Anda di halaman 1dari 15

Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 1 Tahun 2014, hal 206-220

PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK ASUH UNTUK MENANAMKAN NILAI


KEWIRAUSAHAAN DI PANTI ASUHAN “RODHIYATUL JANNAH” SURABAYA

Astrid Claudia Yansen


094254042 (PPKn, FIS, UNESA) astrrid.claudia90@yahoo.com

I Made Arsana
0028084901 (PPKn, FIS, UNESA) imadearsana@unesa.ac.id

Abstrak
Orang tua asuh sangat berperan pnting untuk menggali dan mengembangkan potensi kreativitas anak asuh.
Maka dari itu masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini ialah (1) Bagaimana peran orang tua asuh
dalam mengembangkan kreativitas pada anak asuhnya melalui penanaman nilai wirausaha? (2) Bagaimana
bentuk kegiatan anak asuh dalam mengembangkan kreativitas? (3) Apa saja kendala dan upaya dalam
pengembangan kreativitas anak asuh Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah”?. Tujuan dalam penelitian ini ialah
untuk mengetahui peran penting orang tua terhadap pengembangan kreativitas anak asuh. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif. Orang tua asuh sangat berperan dalam memberikan motivasi kepada anak,
sekaligus mengarahkan kegiatan anak asuh agar bermanfaat di masa yang akan datang. Salah satunya ialah
memotivasi serta mengarahkan anak untuk ikut serta dalam kegiatan pengembangan kreativitas berupa
kerajinan tangan. Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh anak berupa gantungan kunci dari kerang dan kain
fanel, juga souvenir pernikahan. Dari hasil kegiatam kerajinan tangan tersebut kemudian dijual di koperasi
milik panti asuhan. Koperasi tersebut dikelola oleh anak asuh sendiri, kemudian hasil dari koperasi dibagi
rata dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak asuh. Beberapa kendala yang ditemukan ialah adanya
rasa kurang tanggung jawab yang cenderung mengikuti keinginan diri mereka untuk bermain, juga kejujuran
anak yang masih kurang. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi dalam diri anak asuh. Upaya yang
dilakukan oleh orang tua asuh untuk mengatasi kendala yang ada adalah lebih memberikan motivasi dan
memeberi siraman rohani kepada anak.
Kata Kunci: Peran, Panti Asuhan, Kreativitas, Kewirausahaan
.

Abstract
Therefore foster parent role is needed as the most close people to these children from orphanage to discover
and develop their potential creativity. The problem on these research is (1) How foster parent role in foster
children creativity development through enterpreneurial value? (2) What kind activity for foster childen to
develop their creativity? (3) What problem and effort to develop creativity in foster cildren “Rodhiyatul
Jannah” Orphanage?. Purpose in these research is to discover how far foster parent role in foster children
creativity development. This is description research. Foster parent must giving their foster children
motivation and also directing foster child activity so it could be benefit for themselves in the future. One of
them is to motivate and directing children to participate in creativity development activity in form
handycraft. Activity form that foster children doing to develop their creativity in hadicraft is, a keychains
made from clamshell and flannelette, there also wedding souvenirs. From these handycraft activity, the
goods that was created then sold in Orphanage owned koperasi. These koperasi was run by foster childern
themselves, then its profit will be distributed equally and used to meet foster children needs. Some
constrains that found is lack of responsibility and tendency to following their need to play, and also children
honesty is still lacking. That because lack of motivation from foster child self. Effort was taken by foster
parent to overcome these problems by giving more motivation and spiritual cleansing to the children.
Keywords: Role, Orphanage, Creativity, Enterpreneu

menampung anak – anak kurang mampu yang


PENDAHULUAN
membutuhkan tempat tinggal, makan dan pendidikan,
Panti Asuhan merupakan tempat penampungan Panti Asuhan juga harus dapat menjadi keluarga
bagi anak – anak kurang beruntung, mulai dari anak pengganti bagi anak – anak asuhnya. Maka dari itu di
yatim piatu, anak kurang mampu sampai anak – anak dalam Panti Asuhan terdapat orang tua asuh. Orang tua
yang dibuang oleh orang tuanya karena hasil dari hamil asuh ialah orang yang bertugas untuk mengurusi
diluar nikah. Panti Asuhan selain berfungsi untuk kebutuhan sehari – hari anak asuh dan lebih dari itu orang
Pengembangan Kreativitas Anak Asuh di Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” Surabaya

tua asuh juga berfungsi sebagai pengganti orang tua yang Panti Asuhan yang dimiliki perseorangan dengan nama
mendidik anak asuh. Hal ini bertujuan agar anak dapat yayasan yaitu Yayasan Penyantun Anak Yatim. Didirikan
hidup dengan nyaman dan sejahtera selama tinggal di pada tahun 20 Febuari 1992 oleh ayahanda dari Bapak
Panti Asuhan serta dapat menjadi manusia yang terdidik. Achmad Nur Fauzi, S.Sos yang merupakan pemimpin
Dari uraian di atas tentang anak – anak Panti Panti Asuhan ”Rodhiyatul Jannah“ saat ini. Panti Asuhan
Asuhan yang dapat dikategorikan anak kurang beruntung “Rodhiyatul Jannah” telah menampung sedikitnya 50
dibandingkan anak pada umumnya yang memiliki anak, berusia 2,5 tahun hingga usia 18 tahun.
keluarga secara utuh. Dapat disimpulkan bahwa anak Anak-anak di Panti Asuhan diharapkan dapat
yang tinggal di Panti Asuhan merupakan anak yang patut lebih berkembang dengan baik diabandingkan anak yang
mendapatkan bantuan baik secara materi maupun non tinggal di dalam keluarga utuh. Salah satu cara untuk
materi. Akan tetapi bukan berarti mereka harus terus mendidik anak agar dapat berkembang dengan baik ialah
mengharapkan bantuan dari orang lain, melainkan dengan menggali potensi yang dimiliki anak.
mereka juga harus diberi pelatihan sebuah keterampilan Pengembang kreativitas anak asuh dapat menjadi cara
sebagai pengembangan potensi diri dan bekal saat hidup untuk menggali potensi yang dimiliki dan juga dapat
di luar Panti Asuhan. Maka dari itu diperlukan peran bermanfaat saat anak tersebut dewasa. Disamping itu
penting dari orang tua asuh sebagai orang terdekat anak – pengembangan kreativitas juga dapat sebagai sarana
anak dari pihak Panti Asuhan untuk menggali dan mendidik anak asuh menjadi seorang wirausaha. Sebab
mengembangkan potensi khususnya yang berkaitan hasil dari kreativitas tersebut dijadikan modal untuk
dengan kreativitas anak asuh. Ada berbagai cara usaha dan dijual di koperasi yang dikelola oleh anak asuh
penyaluran kreativitas mulai dari membuat kerajinan sendiri. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan anak
tangan, musik, tari dan menggambar. dapat memiliki nilai-nilai moral yang ada di dalam
Dalam Undang – undang No.20 tahun 2003 kewirausahaan.
tentang Sisdiknas Pasal 3 dalam BAB II juga dijelaskan Adapun yang menjadi visi bagi Panti Asuhan
mengenai dasar, fungsi dan tujuan pendidikan yang ”Rodhiyatul Jannah“ ialah mencetak pemuda yang
bunyinya: mampu bersaing dalam dunia pendidikan, agama, serta
Pendidikan nasional berfungsi dapat menyesuaikan terhadap lingkungan. Hal ini sesuai
mengembangkan kemampuan dan dengan latar belakang berdirinya Panti Asuhan
membentuk watak serta peradaban bangsa ”Rodhiyatul Jannah“, yaitu Panti Asuhan ”Rodhiyatul
yang bermartabat dalam rangka Jannah“ menjalankan peran sosial dan kemanusiaan
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan bersama para dermawan, masyarakat, pemerintah dalam
untuk berkembangnya potensi peserta didik rangka terus melakukan pembinaan, pendidikan hingga
agar menjadi manusia yang beriman dan anak menjadi terarah, terdidik, terbina dan terpenuhi
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kebutuhannya. Misi yang dimiliki Panti Asuhan
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, ”Rodhiyatul Jannah“ sudah pasti untuk mendukung
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara tercapainya visi yang telah dicanangkan, antara lain
yang demokratis serta bertanggungjawab. mengembangkan syiar Islam melalui lembaga
keagamaan, ikut serta menyelamatkan para penerus
Sesuai dengan dasar, fungsi dan tujuan bangsa dari pengaruh pergaulan luar dan mendidik
pendidikan sebagaimana dijelaskan menurut undang – generasi muda yang tangguh dan berakhlak mulia.
undang di atas maka anak yang tinggal di Panti Asuhan Meskipun anak – anak yang tinggal di Panti
memiliki hak yang sama seperti yang didapatkan oleh Asuhan ”Rodhiyatul Jannah“ terdiri dari berbagai macam
anak – anak pada umumnya dalam bidang pendidikan. latar belakang, tetapi pihak Panti Asuhan tetap
Salah satu hak anak selain mendapatkan pendidikan memperlakukan anak asuhnya dengan baik layaknya
secara formal, mereka juga berhak mendapatkan sebuah keluarga. Di Panti Asuhan ”Rodhiyatul Jannah“
dukungan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. anak asuh yang berusia 13 tahun atau setara SMP sampai
Pengembangan potensi bagi anak dapat berguna sebagai dengan usia 18 tahun atau SMA diberi pelatihan
bekal saat anak tersebut berada di lingkungan pengembangan kreativitas sebagai wujud penggalian
masyarakat. potensi diri. Salah satu bentuk pelatihan yang diberikan
Salah satu Panti Asuhan yang memberikan adalah membuat aneka kerajinan tangan yang bernilai
kesempatan pada anak asuhnya untuk mengembangkan jual untuk kemudian dijual di toko yang juga bertempat
kreativitas, kemudian digunakan sebagai modal untuk di area Panti Asuhan. Kegiatan ini juga menjadi sarana
usaha ialah Panti Asuhan ”Rodhiyatul Jannah“ di bagi orang tua asuh dalam mendidik anak asuhnya
Surabaya. Panti Asuhan ”Rodhiyatul Jannah“ merupakan melalui pemberdayaan anak dengan menanamkan nilai –

