual
Berikut ini merupakan langkah-langkah membuat histogram secara manual:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi untuk membuat histogram
2. Membuat batas kelas dengan cara:
a) Ujung bawah interval kelas dikurangi 0,5
b) Ujung atas interval kelas ditambah 0,5
c) Ujung atas interval kelas pertama ditambah ujung bawah interval kedua dan
dikalikan ½ (untuk batas skala yang ditengah).
3. Membuat absis dan ordinat
Absis merupakan sumbu horizontal/ mendatar (X) yang menyatakan batas-batas kelas
interval, sedangkan ordinat merupakan sumbu verikal/ tegak (Y) yang menyatakan
frekuensi.
4. Membuat skala absis dan ordinat
5. Membuat grafik histrogram
1 2 3 4 5 6 7 8 9 X (angka data)
Y (frekuensi)
20
18
16
14
12
10
Contoh:
Diberikan data nilai ujian statistika sebagai berikut
65 53 57 71 60 72 84 71
82 64 51 74 64 49 57 80
64 50 58 63 59 66 55 79
58 64 78 56 71 66 85 83
57 46 62 49 56 63 93 40
Buatlah histogram data tersebut menggunakan excel!
a. Membuat tabel data dan bin (interval kelas)
d. Kemudian pilih range data (kolom data diblok) dan bin range (kolom bin diblok),
kemudian tentukan output range (tempat range/ cell hasil histogram muncul), dan
centang “chart output”
Data max
Q1
Q3 Q1 Q2 Q3
Data min
Pada boxplot vertikal, Q1 berada di bagian atas kotak, sementara Q3 berada di bagian
bawah kotak. Pada boxplot horizontal, Q1 berada di sisi kiri kotak, sementara Q3 berada di sisi
kanan kotak. Q2 baik pada boxplot vertikal maupun pada boxplot horizontal berada di dalam
kotak. Letak Q2 bisa lebih dekat dengan Q1 atau Q3, bergantung data.
Untuk membuat diagram boxplot atau diagram kotak-garis, maka langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan nilai Q1, Q2, dan Q3
2. Hitunglah Q1 – 1,5(jangkauan interkuartil) dan Q3 + 1,5(jangkauan interkuartil).
Nilai-nilai tersebut merupakan pencilan, yakni nilai yang tidak cocok dengan badan utama
data, dan apabila terdapat nilai tersebut maka dapat merusak data. Pencilan bisa berupa
data yang terlalu kecil atau terlalu besar. Jangkauan interkuartil dirumuskan dengan Q3-
Q1.
3. Gambarlah kotak berdasarkan nilai Q1, Q2, dan Q3.
Jika tidak ada nilai yang kurang dari Q1 – 1,5(Q3-Q1), garis di ruas kiri dapat berhenti
pada nilai data terkecil. Jika ada satu atau lebih pencilan, maka garis di ruas kiri digambar
dari Q1 dan berhenti di Q1 – 1,5(Q3-Q1).
4. Garis pada ruas kanan digambar serupa, tetapi menggunakan Q3 + 1,5(Q3-Q1).
Contoh data tunggal (1):
Buatlah boxplot untuk data sebagai berikut:
43, 46, 50, 85, 56, 56, 67, 80, 67, 85, 43, 60, 80, 56, 67.
Jawab:
Data diurutkan terlebih dahulu, sehingga menjadi 43, 43, 46, 50, 56, 56, 56, 60, 67, 67, 67, 80,
80, 85, 85
Banyaknya data = 15
Data terkecil = min = 43
Data terbesar = max = 85
1
Kuartil 1 berada pada data ke 𝑥(15 + 1) = 4
4
Q1 = 50
2
Kuartil 2 berada pada data ke 4 𝑥(15 + 1) = 8
Q2 = 60
3
Kuartil 3 berada pada data ke 4 𝑥(15 + 1) = 12
Q3 = 80
Jangkauan antar kuartil = 𝑄3 − 𝑄1 = 80 − 50 = 30
Batas ‘pagar’ bawah = Q1 – 1,5(Q3-Q1)
= 50 – 1,5(30)
= 50 – 45
=5
Batas ‘pagar’ atas = Q3 + 1,5(Q3-Q1)
= 80 + 1,5(30)
= 80 + 45
= 125
Karena nilai terkecil lebih besar dari batas pagar bawah dan nilai terbesar lebih kecil dari
batas pagar atas, maka dalam data ini tidak ditemukan data pencilan.