207
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 1 Tahun 2014, hal 206-220

nilai yang terkandung dalam kewirausahaan. Contohnya Komunikasi diperlukan dalam setiap proses
saja nilai kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, disiplin interaksi antara diri sendiri dengan orang lain. Maka dari
dan mandiri. itu ada beberapa komponen penting yang terdapat dalam
Bila dikaitkan dengan peran keluarga dalam komunikasi agar dapat menjaga hubungan baik dengan
mendidik karakter anak sejak dini, maka yang menarik orang lain saat berkomunikasi. Seperti yang dikatakan
adalah peran orang tua asuh dalam memberikan wadah Dasrun, bahwa ada lima komponen penting dalam
atau kesempatan bagi anak asuh mereka untuk komunikasi yaitu 1)pengirim pesan (sender), 2) pesan
mengembangkan kreativitas, agar menjadi hal yang yang dikirimkan (message), 3) bagaimana pesan tersebut
bermanfaat dan agar mereka juga memiliki kesempatan dikirimkan (delivery channel atau media), 4) penerima
yang sama di tengah masyarakat melalui kegiatan pesan (receiver), 5) umpan balik (feedback), (2012:2).
kewirausahaan. Hal ini pula yang membedakan dari Panti Panti Asuhan ialah tempat dimana anak – anak
Asuhan pada umumnya. Bahwa tidak semua Panti yang terlahir kurang beruntung, yaitu dititipkan oleh
Asuhan memberdayakan anak asuh dalam bidang orangtua mereka dengan berbagai macam latar belakang,
kreativitas melalui kewirausahaan dan ikut melibatkan mulai dari masalah ekonomi hingga anak hasil hubungan
anak asuhnya dalam mengelola usaha tersebut. diluar nikah. Makin banyaknya anak yang dibuang oleh
Model penerapan pemberdayaan anak melalui orangtua mereka membuat sebagaian orang tergerak
nilai wirausaha yang ada di Panti Asuhan ”Rodhiyatul hatinya untuk mendirikan tempat penampungan bagi
Jannah“, dapat dilihat dengan adanya sebuah toko khusus anak – anak kurang beruntung tersebut.
di halaman Panti Asuhan untuk menjual hasil kerajinan Di dalam Panti Asuhan sama halnya seperti
tangan anak asuh dan juga ada usaha foto copy. dalam keluarga, anak yang tinggal di sana juga memiliki
Kerajinan ini merupakan bentuk nyata hasil pelatihan orangtua asuh yang berkewajiban mengurus segala
yang mereka dapat selama ikut pelatihan. Dengan adanya kebutuhan dan mendidik anak dengan peraturan –
penyaluran dan pengembangan potensi ini maka secara peraturan yang dibuat oleh Panti Asuhan. Pada umumnya
tidak langsung juga mendidik karakter anak asuh. Panti Asuhan dikelola oleh sebuah yayasan sosial dan
Melihat besarnya peran orang tua asuh dalam memiliki struktur organisasi, tetapi meskipun begitu Panti
mengasuh anak – anak di Panti Asuhan ”Rodhiyatul Asuhan tetap harus memposisikan diri sebagai keluarga
Jannah“, maka peneliti ingin meneliti tentang peran orang pengganti anak.
tua asuh dalam mengembangkan kreativitas anak melalui Dalam penelitian Nurul (1997) salah satu tujuan
kegiatan wirausaha di Panti Asuhan ”Rodhiyatul Jannah“ Panti Asuhan, ialah Membantu anak dalam
Surabaya. Karena tidak semua Panti Asuhan memiliki mempersiapkan perkembangan potensi dan
wirausaha yang menggunakan hasil kreativitas anak kemampuannya secara memadai dalam rangka
berupa kerjinan dan mengikutsertakan anak dalam memberikan bekal untuk kehidupan dan penghidupannya
mengelola usaha milik panti, apalagi modal usaha di masa depan. Keluarga sebagai tempat pertama seorang
tersebut sebagaian besar berasal dari hasil tabungan anak anak tumbuh memiliki fungsi yang sangat penting, sama
asuh, sedangkan panti hanya memfasilitasi. halnya yang diungkapkan pakar pendidikan William
Kontribusi penelitian ini bagi prodi Pendidikan Bennett mengatakan, keluarga merupakan tempat paling
Kewarganegaraan ialah sebagai acuan untuk awal dan efektif untuk menjalankan fungsi departemen
pengembangan model pembelajaran yang tidak hanya kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan (Rohinah,
terbatas ruang melainkan banyak cara untuk mendidik 2012:128). Artinya di dalam sebuah keluarga selalu
anak agar memiliki moral dan karakter yang baik, agar berkaitan dengan dunia kesehatan baik secara psikologis
berguna bagi bangsa dan negara sesuai nilai yang brlaku maupun jasmani anak, pendidikan anak mulai dari
di pendidikan formal maupun non formal yang diberikan
Maka dari itu ada beberapa rumusan masalah oleh keluarga pada anak, sampai pada fungsi keluarga
yang akan diteliti yaitu (1) Bagaimana peran komunikasi untuk mensejahterakan anak dalam memenuhi kebutuhan
orang tua asuh dalam mengembangkan kreativitas pada hidupnya. Rohinah mengatakan bahwa keluarga
anak asuhnya melalui penanaman nilai wirausaha? (2) berfungsi sebagai sarana mendidik, mengasuh, dan
Bagaimana bentuk kegiatan anak asuh dalam mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan
mengembangkan kreativitas? (3) Apa saja kendala dan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya
upaya dalam pengembangan kreativitas anak asuh Panti dengan baik di masyarakat (2012:129). Oleh karena itu
Asuhan “Rodhiyatul Jannah”?. Tujuannya ialah untuk keluarga bertugas untuk mendampingi anak serta
mengetahui peran serta komunikasi orang tua asuh membimbing dan mendidik agar anak memiliki karakter
terhadap pengembagan kreativitas anak asuh melalui baik sesuai nilai dan norma yang berlaku di masyarakat,
penanaman nilai wirausaha. sehingga nantinya dapat menjalankan fungsinya dengan
Pengembangan Kreativitas Anak Asuh di Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” Surabaya

baik di dalam masyarakat. Al Tridhonanto mengatakan, anak – anak asuh mereka dalam mengembangkan bakat
orang tua adalah pengendali utama dalam memberikan minat yang dapat dijadikan sebuah bekal untuk masa
keterampilan pada anak (2013:65). Oleh sebab itu hasil depan. Panti Asuhan sebagai keluarga pengganti bagi
dari pencapaian anak terhadap kerja kerasnya bergantung anak asuh juga harus jeli dalam melihat berbagai
pada bimbingan orang tua asuh. Hal ini juga didukung kelebihan anak, terutama dalam bidang kreativitas
oleh Salvin (1997) dan Joyce and Weil (1996), bahwa produktif. Sebab anak yang tinggal di Panti Asuhan harus
pendidikan orang tua ini dapat mempengaruhi sikap dan memiliki kemandirian terutama ketika mereka tidak lagi
perilaku anak dan juga academic achievment (Bambang, berada di Panti Asuhan. Mereka diharapkan dapat
2005:98). Maka dari itu peran orang tua sangat penting menjadi mandiri dan mampu membuka lapangan
bagi pertumbuhan karakter dan keberhasilan anak di pekerjaan sendiri tanpa harus mengandalkan bekerja
masa depan. Sebab karakter sebuah bangsa tergantung dengan orang lain, serta memiliki kesempatan yang sama
dari bagaimana keluarga mendidik seorang anak. dengan orang lain pada umumnya.
Kreativitas seseorang biasanya akan nampak Ada beberapa macam kemampuan anak
jelas ketika menginjak usia remaja. Setiap remaja khususnya dalam bidang seni yang dapat dikembangkan
menunjukkan perkembangan yang berbeda – beda baik dan diarahkan dengan memberikan sarana penunjang.
secara fisik maupun mental. Oleh sebab itu ada beberapa Menurut Semiawan (1997), dalam konteks seni visual
tugas perkembangan masa remaja yang dikemukakan keberbakatan berarti melukis, mendisain, komposisi
oleh Havighurst, salah satunya ialah mengurangi musik, memahat dan bentuk seni lain yang produknya
ketergantungan ekonomi pada orangtua atau orang dapat diamati secara langsung (Rifa, 2009:128).
dewasa lain dan menyeleksi serta menyiapkan diri untuk Pada umumnya anak asuh yang sudah
suatu pekerjaan di masa depan (Rifa, 2009:45). Artinya menginjak masa remaja di Panti Asuhan “Rodhiyatul
anak akan mulai sadar akan kebutuhan pribadinya dan Jannah” memiliki keberbakatan paling menonjol dalam
masa depannya, seorang anak yang ingin mandiri secara bidang seni visual yaitu mendisain atau membuat
ekonomi akan mencari cara untuk mendapatkan uang. berbagai bentuk kerajinan tangan untuk dikomersilkan
Cara yang dirasa memungkinkan dilakukan sebagai sebuah produk yang bernilai jual. Bakat yang
diusia sekolah ialah dengan melihat kemampuan dirinya dimiliki oleh anak tidaklah serta merta muncul dari dalam
sendiri untuk melakukan kegiatan ekonomi yang dapat diri anak, melainkan harus ada dorongan atau dukungan
dijalankan beriringan dengan tugas sebagai siswa, dengan dari lingkungannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil
kata lain anak akan memanfaatkan kemampuan diri penelitian Martani (2005), menujukkan bahwa prestasi
menjadi sebuah kreativitas yang dapat memiliki nilai jual akademik anak berbakat dipengaruhi oleh faktor
dan menghasilkan. intrapersonal yang terdiri atas konsep diri, kemandiriran
Bila tugas masa remaja ini dikaitkan dengan dan faktor lingkungan yang terdiri atas dukungan guru,
remaja yang diasuh oleh Panti Asuhan “Rodhiyatul orangtua dan teman sebaya (Rifa, 2009:137).
Jannah”, maka sangat wajar apabila pihak Panti Asuhan Maka dari itu penting bagi pihak Panti Asuhan
memberikan perhatian khusus dalam mengembangkan khususnya orangtua asuh sebagai pengganti keluarga
kreativitas anak asuh sehingga dapat menjadi sebuah kandung bagi anak – anak asuhnya untuk mendampingi,
produk yang menguntungkan bagi anak asuh kelak ketika membimbing dan memberi dukungan pada bakat minat
keluar dari Panti Asuhan. Dikatakan Al Tridhonanto, anak dengan pemberian sebuah wadah untuk menampung
kreativitas pada individu sebaiknya ditanamkan sejak dini dan mengasah kemampuan anak dalam bidang apapun
agar anak terbiasa dengan pola kreatif (2013:64). Hal sehingga dapat menjadi bekal kelak ketika dewasa. Hal
inilah yang mulai diterapkan oleh pihak Panti Asuhan ini senada dengan pendapat Crouter, dkk.,(1990) bahwa
“Rodhiyatul Jannah” sejak anak-anak asuh berada pada dukungan orangtua (parental monitoring) merupakan
usia dini. partisipasi orangtua dalam bentuk perilaku mengawasi,
Rifa mengatakan, salah satu hal yang penting membimbing dan mengarahkan anaknya belajar karena
pada usia dewasa adalah kemandirian dengan orangtua adalah pihak yang mengetahui tentang anak dan
memperoleh kerja yang sesuai dengan kemampuan dan rutinitasnya saat di rumah dan juga di sekolah (Rifa,
kebutuhan (2009:46). Hal yang paling memungkinkan 2009:138).
untuk dilakukan oleh anak remaja adalah mengasah Adapun ciri anak kreatif menurut Munadar
kemampuan atau kelebihan mereka pada minat tertentu (1999), ialah adanya dorongan ingin tahunya besar,
agar menjadi sebuah ciri khas keahlian yang dapat sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan
menguntungkan bagi mereka terutama secara materi. banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah,
Maka dari itu pihak Panti Asuhan harus memberikan mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu
kesempatan dengan menyediakan sebuah wadah bagi bidang seni (Rifa, 2009:126). Pendapat lain dikemukakan

209
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 1 Tahun 2014, hal 206-220

oleh Rhode (1980), bahwa kreativitas bisa didefinisikan bagi dirinya selain menjadi wirausaha (tension
empat cara yang disingkat “four PS Creativity”, yaitu modalities), dan seseorang yang memang mempersiapkan
person artinya ciri kepribadian yang melekat pada orang dirinya menjadi wirusahawan (emotion modalities)
yang kreatif, sebagai process kreativitas berarti (Ilham, 2010:8).
kemampuan untuk membuat kombinasi baru, sebagai Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
press artinya kreativitas ditentukan oleh faktor internal peran orangtua khususunya orangtua asuh di Panti
dan eksternal (keluarga, sekolah dan masyarakat), dan Asuhan harus memberikan bimbingan untuk mengontrol
sebagai product kreativitas diartikan sebagai suatu karya minat anak pada uang dan memberikan sarana agar anak
baru yang tepat guna dan diterima oleh masyarakat pada dapat mencari uang dengan kemampuan dirinya tanpa
waktu tertentu (Rifa, 2009:126-127). Hasil karya dari melupakan hakikatnya sebagai seorang anak dan
kreativitas anak asuh merupakan bentuk bahwa anak asuh memberikan pengarahan bahwa uang bukan hal
Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” Surabaya adalah terpenting yang harus dikejar dalam kehidupan anak.
anak-anak yang kreatif. Kemudian dari hasil kreativitas Ditambahkan menurut Henny Supolo Sitepu, bahwa
tersebut dimanfaatkan untuk melatih jiwa wirausaha persentuhan anak yang pertama adalah dengan keluarga,
anak. maka nilai – nilai yang ditanamkan orang tua akan lebih
Salah satu wadah yang dapat diberikan oleh banyak dicerna dan dianut oleh anak (Kompas, 2000:41-
pihak Panti Asuhan sebagai sarana mengembangkan 42).
bakat minat anak asuh yang sesuai dengan keadaan Elizabeth mengungkapkan bahwa remaja akan
mereka adalah wirausaha. Wirausaha merupakan cara mulai memikirkan bahwa pekerjaan merupakan hal yang
dimana selain melatih dan mengembangkan bakat anak, realistik, anak akan mengambil pekerjaan sambilan dan
dalam wirausaha juga terdapat nilai – nilai karakter yang pengalaman kerja akan memberikan informasi lebih
dapat mendidik anak menjadi anak yang berkarakter baik. banyak sehingga dapat dijadikan dasar dalam membuat
Tidak hanya mampu menjadi seorang wirausaha tetapi keputusan akhir mengenai karier (1980:222). Disinilah
dapat sekaligus menjadi orang yang memiliki budi salah satu pentingnya peran orang tua asuh dalam
pekerti dan dermawan serta perduli pada lingkungan dan mendidik anak asuhnya, selain bertugas mencetak anak
sesama manusia. asuh menjadi manusia yang mengimani Tuhan, berguna
Pada umumnya ketika seorang anak menginjak bagi sesama dan bangsa juga dapat mencetak seorang
masa remaja yaitu umur 12 hingga masa remaja akhir wirausahawan. Pentingnya kewirausahaan bagi anak
pada umur 22, anak memiliki bakat dan minat tertentu Panti Asuhan adalah agar mereka tidak tergantung pada
yang mulai terlihat. Hal ini biasa disebut sebagai orang lain setelah mereka tidak lagi dibawah naungan
kreativitas anak. Menurut Elizabeth, remaja yang semasa Panti Asuhan.
kanak – kanak didorong untuk kreatif dalam bermain dan Kewirausahaan dapat menjadi salah satu model
dalam tugas – tugas akademis, mengembangkan perasaan yang dikembangkan Panti Asuhan dalam
individualitas dan identitas yang memberi pengaruh baik memberdayakan anak agar kreativitas anak dapat
pada konsep dirinya (1980:235). dikembangkan dengan menanamkan nilai – nilai yang
Pada masa remaja anak mulai menyadari akan ada dalam kewirausahaan. Tujuan dari penanaman nilai –
kebutuhannya diluar keinginannya untuk memiliki nilai kewirausahaan ialah agar anak tidak semata – mata
sesuatu. Mereka sadar bahwa untuk memenuhi hal berpikir bahwa uang merupakan hal terpenting dalam
tersebut maka dibutuhkan uang, sehingga mereka akan hidup melainkan dengan memiliki nilai – nilai tersebut
mencari cara untuk mendapatkan uang agar dapat anak akan mampu menjadi orang yang lebih berguna dari
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Elizabeth pada hanya menghasilkan uang banyak tetapi tidak
mengatakan, bagi remaja uang adalah kunci kebebasan. bermanfaat.
Kalau remaja dapat bekerja sendiri dan memperoleh Beberapa manfaat kewirausahaan menurut Heru
uang, dia dapat menikmati kebebasan dan ialah, memperoleh kontrol atas kemampuan diri,
kemandiriannya. Minat ini terutama berkisar pada memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan,
bagaimana mendapatkan uang tanpa memperdulikan jenis manfaat finansial tanpa batas, berkontribusi kepada
pekerjaannya (1980:220). masyarakat dan mendapat pengakuan atas usaha kerja
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Suryana kerasnya (2009:12). Dalam penelitiannya Ilham juga
(2008), keputusan seseorang memilih berwirausaha ialah menekankan bahwa peran wirausaha ialah mengawinkan
orang tersebut lahir dan/atau dibesarkan dalam keluarga ide – ide kreatif dengan tindakan yang bertujuan dan
yang memiliki kultur atau tradisi kuat dibidang usaha berstruktur dari dan untuk tujuan bisnis (2010:10). Maka
(confidence modalities), orang tersebut berada dalam dari itu pendidikan kewirausahaan atau penanaman nilai
kondisi yang menekan, sehingga tidak ada pilihan lain wirausaha sejak remaja sangat tepat sebab pada masa
Pengembangan Kreativitas Anak Asuh di Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” Surabaya