Q1 Q2 Q3
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
x
x
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Q1 = 2
2
Kuartil 2 berada pada data ke 4 𝑥(9 + 1) = 5
Q2 = 5
3
Kuartil 3 berada pada data ke 4 𝑥(9 + 1) = 7,5 = 8
Q3 = 8
Jangkauan antar kuartil = 𝑄3 − 𝑄1 = 8 − 2 = 6
Batas ‘pagar’ bawah = 2 – 1,5(6)
= 2 – 1,5(30)
=2–9
= -7
Batas ‘pagar’ atas = Q3 + 1,5(Q3-Q1)
= 8 + 1,5(6)
=8+9
= 17
Karena nilai terkecil lebih besar dari batas pagar bawah, namun nilai terbesar lebih besar dari
batas pagar atas, maka dalam data terdapat data pencilan yakni 100.
Q1 Q2 Q1 Q3 Q2 Q3
X
X
X
x
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 100
Contoh data kelompok:
Perhatikan tabel dibawah ini!
No. Berat badan f
1 50 – 54 4
2 55 – 59 6
3 60 – 64 8
4 65 – 69 10
5 70 – 74 8
6 75 – 79 4
Jumlah 40
Buatlah diagram boxplot dari data di atas!
Jawab:
No. Berat badan f fkk
1 50 – 54 4 4
2 55 – 59 6 10
3 60 – 64 8 18
4 65 – 69 10 28
5 70 – 74 8 36
6 75 – 79 4 40
Jumlah 40
Banyaknya data = 40
Data terkecil = min = nilai tengah kelas bawah
50+54
= 2
= 52
Data terbesar = max = nilai tengah kelas atas
75+79
= 2
= 77
1
Kuartil 1 berada pada data ke 4 𝑥(40) = 10
1
𝑛−𝐹
𝑄1 = 𝑏 + 𝑝 (4 )
𝑓
1
40 − 4
𝑄1 = 54,5 + 5 (4 )
6
6
𝑄1 = 54,5 + 5 ( )
6
𝑄1 = 54,5 + 5
𝑄1 = 59,5
2 3
Kuartil 2 berada pada data ke 4 𝑥(40) = 20 Kuartil 3 berada pada data ke 4 𝑥(40) = 30
2 3
𝑛 − 18 𝑛−𝐹
𝑄2 = 𝑏 + 𝑝 (4 ) 𝑄3 = 𝑏 + 𝑝 (4 )
𝑓 𝑓
2 3
40 − 18 40 − 28
𝑄2 = 64,5 + 5 (4 ) 𝑄3 = 69,5 + 5 (4 )
10 8
2 2
𝑄2 = 64,5 + 5 ( ) 𝑄3 = 69,5 + 5 ( )
10 8
𝑄2 = 64,5 + 1 𝑄3 = 69,5 + 1,25
𝑄2 = 65,5 𝑄3 = 70,75
Jangkauan antar kuartil = 𝑄3 − 𝑄1 = 70,75 − 59,5
= 11,25
Batas ‘pagar’ bawah = Q1 – 1,5(6)
= 59,5 – 1,5(11,25)
= 59,5 – 16,875
= 42,625
Batas ‘pagar’ atas = Q3 + 1,5(Q3-Q1)
= 70,75 + 1,5(11,25)
= 70,75 + 16,875
= 87,625
Karena nilai terkecil lebih besar dari batas pagar bawah dan nilai terbesar lebih kecil dari
batas pagar atas, maka dalam data ini tidak ditemukan data pencilan.
Q1 Q1 Q2 Q2 Q3 Q3
X
X
X
x
x
-
52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78