remajalah mereka mencari jati diri, menemukan bakat baik, nilai – nilai tersebutlah yang lebih penting
dan minat juga mempersiapkan kehidupan yang lebih dibandingkan dengan keuntungan materi yang akan
baik untuk masa depan mereka. didapat dalam berwirausaha.
Kewirausaaahn memiliki dua fungsi utama bagi Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti
individu dan masyarakat. Secara mikro fungsi tentang penanaman kewirausahaan pada anak remaja
kewirausahaan sebagai planner yaitu perencanaan yang khususnya, menunjukkan adanya penerimaan yang baik
baik adalah akumulasi dari pengalaman dan pendidikan oleh anak remaja ketika pendidikan kewirausahaan
wirausaha selama menjalankan kegiatan usaha yang tersebut diberikan.
selalu berubah. Kemudian fungsi innovator adalah Pada penelitian yang dilakukan oleh Alamjah,
kemampuan wirausaha untuk melakukan perubahan terus dkk. yang berjudul Pemberdayaan Santri Pondok
menerus terhadap aktivitas bisnis sesuai kemajuan dan Pesantren Untuk Beternak Ikan Nila Sebagai Upaya
perkembangan jaman. Sedangkan secara makro, fungsi Meningkatkan Kemandirian Dalam Berwirausaha,
kewirausahaan berhubungan dengan perannya dalam menunjukkan hasil 45,49% santri yang diberi
meningkatkan nilai kehidupan atau kemakmuran pengetahuan tambahan tentang penguasaan budidaya ikan
masyarakat, penggerak, pengendali dan pemakai nila yang meliputi metode – metode budidaya,
perkembangan ekonomi suatu bangsa (2009:21). pembenihan dan pakan ikan memiliki peningkatan
Kewirusahaan selain memberikan keuntungan pengetahuan. Kemudian 56,53% santri berminat
secara materi yang dapat menjamin kehiduapan meneruskan usaha budidaya ikan nila seusai menempuh
seseorang juga memiliki nilai yang tidak kalah pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam dan
pentingnya dalam kehidupan seseorang. mengembangkannya di daerah asal (2001).
Menurut Abdul Majid dan Sri Edi Swasono, Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ilham
Bangsa Indonesia bersistem ekonomi demokrasi dengan Nur Alfian, dkk. yang berjudul Mengenali Potensi
landasan nilai – nilai Pancasila. Ekonomi Pancasila ialah Kewirausahaan (Menciptakan Lapangan Kerja) pada
yang berorientasi pada Ketuhanan Yang Maha Esa Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam
(adanya etik dan moral agama, bukan matrealisme); Menghadapi Persaiangan Global melalui Pelatihan
kemanusiaan yang adil dan beradab (tidak mengenal Potency and Entrepeneurship (PPE), hasil penelitian ini
pemerasan dan eksploitasi manusia); persatuan menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pada
(kekeluargaan, kebersamaan, nasionalisme dan kemampuan wirausaha siswa SMA setelah diberian
patriotisme ekonomi); kerakyatan (mengutamakan pelatihan PPE dimana nilai p-value statistik uji-t adalah
ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak); dan sebesar 0,00 (<0,05). Hal ini menunjukkan efektivitas
keadilan sosial (persamaan, kemakmuran maysarakat pelatihan PPE dalam meningkatkan kemampuan
yang utama, bukan kemakmuran oarang seorang), wirausaha siswa (2010).
(Sa’dun, 2007:40). Berdasarkan kedua penelitian di atas yang
Oleh karena itu, nilai – nilai yang ada dalam menunjukkan peningkatan pada remaja ketika diberi
kewirausahaan juga sesuai dengan 18 nilai karakter pelatihan tentang kewirausahaan, kedua penelitian
dalam mengembangkan budaya dan karakter bangsa yang tersebut belum ada yang meneliti tentang kewirausahaan
dibuat oleh Diknas, yaitu jujur, displin, kerja keras, yang ada di Panti Asuhan dengan nilai – nilai
mandiri dan tanggung jawab. kewirausahaan dalam mengembangkan kreativitas
Nilai jujur diperlukan dalam menjalankan sekaligus memberdayakan anak agar menjadi mandiri
kewirausahaan agar anak selalu mengunakan cara – cara dan mampu membuka peluang usaha sendiri. Maka
yang sportif dalam menjalankan usahanya, nilai disiplin penelitian ini memfokuskan pada peran orang tua asuh
diperlukan dalam menjalankan peraturan maupun rencana dalam menanamkan nilai – nilai kewirausahaan pada
– rencana yang telah disusun untuk mengembangkan anak asuh, agar anak asuh dapat mengembangkan
keahlian atau kreativitas, nilai kerja keras diperlukan agar kreativitasnya sebagai bekal di masa depan selain
anak tidak mudah puas dan putus asa dalam keuntungan materi yang diperoleh dari wirausaha.
mengembangkan wirausaha yang dibangun, nilai mandiri Teori ABX Newcomb merupakan teori kognitif
berguna agar anak tidak selalu bergantung pada orang dari perspektif psikologi sosial. Teori ini juga dapat
lain dan percaya pada kemampuan diri sendiri, sedangkan dimasukkan dalam teori peran. Dimana mengandung
nilai tanggung jawab diperlukan agar anak mampu interaksi antara dua individu terhadap suatu objek atau
mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama kelompok. Teori ini hampir sama dengan teori Heider,
proses kewirausahaan dilakukan. tetapi Newcomb menambahkan faktor komunikasi antar
Tanpa nilai – nilai tersebut maka sebuah individu dan hubungan – hubungan dalam kelompok.
wirausaha yang dibangun tidak akan berjalan dengan

211
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 1 Tahun 2014, hal 206-220

pelaksanaan pengembangan kreativitas dapat dilihat


hambatan serta upaya untuk mengatasi hambatan yang
timbul. Hasil dari penelitian ini akan dibahas dengan
menggunakan teori ABX Theodore Newcomb.

METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan
yang tidak menggunakan angka – angka atau pengukuran
Gambar Sistem Kerja Teori ABX Newcomb secara statistik. Sedangkan metode penelitian yang
digunakan adalah studi kasus.
Teori ABX Newcomb digambarkan dengan Denzin mengemukakan bahwa studi kasus bisa
segitiga, (A) sebagai komukator, (B) sebagai penerima berarti mengkaji kasus sekaligus hasil dari proses
dan (X) sebagai objek orientasi. Jika dihubungkan pada pengkajian tersebut (2009:300). Hal senada juga
penelitian ini maka yang berperan sebagai komunikator dikemukakan oleh Louis Smith (1978), kasus merupakan
(A) adalah orangtua asuh, sebagai penerima (B) adalah suatu sistem yang terbatas. Dengan kata lain kasus
anak asuh dan objek orientasi (X) adalah lingkungan merupakan hal yang spesifik. Tidak selalu terjadi di
sosial anak asuh atau sekitar Panti Asuhan dan sekolah. tempat lain atau di waktu lain dengan hal yang sama.
Dijelaskan empat definisi dalam Teori ABX Robert Yin (1992) menemukan empat komitmen secara
Newcomb: 1)Tindak komunikatif (communicative act), umum dalam studi kasus, yaitu: merangkum pengetahuan
yaitu pemindahan informasi dari sumber ke penerima. seorang ahli untuk memperjelas fenomena yang diteliti,
Informasi terdiri dari rangsangan – rangsangan yang merangkum semua data yang relevan, untuk menuju
diasosiasikan dengan benda, keadaan, sifat atau peristiwa berbagai interpretasi tandingan dan yang terakhir untuk
yang memungkinkan seseorang membedakan dari hal memeriksa dan menyelidiki tingkat (validitas/reliabilitas)
lain. 2)Orientasi, yaitu kebiasaan seseorang (baik kognitif temuan yang memiliki beberapa implikasi terhadap
maupun kateksis/cathexis) untuk selalu mengkaitkan diri bidang keilmuan lain (Denzin, 2009:299).
sendiri dengan orang – orang lain atau obyek – obyek Jenis studi dalam penelitian ini lebih condong
disekitar dirinya. Orientasi ini dapat disamakan artinya pada studi kasus intrinsik (intrinsic case study), jenis ini
dengan sikap akan tetapi Newcomb membedakan dua ditempuh untuk lebih memahami sebuah kasus tertentu
macam orientasi, yaitu atraksi dan sikap sendiri. Atraksi (Denzin, 2009:301). Hal ini sesuai dengan penelitian
adalah orientasi terhadap orang lain, sedangkan sikap tentang peran orang tua asuh Panti Asuhan “Rodhiyatul
adalah orientasi terhadap obyek. 3)Koorentasi atau Jannah” Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” dalam
orientasi simultan, yaitu saling ketergantungan antara mengembangkan kratifitas anak asuh melalui
situasi A terhadap B dan terhadap X. 4)Arus sistem pemberdayaan anak dengan menanamkan nilai
(system strain) atau arus menuju simetri, yaitu suatu kewirausahaan. Tidak semua Panti Asuhan memiliki
ketegangan psikologik yang disebabkan oleh adanya usaha sendiri dengan mengandalkan atau membuat
perbedaan orientasi antara diri sendiri (A) dengan orang keahlian kreativitas dari anak asuhnya menjadi suatu nilai
lain (B) dan antara diri sendiri (A) dengan hal lain (X). jual dan dapat secara tidak langsung mendidik anak asuh
ketegangan ini disebabkan oleh adanya keraguan A dengan nilai–nilai yang terkandung dalam
tentang orientasi B terhadap X. (Sarlito 2008:102-107). kewirausahaan. Dengan demikian adalah suatu keunikan
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini, atau kekhususan yang ingin diteliti dalam penelitian ini.
ialah pengembangan kreativitas di Panti Asuhan Lokasi yang akan diteliti bertempat di Yayasan
“Rodhiyatul Jannah” kepada anak asuh didukung dari Penyantun dan Penyayang Anak Yatim Panti Asuhan
peran orang tua asuh. Berbagai bentuk kegiatan “Rodhiyatul Jannah” Jl. Kedung Cowek No. 220,
pengembangan kreativitas yaitu musik, tari, kerajinan dan Surabaya. Penelitian berlangsung terhitung dari bulan
menggambar. Dalam penelitian ini akan melihat Maret hingga Desember, yaitu selama sepuluh bulan.
pengembangan kreativitas dari kerajinan tangan yang Dengan menjadikan pimpinan, orang tua asuh dan anak
diperoleh anak asuh melalui pelatihan di Panti Asuhan asuh dari Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” Surabaya
bersama orang tua asuh. Kemudian hasil dari kreativitas sebagai informan dalam penelitian ini.
tersebut dimanfaatkan untuk berwirausaha. Wirausaha Pengumpulan data primer ini menggunakan
merupakan salah satu cara untuk mendidik anak asuh, metode wawancara dan observasi. Wahyu
karena dalam wirausaha terdapat nilai karakter jujur, mengemukakan bahwa data primer dianggap lebih akurat
tanggung jawab, disiplin, mandiri dan kerja keras. Dalam karena data disajikan secara terperinci (2010:79). Adapun
Pengembangan Kreativitas Anak Asuh di Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” Surabaya

beberapa informan dipilih dalam penelitian ini ialah: 1) lebih memposisikan teknik pengambilan data observasi
Pimpinan Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah”, Memilih partisipatif pasif. Kemudian wawancara yang digunakan
pimpinan Panti Asuhan sebagai informan utama karena ialah wawancara mendalam (semistructure interview).
semua kebijakan yang dibuat dalam Panti Asuhan Jenis wawancara ini termasuk pada kategori in-dept
diputuskan oleh pimpinan Panti Asuhan. Panti Asuhan interview, dimana pelaksanaannya lebih bebas tetapi tetap
“Rodhiyatul Jannah” merupakan panti perseorangan ada pokok – pokok pertanya utama yang diajukan oleh
maka jelas setiap keputusan yang diambil pasti peneliti pada sumber data atau informan, akan tetapi lebih
berhubungan pada anak asuh. Orang Tua Asuh Panti mengikuti alur atau situasi saat dilakukannya wawancara.
Asuhan “Rodhiyatul Jannah”. 2) Orang tua asuh Dan teknik pengabilan data yang terakhir adalah
merupakan sosok terdekat yang dekat dengan anak – dokumen yang berupa foto-foto kegiatan pengembangan
anak panti. Sebab orang tua asuh bertanggung jawab kreativitas dan struktur kepemimpinan serta dokumen
dalam mengurusi langsung kebutuhan anak asuhnya dan pendukung lain.
secara tidak langsung peran orang tua kandung Penelitian ini menggunakan teknik analisis data
digantikan oleh orang tua asuh, termasuk dalam mendidik dari model Miles and Huberman. Menurut Miles and
anak asuhnya. 3) Anak Panti Asuhan Panti Asuhan Huberman (1984), aktivitas dalam analisis data kualitatif
“Rodhiyatul Jannah”, dengan memilih anak asuh sebagai dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
informan dalam penelitian ini, maka akan dapat melihat menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
seberapa besar peran orang tua asuh khususnya peran Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data
orang tua asuh dalam mengembangkan kreativitas anak display dan conclusion drawing/verification, yaitu: 1)
asuh melalui penanaman nilai wirausaha. Anak asuh yang Reduksi Data (data reduction), mereduksi data berarti
akan diwawancara ialah anak asuh yang dapat merangkum, memilih hal – hal yang pokok,
berinteraksi dengan baik dengan orang lain, sebab memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema
sebagian besar anak asuh merupakan anak dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi
keterbeakangan mental. akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
Data yang ingin diambil berupa dokumen mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
selama kewirausahaan yang dijalankan oleh anak – anak data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2)
Panti Asuhan, dokumen ini juga menunjukkan peran Menyajian Data (data display), setelah data direduksi
orang tua asuh dalam membina anak asuh untuk maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
mengelola wirausaha yang dibangun. Adapula hasil karya Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan
yang dibuat oleh anak – anak panti sebagai hasil dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
pengembangan kreativitas. katagori. Miles and Huberman (1984) menyatakan yang
Fokus dalam penelitian ini adalah peran orang paling sering digunakan intuk menyajikan data dalam
tua asuh dalam mengembangkan kreativitas anak asuhnya penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
melalui pemberdayaan anak dengan menanamkan nilai– naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan
nilai kewirausahaan. Pokok pembahasannya ialah: 1) memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
peran komunikasi orang tua asuh dalam mengembangkan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
krativitas anak, 2) bentuk kegiatan anak asuh, 3) kendala telah difahami tersebut. 3) Penarikan Kesimpulan atau
dan upaya orang tua asuh dalam mengembangkan Verifikasi (conclision drawing/verification), kesimpulan
kreativitas anak asuh. Instrumen utama dalam dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan
pengambilan data ialah wawancara, observasi dan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
dokumentasi. berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
Beberapa teknik pengambilan data yang sebelumnya masih remang – remang atau gelap sehingga
digunakan dalam penelitian ini ialah observasi partisipatif setelah ditelit menjadi jelas (Sugiyono, 2010:247-253).
pasif, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, menggunakan triangulasi
Dengan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data sumber, yaitu data yang diperoleh dari wawancara pada
tersebut diharapkan dapat memperoleh data akurat dan anak asuh, orang tua dan pihak Panti Asuhan yang
sesuai dengan masalah yang diteliti. dicocokkan. Kemudian setelah itu peneliti menggunakan
Observasi partisipatif dipilih sebagai teknik triangulasi teknik untuk mendapatkan data yang lebih
pengambilan data sebab peneiti ingin mengamati lengkap, data tersebut dari hasil observasi awal saat
langsung kegiatan dari sumber data. Artinya peneliti peneliti datang ke lokasi penelitian, wawancara
datang dan mengamati langsung kegiatan di Panti Asuhan mendalam terhadap informan dan dokumentasi berupa
“Rodhiyatul Jannah” Surabaya yang berkaitan dengan hasil foto bentuk kegiatan yang dilakukan Panti Asuhan
fokus penelitian. Dalam observasi partisipatif, peneliti

213
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 1 Tahun 2014, hal 206-220

“Rodhiyatul Jannah” dalam mengembangkan kreativitas inilah yang membuat Yayasan Penyantun dan Penyayang
anak asuh. Anak Yatim (YPPAY) Panti Asuhan “Rodhiyatul
Jannah” untuk ikut berbuat secara nyata berdasarkan rasa
HASIL DAN PEMBAHASAN kemanusiaan melalui peran sosial bersama para
Panti Asuhan yang terletak di Jl. Kedung Cowek dermawan, masyarakat dan pemerintah dalam rangka
No. 220 Surabaya ini merupakan Panti Asuhan milik untuk terus melakukan pembinaan dan mendidik anak
perseorangan. Saat ini Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” hingga dapat terarah, terdidik, terbina dan terpenuhi
dipimpin oleh Bapak Achmad Nur Fauzi, S.Sos sebagai kebutuhannya.
ketua. Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” telah berdiri Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” memiliki visi
selama 21 tahun, yaitu sejak tahun 1992 dibawah yaitu mencetak pemuda yang mampu bersaing dalam
naungan Yayasan Penyantun dan Penyayang Anak dunia pendidikan, agama, serta dapat menyesuaikan
Yatim. Saat ini sebanyak 65 anak tinggal dan diasuh oleh terhadap lingkungan. Adapun yang menjadi misi dari
Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” dengan 2–3 orang tua Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” untuk terwujudnya
asuh, lingkungan Panti Asuhan juga ditunjang dengan visi tersebut ialah, mengembangkan syiar Islam melalui
adanya sekolah umum dari TK sampai dengan tingkat lembaga keagamaan, ikut serta menyelamatkan para
SMA yang letaknya masih dalam satu pekarangan, maka penerus bangsa dari pengaruh pergaulan luar yang negatif
anak yang diasuh juga mengenyam pendidikan di sekolah dan mendidik generasi muda yang tangguh dan berakhlak
milik Panti Asuhan. Adapun pendidikan non formal di mulia.
Panti Asuhan ialah TPQ, TPA dan Apalan. Berikut akan dipaparkan hasil penelitian melalui
Selama ini pihak panti dalam memenuhi wawancara mendalam dengan informan. Instrumen
kebutuhan anak asuhnya selain dari donatur juga penelitian yang digunakan untuk mewawancarai
memiliki penghasilan dari kontrakan rumah milik informan ialah hal – hal yang berkaitan dengan rumusan
pengurus panti dan koperasi yang juga dikelola bersama masalah dalam penelitian ini, berikut hasil wawancara.
dengan anak asuh. Disamping kegiatan belajar mengajar Tentang komunikasi orang tua asuh dalam
dibidang formal dan agama. Anak asuh juga diberikan mengembangkan kreativitas pada anak asuhnya melalui
sebuah pelatihan untuk bekal anak setelah selesai penanaman nilai wirausaha, ialah sebagai berikut:
mengenyam pedidikan SMA atau setelah keluar dari Bentuk peran serta pihak panti dan orang tua
Panti Asuhan agar dapat hidup mandiri. Pelatihan yang asuh dalam mendukung dan mengontrol kegiatan anak
diberikanpun beragam, yaitu pelatihan tentang kesehatan Pimpinan Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah”
yang menyangkut kebersihan lingkungan dan hidup sehat yaitu Bapak Fauzi mengatakan,
juga pelatihan pengembangan kreativitas yang kemudian “anak di Panti Asuhan ini memiliki banyak kegiatan,
dikembangkan lagi menjadi wirausaha. Pelatihan – salah satunya handychraft yang kemudian dijual di
pelatihan tersebut diberikan oleh donatur yang berprofesi koperasi milik panti, mbak. Jadi sebagai orang tua asuh
sebagai dokter dan ada juga guru yang khusus membina mereka, kami menyiapkan modal bagi anak asuh yang
kreativitas anak. Hasil dari kegiatan pengembangan berminat untuk berwirausaha”.
kreativitas tersebutlah yang menjadi salah satu barang Ditambahkan oleh Bu Tri Indrawati selaku
yang dijual di koperasi milik panti. anggota pengurus seksi pendidikan dan keterampilan dari
Keberadaan Yayasan Penyantun dan Penyayang pihak Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” bahwa ,
Anak Yatim (YPPAY) Panti Asuhan “Rodhiyatul “orang tua asuh selalu mengingatkan kegiatan rutin yang
Jannah” tidak terlepas dari kondisi masyarakat saat ini, harus dilakukan anak – anak dan kami selalu mengawali
yaitu karena adanya suatu persoalan yang timbul di dengan memberi contoh kemudian anak harus bisa buat
dalam sebuah komunitas masyarakat dan tersebut harus sendiri, untuk melatih kemandirian anak”.
diselesaikan dengan suatu pendekatan sosial dan Ibu Nur Hayati selaku sekertaris Panti Asuhan
kemanusiaan. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan Rodhiyatul Jannah juga menjelaskan
masa depan, generasi dan kemasyarakatan. “selain Panti Asuhan menyediakan modal, orang tua
Akan sangat mengerikan bila anak dalam dalam asuh juga berperan memberi motivasi kepada anak asuh
usia pembinaan dan pemberian kasih sayang tidak dalam melakukan kegiatannya”.
dipenuhi haknya, hanya karena orang tua mereka Khulud Rosdi yang merupakan salah satu anak
meninggal dunia atau ditinggalkan begitu saja oleh orang asuh berumur 16 tahun juga membenarkan adanya peran
tua mereka yang tidak mau bertanggung jawab terhadap orang tua yang memberi motivasi kepada anak asuh.
darah dagingnya sendiri. Banyak orang yang hanya Selain itu hal lain diungkapkan oleh beberapa
terpanggil dan peduli pada anak – anak yang memiliki anak yang juga mengikuti kegiatan pengembangan
masalah seperti diatas hanya berbatas rasa iba. Kenyataan kreativitas dan ikut mengelola wirausaha yang berbentuk
Pengembangan Kreativitas Anak Asuh di Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” Surabaya

koperasi yaitu Nur Saidah 15 tahun, Chomsiyatun 15 oleh para informan. Data tersebut sesuai dengan hasil
tahun dan Almunifah 15 tahun obesrvasi awal yang dilakukan sebelum mengambil data
“apabila ada hasil yang kurang baik maka orang tua dari para informan.
asuh akan membimbing untuk memperbaiki”. Sesuai dengan hasil observasi awal, yaitu
Mengenai ntensitas keterlibatan orang tua asuh adanya sebuah tempat yang disebut koperasi yang berdiri
dalam kegiatan anak asuh dalam bidang pengembangan di halaman Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah”. Koperasi
kreativitas dan wirausaha. tersebut merupakan sarana yang disediakan oleh pihak
Ibu Nur Hayati menjawab, panti atau orang tua asuh dalam menunjang kegiatan
“sering orang tua ikut terlibat disetiap kegiatan anak, anak.
karena anak – anak masih perlu bimbingan dan Sesuai dengan pernyataan dari Chomsiyatun,
perhatian dari orang tua”. bahwa terdapat perbedaan pada anak-anak panti selama
Hal senada dituturkan oleh Bu Tri Indrawati, mengikuti kegiatan kerajinan tangan dengan sebelum
“sering sekali orang tua asuh ikut terlibat dalam adanya kegiatan tersebut. Hal ini terlihat saat pagi hari
kegiatan anak, baik mengenai material maupun moril”. dimana anak-anak yang masuk sekolah siang hari sudah
Menurut Khulud Rosidi sebagai anak asuh yang bersiap membuka koperasi. Tidak ada anak yang
mengikuti kegiatan pengembangan kreativitas dan menganggur atau bermalas-malasan.
wirausaha menjelaskan, Berikutnya tentang bentuk kegiatan anak asuh
“orang tua asuh juga ikut mbak, hanya saja kadang dalam mengembangkan kreativitas.
orang tua punya kesibukan lain jadi biasanya diwakilkan Bapak Fauzi yang merupakan pimpinan
pengurus yang juga seperti orang tua kami. Yang pasti sekaligus sebagai pengganti ayah bagi anak asuh
kami selalu didampingi setiap melaksanakan kegiatan menuturkan,
kreativitas ataupun berwirausaha”. ”kegiatannya ada mbak, bentuknya seperti handycraft,
Perubahan pada anak asuh (baik dari segi gantungan kunci dan souvenir untuk pernikahan”.
kemandirian, jujur, disiplin, kerja keras dan tanggung Lebih jelas dituturkan oleh Bu Tri Indrawati,
jawab yang merupakan nilai karakter) sebelum adanya “kegiatannya bisa berbentuk pelatihan yang diberikan
usaha tersebut dengan setelah ikut mengelola usaha oleh donatur, kebetulan ada donatur yang berprofesi
tersebut. sebagai dokter. Jadi memberi pelatihan dan pengetahuan
Menurut Bapak Fauzi, tentang kebersihan lingkungan dan hidup sehat. Ada juga
“ya ada mbak, anak – anak sekarang lebih bisa kegiatan pembuatan bross dari bahan perca dan hasil
bertanggung jawab terutama pada dirinya sendiri”. laut. Kebetulan kan daerah Panti Asuhan ini dekat
Lebih jelas lagi dituturkan oleh Ibu Nur Hayati, dengan pantai Kenjeran”.
“sebelumnya kan anak – anak itu banyak nganggurnya Hasil dari kegiatan pengembangan kretifitas.
(tidur pagi). Nah setelah ada kegiatan pelatihan Pertanyaan ini dijawab oleh Ibu Nur Hayati
kerajinan tangan atau handychraft dan koperasi ini anak selaku sekertaris Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” yang
– anak jadi bisa bertanggung jawab, disiplin dan mandiri juga sebagai ibu asuh,
mbak” “hasil kreativitas anak – anak macam – macam mbak,
Hal senada dituturkan oleh Khulud Rosdi yang misalnya gantungan kunci dari kulit kerang dan kain
sudah delapan tahun berada di Panti Asuhan “Rodhiyatul fanel, souvenir pernikahan, handycraft dan kue.
Jannah”, sekarang ia duduk di kelas XI SMA. Kemudian hasil tersebut dijual di koperasi milik panti
“ya sekarang saya jadi punya tanggung jawab pada diri yang dikelola anak – anak”.
sendiri dan menjadi hemat dalam berbelanja”. Anak – anak Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah”
Chomsiyatun yang merupakan siswa kelas X juga diberikan pelatihan tentang masak – memasak selain
SMA menambahkan, kreativitas. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Bu Tri
“perbedaannya ya dulu itu sebelum ikut mengelola Indrawati selaku pengurus kegiatan keterampilan,
kegiatan wirausaha, anak–anak kalau pagi bermalas– “anak – anak juga diberi pelatihan untuk membuat
malasan, terus ada yang kerjaannya tidur juga bagi yang makanan dan kemudian dijual di koperasi sekolah yang
SMP, kan masuk sekolahnya siang. Lalu setelah ikut ada di panti”.
mengelola koperasi ini alhamdhulillah semuanya tidak Anak asuh yang ikut terlibat dalam mengelola
ada yang bermalas–malasan karena semuanya ikut koperasi juga membenarkan bentuk – bentuk hasil dari
ngebantu”. kreativitas yang dibuat untuk dijual di koperasi.
Hal-hal senada dalam hasil wawancara Alasan mendirikan wirausaha koperasi di Panti
mendalam tentang peran serta orang tua asuh Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” dan macam – macam
Asuhan “Rodhiyatul Jannah” Surabaya telah dipaparkan barang yang dijual.

215
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 1 Tahun 2014, hal 206-220

Menurut Bapak Fauzi, pengelolaannya sih dari pengurus ke anak – anak


“alasan didirikan usaha ini ya kurang lebih untuk sebagai pengelola lalu kembali pada pengurus untuk
memenuhi kebutuhan panti”. pemenuhan kebutuhan mereka”.
Ditambahkan oleh ibu Tri Indrawati, Menurut Chomsiyatun,
“usaha ini diharapkan dapat mendukung kebutuhan anak “sudah 3 tahun mbak koperasi ini berjalan. Sistem
– anak asuh sehari – hari dan sekolah, serta kebutuhan pengelolaannya ya dari santri untuk santri oleh santri”.
rohani dan kegiatan ini juga bisa dijadikan ajang Sistem pengelolaan wirausaha koperasi oleh
refreshing untuk anak”. anak asuh.
Ibu Nur Hayati menambahkan lagi, Bu Tri menjelaskan,
“macam – macam sih yang dijual, ada snack, jasa foto “pertama dikordinir oleh anak – anak yang diamanahkan
copy, aqua galon, blue gas, gantungan kunci hasil kemudian menghitung labanya baru penganggaran”.
kreativitas anak – anak dan kue – kue”. Menurut Nur Saidah,
Senada dengan Nur Saidah salah satu anak asuh “kalau setiap hari ya dibagi tugas, siapa – siapa yang
yang sudah lima tahun berada di Panti Asuhan jaga koperasi. Biasanya pagi buka karena anak – anak
“Rodhiyatul Jannah” dan ikut mengelola koperasi ada yang masuk sekolah siang. Terus nanti sorenya
tersebut, dijaga sama yang tidak sekolah”.
“banyak mbak yang dijual di koperasi. Ada hasil Alasan melibatkan anak asuh dalam kegiatan
kerajinan, makanan dan juga alat tulis. Beberapa wirausaha koperasi serta manfaat bagi anak.
sembako juga ada”. Menurut Ibu Nur Hayati,
Fungsi kegiatan wirausaha bagi anak atau pihak “manfaatnya ya untuk menjadi seorang wirausawan”.
panti selain untuk mendapat keuntungan Kemudian lebih rinci lagi dijelaskan oleh Bu Tri
Sebagai pimpinan Panti Asuhan “Rodhiyatul “ya supaya anak – anak merasa menjadi bagian dari
Jannah” Bapak Fauzi mengatakan, wirausaha tersebut. Manfaatnya banyak, misalnya saja
“selain keuntungan ya lebih kepada melatih mereka menumbuhkan rasa kebersamaan, kemandirian dan kerja
untuk wirausaha”. keras dan nilai – nilai lainnya”.
Ditambahkan oleh Bu Tri Indrawati, Menurut Devi salah satu anak asuh,
“agar bisa menimbulkan kebiasaan hidup mandiri, “agar anak asuh belajar tentang berwirausaha mbak.
bekerja keras dan tanggung jawab pada diri”. Kan bisa buat bekal nanti”.
Salah satu anak asuh yaitu Khulud Rosdi Jumlah anak asuh yang terlibat dalam kegiatan
membenarkan jawaban pihak panti akan manfaat wirausaha ini dan respon anak.
kewirausahaan selain untuk keuntungan, Dituturkan oleh Bapak Fauzi sebagai berikut,
“dengan adanya kegiatan wirausaha ini, kita bisa belajar “ada 35 anak yang menjadi anggota pengelola kegiatan
menjadi usahawan, kita jadi bisa kerjasama dan kita wirausaha ini, usianya mulai dari 9 tahun sampai 17
diajarkan jadi mandiri sama bertanggung jawab”. tahun dan respon dari anak asuh sangat baiki”.
Alasan menjual hasil kreativitas anak asuh di Namun hal kurang senada diutarakan oleh Bu
koperasi dan asal modal mendirikan koperasi. Tri,
Ibu Nur Hayati menjelaskan, “sekitar 35 anak, usia mereka 15 tahun sampai 20 tahun.
“untuk promosi dan ada penghasilan dari kreativitas Respon anak yah mereka terlihat sangat antusias”.
mereka. Pastinya modal dari yayasan” Nur Saidah menuturkan,
Ditambahkan oleh Bu Tri, “ada 35 anak kurang lebih mbak, yang ikut dari umur 9
“supaya anak – anak bangga kalo hasil kreativitasnya tahun dan ada juga yang udah 20 tahun. Kegiatan ini
juga dibutuhkan oleh orang lain dan menghasilkan bagus mbak untuk mendidik juga. Jadi ya sudah pasti
keuntungan”. anak – anak merespon dengan baik”.
Menurut Almunifah Penyaluran atau pembagian hasil usaha.
“modal untuk wirausaha ini setahu saya dari donatur Baik Bapak Fauzi selaku ketua, Ibu Nur Hayati
yang dikumpulan dan dari yayasan juga”. dan Bu Tri mengatakan hal senada yaitu,
“pastinya ada pembagian hasil usaha tersebut”.
Lama usaha koperasi berjalan dan pengelola koperasi. Lebih jelasnya dijelasakan oleh Almunifah,
Pertanyaan ini dijawab secara rinci oleh Bu Tri, “tidak ada penyaluran, tapi semua hasil usaha dibagi
“koperasi ini udah tiga tahun berjalan, dari 2010. Yang rata”.
jadi pengelola pengasuh Panti Asuhan “Rodhiyatul Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh anak asuh
Jannah” dan anak – anak yang sudah diberi amanah Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” dapat terlihat saat
untuk mengelola wirausaha tersebut. Kalo soal struktur berada di ruang tamu panti asuhan. Terdapat beberapa
Pengembangan Kreativitas Anak Asuh di Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” Surabaya

hasil kerajinan tangan dari anak asuh berupa gantungan “biasanya ada kegiatan rutin siraman rohani dan orang
kunci dan contoh souvenir pernikahan. Saat observasi tua bersama pengurus memberi evaluasi terhadap
awal juga dilihat berbagai macam barang yang dijual oleh kegiatan kami, termasuk kegiatan kreativitas dan
anak asuh di koperasi, yaitu gas elpiji, aqua galon, alat koperasi ini”.
tulis dan minuman ringan. Hal ini sesuai dengan Beberapa kendala yang dituturkan oleh Ibu Tri
pernyataan para informan mengenai bentuk kegiatan anak seperti tanggung jawab dan kejujuran anak menjadi
asuh dan macam-macam barang yang dijual di koperasi perhatian orang tua asuh untuk mengarahkan anak lebih
Senada dengan hasil wawancara terhadap Ibu baik lagi. Meskipun menurut salah satu anak asuh yaitu
Tri selaku pengurus kegiatan keterampilan di Panti Devi, tidak ada kendala yang berarti karena anak-anak
Asuhan “Rodhiyatul Jannah”, yaitu yang diberikan tugas lebih cenderung tertarik untuk bermain dan terkadang
atau amanah untuk mengelola koperasi adalah anak-anak kurang patuh namun orang tua asuh selalu memberi
asuh. Hal ini dapat terlihat saat pagi hari koperasi dibuka arahan dan anakpun dapat kembali mengerti tugas dan
oleh anak-anak yang masuk sekolah siang, sedangkan tanggung jawabnya.
sore harinya anak-anak yang telah pulang sekolah Adapun peyebab dari kendala tersebut ialah
bergeliran menjaga koperasi. Hasil observasi awal anak masih suka dan tertarik untuk bermain, seperti yang
tersebut juga sesuai dengan penuturan salah satu anak dituturkan oleh Almunifah. Hal lain ditambahkan Ibu Tri
Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” yang ikut terlibat bahwa motivasi dari dalam diri anak masih kurang. Maka
dalam kegiatan kerajinan tangan dan koperasi, Nur dari itu orang tua asuh menjadikan siraman rohani sesuai
Saidah membenarkan bahwa koperasi tersebut dikelola dengan Agama Islam dan evaluasi kegiatan bersama
oleh anak asuh dan lebih lanjut lagi hasil dari koperasi merupakan sebuah jalan keluar untuk mengatasi kendala
tersebut kemudian dibagi rata kepada seluruh anggota yang ada. Diharapkan anak asuh dapat memiliki motivasi
koperasi. yang lebih dari dalam diri.
Kendala dan upaya dalam pengembangan Wawancara mendalam telah dilakukan dengan
kreativitas anak asuh Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah”. mewawancarai pimpinan Panti Asuhan “Rodhiyatul
Bentuk kendala dalam mendidik perkembangan Jannah”, pengurus panti dan pengurus kegiatan
kreativitas anak melalui penanaman nilai wirausaha. keterampilan yang juga sebagai orang tua asuh, tentunya
Menurut Bu Tri Indrawati, juga melibatkan anak asuh Panti Asuhan “Rodhiyatul
“tetap ada kendala. Misal saja tidak selalu anak Jannah” untuk validitas data. Berikut akan dibahas dari
mempunyai rasa tanggung jawab, sehingga sulit untuk data hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan,
diberi amanah dan terkadang kejujuran pada anak untuk menjawab rumusan masalah yang terdapat dalam
menjadi kendala dalam wirausaha”. penelitian tentang komunikasi orang tua asuh dalam
Menurut Devi, mengembangkan kreativitas melalui penanaman nilai
“tidak ada kendala yang sulit, hanya saja kadang anak – wirausaha di Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah”.
anak masih sering tidak sesuai dengan perintah orang Dalam setiap kegiatan anak asuh orang tua asuh
tua asuh”. selalu ikut serta mendampingi anak asuhnya. Meskipun
Penyebab timbulnya kendala. kadang diwakilkan oleh pengurus yang menjabat dalam
Dijelaskan Bu Tri, bidang pendidikan dan keterampilan. Hal ini dilakukan
“motivasi dalam diri anak yang masih kurang, karena agar komunikasi orang tua dengan anak asuh dapat
jika dalam diri tidak memiliki motivasi yang tinggi maka berjalan baik. Dengan adanya komunikasi yang baik
akan sangat sulit”. diharapkan anak dapat menyadari pentingnya kegiatan
Almunifah menambahkan tersebut bagi masa depan mereka. Bentuk dukungan
“anak – anak kadang masih kurang nurut dan suka orang tua asuh dalam mengembangkan kreativitas anak
semaunya sendiri. Tapi orang tua selalu memberi arahan asuh ialah dengan memberikan modal usaha dan
agar berubah”. membangun sebuah koperasi di halaman Panti Asuhan
Upaya mengatasi kendala yang timbul. “Rodhiyatul Jannah”. Dengan adanya kegiatan tersebut,
Kemudian ketika ditanya cara mengatasi anak berubah menjadi lebih tanggung jawab, mandiri,
kendala tersebut, Bu Tri mengatakan, tanggung jawab dan dapat bekerjasama dengan orang
“salah satu caranya ya memberi arahan – arahan atau lain.
motivasi dengan contoh–contoh dan memberi siraman Bentuk kerajinan tangan yang dihasilkan oleh
rohani pada mereka seperti mengaji bersama dan anak asuh ialah gantungan kunci yang terbuat dari kain
mendengarkan ceramah dari ustadz”. fanel dan kerang, karena letak Panti Asuhan yang dekat
Chomsiyatun menjelaskan, dengan pantai Kenjeran. Kerajinan lain berupa souvenir
pernikahan dan ada juga kue-kue buatan anak asuh.

217
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 1 Tahun 2014, hal 206-220

Keterampilan tersebut diperoleh anak asuh dari donatur mendengarkan ceramah dari ustadz, sebab Panti Asuhan
dan ada guru keterampilan dari sekolah. Anak asuh yang “Rodhiyatul Jannah” berlandaskan pada Agama Islam.
terlibat dalam pengembangan kreativitas rata-rata berusia Apabila hasil peneltian di atas dianalisis
13 sampai 18 tahun. Dikatakan Al Tridhonanto, menggunakan Teori ABX Newcomb, maka yang
kreativitas pada individu sebaiknya ditanamkan sejak dini berperan sebagai komunikator adalah orang tua asuh atau
agar anak terbiasa dengan pola kreatif (2013:64). (A), kemudian yang menjadi penerima pesan adalah anak
Hasil dari kerajinan tangan anak tersebut asuh atau (B) dan yang menjadi objek adalah kegiatan
kemudian dijual di koperasi yang juga dikelola oleh anak pengembangan keterampilan melalui kewirausahaan atau
asuh. Keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan (X). Dalam menjalankan perannya, orang tua asuh sadar
kemudian dibagi rata kepada anggota koperasi. Terdapat harus memiliki kedekatan emosional dengan anak asuh
35 anak asuh yang tergabung dalam kegiatan agar dapat berkomunikasi dengan baik dan pesan yang
pengembangan kreativitas anak asuh. Kegiatan ini disampaikan dapat dimengerti anak sehingga anak
dibangun pada tahun 2010, yaitu tiga tahun lalu. Modal mampu memberikan umpan balik berupa kesadaran akan
yang didapat berasal dari donatur dan yayasan tanggung jawab terhadap kegiatan tersebut. Seperti yang
Orang tua asuh melibatkan anak asuh dalam dikatakan Dasrun, bahwa ada lima komponen penting
pengelolaan koperasi milik Panti Asuhan “Rodhiyatul dalam komunikasi yaitu: 1) Pengirim pesan (sender), 2)
Jannah” agar anak asuh dapat belajar menjadi seorang Pesan yang dikirimkan (message), 3) Bagaimana pesan
wirausaha setelah mereka keluar dari Panti Asuhan. tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), 3)
Selain itu kegiatan pengembangan kreativitas ini juga Penerima pesan (receiver), 4) Umpan balik (feedback).
bermanfaat dalam menanamkan nilai tanggung jawab, (2012:2)
kerjasama, mandiri, kerja keras, kerjasama dan kejujuran. Menurut Teori yang dipaparkan oleh Newcomb,
Selaras dengan pernyataan Henny Supolo Sitepu, bahwa Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” telah menerapkan hal-
persentuhan anak yang pertama adalah dengan keluarga, hal pokok atau definisi penting dalam Teori ABX.
maka nilai – nilai yang ditanamkan orang tua akan lebih Dimana hal pertama ialah definisi tindak komunikatif
banyak dicerna dan dianut oleh anak (Kompas, 2000:41- yang telah dilakukan orang tua asuh, dengan memberi
42). Maka orang tua asuh dapat menanamkan nilai arahan terhadap anak asuh tentang pentingnya kegiatan
dengan menggunakan berbagai metode termasuk dengan pengembangan kreativitas bagi masa depan anak. Bentuk
cara mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan komunikasinya ialah dengan pemberian motivasi,
wirausaha. evaluasi dan masukan yang terkait kegiatan
Adapun beberapa kendala yang diakui oleh pengembangan kreativitas dan pengelolaan koperasi.
orang tua asuh, yaitu masih ada anak yang kurang Kemudian mengenai orientasi. Orientasi yang
menyadari akan tanggung jawabnya dan kadang dilakukan anak berupa orientasi sikap, yaitu orientasi
kejujuran menjadi hal yang kurang. Hal ini disadari orang anak terhadap objek dengan melakukan kegiatan
tua asuh terjadi akibat kurangnya motivasi dalam diri pengembangan dan pengelolaan koperasi. Hal ini
anak. Sebab motivasi terbesar berasal dalam diri anak. dilakukan dengan tanggung jawab dan kesadaran anak
Sesuai dengan yang dikatakan Purnomo, bahwa salah asuh meskipun ada anak asuh yang masih kurang
satu aspek yang terkait dengan motivasi ialah direct of menyadari tanggung jawabnya.
channels, yaitu perilaku yang bersemangat yang harus Definisi berikutnya ialah koorentasi atau
diarahkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Proses orientasi simultan. Orang tua dan anak asuh Panti Asuhan
penyiapan kondisi tersebut terdapat dapat dirangsang dari “Rodhiyatul Jannah” telah menunjukkan adanya saling
luar, walaupun motivasi itu sebenarnya tumbuh dari ketergantungan antara cara komunikasi orang tua asuh
dalam (2005:60-6). Motivasi dari luar juga diberikan oleh dengan anak asuh, terhadap pelaksanaan dan tercapainya
orang tua asuh kepada anak, agar anak tertarik pada tujuan sebuah objek yaitu kegiatan pengembangan
kegiatan pengembangan kreativitas. Menurut Deliarnov, kreativitas dan pengelolaan koperasi. Dimana kegiatan
motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang artinya dan pengelolaan koperasi menjadi sebuah sarana untuk
bergerak, pendapat lain dari Terry bahwa motivasi adalah mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral yang harus
sebagai keinginan intrinsik yang mendorong individu tertanam sebagai karakter anak.
untuk bertindak (Bambang, 2005:59). Adapun hal yang tidak termasuk definisi arus
Untuk mengatasi kendala tersebut orang tua sistem dari Teori ABX Newcomb yang tidak terlihat
asuh bersama pengurus, memberikan siraman rohani dan dalam hasil penelitian ialah tidak timbul keraguan orang
evaluasi terhadap kegiatan anak asuh. Siraman rohani tua asuh terhadap orientasi anak pada kegiatan
yang dilakukan seperti mengadakan pengajian dan pengembangan kreativitas dan pengelolaan koperasi.
Sebab dengan jelas dapat dilihat, orang tua asuh
Pengembangan Kreativitas Anak Asuh di Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” Surabaya

memberikan kepercayaan pada anak asuh untuk yaitu kerja keras, jujur, mandiri, disiplin dan tanggung
mengelola koperasi milik Panti Asuhan dan hasilnya jawab.
dibagi secara rata. Hal ini jelas menunjukkan optimisme Bentuk kegiatan yang dilakukan anak asuh ialah
dari orang tua asuh terhadap keberhasilan dari adanya adanya pelatihan kerajinan tangan yang diberikan oleh
kegiatan tersebut. seorang guru di Panti Asuhan “Rodhiyatul Jannah” yang
Orang tua sangat diperlukan untuk memberikan juga pengurus kegiatan tersebut. Kerajinan tangan yang
arahan dan motivasi terhadap anak, agar anak dapat dihasilkan ialah berupa gantungan kunci dari bahan
tertarik dan menyadari pentingnya kegiatan kerang dan kain fanel. Ada juga sovenir untuk pernikahan
pengembangan kreativitas bagi masa depan anak. Selain Adapun mengenai kendala yang ditemui dalam
itu Al Tridhonanto mengatakan, orang tua adalah melaksanakan kegiatan pengembangan kreativitas
pengendali utama dalam memberikan keterampilan pada melalaui nilai kewirausahaan ialah, masih ada anak yang
anak (2013:65). Oleh sebab itu hasil dari pencapaian anak kurang memiliki kesadaran tentang tanggung jawabnya
terhadap kerja kerasnya bergantung pada bimbingan dalam mengikuti kegiatan pengembangan kreativitas
orang tua asuh. Hal ini juga didukung oleh Salvin (1997) kerajinan tangan sekaligus sebagai pengelola koperasi.
dan Joyce and Weil (1996), bahwa pendidikan orang tua Sehingga orang tua asuh harus selalu mengingatkan dan
ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak dan juga memotivasi mereka dengan menggunakan siraman
academic achievment (Bambang, 2005:98). rohani.
Apabila pesan yang disampaikan orang tua asuh Saran
terhadap anak asuh tidak dapat diterima dengan baik, Adapun beberapa saran sebagai masukan untuk
maka anak asuh tidak akan dapat menjalankan kegiatan melaksanakan kegiatan pengembangan kreativitas anak
pengembangan kreativitas melalui kewirausahaan dengan asuh, antara lain: 1)bagi orang tua asuh dan anak asuh,
baik. Maka dari itu orang tua asuh perlu terus memberi dapat mengadakan sebuah pertemuan rutin dalam jangka
pengawasan dan bimbingan pada setiap kegiatan anak waktu tertentu untuk membahas tentang perkembangan
asuh, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan serta kekurangan yang perlu diperbaiki, sebagai evaluasi
pengembangan kreativitas kerjinan tangan dan koperasi. dalam melaksanakan kegiatan pembuatan kerajinan
Termasuk dalam mengatasi kendala yang timbul akibat tangan dan pengelolaan koperasi. 2)orang tua asuh dapat
kurangnya motivasi dari dalam diri anak. mengikutkan anak asuhnya dalam sebuar workshop yang
Akan tetapi pada kenyataannya orang tua asuh diadakan oleh pemerintah ataupun instansi suwasta. Hal
telah berusaha keras untuk memberikan arahan dan ini untuk menambah wawasan anak asuh dalam
memotivasi anak asuh, sehingga anak asuh dapat mengembangkan kreativitasnya melalui kewirausahaan.
menyadari pentingnya kegiatan pengembangan 3)hasil karya kerajinan tangan dari anak asuh dapat
kreativitas melalui kwirausahaan bagi masa depan diikutkan sebuah pameran seni yang kadang
mereka kelak, saat mereka tidak lagi berada di Panti diselenggarakan dalam rangka acara HUT daerah
Asuhan “Rodhiyatul Jannah”. Bentuk kesadarannya ialah Surabaya ataupun daerah lainnya. Agar sekaligus sebagai
dengan menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawab wadah promosi dan sebagai pengalaman dalam
mereka sebagai pengelola koperasi. memasarkan hasil kerajinan tangan anak asuh.

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Simpulan
Akbar, Sa’dun. 2007. “Pembelajaran Nilai
Orang tua asuh di Panti Asuhan “Rodhiyatul Kewirausahaan Dalam Prespektif Pendekatan
Jannah” memiliki peran yang besar dalam mengarahkan Umum (Prinsip – prinsip dan vektor – vektor
potensi seni dalam diri anak asuh. Meskipun tidak ada Percepatan Proses Internalisasi Nilai
pemaksaan untuk mengikuti kegiatan pengembangan Kewirausahaan)”. Malang: Universitas Negeri
kreativitas, tetapi orang tua asuh tetap memberikan Malang (UM Press).
motivasi tentang manfaat kegiatan tersebut bagi masa
Alamsjah, M. A. dkk. 2001. “Pemberdayaan Santri
depan anak asuh. Hal ini terlihat dari banyaknya anak
Pondok Pesantren Untuk Beternak Ikan Nila
yang berminat mengikuti kegiatan pengembangan Sebagai Upaya Meningkatkan Kemandirian Dalam
kreativitas. Selain itu hasil dari kreativitas tersebut dijual Berwirausaha. Surabaya: Lembaga Penelitian
di koperasi yang disediakan oleh pihak panti dan dikelola Universitas Airlangga.
bersama anak asuh, yang keuntungannya kemudian
dibagi rata. Kegiatan tersebut juga merupakan cara orang Alfan, Ilham Nur dkk. 2010. “Mengenali Potensi
tua asuh mendidik karakter anak asuhnya dengan Kewirausahaan (Menciptakan Lapangan Kerja) pada
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam
menanamkan nilai yang terdapat dalam kewirausahaan,
Menghadapi PersainganGlobal melalui Pelatihan

219
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 1 Tahun 2014, hal 206-220

Potency and Entrepeneurship (PPE)”. Surabaya:


Lembaga Penelitian Univrsitas Airlangga.

Denzin, Norman K. dan Lincoln, Yvonna S. 2009.


Handbook of Qualitative Research. Terjemahan oleh
Dariyatno, Badrus Samsul Fata, Abi, Jhon Rinaldi.
2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hartini, Nurul dan Yuniar, Ika. 2005. “Pola Penerimaan


Terhadap Anak Panti Asuhan Sebagai Sumber Stress
Pengasuh”. Surabaya: Lembaga Penelitian
Universitas Airlangga.

Hidayah, Rifa. 2009. Psikologi Pengasuhan Anak.


Malang: UIN – Malang Press.

Harlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan:


Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi Antarpribadi dan


Medianya. Edisi Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Keluarga Kunci Sukses Anak. 2000. Jakarta: Kompas.

Kristanto, R. Heru. 2009. Kewirausahaan


(Entrepreneurship): Pendekatan Manajemen dan
Praktik. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Noor, Rohinah M. 2012. Mengembangkan Karakter


Anak Secara Efektif di Sekolah dan di Rumah.
Yogyakarta: Pedagogia (Pusaka Insan Madani).

Purnomo, Bambang Hari. 2005. Membangun Semangat


Kewirausahaan. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2008. Teori – Teori Psikologi


Sosial. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metodelogi Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Tridhonanto, Al. 2013. Pola Asuh Kreatif. Jakarta: Elex


Media Komputindo.

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2009.
Bandung: Wacana Adhitya.

Anda mungkin juga menyukai